“Euhm.. Uhm..” Austin kembali melahap dan melumat bibir ranum itu. Bella langsung membuka mulutnya, membalas peraduan bibir mereka berdua. Lidah mereka sudah saling melilit dan menyesap. Tangan kanan Austin sudah merengkuh di bagian tubuh istrinya. Menjajaki tiap centimeter, kulit halus selembut sutra yang begitu dia rindukan.Tubuh Bella menggeliat menerima sentuhan suaminya, darahnya berdesir hebat. Seolah sentuhan tangan suaminya mengandung tegangan tinggi. Di mana tubuhnya di sentuh di situ pula tubuhnya mengejang tak kuasa.Tanpa di komando, Austin langsung meloloskan semua gaun indah istrinya yang ternyata tidak mengenakan apapun di baliknya. “Oh my! Love..? Kamu tidak memakai dalaman.” Gumamnya dengan suara serak nan berat.Bella tersenyum menggoda, dan di detik itu pula. Austin langsung dengan luar biasanya membuka piyama yang ia kenakan. Secepat kilat, sebuah skill yang luar biasa.Dan disitu pula membuat Bella tersenyum geli, “Sayang, boamu bergerak-gerak,”Austin tersenyum d
Keesokan paginya, Earnest berhasil mendapatkan apa yang dia cari di kamar hotel milik Austin. Dia merasa dewi fortuna berpihak padanya dan Monica.Meskipun di larang oleh Monica, Earnest yang sebagai seorang kakak tidak tahan melihat ketidak adilan yang di jalani oleh adik perempuannya. Menjadi Ibu tunggal. Di mana dia harus merelakan kehidupan bangsawannya dan memilih untuk tinggal jauh dari keluarganya. Monica merasa bersalah karena kecerobohannya yang malam itu berani jalan-jalan di tepi pantai tanpa pengawasan pengawal. Dan kejadian naas itu akhirnya terjadi menimpanya.Earnest yang tidak tega melihat adiknya memilih mengasingkan diri selalu rajin mengunjunginya dan keponakannya itu. Hal itu juga yang membuat kesehatan Ibu mereka turun drastis. Keputusan yang di ambil oleh Ayahnya membuat semua orang terpukul. Begitu juga beliau sendiri yang terkejut begitu Monica menerima hukuman yang dia berikan tanpa mengelak sedikitpun.“Langsung ke rumah sakit dan berikan ini kepada dr. Phill
Max melajukan kendaraannya dan tidak sengaja melihat Chelsea dan Ibunya. “Sepertinya mereka mengarah ke sekolah.”Pria besar itu segera menepikan kendaraannya dan menghampiri mereka, “Chelsea? Pagi.. Ibu Monica,” sapanya.Chelsea menoleh dan matanya seketika berbinar, “Paman Besar !!!” serunya senang.“Hai.. Mau ke sekolah ?” tanya Max basa basi.“Iya paman, Chelsea mau sekolah,”“Hmm maaf ?” Monica menyela karena melihat sang putri akrab kepada pria asing ini.“Maaf, perkenalkan saya Max. Asistent Tuan Austin.” Sebut Max.“Oh iya, maaf kemarin lupa menanyakan nama Anda.” Balas Monica tidak enak hati.“Tidak masalah,”“Chelsea mau Paman yang antar ke sekolah ??” tawar Max yang tentu saja memiliki tujuan tersendiri.“Tidak perlu, kami tidak ingin merepotkan.”“Dimana paman ganteng ?” celutuk Chelsea yang tentu saja mencari sosok Austin.“Paman Austin sedang bekerja. Ayo, paman antar ke sekolah.”Chelsea pun langsung meraih tangan Max. Dan pria itu menyambut Chelsea sambil tersenyum dan
* Austin benar – benar tidak datang ke kantor hari ini. Dia ingin menghabiskan waktunya bersama istri dan anaknya. Hanya mereka berdualah kehidupannya. Bella pun dia larang untuk ke kantor dan mengambil istirahat. Sehingga Della lah yang bertugas untuk menggantikan dirinya hari ini di Kantor. “Love ? Apa yang kamu pikirkan sejak tadi ?” tanya Austin lembut kepada sang istri. “Ya ?? Ah maaf Hubby. Entahlah.. pikiran ku seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu. Tapi tidak tahu apa yang aku pikirkan.” Austin meraih pinggang istrinya dan memeluknya dengan mesra, merapatkan tubuh mereka. “Apa kamu kelelahan ? Ambillah libur beberapa hari sayang. Aku juga akan mengambil libur untuk menemanimu. Kita bertiga liburan. Bagaimana ?” Bella tersenyum, “Aku mau-mau saja sayang, tapi yang aku tahu. Tuan Austin Harold saat ini sedang sibuk-sibuknya. Bagaimana bisa kamu mengambil libur di saat sibuk seperti ini sayang ?” Austin berpikir sejenak dan menghela nafas, “Aku bisa mengaturnya kembali, ki
