Share

Bab 4

Penulis: Nanaz Bear
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-31 08:27:29

"Kami enggak mau pergi, mau tinggal dimana kalau kami meninggalkan rumah ini!" tangis ibuku pecah. Aku masih berdiri di depan pintu agar bisa menguping pembicaraan mereka.

"Mana kami peduli kalian mau tinggal dimana. Ingat, sertifikat rumah ini sudah ditangan kami. Karena kalian sudah tidak bisa membayar hutang kalian, saat ini juga rumah ini sudah menjadi milik kami!" ucap lantang renternir itu. Tentu saja aku sangat syok mendengar ucapannya.

"Pah, Mah. Untuk apa kalian berhutang?"

Papah dan Mamah berdiri dari tempatnya bersimpuh. Dia terkejut melihat kedatanganku yang tiba-tiba. Terlebih aku datang membawa banyak barang pulang.

"Itu--" Mamah menggantung ucapannya. Dia menoleh kearah Papah seakan minta persetujuan pada Papah untuk menceritakan hal sebenarnya.

"Kenapa enggak jawab pertanyaanku, Mah?" tanyaku dengan nada marah. Papah menggelengkan kepala melarang Mamah mengatakan hal sebenarnya.

"Apa uang yang ku kasih selama ini kurang, Pah, Mah?" tanyaku dengan sorot mata kecewa kepada kedua orang tuaku.

"Cukup, Nak. Uang yang kamu kasih sangat cukup. Hanya saja ada sesuatu hal yang membuat kami berhutang sama renternir ini!" jawab Mamah.

"Aku mendesah panjang, jawaban dari Mamah tidak membuatku cukup puas. Harusnya mereka katakan saja apa sebenarnya yang terjadi.

"Berapa kalian hutang sama mereka?" tanyaku pada kedua orang tuaku. Aku punya sedikit tabungan, siapa tahu cukup untuk membayar hutang mereka. Kedua orang tuaku tak segera menjawab. Mereka menunduk dengan raut wajah takut.

"Aku tanya berapa hutang kalian?" bentakanku membuat mereka terlonjak kaget.

"Putri, jangan bentak-bentak kami! Papah enggak suka!"

"Makanya jawab pertanyaanku, Pah! Sumpah, aku kecewa sekali pada kalain berdua!"

Tak ada jawaban lagi dari kedua orangtuaku.

"Utang mereka 100juta. Belum bunganya. Totalnya jadi 150juta." sahut renternir yang meminjamkan uang pada orang tuaku. Mendengar jawaban lelaki itu tiba-tiba tubuhku menjadi lemah. Kalau uang sebanyak itu aku tak punya. Dalam tabunganku hanya ada 50 juta. Tak cukup untuk membayar semua hutang orangtuaku.

"Ya ampun, Pah, Mah. Buat apa kalian hutang sebanyak itu!"

Sekali lagi aku menatap kecewa kearah orangtuaku. Mereka hanya mengucapkan kata maaf tanpa berani menatapku.

"Hutang orangtuamu biar aku yang bayar!"

Aku menoleh ke sumber suara, ternyata Mas Indra membuntutiku sampai ke rumah.

"Enggak perlu, Mas! Udah, enggak usah ikut campur urusanku!" ucapku ketus pada lelaki yang datang bersama ibu tirinya.

"Put, jangan tolak lebaikan suami kamu sendiri. Kalau bukan dia yang menolong kita siapa lagi. Kamu mau kami tinggal di jalanan kalau rumah ini sampai di sita para renternir ini?" sahut Papah kemudian.

"Tenang saja aku enggak akan biarin kalian tinggal di jalanan kok meskipun rumah ini nantinya akan disita!"

"Jangan egois sayang, kenapa sih kamu jadi keras kepala gini!" sahut suamiku.

Sayang? Setelah beberapa saat yang lalu dia menamparku, masih berani dia menyebutku dengan sebutan itu!

"Aku enggak egois. Aku bakal kasih yang terbaik buat orangtuaku tanpa ngrepotin kamu!" ceplosku. Suamiku terdiam dengan menatap kecewa kearahku.

"Put. Semua masalah kamu berawal dariku. Aku minta maaf. Mulai sekarang aku janji akan berusaha menyukai kamu. Maaf, kalau selama ini aku kurang bisa nerima kamu sebagai menantu di rumah kami!"

Aku terdiam mendengar permintaan maaf dari Tante Sarah. Dia bicara lembut sekali sepertinya dia tulus mengucapkannya.

"Tante yang salah. Jadi tolong jangan akhiri rumah tangga kamu dengan Indra cuma gara-gara keegoisan Tante!"

Aku masih menunduk belum berniat merespon ucapannya.

