Austin :(
“Hahh! Bisa jadi dia berpura-pura!” elak Earnest.Philip berdecak, “Ck! Buka matamu! Dan di sini tidak ada pernah sekali pun pria ini mencuri pandang ke arah Monica. Yang artinya memang pria ini tidak merasa waspada berada di dekat Monica!” Philip mulai menjelaskan dari sudut pandang ilmu psikiater.“Dan apa masuk akal ada seseorang yang berada dengan santai di samping wanita yang telah ia lakukan kesalahan fatal ??”“Alasannya hanya satu ! Dia memang tidak mengenal Monica, bahkan bisa jadi dia tidak mengingat apa yang sudah dia lakukan !”“Aku sangat mengingat kalau Monica pernah mengatakan kalau pria yang menodainya sangat berbau alcohol. That’s right ?”“Dan – ““Bullshit !!!” sergah Earnest.“Tidak masuk akal dia melupakan hal seperti itu ! Mungkin atau dengan sengaja dia menghapus dan mengubur hal bejat yang ia lakukan !” sambung Earnest.“Terserah kamu Earnest ! Aku sarankan bicarakan masalah ini pada Monica terlebih dahulu ! Sepertinya dia juga harus tahu akan hal ini !” ucap Ph
“Sayang, apa tidak masalah aku keluar, tidak lama.” Austin meminta izin kepada istrinya yang baru saja selesai berpakaian. Bella menoleh pelan bagai gerakan slow motion di mata Austin, membuat pria itu tidak tahan untuk tidak menghampirinya. Merangkul pinggangnya dengan lembut. “Mau kemana sayang ?” tanya Bella saat melirik jam di kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. “Ada teman yang ingin bertemu, dia hanya berbicara sesuatu hal. Karena dia hanya bisa sampai jam enam sore di sini,” Ucap Austin yang belum bisa mengatakan hal ini kepada istrinya. “Sabar sayang, setelah aku tahu, aku akan menceritakan semuanya kepadamu ! Semuanya ! Dan aku berharap apapun itu, kamu tetap mempercayaiku,” gumam Austin menatap penuh cinta istrinya. Cup! Austin kembali menyambar bibir ranum istrinya. Tidak bisa rasanya jika dia tidak menciumnya saat saling berdekatan seperti ini. Bella tersenyum dan membalas ciuman suaminya yang begitu lembut. Tidak ada desakan yang terburu-buru. Hing
* “Ibu? Kenapa Ibu menangis?” Chelsea menghampiri Monica yang saat ini sedang membuatkan cemilan sore untuk Chelsea. Monica dengan cepat menghapus air matanya. “Tidak sayang, mata Ibu hanya ada kemasukan debu.” “Owhh !! Ok Ibu !” gadis kecil itu akhirnya pergi untuk bermain dan meninggal Monica. Wanita cantik itu kembali menunduk dan menitikkan air matanya. Dadanya terasa begitu sesak. Kini dia sudah mengetahui siapa ayah kandung putrinya. Tetapi dia tidak dapat melakukan apapun. Ada hati yang harus dia jaga. “Apa dia menikah dengan wanita yang membuatnya terluka malam itu ?” gumamnya lirih. Karena meskipun raga pria itu tengah bersamanya saat malam itu, Monica sangat tahu. Pria yang tengah bersamanya itu hanya cangkang kosong. Jiwanya entah melayang kemana. * Austin tiba di Villa G, dia dapat melihat beberapa pria tengah berdiri menunggunya. Bukannya menciut, Austin keluar dengan berani dan tenang. Para pria yang menunggunya menuntun Austin masuk ke dalam Villa. Dan betapa ter
Max yang mendapatkan lokasi Austin segera dengan kecepatan penuh melajukan kendaraannya.“Fin, terus pantau lokasi Tuan Austin !!” Max yang masih terhubung dengan Finley tidak ingin kehilangan jejak Tuan Mudanya itu.“Iya Tuan Max, beliau massih berada di lokasi yang sama dan tidak bergerak sedikitpun !” balas Finley yang tidak mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.Max semakin melajukan kendaraannya hingga bunyi ban berdecit membuat para pengawal yang ada di bagian luar Villa langsung menoleh. Max keluar dan membanting pintu mobil dengan kasar.Para pengawal tersebut langsung menghampiri Max dan menghadangnya. Bukannya mundur, Max malah mendekatkan jarak mereka dan menatap dengan mengintimidasi ,”Dimana Tuan Austin,” serunya dengan nada suara yang sangat mengintimidasi.Anak buah Earnest langsung menghadang Max. “Pergilah dari sini !!”“Katakan !!! Di ma –” belum selesai Max berbicara. Matanya langsung menangkap sosok Tuannya yang berada di dalam ruangan. Karena Villa ini hany
