Ugh panasss !!
Yah, rasa ini lah yang pertama kali membuat Bella tidak bisa mengalihkan pikirannya dari pria yang bernama Austin.“Ohhh… Ahh.. hahh… Sa… sayang…” desahan Bella yang langsung meraih wajah suaminya, melumat bibir suaminya dengan begitu agresif.Sedangkan jari Austin di dalam sana bermain semakin intens. Membuat Bella mendesah dan meremas rambut suaminya.“Oh ahhh sayang….”“Keluarkan sayang…!” bisik Austin mesra yang bergerak semakin cepat dan mengulum puting Bella dengan kuat.“Ahhh!! Hahh !! Sa… Sayaaangggg!!! Eughhhh!” Bella menenggelamkan wajahnya ke pelukan suaminya. Tubuhnya terhentak beberapa kali menandakan wanita cantik nan seksi itu mendapatkan orgasme pertamanya.“Enak??”Bella mengangguk, “Banget sayang…”“Kalau begitu kita ke ronde berikutnya,” gumam Austin yang lalu mengangkat tubuh Bella untuk duduk di pinggir kolam, sedangkan dia sendiri masih di dalam air.Austin lalu membuka kedua kaki istrinya. Di dekatkan nya ke tepi kolam. Bella sudah menumpu tubuhnya dengan kedua t
Di sinilah mereka saat ini. Steve membawa Jennifer berjalan – jalan di tepi danau. Dengan lampu yang mulai menyinari gelapnya malam.“Duduk di sana?” ujar Steve menunjuk salah satu bangku taman dengan view menhadap danau. Dan di sana tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.“Hmm boleh.” Jawab Jennifer singkat.Mereka berdua melangkah kan kaki seirama.Jujur jantung Jennifer berdegup tidak karuan berada di sisi Steve saat ini ini. Steve adalah pria yang ia kagumi sejak di bangku kuliah. Maka dari itulah dia sampai nekat menggoda suami sahabatnya itu sendiri ketika dia berpikir dia memiliki kesempatan.Tetapi hal itu sudah dia sesali. Dan dia tidak ingin mengulangi hal yang sama dan mengulangi kesalahan yang sama saat itu. Apalagi harus menjalin hubungan kembali dengan Steve. Itu adalah hal yang mustahil bagi Jennifer. Karena baginya, hubungannya dengan Steve adalah sebuah kesalahan fatal saat itu.Begitu duduk di bangku taman, mereka berdua sama – sama terdiam untuk beberapa saa
“Baik Tuan,” jawab petugas tersebut dengan ramah.Jennifer yang hendak protes pun hanya bisa gelagapan.“Ayo turun,” seru Steve yang membuka pintu mobil untuk Jennifer.Melihat Jennifer tidak bergerak. Steve meraih tangan Jennifer dan menarik dengan lembut sambil berbisik. “Aku hanya ingin berisitrahat. Badanku terasa sangat sakit saat ini.”Jennifer pun luluh. Steve terluka karena menyelamatkan dirinya. Wanita cantik itu pun turun dari mobil. Mengikuti langkah Steve masuk ke dalam Hotel.Steve tanpa ragu menuju resepsionis dan memesan satu buah kamar. Dan begitu mendapatkan kunci mereka. Steve yang baru saja melangkah sekitar tiga langkah di tahan oleh Jennifer. “Tunggu,”Jennifer kemudian berbalik dan berbicara kepada petugas resepsionis tersebut.“Baik Nyonya, nanti akan kami antarkan.” Jawab petugas resepsionis.“Ada apa?” tanya Steve ketika Jennifer sudah berada di sampingnya.Jennifer menggeleng.Mereka berdua pun berjalan menuju kamar mereka dengan perasaan canggung.Tepat di
Steve tersenyum, “Tentu saja… Dan aku mengingat semua bagian tersensitifmu…” sahutnya yang langsung membuka paha Jennifer dan menenggelamkan wajahnya. Slurp.Lidahnya dia julurkan dan dia jilati permukaan kewanitaan Jennifer yang sudah basah itu.“Euhmmm…. Ini sangat nikmat Baby….”Jennifer menutup matanya dan mendongakkan kepalanya ketika Steve semakin intens memainkan lidahnya di liang kewanitaannya.“Oh my Steve… Ahhh!”Steve memasukkan lidahnya semakin dalam dan melakukan gerakan memutar di dalam sana, sedangkan jarinya memainkan klits Jennifer.“Ahhh!! Steve masukan please!! Aku sudah tidak tahan….! Ahhh!!”Racau Jennifer yang sudah melayang berkali – kali. Tapi Steve belum puas sampai Jennifer belum squir-ting. Pria itu semakin intens dan menyesap klits Jennifer sedangkan dua jarinya dia masukan ke dalam liang kewanitaannya. Dengan gerakan keluar masuk yang begitu cepat.Jennifer menggelinjang dan mendesah dengan kuat. “Ahhh Steve!!! Oh!!! Please please !!!! Faster !! Akuuh!!! St
