Sini aku bisik Austin siapa yang udah naklukin adek casanova mu itu! hahahah >,<
“Cukup temani aku jalan dan jadi pasanganku!”“Hmm, ok!” sahut Brice santai.Brice langsung memulai aktingnya dengan keluar dari mobil terlebih dahulu. Lalu berlari kecil untuk membukakan Jennifer pintu.Pria tampan berhazel biru itu mengulurkan tangannya menyambut Jennifer, sedangkan wanita cantik dengan rambut blonde yang lurus sepinggang menyambutnya dengan anggun, “Thank you,”Jennifer lalu mengalungkan tangannya di lengan Brice, berjalan seolah tidak melihat pria yang saat ini sedang menatapnya lurus.“Ingat Brice! Kamu pasanganku hari ini!” bisik Jennifer sambil tersenyum manja.Brice menahan tawanya melihat gelagat Jennifer.Dan begitu tepat berada di depan pria itu , dia pun memanggil Jennifer. “Jennifer?”“Oh hai Steve, kamu di sini?” sahut Jennifer berpura – pura kaget melihat pria di depannya.Steve pun tersenyum dan menyahut, “Iya, karena kamu tidak menjawab panggilan telponmu. Makanya aku khawatir.”“Ohh… Aku baik – baik saja. Maaf tadi aku sedang sibuk.” Balas Jennifer s
Yah, rasa ini lah yang pertama kali membuat Bella tidak bisa mengalihkan pikirannya dari pria yang bernama Austin.“Ohhh… Ahh.. hahh… Sa… sayang…” desahan Bella yang langsung meraih wajah suaminya, melumat bibir suaminya dengan begitu agresif.Sedangkan jari Austin di dalam sana bermain semakin intens. Membuat Bella mendesah dan meremas rambut suaminya.“Oh ahhh sayang….”“Keluarkan sayang…!” bisik Austin mesra yang bergerak semakin cepat dan mengulum puting Bella dengan kuat.“Ahhh!! Hahh !! Sa… Sayaaangggg!!! Eughhhh!” Bella menenggelamkan wajahnya ke pelukan suaminya. Tubuhnya terhentak beberapa kali menandakan wanita cantik nan seksi itu mendapatkan orgasme pertamanya.“Enak??”Bella mengangguk, “Banget sayang…”“Kalau begitu kita ke ronde berikutnya,” gumam Austin yang lalu mengangkat tubuh Bella untuk duduk di pinggir kolam, sedangkan dia sendiri masih di dalam air.Austin lalu membuka kedua kaki istrinya. Di dekatkan nya ke tepi kolam. Bella sudah menumpu tubuhnya dengan kedua t
Di sinilah mereka saat ini. Steve membawa Jennifer berjalan – jalan di tepi danau. Dengan lampu yang mulai menyinari gelapnya malam.“Duduk di sana?” ujar Steve menunjuk salah satu bangku taman dengan view menhadap danau. Dan di sana tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.“Hmm boleh.” Jawab Jennifer singkat.Mereka berdua melangkah kan kaki seirama.Jujur jantung Jennifer berdegup tidak karuan berada di sisi Steve saat ini ini. Steve adalah pria yang ia kagumi sejak di bangku kuliah. Maka dari itulah dia sampai nekat menggoda suami sahabatnya itu sendiri ketika dia berpikir dia memiliki kesempatan.Tetapi hal itu sudah dia sesali. Dan dia tidak ingin mengulangi hal yang sama dan mengulangi kesalahan yang sama saat itu. Apalagi harus menjalin hubungan kembali dengan Steve. Itu adalah hal yang mustahil bagi Jennifer. Karena baginya, hubungannya dengan Steve adalah sebuah kesalahan fatal saat itu.Begitu duduk di bangku taman, mereka berdua sama – sama terdiam untuk beberapa saa
“Baik Tuan,” jawab petugas tersebut dengan ramah.Jennifer yang hendak protes pun hanya bisa gelagapan.“Ayo turun,” seru Steve yang membuka pintu mobil untuk Jennifer.Melihat Jennifer tidak bergerak. Steve meraih tangan Jennifer dan menarik dengan lembut sambil berbisik. “Aku hanya ingin berisitrahat. Badanku terasa sangat sakit saat ini.”Jennifer pun luluh. Steve terluka karena menyelamatkan dirinya. Wanita cantik itu pun turun dari mobil. Mengikuti langkah Steve masuk ke dalam Hotel.Steve tanpa ragu menuju resepsionis dan memesan satu buah kamar. Dan begitu mendapatkan kunci mereka. Steve yang baru saja melangkah sekitar tiga langkah di tahan oleh Jennifer. “Tunggu,”Jennifer kemudian berbalik dan berbicara kepada petugas resepsionis tersebut.“Baik Nyonya, nanti akan kami antarkan.” Jawab petugas resepsionis.“Ada apa?” tanya Steve ketika Jennifer sudah berada di sampingnya.Jennifer menggeleng.Mereka berdua pun berjalan menuju kamar mereka dengan perasaan canggung.Tepat di