"Kamu lihat tangan Indra. Dia melukai tangannya sendiri setelah nampar kamu. Dari situ Tante baru sadar kalau Tante sudah terlalu jahat sama kalian berdua!"

Aku menoleh ke arah tangan kanan suamiku yang di balut perban. Mendadak aku merasa kasihan pada lelaki itu.

"Dia sudah menghukum tangannya sendiri yang sudah nampar kamu. Jadi tolong, maafin dia, ya!"

Hatiku mendadak luluh mendengar ucapan Tante Sarah. Aku mendekat kearah Mas Indra lalu meraih tangannya.

"Ta...tanganmu kenapa, Mas?" tanyaku panik.

"Udah, enggak apa-apa. Ini enggak sebanding dengan apa yang sudah aku lakuin ke kamu. Maafin aku ya!"

Aku akhirnya mengangguk, kemarahanku mereda setelah melihat suamiku sudah melukai tangannya sendiri karena sudah menamparku.

"Ini uang 150 juta. Rumah ini tetap jadi rumah keluarga Putri. Awas kalau kalian berani usik lagi keluarga ini!" ucap Tante Sarah pada renternir yang masih berdiri di depan orangtuaku.

"Ok. Dan ini, aku kembalikan sertifikat rumah ini!" balas lelaki berwajah sangar itu. Kemudian dia dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah orangtuaku.

"Putri, Indra! Kalian habis bertengkar?"

Aku gelagapan mendapat pertanyaan dari Papah.

"Ini salah saya, Pah. Maaf, ya. Karena sudah membuat anak Papah kecewa." Mas Indra yang menjawab.

"Sebenarnya Indra enggak salah apa-apa, yang salah itu saya. Saya masih belum bisa sepenuhnya nerima Putri jadi menantu di rumah kami. Tapi saya janji, mulai sekarang akan mencoba bersikap baik sama Putri. Saya tidak mahu rumah tangga Indra hancur karena keegoisan saya!" Tante Sarah menimpali.

"Ya sudah kalau kalian sudah menyadari kesalahan kalian. Kami selaku orangtua Putri hanya berharap kalian mau menjaga Putri dengan baik. Dia satu-satunya anak kami. Kami juga enggak akan terima jika sekali lagi kalian melukai satu-satunya anak kami!"

"Pah, Mah. Saya janji. Ini yang pertama dan terakhirnya saya kasar sama Putri." ucap Mas Indra. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut kembali pulang ke rumah Mas Indra. Orangtuaku banyak menasehati agar lain kali aku tidak kabur-kaburan seperti ini. Meski mereka tahu Mas Indra dan Tante Sarah yang salah, mereka juga tidak membenarkan sikap kekanak-kanakanku.

"Put, aku sudah menyuruh orangku untuk mengurus tiket ke Bali. Minggu depan kita bulan madu kesana. Gimana kamu suka?" tanya Mas Indra. Tentu saja aku sangat suka mendengar hal itu.

"Suka banget, Mas. Makasih ya!" ucapku kemudisn mencium pipi suamiku yang sedang fokus menyetir itu.

"Sama-sama, sayang." balas lelaki itu sambil tersenyum. Aku merasa suamiku makin bertambah sayang padaku setelah melakukan kesalahan tadi siang. Aku berharap dia akan terus seperti ini.

"Sayang, malam ini siap-siap, ya. Mas pastikan malam ini enggak ada yang ganggu kita lagi!" bisik suamiku setelah kami sampai di rumah.

"Apaan, sih, Mas. Nanti Tante Sarah dengar!" ucapku sambil menatap ke arah Tante Sarah yang baru turun dari mobil.

"Denger juga enggak apa-apa, Put. Kalian kan suami istri!" sela Tante Sarah sambil terkekeh. Baru kali ini dia begitu bersikap ramah padaku. Semoga ini bukan cuma sekedar berpura-pura saja.

Sampai di rumah kami langsung makan siang. Dira sudah menyiapkan semua makanan favoritku. Lagi-lagi aku merasa sangat terharu dengan kejutan-kejutan yang suamiku siapkan untukku.

"Ndra, tadi Papahmu bilang dia enggak bisa pulang cepet. Masih banyak hal yang harus diurusnya katanya. Boleh ya, Tante ikut ke Bali. Tante janji kok enggak akan ganggu kalian lagi!" ucap Tante Sarah. Meski dia sudah bersikap baik padaku, entah kenapa aku masih kurang merasa nyaman dengan permintaanya sekarang.

"Tan, maaf enggak bisa. Sementara waktu kami ingin berduaan saja." jawaban suamiku membuat moodku kembali membaik. Aku tersenyum senang kearahnya.

"Ya udah kalau enggak boleh. Nanti Tante keluar saja sama temen-temen Tante buat ngusir kejenuhan."

