Share

Bab 11

Penulis: Setya Ai Widi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-24 02:51:07

Falisha membuka mata dengan berat, kemudian mengerjap perlahan. Sinar matahari pagi menerobos masuk ke dalam kamar melalui celah gorden yang sedikit terbuka dan tepat mengenai wajah cantiknya.

"I love you, Falisha."

Bisikan lembut yang begitu lirih semalam, berhasil membuat Falisha menyunggingkan senyum tipis sebelum dirinya benar-benar tersadar.

Jemari mungil Falisha tergerak untuk membuka selimut yang menutup badan, dan senyum itu kembali menghiasi wajah. Rasanya masih seperti mimpi ketika dia merasakan sentuhan lembut yang dia inginkan sejak awal pernikahan.

Falisha menjadi semakin yakin, usahanya untuk mengambil hati Arka tidak akan berakhir sia-sia. Namun, bibir Falisha mendadak datar ketika mengingat, Sabrina juga hadir dalam acara makan malam suaminya dan entah minuman apa yang diberikan perempuan itu kepadanya sebelum akhirnya, Falisha mendadak tidak sadarkan diri dan tiba-tiba terbangun dalam kamarnya yang gelap.

It's okay, Falisha. Enggak ada yang perlu dipikirkan, karena ny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 12

    “Jangan berani-berani sentuh Falisha!”Arsya dengan sigap menangkap pergelangan tangan seorang perempuan yang hendak menampar Falisha. Dengan terpaksa dia harus memasuki toilet khusus perempuan, karena saat Falisha melenggang menuju ke sana, dia tidak sengaja melihat Nabila mengikuti Falisha.Rasa khawatir terhadap Falisha pun membawa langkah Arsya menyusul Falisha ke toilet perempuan. Beruntung, tidak ada siapa pun di sana, sehingga Arsya tidak menjadi bulan-bulanan kaum hawa.Nabila, perempuan yang sempat disebut-sebut Arkatama beberapa hari lalu, tersenyum miring. “Siapa tadi? Falisha?”Arsya merengkuh bahu Falisha ke dalam rangkulan. “Jangan pernah ganggu dia, atau kamu akan berurusan sama aku!”“Wah, wah, wah ... segitunya kamu cinta sama dia, Arsya? Kamu bukan cuma nolak aku, tapi sikap kamu ....” Nabila sengaja menggantung kalimat. Perempuan itu melipat kedua tangan di depan dada.“Aku emang cinta sama dia dan enggak ada yang bisa ganti posisi Falisha di hati aku!”Mendengar ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 13

    “Selamat pagi, Sayang. Gimana kabar kamu? Sehat?”Pagi ini, Falisha dikejutkan dengan keberadaan Salma di dapur. Seingatnya, Salma mengatakan akan pergi cukup lama, tetapi entah kenapa wanita itu sudah kembali, padahal belum ada seminggu dia pergi.“Mama? Mama jam berapa datangnya?” Falisha mendekati mama mertuanya yang segera disambut dengan pelukan hangat. Indra penciumannya menghidu aroma parfum yang memang biasa dipakai Salma, pertanda wanita itu sudah mandi dan mungkin hendak pergi sebentar lagi.“Jam berapa, ya? Kalau enggak salah jam satu, rumah udah sepi, jadi Mama sama Papa diem-diem aja masuk kamar, biar enggak bangunin semua yang udah pada istirahat.” Salma menjawab dengan senyum yang tidak kalah hangat.Jika dilihat-lihat dari mimiknya, Falisha yakin, Salma dan Wilis tulus menyayanginya seperti yang pernah mereka katakan. Lalu, bagaimana dengan Arka? Apakah hanya lelaki itu saja yang tidak bisa menerima Falisha dengan lapang dada, karena tidak menginginkan untuk menikah de

