Bella hanya bisa mendesah dan merem melek menikmati tiap sentuhan yang di berikan Austin.Tubuh Austin perlahan merosot kebawah dan mengulum pucuk pa-yu-daranya dengan lembut dan kuat. Tangannya mulai turun mengusap perut rata Bella dan mengusap lembut gundukan kenyal di bagian inti tubuh Bella."Uhmmm... Austin.." geli Bella."Hmm.. Iya sayang..?" balas Austin dengan suara seraknya."Eungggg..Ahhkkk..!!" jeritan terdengar ketika jemari Austin sudah masuk di dalam li-yang kewanitaan yang sudah basah."Kamu sudah sangat basah sayang.." seru Austin menatap Bella yang diliput kenikmatan."Ahh.. Uhmm.." hanya desahan yang keluar sebagai jawaban dari tiap pertanyaan Austin.Austin semakin cepat bermain di bawah sana dan Bella mengangkat tinggi pinggulnya "Aaaahhh...!!" lengkingan dan semprotan di bawah sana membanjiri tangan Austin.Bella mendapatkan or-gas-me pertamanya."Huftt.. huftt..." Bella mengambil nafas dengan teratur.Austin bangkit dan kini sudah berlutut di depan selangkangan Be
Sontak membuat Bella menoleh ke arah Austin.CupTepat bibir Austin langsung mendarat di bibr Bella."Ishh... dasar mesum..!!" kesal Bella.tawa Austin pun meledak berhasil menggoda Bella.Tepat mereka sudah tiba di depan Coffee shop."Beli tiga Ice Americano, Max.. Dan..."Menoleh ke Bella, "Mau ngemil apa sayang..?""Uhmm, tidak perlu. Kita mampir saja ke swalayan beli beberapa bahan makanan. Biar aku yang masak untuk makan malam..." ujar Bella."Ok..!!" jawab Austin tanpa keberatan sama sekali.Kini mereka sudah berada di parkiran swalayan. Bella pun turun sepert biasanya. Dan saat Bella mengambil Trolly, sebuah tangan pria yang mengambil alih trolly yang di pegangnya."Austin..?" kaget Bella karena tidak menyadari kalau Austin mengikutinya dari belakang."Iya..?" jawab Austin santai sambil menarik trolly."Sejak kapan..?" tanya Bella tidak menyangka Austin mengikutinya."Sejak kamu turun dan jalan tergesa-gesa.." jawab Austin santai."Kamu di mobil saja. Biar aku yang belanja.." s
Sekitar dua puluh lima menit perjalanan, akhirnya Austin dan Bella tiba di Apartment.Max dengan cepat keluar dan membuka pintu untuk Bella.Austin langsung mengambil paper bag dan tas laptop milik Bella. Sedangkan Max mengangkat dua paper bag besar berisi belanjaan."Tolong buka pintunya sayang," ujar Austin kepada Bella."Hmm, iya." jawab Bella kemudian menekan password Apartment Austin.Bella masuk pertama, "Sini biar aku yang bawa itu Austin.." sela Bella ingin mengambil paper bag dari tangan Austin.Tapi Austin lebih cepat dan masuk ke dalam dan menyimpannya di atas meja.Sedangkan Max masih menunggu dengan sabar di depan pintu.Setelah menaruh laptop dan paper bag milik Bella, Austin kembali ke pintu untuk mengambil paper bag belanjaan dari tangan Max."Kamu bisa istirahat, Max.." seru Austin."Terima kasih Tuan.." balas Max kemudian menutup pintu."Sayang, ini taruh di mana..?" teriak Austin kepada Bella."Iya.. Tunggu..!!" sahut Bella dari dalam kamar.CeklekBella keluar dari
Tidak menunggu jawaban Bella. Austin meraih laptop Bella dan mengirimkan naskahnya ke printer digitalKurang lebih berkutat selama tiga puluh menit. Akhirnya, pekerjaan Bella selesai dengan cepat berkat bantuan Austin.Sret...Austin langsung membopong tubuh Bella ala bridal."Ayo istirahat..." bisiknya lembut di telinga Bella.Austin membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamar mandi dan mendudukkan Bella di atas westafel marmer besar.Akhirnya Bella menggosok gigi, dan mencuci mukanya.Ketika sudah selesai, kembali Austin membopong tubuh Bella masuk ke dalam kamar."Austin, aku bisa sendiri..!" malu Bella.Austin hanya tersenyum dan mengecup kening Bella.Di rebahkannya tubuh Bella di atas ranjang. Dia pun turut tidur di samping Bella.Ditariknya selimut menutupi tubuh mereka berdua. Kemudian, Austin mendekap tubuh Bella dalm pelukannya."Bukannya ini terlalu cepat untuk tidur..?" protes Bella yang belum merasakan ngantuk."Aku tidak bilang tidur sayang, aku hanya bilang istirahat..!