"Aku sih enggak larang kalau Tante ingin keluar sama mereka. Yang penting Tante tahu waktu saja pulangnya. Jangan sampai pulang kemaleman."

"Iya-iya. Tante tahu waktu, kok!"

"Mas, biar kita tenang bepergian. Kenapa kita enggak cari sopir pribadi saja untuk Tante Sarah. Jadi kejadian seperti tadi siang enggak akan terulang lagi!" selaku di tengah perbincangan mereka.

"Tante Sarah punya trauma. Jadi dia enggak bakalan mau." jawab suamiku sambil mengunyah makanan.

"Trauma soal apa, Mas?" tanyaku pada suamiku.

Lelaki itu menoleh kearah ibu tirinya. Seolah meminta persetujuan wanita itu untuk menceritakan hal sebenarnya padaku. Tante Sarah mengangguk memberi izin.

"Tante pernah di lecehkan sopir pribadinya. Untung malam itu aku pulang enggak terlalu malam jadi bisa nyelametin Tante Sarah dari kejahatan lelaki jahat itu!"

"Jahat sekali lelaki itu." responku dengan nada kesal.

"Orangnya sudah mendekam di penjara sekarang. Dia padahal orang kepercayaan Papah!"

"Syukurlah kalau dia sudah di penjara. Orang jahat sepertinya pantas di hukum!" sahutku lagi.

"Makanya sampai sekarang Tante trauma. Jadi kemana-kemana harus aku yang anterin baru dia merasa aman!"

Aku merasa tertampar mendengar ucapan suamiku. Sebelumnya aku melarangnya pergi dengan Tante Sarah karena salah paham saja. Setelah tahu kejadian ini aku janji pada diriku sendiri tidak akan melarang suamiku lagi jika ingin mengantarkan ibu tirinya berbelanja maupun kemanapun wanita itu pergi.

"Maaf, ya, Mas. Maaf juga ya, Tante. Harusnya tadi aku enggak larang kalian pergi bareng."

"Udahlah, Put. Enggak usah bahas ini lagi, kamu enggak salah. Yang salah itu Tante!" Tante Sarah menggenggam tanganku.

"Tidak seharusnya Tante ganggu kalian yang masih pengantin baru. Tante sadar Tante memang ibu mertua yang egois!" lanjut wanita itu lagi.

"Kalian berdua enggak ada yang salah. Yang salah itu Papah. Perjalanan bisnis kok lama banget. Enggak kasian apa sama istrinya mau kemana-mana jadi bingung mau diantar sama siapa!"

Sontak aku dan Tante Sarah tertawa mendengar ucapan Mas Indra. Sebenarnya jujur aku juga penasaran kenapa Ayah mertuaku selalu saja pergi sendirian tak membawa Tante Sarah saat melakukan perjalanan bisnis. Namun menurutku bukan sekarang waktu yang tepat untuk bertanya hal ini. Hubungan kami bertiga baru saja membaik, aku tak mau merusak suasana bahagia ini.

"Mas, aku duluan naik, ya. Tiba-tiba perutku sakit!" ucapku pada Mas Indra.

"Ok, Put. Nanti Mas nyusul keatas kalau sudah selesai makan!" jawab suamiku.

"Baik, Mas."

Aku sedikit berlari saat menaiki anak tangga. Namun karena tak hati-hati aku terpeleset. Entah kenapa aku merasa tangga sedikit licin.

"Aaa...!"

Aku menjerit saat tubuhku menggelinding ke bawah.

"Ya, ampun Putri. Kamu kenapa?" ucap suamiku panik sambil mendekat kearahku.

"Tangganya licin banget, Mas. Untung aku belum terlalu tinggi naiknya!" jawabku dengan menahan sakit di tubuhku.

"Kamu pasti enggak hati-hati naiknya. Sini Mas tolong angkat kamu keatas!"

Mas Indra membopong tubuhku naik ke lantai atas, aku mengalungkan tanganku sambil menatap penuh haru kewajah suamiku.

"Mas, anterin aku ke toilet dulu. Perutku masih sakit!" bisikku ke telinga suamiku.

"Ok!"

Suamiku membuka pintu kamar, lalu menuju toilet yang ada dalam kamar kami.

"Nanti kalau sudah, Mas gendong lagi. Badanmu masih terasa sakit?"

"Iya, Mas. Sakit banget. Maaf ya, sudah merepotkan kamu!"

"Aku enggak merasa di repotkan, kok!"

Mas Indra segera menutup pintu toilet. Dia dengan sabar menungguiku di depan pintu.

"Mas, sudah selesai!" ucapku. Suamiku kembali membuka pintu toilet lalu kembali menggendongku ke atas ranjang.