Steve tersenyum, “Tentu saja… Dan aku mengingat semua bagian tersensitifmu…” sahutnya yang langsung membuka paha Jennifer dan menenggelamkan wajahnya. Slurp.Lidahnya dia julurkan dan dia jilati permukaan kewanitaan Jennifer yang sudah basah itu.“Euhmmm…. Ini sangat nikmat Baby….”Jennifer menutup matanya dan mendongakkan kepalanya ketika Steve semakin intens memainkan lidahnya di liang kewanitaannya.“Oh my Steve… Ahhh!”Steve memasukkan lidahnya semakin dalam dan melakukan gerakan memutar di dalam sana, sedangkan jarinya memainkan klits Jennifer.“Ahhh!! Steve masukan please!! Aku sudah tidak tahan….! Ahhh!!”Racau Jennifer yang sudah melayang berkali – kali. Tapi Steve belum puas sampai Jennifer belum squir-ting. Pria itu semakin intens dan menyesap klits Jennifer sedangkan dua jarinya dia masukan ke dalam liang kewanitaannya. Dengan gerakan keluar masuk yang begitu cepat.Jennifer menggelinjang dan mendesah dengan kuat. “Ahhh Steve!!! Oh!!! Please please !!!! Faster !! Akuuh!!! St
Malam ini sebelum berangkat ke Zurich, Austin ingin membawa Bella untuk mengunjungi salah satu bioskop yang terkenal di Amsterdam yang bernama Pathé Tuschinski.Bella ayng mengetahui bioskop tersebut memiliki nilai seni yang tinggi segara menyetujui ajakan suaminya yang sangat luar biasa itu.“Tentu saja sayang, aku sangat senang dan tidak sabar untuk pergi ke Pathe Tuschinski!” sahut Bella penuh antusias.Malam pun tiba, sepasang suami istri ini terlihat sibuk saling membantu satu sama lain. Di mana Austin membantu menarik resleting gaun malam Bella yang tentu saja tidak berlalu begitu saja. Austin terus mencuri kecupan di punggung seksi istrinya. Dan Bella membantu suaminya memakai kemeja dan jas mewahnya.Bella mengenakan gaun malam yang indah, berwarna hijau emerald yang memikat. Gaun tersebut memiliki aksen swaroski yang berkilauan, menciptakan efek yang menawan saat cahaya menyentuhnya. Rambutnya diikat ke atas, dengan beberapa helai jatuh membingkai wajahnya yang cantik. Sepas
Bella tersenyum, matanya berkaca-kaca oleh air mata kebahagiaan. Ia meresapi setiap kata yang diucapkan Austin, merasa begitu beruntung memiliki seseorang yang mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati. “Terima kasih juga, sayang, karena telah menjadi cinta sejatiku dan pelindung hatiku."Dalam kehangatan cinta yang menyelimuti mereka, Austin dan Bella saling mendekat, bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh kasih sayang. Ciuman itu menjadi penutup tarian mereka, menyatukan dua jiwa yang saling mencintai dalam ikatan yang tak terpisahkan.Usai makan malam dan dansa yang romantis. Austin meminta driver untuk berkeliling.Pasangan suami istri yang tersihir dengan sinar rembulan, sama – sama tidak dapat lagi membenduh gairah panas yang kini mereka rasakan.Begitu masuk ke dalam limosin. Austin langsung menarik istrinya untuk duduk di atas pangkuannya.Austin melumat dengan penuh gairah bibir ranum istrinya. Ciuman yang membuat suara decapan dan erangan membuat permainan mereka sema
Tepat jam 10 pagi Austin dan Bella tiba di Bandara, mereka berjalan menuju landasan pacu, di mana pesawat jet pribadi yang mewah telah disiapkan untuk penerbangan mereka ke Zurich. Setelah menaiki pesawat, Bella dan Austin duduk di kursi yang nyaman dan menikmati fasilitas mewah yang disediakan.Pagi ini Austin mengistirahatkan tubuh istrinya. Mereka hanya benar – benar menikmati perjalanan mereka saat ini sambil menatap ke arah luar jendela.Beberapa jam kemudian, pesawat mulai mendarat di Bandara Zurich. Bella dan Austin merasa lega karena penerbangan mereka berjalan lancar.Bella dan Austin tiba di Zurich, kota yang indah dan mempesona di jantung Swiss. Mereka terpesona oleh keindahan alam dan arsitektur yang mengagumkan yang kota ini tawarkan. Langit cerah dan sinar matahari yang hangat menyambut mereka saat mereka melangkah keluar dari pesawat.“Hati-hati sayang,” seru Austin sambil merangkul istrinya itu.“Selamat menikmati waktu anda Tuan dan Nyonya,” ucap Dora lembut kepada a