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 14

    Setelah dua mingguan sibuk ke sana-kemari mengurus berbagai keperluan, akhirnya Falisha tiba di Negeri Singa seperti yang dia harapkan, berdua saja dengan Arka.Tidak apa, meski beberapa hari setelahnya, Salma dan yang lain akan menyusul mereka, setidaknya Falisha memiliki waktu beberapa hari untuk quality time bersama sang suami. Falisha sangat berharap, Arkatama akan luluh dan perlahan membuka hati untuknya, melupakan Sabrina yang tidak seharusnya diperlakukan lebih manis mengingat status perempuan itu yang seharusnya dijauhi Arka."Mas capek? Mau Fal pijitin?" Falisha menawarkan ketika mereka baru saja memasuki apartemen, dan dilihatnya Arka duduk menyandarkan punggung pada sandaran sofa, tampak kelelahan.Tidak disangka, Arka menepuk-nepuk bahu sisi kanan dan kiri, memberikan kesempatan Falisha untuk melayani sang suami."Boleh pijit bagian sini," ucap Arka sesaat kemudian.Tentu saja Falisha mengangguk senang. Untuk pertama kali setelah menjadi istri Arka, lelaki itu membiarkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 15

    "Bilang apa kamu ke Sabrina?"Falisha merasa dirinya tengah berada dalam persidangan. Arkatama duduk tepat di hadapan dengan sorot tajam yang betul-betul tidak pantas dilayangkan kepada seorang istri, apalagi hal itu terjadi karena membela sang kekasih yang sudah seharusnya ditinggalkan mengingat dirinya sudah menikah dengan Falisha."Aku enggak habis pikir. Sejak kapan kamu berani ngelunjak terima telepon tanpa persetujuan? Masalahnya, itu handphone aku dan seharusnya kamu tahu kalau handphone itu privacy."Lagi, Arka menuntut Falisha supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak dia sukai."Mas, maaf. Tapi gimana bisa Mas Arka bicara begitu ke Fal? Fal istri Mas Arka. Seharusnya Fal boleh dengan bebas sentuh handphone Mas Arka, karena sebagai istri, Fal harus mengingatkan Sabrina juga supaya enggak ganggu Mas Arka lagi, kan?"“Apa? Apa kamu bilang? Mengingatkan Sabrina?” Arka semakin mendelik. “Tahu apa kamu soal Sabrina?”“’Maaf, Mas. Tapi Falisha istri Mas Arka. Sabrina—““Berhenti se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 16

    Matahari sudah menyembul dari persembunyian ketika Falisha membuka mata. Di balik selimut tebal, dirinya tersadar, masih belum mengenakan apa-apa. Kejadian semalam sontak melintas dalam ingatan. Untuk yang kedua kalinya, dia merasa bahagia karena ‘sentuhan’ sang suami. Namun, mengapa sikapnya masih sering kali kasar?Tidak ingin memikirkan hal yang membuat sedih, Falisha menggeleng perlahan. Bagaimanapun, dia yakin bahwa Arka pasti akan melunak dan bisa mencintainya secara utuh.Beberapa saat setelah berhasil mengumpulkan kesadaran, Falisha memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan membersihkan badan. Perempuan itu keluar kamar dan mendapati Arka tengah sibuk di dapur. Tatapan Falisha tertuju ke meja makan dan sudah tersaji beberapa menu makanan di sana.Mas Arka masak? Ini betulan atau cuma mimpi? Falisha menggumam dalam hati.Sesaat setelahnya, Arka menyadari keberadaan Falisha dan menyapa sang istri. “Udah bangun? Maaf soal kemarin,” ucapnya datar.Falisha mencoba mengukir sen