"Mas panggilkan Dokter Hasan, ya. Mas takut kamu kenapa-kenapa!" ucap suamiku dengan raut wajah khawatir.

"Enggak usah, Mas. Kayaknya aku cuma butuh istirahat nanti juga rasa sakitnya ilang!"

"Ya, udah. Kamu istirahat dulu. Aku akan selalu jagain kamu disini takut nanti kamu butuh bantuanku!"

"Makasih banget ya, Mas."

Aku pun segera memajamkan mata. Jujur badanku terasa sakit sekali saat ini. Semoga saja rasa sakitku sedikit mereda setelah bangun nanti.

"Mas...!"

Aku meraba ke samping kanan, Mas Indra ternyata sudah tak ada disampingku. Aku bangkit sambil melirik jam di dinding kamar. Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, entah kemana Mas Indra sekarang. Di balkon dan kamar mandi pun dia tak ada.

Dengan langkah tertatih aku keluar kamar, ku dengar isak tangis Tante Sarah di kamarnya. Beberapa saat kemudian ku dengar suara Mas Indra menenangkan wanita itu.

Perasaanku mulai tak enak. Aku melangkah dan mendorong pintu kamar Tante Sarah yang memang tak tertutup rapat. Alangkah terkejutnya aku saat melihat pemandangan di depanku. Tante Sarah tengah menangis di dada bidang suamiku. Aku menutup mulutku dengan telapak tangan karena sangat syok melihat apa yang di lakukan kedua orang itu. Mungkinkah kedua orang itu diam-diam menjalin hubungan di belakangku?

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nur Janah
autornya gak niat lanjutin ceritanya...
goodnovel comment avatar
Nur Janah
ank m ibu tiri sama² gila
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
papa indra pulang cepat dong selametin tuh mantu kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 5

    "Apa yang sedang kalian lakukan?" tanyaku dengan sangat syok. Bisa-bisanya mereka berpelukan seperti ini dalam kamar. Siapapun yang melihatnya pasti akan berpikiran macam-macam termasuk aku, istrinya."Put, jangan salah paham. Aku bisa jelasin soal ini.""Aku tak mau mendengar apapun. Kalian sangat menjijikan!" ucapku berusaha berjalan pergi, sayangnya tiba-tiba kakiku terasa sakit sekali kugerakan."Put, jangan pergi. Ini semua tak seperti yang kamu pikirkan!" ucap suamiku lagi.Mau tak mau aku berhenti berusaha melangkah. Kakiku benar-benar sakit kugerakan.Mas Indra mendekat dan menyerahkan ponsel ibu tirinya."Tante Sarah baru saja mendapat pesan gambar dari seseorang. Dia sedih dan terus menangis gara-gara gambar tersebut. Tadi itu aku cuma lagi nenangin dia!" ucap suamiku. Aku terkejut luar biasa melihat sebuah gambar yang suamiku tunjukan."Ini gambar Papah sama siapa, Mas?" tanyaku pada suamiku. Setahuku Ayah mertuaku sangat baik. Aku juga tak pernah mendengar hal yang buruk t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 6

    Pov Author"Buka pintunya, Mas, Tante. Kalian benar-benar brengs*k sudah bohongi aku selama ini!" Putri berseru keras sekali. Dira yang ada dalam kamarnya ikut keluar untuk melihat apa yang terjadi."Gawat, Mah. Itu suara Putri." Indra yang baru ingin melanjutkan adegan panasnya bersama ibu tirinya terpaksa mengurungkan niatnya. Lelaki itu buru-buru kembali memakai bajunya."Tenang, biar Putri aku yang urus!" Sarah membuka pintu kamar setelah selesai memakai bajunya kembali.Plak!Sarah menampar menantunya yang dianggapnya lancang karena sudah mengganggu malam indahnya bersama anak tirinya."Ngapain kamu teriak-teriak kaya orang gila gini?" tanya Sarah dengan tatapan sangat mengerikan. Sudah saatnya kali ini dia menunjukan sifat aslinya. Hubungan gelapnya bersama Indra sudah terbongkar oleh Putri, jadi menurutnya sudah tidak ada gunanya lagi berpura-pura baik di depan menantu wanitanya itu."Tante, kalian menjijikan sekali. Ternyata selama ini aku cuma dijadikan alat untuk menutupi hub