Max melirik sesaat dari kaca spion, ini adalah kali kedua dia melihat Austin seperti ini. Pertama saat Bella menikah dengan Steve, dan sekarang di saat yang sama pula dia menyakiti Bella secara tidak langsung.“Tuan? Apa anda ingat dengan kejadiannya?” perkataan Max membuat Austin kembali ke kenyataan yang harus dia hadapi saat ini.Jujur saja, dia masih mengingat kejadian tersebut abu-abu atau hanya sekilas. Sekelebat lewat. Hanya berbentuk puzzle. Tapi kenyataannya sekarang adalah bukti DNA dari hasil perbuatannya. Awalnya dia ingin mengelak. Tetapi melihat Max sampai mengejarnya dan memberikannya langsung bukti yang dia sudah periksa. Dirinya tidak mungkin mengelak dan harus menghadapi hal ini.“Jujur aku tidak mengingatnya dengan lengkap. Ingatan tersebut hanya berbentuk puzzle di kepalaku. Tetapi meskipun aku ingin berkata tidak. Kamu sudah buktikan sendiri bukan? Setidaknya aku masih tidak ingin percaya, tetapi faktanya sudah seperti ini. Dan ini, adalah bukti kuat untuk diriku s
“Terima kasih,” ucap Austin mengangkat tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Setelah itu Monica menutup pintunya.Tap tap tapTerdengar langkah lari dari dalam rumah.“Ibu !! Siapa yang datang ??” teriak gadis kecil yang baru saja keluar.Austin tertegun melihat wajah ceria dari Chelsea.“Ehh ? Paman ganteng !!!!!” seru Chelsea yang langsung berlari mengenali Austin meskipun memakai masker.Austin langsung berlutut dengan satu kakinya dan menyambut Chelsea. “Kemarilah..”Gadis kecil itu langsung masuk ke dalam pelukan Austin. Pria itu mendekap gadis kecil itu dengan perasaan yang tidak dapat dia gambarkan.Akhirnya dia sadar dan menemukan jawaban yang sedari tadi dia cari. Senang ? Iya dia senang tahu kalau dia memiliki seorang putri. Sedih ? Yah dia sedih karena harus melukai wanita yang sangat dia cintai melebihi nyawanya sendiri dengan kenyataan ini. Kecewa ? Yah, dia kecewa kepada dirinya sendiri karena sudah melakukan hal tersebut. Tapi dia tidak mungkin mengatakan kecewa ak
Malam dan angin yang menerpa tubuhnya tidak mampu membekukan hatinya saat ini. Rasa sakit yang begitu besar membuat pria tampan nan sempurna itu menjadi sosok yang lain.Wanita yang begitu ia cintai, bagaikan jantung hidupnya menikah bersama pria lain. Selama ini dia merasa cukup mencintai dalam diam, selama wanitanya itu bahagia. Tetapi malam ini lah kenyataannya. Rasa sakit itu terlalu kuat. Rasa sedih yang siap meremukkan tubuhnya.Alkohol yang ia teguk entah sudah botol ke berapa untuk malam ini. Kadar alcohol yang tinggi pun ia minum untuk menimpa rasa sakit yang ia rasakan saat ini.Duduk di hamparan pasir dan menatap laut yang tidak berujung.“Bella… Bella… Gadisku… Wanitaku…” suara berat yang begitu memilukan terus terucap.“Ternyata aku memang tidak sanggup melihatmu bersama pria lain, aku terlalu bodoh tidak memperjuangkanmu! Aku harus bagaimana, Bella...”“Hanya kamu satu-satunya pemilik hati ini. Kau seperti nafasku ! Aku mohon.. Aku mohon.. Setidaknya aku bisa mengatakan k
“Akhhh.. To.. tolong hentikan! Aku mohon… Akhh… Tu.. Tuan… !” tubuh Monica terasa sangat aneh. Seperti di serbu dengan sengatan listrik. Di saat tangannya terikat di atas, payudaranya di sesap dan hisap, kini tangan pria itu mulai turun ingin menyentuh inti tubuhnya.“Akhh.. Ohh Tuan, Ja.. jangann… Akhh Eungg !” Monica menjepit kakinya. Rasanya sangat aneh ketika pria ini menyentuhnya.Mulutnya terasa begitu pahit karena kuatnya alcohol yang tadi dia rasakan dari mulut pria ini.“Rileks sayang, malam ini aku akan membuatmu tidak akan melupakanku,” bisiknya lembut di telinga wanita yang di penglihatannya adalah Bella.Austin kembali menghujami tubuh indah ini dengan sejuta rasa nikmat tiada terkira. Monica yang awalnya menolak dan meronta kini di buat tidak berdaya, di saat pria itu masih berpakaian utuh. Tetapi mulut dan tangannya tidak berhenti memberikan dirinya kenikmatan luar biasa.Di saat wanita itu tengah menutup mata dan pasrah akan nasibnya saat ini tiba-tiba di buat kaget ket
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p