Elle keluar dari kamarnya setelah berpakaian dan menyusul Ludwig yang ada di dapur.“Mau makan apa? Pizza, Burger, Spaghetti, atau Steak?” tanya Ludwig sambil tersenyum.Wanita berhazel itu seketika terbengong, “Apa semuanya ada di sini?” gumamnya dalam hati.“Tapi karena kamu pertama kali ke desa ini, aku akan perkenalkan kamu dengan makanan yang ada di sini.” Sambung Ludwig sambil mengeluarkan dua piring sayur lengkap dengan ubi rebus sebagai asupan karbohidrat mereka sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya, menggoda Elle.Elle akhirnya sadar kalau saat ini Ludwig sedang menggodanya, Kemudian wanita cantik itu berdiri dan meninggalkan Ludwig begitu saja.Ludwig dapat mendengar suara ribut – ribut dari dalam kamar Elle. Dan tidak lama kemudian Elle keluar dengan membawa beberapa kotak makanan yang cukup besar.Wanita cantik itu menatanya di atas meja dengan rapi. Elle mengeluarkan empat macam lauk yang membuat Ludwig terkejut.Elle duduk dan tersenyum, “Malam ini kita makan in
Elle sontak menoleh ke asal suara dan blush… Wajahnya kembali memerah karena tepat di depannya ada Ludwig dengan senyuman manisnya tengah melihatnya. Jarak wajah mereka begitu dekat.“Ludwig? Kamu sudah selesai?”“Iya, dan kenapa kamu ada di sini bukannya beristirahat?” balas Ludwig lalu berdiri terlebih dahulu, sambil membantu Elle untuk berdiri dengan mengulurkan tangannya.Elle menerima bantuan Ludwig dan meraih tangan pria tampan di depannya.“Terima kasih,” Elle berdiri. Dengan sigap Ludwid mengambil lukisan yang ada di tangan Elle.“Aku kesini karena aku sempat berpikir kenapa orang yang mengatakan suka padaku tidak kunjung datang setelah aku ada di sini padahal sudah lebih 3 jam sejak dia meninggalkan aku.”“Hmm, aku jadi ragu kalau dia sungguh menyukaiku,” sambung Elle menggoda Ludwig.Ludwig seketika panik, “Bu… bukan begitu… Maaf… bukan mak – ““Hahahhaa…” Elle tertawa melihat wajah panik Ludwig.“Kamu menggodaku?”Wanita cantik berhazel biru itu mengangkat bahunya, “Hmm…”“
Ludwig langsung menghampiri Elle begitu melihat wanita pujaannya itu. Pria itu benar – benar di buat shock tapi juga bahagia.“Kamu di sini Elle?” tanya pria itu masih tidak percaya.Elle tersenyum dan mengangguk.Kepala desa bingung melihat Pak Dokter terlihat akrab dengan tamunya.“Ehm, Pak Dokter.” Imbuh Kepala Desa.“Ah iya Pak. Maaf. Lalu bagaimana Pak?” tanya Ludwig begitu sadar. Membuat Elle tertawa kecil.“Begini Pak, saya mau menjelaskan rumah tinggal untuk Nona Elle, beliau akan tinggal di rumah yang – ““Tidak perlu Pak, Nona Elle akan tinggal bersamaku.” Potong Ludwig dengan cepat.Tentu saja Elle terkejut, begitu juga dengan Kepala Desa.“Ludwig? Kenapa aku tinggal denganmu?” seru Elle.“Iya, aku sangat sibuk setiap harinya. Setidaknya kalau kamu di rumah singgahku. Aku akan merasa jauh lebih tenang menjagamu dari para kawanan serigala seperti mereka.” Jelas Ludwig sambil menunjuk ke arah tiga pria yang tengah melihat mereka dengan wajah penuh tawa.Elle menoleh ke arah
Begitu Elle tiba di rumah Cath. Wanita cantik itu mulai mengurus dokumen – dokumen yang ia perlukan untuk bisa berkeliling dengan bebas di Afrika. Setidaknya butuh waktu seminggu baru ia bisa mulai beraktifitas. Selama satu minggu ini pula Elle terlihat akrab dengan anak – anak di sekitar lingkungan tempat tinggal Cath.Elle setiap hari duduk di depan rumah dan melukis suasana yang ada di depan matanya. Baik tawa polos anak – anak yang tidak paham dengan kondisi mereka saat ini dan raut muram dari beberapa anak yang merasa kelaparan.Hal inilah yang membuat dada Elle merasa miris akan kemiskinan di negara yang ia pijak sekarang.“Huftt seandainya semua orang kaya di dunia ini menyisihkan kekayaan mereka untuk berinvestasi atau memperbaiki system kehidupan di negara ini, aku pikir mereka semua bisa berkembang.” Gumam Elle menghela nafas di suatu sore. Tapi entahlah. Apa memang ini adalah solusinya atau memang tidak ada solusi sama sekali.“Hei Elle, kamu di luar?”“Hai Cath, iya nih la
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l