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 7

    Pov Author"Tan, gimana ini? Kita bisa ketahuan kalau Papah tahu kamu disini?" Indra terlihat sangat panik. Sarah yang baru saja selesai memakai bajunya nampak panik juga."Kamu ingat foto editan tadi siang. Kita gunakan foto itu untuk mengelabuhi Papah kamu!" ucap Sarah yang tiba-tiba punya ide jahat. Putri menatap marah dua orang itu, lagi-lagi dia merasa menjadi orang bodoh yang terus-terusan di bohongi Sarah dan Indra. Dia memakan mentah-mentah ucapan Indra yang sudah memfitnah Ayahnya sendiri demi bisa membohongi wanita itu. Ya, foto yang Indra tunjukan ternyata hanya sebuah editan."Caranya?"Sarah membisikan sesuatu ke Indra. Indra sempat ragu dengan ide ibu tirinya. Tapi karena tak ada cara lain lagi, dia terpaksa tetap melakukannya."Kamu sekarang temui Papah kamu. Aku akan kunci pintu dari dalam agar dia enggak tahu keadaan Putri di dalam.Indra menurut, dia langsung keluar kamar untuk menemui Ayahnya."Pah, tante lagi ada di dalam bareng Putri. Seharian ini dia menangis."L

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 8

    "Kau sekarang tahu betapa ganasnya suami kamu saat menyerang aku, kan? Jadi jangan pernah berpikir lelaki itu doyan sama wanita yang sangat bisa seperti kamu!"Setelah dipuaskan anak tirinya, kembali Sarah menyerang menantu wanitanya dengan kalimat pedasnya. Dia amat sangat puas melihat penderitaan wanita itu."Aku bawa Putri ke atas ranjang ya, Tant. Badannya terlihat lemah sekali. Kalau terjadi apa-apa sama dia, kita juga yang bakal susah!" ucap Indra. Sarah sebenarnya masih tak terima kalau Putri diletakan di atas ranjang milik anak tirinya, tapi melihat keadaan Putri yang makin lemah, dia akhirnya mengizinkan Indra membawa Putri ke sana."Sekarang gimana, Tant. Apa rencana kita selanjutnya?" tanya Indra. Sarah nampak berpikir sejenak. Dia dan Indra takan mungkin bisa terus-terusan menyembunyikan Putri dari kamar itu."Esok, kamu bawa Ayah kamu ke luar dari rumah ini. Saat kalian tak ada, Tante akan bawa Putri ke luar rumah." ucap Sarah."Kalau boleh tahu, Tante mau bawa dia kemana

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 9

    Put, karena mood Papah lagi bagus. Papah juga sekalian mau beri kejutan buat kamu!" Setelah selesai memeluk istrinya, Dicky kembali fokus pada Putri."Kejutan?" Putri bertanya pada Ayah mertuanya secara hati-hati karena Sarah dan Indra memperhatikan setiap gerak-geriknya."Iya. Tapi kamu harus janji dulu sama Papah kamu jangan tersinggung!"Semua orang yang berada di ruang makan beralih menatap ke arah Dicky. Tak sabar menunggu Dicky melanjutkan ucapannya."Putri enggak akan tersinggung, Pah. Putri janji!"Dicky tersenyum lalu memberikan sebuah map pada Putri."Apa ini, Pah?" tanya Putri kemudian."Buka saja!" perintah Dicky. Putripun menuruti ucapan Ayah mertuanya."Pah, apa ini enggak berlebihan?" tanya Putri setelah melihat isi dalam map tersebut ternyata sebuah sertifikat rumah. Dan nama yang tertera disana ialah namanya, bukan nama Indra."Kamu layak mendapatkannya, Put. Papah berterimakasih karena sudah mau menikah dengan satu-satunya anak Papah. Kamu jangan tersinggung, ya. Kar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 10

    Indra tersenyum jahat, alkohol benar-benar sudah mempengaruhi otaknya. Jika biasanya dia selalu saja berusaha mencari cara agar bisa menahan diri untuk tidak menyentuh Putri, kali ini tidak lagi. Dia pikir dengan dia melakukan itu, rasa sakit hatinya pada ibu tirinya bisa terobati. Dia sama sekali tak memikirkan perasaan hancur Putri karena perlakuannya."Kamu diam saja, jangan melawan atau aku pukul kamu!"Indra pikir setelah mengancam Putri, wanita itu akan takut dan menurut. Sayangnya dugaannya salah, saat dia melepaskan tangannya dari mulut Putri dan hendak melepaskan bajunya, Putri tiba-tiba melakukan perlawanan lagi. Putri mendorong tubuh suaminya dan langsung bangkit dan memaksa kakinya cepat-cepat berlari meski dia sangat kesakitan.Indra marah, dia buru-buru bangkit dan kembali menyeret dan menghempaskan tubuh istrinya ke atas ranjang."Kamu pikir kamu bisa lepas dari aku!"Sorot mata kemarahan dari Indra makin membuat Putri ketakutan."Mas, ibu tiri kamu tidak akan memaafkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 11