Fin beberapa kali harus mengerutkan keningnya setiap membaca pesan yang dikirimkan oleh Max. Sungguh dia sangat ingin menceritakan hal ini kepada Ken. Tetapi sejak awal Max sudah memberikan ultimatum kalau ini adalah rahasia. Artinya hanya dia yang mengetahuinya. Meskipun Kenan tidak dapat dia beritahukan.“Untuk apa Tuan Max menyelidiki Keluarga bangsawan Teodorko?” gumam Finley dalam hati, namun enggan untuk bertanya lebih jauh. Kali ini dia cukup memberikan informasi yang dia dapatkan kepada Max sesegara mungkin.Seperti saat ini, perintah terakhir yang dia terima adalah mencari tahu kasus enam tahun yang lalu dari Keluarga Teodorko. Padahal sepertinya tidak ada media cetak atau pun elektronik yang membahas ada masalah apa yang terjadi kepada Keluarga Teodorko. Seolah hanya masalah kecil yang tidak akan cukup mempengaruhi kehidupan di masa datang.Tetapi sekarang Max memintanya untuk menggali dan mencari tahu berita yang abu-abu itu.Akhirnya Finley menyerah dan menghubungi salah sa
“Hahh! Bisa jadi dia berpura-pura!” elak Earnest.Philip berdecak, “Ck! Buka matamu! Dan di sini tidak ada pernah sekali pun pria ini mencuri pandang ke arah Monica. Yang artinya memang pria ini tidak merasa waspada berada di dekat Monica!” Philip mulai menjelaskan dari sudut pandang ilmu psikiater.“Dan apa masuk akal ada seseorang yang berada dengan santai di samping wanita yang telah ia lakukan kesalahan fatal ??”“Alasannya hanya satu ! Dia memang tidak mengenal Monica, bahkan bisa jadi dia tidak mengingat apa yang sudah dia lakukan !”“Aku sangat mengingat kalau Monica pernah mengatakan kalau pria yang menodainya sangat berbau alcohol. That’s right ?”“Dan – ““Bullshit !!!” sergah Earnest.“Tidak masuk akal dia melupakan hal seperti itu ! Mungkin atau dengan sengaja dia menghapus dan mengubur hal bejat yang ia lakukan !” sambung Earnest.“Terserah kamu Earnest ! Aku sarankan bicarakan masalah ini pada Monica terlebih dahulu ! Sepertinya dia juga harus tahu akan hal ini !” ucap Ph
“Sayang, apa tidak masalah aku keluar, tidak lama.” Austin meminta izin kepada istrinya yang baru saja selesai berpakaian. Bella menoleh pelan bagai gerakan slow motion di mata Austin, membuat pria itu tidak tahan untuk tidak menghampirinya. Merangkul pinggangnya dengan lembut. “Mau kemana sayang ?” tanya Bella saat melirik jam di kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. “Ada teman yang ingin bertemu, dia hanya berbicara sesuatu hal. Karena dia hanya bisa sampai jam enam sore di sini,” Ucap Austin yang belum bisa mengatakan hal ini kepada istrinya. “Sabar sayang, setelah aku tahu, aku akan menceritakan semuanya kepadamu ! Semuanya ! Dan aku berharap apapun itu, kamu tetap mempercayaiku,” gumam Austin menatap penuh cinta istrinya. Cup! Austin kembali menyambar bibir ranum istrinya. Tidak bisa rasanya jika dia tidak menciumnya saat saling berdekatan seperti ini. Bella tersenyum dan membalas ciuman suaminya yang begitu lembut. Tidak ada desakan yang terburu-buru. Hing
* “Ibu? Kenapa Ibu menangis?” Chelsea menghampiri Monica yang saat ini sedang membuatkan cemilan sore untuk Chelsea. Monica dengan cepat menghapus air matanya. “Tidak sayang, mata Ibu hanya ada kemasukan debu.” “Owhh !! Ok Ibu !” gadis kecil itu akhirnya pergi untuk bermain dan meninggal Monica. Wanita cantik itu kembali menunduk dan menitikkan air matanya. Dadanya terasa begitu sesak. Kini dia sudah mengetahui siapa ayah kandung putrinya. Tetapi dia tidak dapat melakukan apapun. Ada hati yang harus dia jaga. “Apa dia menikah dengan wanita yang membuatnya terluka malam itu ?” gumamnya lirih. Karena meskipun raga pria itu tengah bersamanya saat malam itu, Monica sangat tahu. Pria yang tengah bersamanya itu hanya cangkang kosong. Jiwanya entah melayang kemana. * Austin tiba di Villa G, dia dapat melihat beberapa pria tengah berdiri menunggunya. Bukannya menciut, Austin keluar dengan berani dan tenang. Para pria yang menunggunya menuntun Austin masuk ke dalam Villa. Dan betapa ter
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p