Malam ini sebelum berangkat ke Zurich, Austin ingin membawa Bella untuk mengunjungi salah satu bioskop yang terkenal di Amsterdam yang bernama Pathé Tuschinski.Bella ayng mengetahui bioskop tersebut memiliki nilai seni yang tinggi segara menyetujui ajakan suaminya yang sangat luar biasa itu.“Tentu saja sayang, aku sangat senang dan tidak sabar untuk pergi ke Pathe Tuschinski!” sahut Bella penuh antusias.Malam pun tiba, sepasang suami istri ini terlihat sibuk saling membantu satu sama lain. Di mana Austin membantu menarik resleting gaun malam Bella yang tentu saja tidak berlalu begitu saja. Austin terus mencuri kecupan di punggung seksi istrinya. Dan Bella membantu suaminya memakai kemeja dan jas mewahnya.Bella mengenakan gaun malam yang indah, berwarna hijau emerald yang memikat. Gaun tersebut memiliki aksen swaroski yang berkilauan, menciptakan efek yang menawan saat cahaya menyentuhnya. Rambutnya diikat ke atas, dengan beberapa helai jatuh membingkai wajahnya yang cantik. Sepas
Bella tersenyum, matanya berkaca-kaca oleh air mata kebahagiaan. Ia meresapi setiap kata yang diucapkan Austin, merasa begitu beruntung memiliki seseorang yang mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati. “Terima kasih juga, sayang, karena telah menjadi cinta sejatiku dan pelindung hatiku."Dalam kehangatan cinta yang menyelimuti mereka, Austin dan Bella saling mendekat, bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh kasih sayang. Ciuman itu menjadi penutup tarian mereka, menyatukan dua jiwa yang saling mencintai dalam ikatan yang tak terpisahkan.Usai makan malam dan dansa yang romantis. Austin meminta driver untuk berkeliling.Pasangan suami istri yang tersihir dengan sinar rembulan, sama – sama tidak dapat lagi membenduh gairah panas yang kini mereka rasakan.Begitu masuk ke dalam limosin. Austin langsung menarik istrinya untuk duduk di atas pangkuannya.Austin melumat dengan penuh gairah bibir ranum istrinya. Ciuman yang membuat suara decapan dan erangan membuat permainan mereka sema
Tepat jam 10 pagi Austin dan Bella tiba di Bandara, mereka berjalan menuju landasan pacu, di mana pesawat jet pribadi yang mewah telah disiapkan untuk penerbangan mereka ke Zurich. Setelah menaiki pesawat, Bella dan Austin duduk di kursi yang nyaman dan menikmati fasilitas mewah yang disediakan.Pagi ini Austin mengistirahatkan tubuh istrinya. Mereka hanya benar – benar menikmati perjalanan mereka saat ini sambil menatap ke arah luar jendela.Beberapa jam kemudian, pesawat mulai mendarat di Bandara Zurich. Bella dan Austin merasa lega karena penerbangan mereka berjalan lancar.Bella dan Austin tiba di Zurich, kota yang indah dan mempesona di jantung Swiss. Mereka terpesona oleh keindahan alam dan arsitektur yang mengagumkan yang kota ini tawarkan. Langit cerah dan sinar matahari yang hangat menyambut mereka saat mereka melangkah keluar dari pesawat.“Hati-hati sayang,” seru Austin sambil merangkul istrinya itu.“Selamat menikmati waktu anda Tuan dan Nyonya,” ucap Dora lembut kepada a
Dan tidak lama kemudian Casper datang. Austin dan Bella juga sudah menyelesaikan makan siang mereka.Casper membantu Austin dan Bella memasukkan barang – barang belanjaan ke dalam mobil. Setelah itu Casper kembali berpamitan dan memakirkan kendaraannya di tempat yang terjangkau dari sisi manapun jika di hubungi dadakan oleh Austin.Austin dan Bella kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki menuju tepi Danau Zurich. Mereka lagi-lagi ci buat terpesona oleh pemandangan indah yang ditawarkan oleh air biru yang tenang, mencerminkan langit cerah dan pegunungan yang mengelilingi kota. Suasana di sekitar danau sangat damai dan menyenangkan, membuat mereka merasa rileks dan bahagia.Austin merangkul mesra sang istri, sambil berjalan di sepanjang tepi danau, mereka menyaksikan perahu-perahu yang melintasi danau dengan anggun, menambah keindahan pemandangan. Beberapa perahu layar berwarna-warni terlihat berlayar dengan angin, sementara perahu-perahu bertenaga listrik mengangkut
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p