    "Pah, aku agak enggak enak badan. Aku masuk ke kamar dulu!"Tanpa menunggu respon suaminya, Sarah langsung masuk dalam kamarnya. Sampai dalam kamar wanita itu mengamuk dan membanting barang-barang yang ada di atas meja riasnya."Aku enggak akan biarin kalian pindah. Enggak akan!"Sarah terus mengamuk seperti orang gila, dia tak peduli keberadaan suaminya di lantai bawah."Mah, kamu kenapa?"Selesai makan, Dicky langsung naik ke atas. Dia terkejut melihat keadaan kamarnya yang sudah sangat berantakan.Sarah hanya diam, tak mungkin dia menjawab jujur apa yang membuatnya marah."Mah, kalau ada apa-apa cerita saja sama Papah. Jangan malah mengamuk seperti ini!"Dicky mendekat ke arah Sarah. Sarah tak bisa menahan tangisnya lagi. Dicky membawa Sarah ke dalam pelukannya agar wanita itu bisa lebih tenang. Seandainya saja Dicky tahu kalau Sarah tengah menangisi lelaki lain, pasti dia akan sangat jijik dengan Sarah."Udah jangan nangis lagi, ayo cerita sama Papah. Apa yang membuatmu marah sepe

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 12

    "Pu...Putri...? Kenapa kamu ada di sini?"Mendengar namanya disebut Putri mengerutkan keningnya. Dia mencoba mengingat-ingat siapa lelaki yang ada bersama suaminya."Kenapa ada di sini? Pertanyaanmu aneh, Wa. Dia kan istriku pastilah dia tinggal serumah denganku."Mendengar penjelasan Indra, wajah ceria Dewa berubah menjadi syok."Jadi Putri ini istri kamu?"Indra mengangguk sembari menatap aneh ke arah sepupunya."Kamu kenapa reaksinya gitu. Kamu kenal sama Putri?" tanya Indra penasaran."Em...jadi gini. Dulu saat aku SMA Putri sering aku kerjain waktu lagi MPLS."Dewa menatap ke arah Putri. "Put, kamu enggak ingat aku? Dulu kamu pernah nangis saat aku kerjain kamu. Katamu aku senior yang jahat jadi kamu benci banget sama aku!""Ka--kamu Kak Dewa yang suka banget jahatin aku dulu kah?" Putri mulai mengingat wajah kakak kelasnya yang dulu sering isengin dia.Dewa mengangguk cepat. "Betul, Put. Aku Dewa. Syukurlah kalau kamu masih inget aku!""Ya ampun, Kak. Dulu aku benci banget sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 30 ( Tamat)

    "Indra, apa yang kamu lakukan?" Semua orang syok melihat Indra tega menusuk Sarah menggunakan pisau. Bahkan Dicky yang sangat marah dan kecewa pada Sarahpun tak sampai hati melakukan hal tersebut."Wanita ular ini pantas mati. Dia sudah menghancurkan hidupku tapi dia tega meninggalkanku saat aku benar-benar terpuruk!" ucap Indra tanpa ada penyesalan sedikitpun. Sarah meneteskan airmata melihat kebencian Indra yang begitu besar padanya."A--aku tak bermaksud meninggalkanmu!" ucap Sarah lemah. Indra tak sudi menatap wanita yang baru saja ditusuknya."Aku sangat mencintaimu, Ndra. Apa yang kukatakan barusan hanya untuk menyelamatkan hidupmu. Aku tak mau kamu jadi gelandangan saat dibuang Ay--"Sarah tak mampu melanjutkan kalimatnya. Tusukan di perutnya benar-benar membuatnya kesakitan. Dia menghembuskan nafas terakhirnya sebelum menyelesaikan kalimatnya.Indra baru saja menyadari kalau dia telah salah paham pada Sarah. Dia buru-buru mendekat ke Sarah untuk minta maaf. Sayangnya apa yang

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 29

    "Jadi begini kelakuan kalian di belakangku?"Kedua orang yang tengah bercinta itu terkejut bukan main saat kelakuan bej*d mereka diketahui oleh Dicky."Sayang, aku bisa jelasin!"Terbakar amarah, Dicky tak menggubris ucapan istrinya. Dia menarik tubuh anaknya kemudian memukulnya.Sarah cepat-cepat memakai bajunya kemudian mencoba menghentikan Dicky memukuli lelaki yang selama ini digilainya."Sayang, hentikan. Indra bisa mati jika kamu memukulnya terus menerus seperti ini!"Bukan bersimpati mendengar tangis dan permohonan istrinya, Dicky justru makin gelap mata. Di pukulnya wanita yang belasan tahun ini mengkhianatinya tanpa ampun.Indra mencoba bangkit dan melindungi Sarah dengan tubuhnya. Lelaki itu rela menggantikan tubuh Sarah menahan sakit akibat pukulan Dicky. Melihat keduanya yang rela saling berkorban membuat hati Dicky makin hancur."Om, hentikan. Om bisa terkena tindak pidana jika Om terus menyiksa mereka!" tiba-tiba Dewa datang menghentikan Dicky. Awalnya Dicky tak mau meng