Giselle yang sedang melihat-lihat perhiasan teralihkan mendengar nada dering dari ponsel Steve."Bella..?" gumam Giselle dalam hati.Tapi Steve menekan tombol merah menolak panggilan video dari Bella.Kemudian terdengar Steve berbicara dan langsung mematikan ponsel nya."Maafkan aku Bella.." batin Giselle."Aku hanya meminjam suamimu, tidak ada maksud untuk mengambilnya darimu.." monolog Giselle dalam hati."Sudah..?" seru Steve yang membuyarkan pikiran Giselle."Iya..! Aku mau yang ini.." jawab Giselle dan menunjuk sebuah kalung dengan liontin berinisal G."Hmm..cantik.." puji Steve kemudian mengalungkan perhiasan tersebut ke leher Giselle."Thank you Steve..!" senang Giselle."Sama-sama baby..!"Mereka berdua pun meninggalkan toko perhiasan dan pulang menuju hotel."Giselle, sepertinya besok aku harus menghadiri pertemuan dengan beberapa teman pebisnis. Mereka sedang mengadakan acara...Apa kamu tidak masalah..?" tanya Steve."Iya, No problem..Aku juga masih ada sedikit urusan yang h
Kembali Nick mencambuk bokong Joy yang indah itu. Hingga kini terlihat memerah bekas cambukan.Joy terus berteriak dan merintih."Ahhh..Ini sakit tapi membuat sangat keenakan..!!" batin Joy yang merasakan sensasi baru dalam seksnya."Apa kau menyukainya Joy..??!" Seru Nick dengan keras."Yes...yes..more please.. harder...!" racau Joy yang sudah hilang kendali, mengeluarkan sisi baru dari dalam dirinya.Nick tersenyum puas dan kembali memberikan cambukan keras ke Joy. Lalu mengeluarkan vibrator kecil dengan d-ldo yang lebih besar dan tebal."Arggghhh..Oughhh..Ini sangat nikmat Nick..More..more please..!" racauan Joy.Nick membalik tubuh Joy dengan kasar."Kau ingin ini..??" seru Nick memperlihat d-ldo yang ada di tanganya."Ughh..yes please..!!" jawab Joy dengan liarnya. Tidak sabar benda besar itu masuk mengaduk-ngaduk li-yang kenikmatannya."Memohon padaku..Joy..!" seru Nick dengan menggesek-gesek d-ldo di permukaan kewanitaan Joy. Membuat Joy mendesis tidak karuan."Aku mohon Nick..i
Austin merebahkan tubuhnya di samping Bella."Austin, kenapa kau selalu tumpah di dalam..?" ucap Bella lembut."Karena aku ingin kamu seutuhnya..!" jawab Austin yang masih menatap langit-langit kamar."Maksud kamu..?""Aku ingin kamu menjadi ibu dari anak-anakku..." sambung Austin dan menoleh melihat Bella.DegKalimat yang tidak pernah dia dengar dari Steve.Selama empat tahun pernikahan. Selama berhubungan seks dua tahun kemarin tidak pernah Steve membuang spermanya di dalam rahim Bella.Dengan alasan, masih ingin fokus membangun perusahaan nya. Bella pun menyetujui keinginan suami yang dia cintai. Lagi pula mereka sudah bahagia dengan ada atau tidak adanya kehadiran kehidupan baru di tengah-tengah mereka berdua.Tanpa sadar Bella menitikkan air matanya."Kenapa aku harus mendengar kalimat ini dari pria lain, kalimat yang harus aku dengar pertama kali dari suamiku.." batin Bella."Hey..ada apa sayang..?? Maaf..Bukan maksudku untuk memaksamu..!" panik Austin, bangun dari tidurnya dan
Masuk ke dalam sebuah gedung penyiaran dan iklan .Austin memakirkan mobilnya di depan perusahaan. Austin membantu melepaskan seatbelt Bella."Goodluck sayang.." Seru Austin mengecup pipi Bella."Thank you, sayang..Kamu juga.. selamat bekerja. Dan ingat yang tadi aku katakan..!" titah Bella sedikit mengancam."Baik sayang... Kamu tidak perlu khawatir..Hmm..Kamu fokus dengan meeting kamu hari ini..Kalau sudah selesai langsung kabari aku..!" balas Austin."Iya.." ucap Bella dan mengecup lembut bibir Austin dengan cepat kemudian keluar sebelum diterkam balik oleh Austin."Bella..!!" teriak Austin, tetapi dia hanya mendengar tawa Bella dan pintu mobil pun tertutup."Hhahaha... Awas saja kamu sudah menggodaku seperti tadi..!" gumam Austin.Beruntung kantor penyiaran dan kantornya hanya berjarak kurang lebih sepuluh menit.Austin turun dari mobil setelah mengambil tas kantornya.Sedangkan Max ditugaskan oleh Austin untuk memantau sesuatu."Pagi Pak Austin..." sapa Cindy, sekretarisnya."Pag