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 28

    "Ndra, kamu tahu temen Putri yang namanya Melly itu tinggal dimana?" tanya Sarah saat dia dan Indra dalam perjalanan mencari Putri.Indra menggeleng."Kenapa memangnya, Tant?" tanya Indra kemudian."Melly kan teman baik Putri. Tante yakin Putri akan menghubungi Melly dan memberitahu keberadaannya kalau dirasanya keadaan sudah aman. Gimana kalau kita sekarang cari Melly dan kita sekap saja dia buat pancing Putri lagi!""Ide bagus, Tant. Tapi gimana caranya kita cari Melly. Aku kenal dia juga enggak!" tanya Indra kemudian."Tanyalah sepupumu, Dewa. Dia pasti tahu. Bod*h banget sih kamu jadi orang." cecar Sarah."Aku bukan bodoh, Tant. Aku cuma enggak mau melibatkan Dewa. Kalau Dewa tau Putri kabur gimana? Dia anak Om Ristian, bahaya banget kalau Om Ristian ngasih tahu Dewa soal hubungan kita!""Ya, jangan sampai dia tahu, dong. Bilang saja sama Dewa, kalau kamu ingin kasih kejutan Putri dengan membawa Melly ke rumah secara diam-diam. Kamu ini enggak mau dibilang bodoh. Tapi, masalah sep

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 27

    "Ka--kamu yakin mau ikut aku?" tanya Putri seakan tak percaya dengan ucapan Dira barusan."Aku yakin, Mbak. Mbak Putri enggak boleh tinggal sendirian. Bahaya. Kapan saja Tuan Indra dan Nyonya Sarah bisa saja menemukan Mbak Putri." jawab yakin Dira."Tapi, Dir. Aku tak membawa banyak uang. Kapan saja uangku bisa habis kalau aku tak cepat-cepat cari kerja!""Mbak, uang 20juta barusan anggap saja buat bayar gajiku beberapa bulan ke depan. Udah, masalah uang jangan dipikirkan. Aku cuma mau melindungi Mbak Putri. Aku enggak mau Mbak Putri sendirian melawan Nyonya Sarah dan Tuan Indra. Saya memang tak bisa banyak membantu tapi saya akan berusaha melindungi Mbak Putri semampu saya dari kejahatan mereka!"Putri benar-benar merasa terharu dengan kata-kata Dira barusan. Dia berjanji pada Dira akan selalu memperlakukan Dira dengan baik.Jam menunjukan pukul 8 malam. Makan malam telah Dira siapkan. Putri datang awal ke ruang makan untuk melihat keadaan."Mbak, jangan minum air putih disini, ya. I

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 26

    Pov Author"Kamu sendiri ngapain kesini, Wa. Restoran ini cukup jauh dari perusahaan kamu. Tapi kamu bisa ada disini?" tanya Indra kemudian."Tadi janji ketemuan sama klien di area sini. Pas lewat restoran ini pengin mampir!" jawab santai Dewa."Bisa kebetulan banget, ya. Kamu bukan sengaja ngikutin aku dan Indra kesini, kan?"Sarah mulai berbicara sembarangan. Indra memegang kepalanya, frustasi dengan sikap gegabah Sarah. Pertanyaan Sarah justru bisa membuat Dewa curiga tentang hubungan keduanya."Mengikuti kalian? Apa untungnya?" Dewa terkekeh geli."Ya bisa saja kan Papah kamu yang--""Tant, cukup. Enggak usah mulai lagi nuduh-nuduh orang sembarangan, dech!" kesal Indra. Indra menjadi tak enak dengan Dewa karena tuduhan Sarah. Beberapa saat kemudian seorang pramusaji datang membawa beberapa bungkus makanan pesanan Dewa."Tante Sarah. Aku ke restoran ini karena beli makanan untuk temen-temen aku yang tinggal di area sini. Dulu kami sering nongkrong bareng disini pas SMA. Mumpung dis

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 25

    Pov Author"Sayang, kepalaku kenapa sakit sekali?" tanya Sarah saat terbangun. Indra semalam memberinya obat tidur dengan dosis agak tinggi jadi ketika dia bangun kepalanya terasa sakit."Kemaren Tante banyak nangis jadi wajar kalau Tante sekarang sakit kepala!"Sarah tersenyum senang saat menyadari Indra tak lagi mendiamkannya."Ka--kamu udah enggak marah sama aku?" tanya Sarah dengan raut wajah sangat senang.Indra menghela nafas panjang mendengar pertanyaan dari Sarah."Jujur aku masih sangat marah dengan perlakuan Tante pada Putri. Tapi aku berpikir enggak ada gunanya lama-lama marah sama Tante!"Sarah yang merasa sangat senang langsung memeluk Indra yang tengah memakai dasinya."Makasih sayang. Aku tahu kamu enggak mungkin bisa lama-lama marah sama aku.""Jangan seneng dulu, Tant. Aku ngelakuin ini agar Tante bersikap baik pada Putri. Kalau aku denger Tante melukai Putri sedikit saja, aku takan segan-segan meninggalkan Tante."Bukan tak marah dan kecewa saat Indra mengancam Sarah

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   BAB 24

    "Kita tinggalkan negara ini bersama-sama. Dengan begitu Tante Sarah takan bisa menemukan kita!"Aku diam tak bersuara. Masih bingung dengan tawaran yang suamiku berikan. Haruskah aku menerima tawarannya?"Put, kita tak punya banyak waktu. Jangan banyak berpikir. Kamu mau ya memaafkan aku. Dengan begitu kita akan hidup bahagia tanpa Tante Sarah."Hidup bahagia?"Aku tertawa menahan perih."Kamu pikir semudah itu, Mas. Setelah semua yang kau lakukan padaku selama ini kamu pikir aku bisa bahagia hidup dengan orang yang jelas-jelas sudah menyakiti dan mengkhianatiku?""Put, aku salah aku minta maaf. Dari awal aku tak berani melawan Tante Sarah. Dia sangat kejam. Bahkan dia berencana membunuh Ayahku!""Apa?"Aku terkejut mendengar ucapan suamiku."Ya, dia belum lama ini bilang ingin menyingkirkan Ayahku. Aku tidak bisa terus-terusan hidup dengan wanita mengerikan itu!""Kalau kita pergi, gimana dengan nasib Ayahmu Mas?"Ayah mertuaku sangat baik, tidak mungkin aku mengabaikan keselamatanny

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 23

    "Dira...Dira...!"Samar ku dengar teriakan Tante Sarah berteriak memanggil-manggil nama Dira. Rasa sakit karena pukulan demi pukulan yang Mas Indra berikan membuat kesedaranku perlahan hilang."Mbak Putri sadar Mbak...!"Mataku kembali terbuka. Ku lihat sekeliling. Ternyata aku berada dalam kamar Dira sekarang."Syukurlah Mbak sudah sadar. Aku sangat khawatir melihat Mbak tak sadarkan diri barusan!"Dira menangis, aku lihat dia benar-benar mengkhawatirkan keadaanku. Bukan hanya bersandiwara seperti yang kupikirkan selama ini."Mbak, mulai hari ini Nyonya Sarah menyuruhku mengawasi Mbak. Kita akan tinggal satu kamar. Mbak jangan marah sama aku ya. Aku cuma menjalankan tugas dari Nyonya Sarah!"Aku tersenyum dan mengangguk. Dira tak salah jadi aku tak boleh membencinya. Dia juga korban sama sepertiku."Mbak, aku kompres lukanya ya, Mbak."Dira mulai mengompres satu persatu lukaku. Aku diam tak banyak bergerak. Badanku terasa sangat sakit sekali jika sedikit saja bergerak."Aku berdoa se

  • Hasrat Liar Ibu Tiri Suamiku   Bab 22

    "Indra, Putri. Apa yang sedang kalian lakukan disini?"Mati aku. Tante Sarah memergoki saat Mas Indra sedang menc*umku. Pasti aku lagi yang akan jadi sasaran kemarahannya. Tuhan, tolong selamatkan aku dari wanita gila ini.Mas Indra melepaskan cium*nnya lalu tubuhnya ia gunakan untuk menutupi tubuhku. Lelaki itu pasti sadar betul kalau sebentar lagi Tante Sarah akan menghajarku sebagai pelampiasan kemarahannya."Beraninya kalian berbuat seperti ini di belakangku!"Tante Sarah seperti kesetanan. Dia mengambil pisau yang berada tak jauh darinya."Minggir Indra. Perempuan ini harus ku habisi. Dia harus mati baru aku akan puas!"Tangan Tante Sarah terlihat gemetar. Dia terlihat sangat emosi."Tant, kalau tante mau bunuh. Bunuh saja aku. Putri tak melakukan apapun. Dia sudah menolakku tadi tapi aku yang memaksannya!"Aku yakin Tante Sarah takan berani menusuk Mas Indra. Wanita gila itu tak bisa hidup tanpa Mas Indra jadi tak mungkin berani mencelakai lelaki yang sangat dicintainya itu."A

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status