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 17

    "Tolong siapin kamar. Sabrina tidur di apartemen kita malam ini. AC di apartemennya lagi bermasalah dan teknisinya baru bisa perbaiki besok."Falisha menghela napas panjang. Dia pikir, Arka menelepon untuk bertanya basa-basi, barang kali ada sesuatu yang dia ingin untuk dibelikan. Ternyata dugaannya salah."Tapi, Mas, bukannya ... dia bisa nginap di lain tempat? Fal cuma enggak mau kalau nanti Mama tahu dan—""Enggak usah banyak alasan! Mama enggak akan tahu kalau kamu enggak kasih tahu! Lagi pula kamu enggak ada hak untuk memutuskan boleh atau enggaknya Sabrina nginap di apartemen kita," sahut Arka dari seberang.Sesak, tetapi Falisha tidak bisa melakukan apa-apa. Perempuan itu masih mencoba untuk bertahan di tengah situasi yang sama sekali tidak dia inginkan. Bagaimanapun, Falisha tidak ingin keluarga Mirna yang sudah berekspektasi tinggi tentang Arka, kecewa karena laki-laki itu tidak memperlakukan Falisha sebaik yang mereka kira.“Denger enggak, kamu?”“Iya, Mas. Fal siapin kamarn

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 18

    “Cerita apa kamu ke Arsya?”Hari masih pagi, tetapi Falisha sudah harus melihat raut Arka yang serupa kardus dilipat. Mau heran, tetapi memang kenyataannya, laki-laki itu sering kali bersikap dingin terhadap Falisha.Falisha tentu ternganga. Dia tidak tahu apa maksud pertanyaan yang dilontarkan Arka. Namun, seketika perempuan itu teringat, semalam Arsya mengirimi sebuah pesan yang ketika Falisha tengah memikirkan balasan yang tepat, dia sudah lebih dulu ketiduran.“Maksud Mas Arka apa?”“Enggak usah pura-pura enggak tahu. Kamu, kan, yang ngadu ke Arsya kalau Sabrina di sini?” tuduh Arka.Pandangan Falisha pun mengedar ke sekeliling. Dalam hatinya bertanya-tanya, di mana Sabrina? Belum bangunkah? Karena jika perempuan itu masih di sana, sudah pasti dia akan menempel di dekat Arka tanpa peduli laki-laki itu sudah menjadi milik orang lain. Akan tetapi, yang dilihatnya hanya Arka seorang diri tengah duduk di salah satu kursi meja makan, menyesap kopi yang tersaji di hadapan.Kapan membuat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 19

    "Oke, makasih udah sempetin dateng. Maaf banget udah ganggu waktu kamu."Falisha mengerjapkan mata ketika sayup-sayup mendengar ucapan suaminya yang entah sedang berbicara dengan siapa. Perempuan itu hendak bangkit dari posisi tidur, tetapi gerakannya terhenti akibat pening di kepala. Jemarinya merasakan sesuatu menempel pada kening yang bahkan tidak Falisha tahu sejak kapan berada di sana."Syukurlah kalau kamu udah bangun."Falisha melihat ke arah pintu kamar dan melihat Arkatama masuk membawa nampan berisi secangkir susu beserta piring kecil berisi dua lapis roti tawar yang sudah dioles selai cokelat kacang."Makan dulu sebelum minum obat. Aku buatin susu biar lebih kenyang." Arkatama berkata dingin setelah meletakkan nampan tersebut di atas nakas.Laki-laki itu melihat Falisha yang kesulitan bangun karena rasa sakit kepala yang mendera. Tanpa diminta, dia membantu Falisha bangun perlahan."Fal kenapa, Mas?"Perempuan itu merasa bingung. Pasalnya, yang Falisha ingat terakhir kali a

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 28

    “Beresi barang-barang kamu dan kita pulang hari ini juga!” titah Arka saat Falisha baru saja memasuki kamar.Sejenak, perempuan yang diajak bicara itu termenung di depan pintu. Dia menatap Arka tanpa suara.“Kenapa, sih, kalau diajak ngomong diem aja? Kamu mulai tuli?” Arka terlihat geram, tetapi masih mencoba untuk menjaga intonasi suara agar tidak terdengar dari luar.Dada Falisha naik turun seiring dengan napasnya yang tidak beraturan. Apa yang dikatakan Arka tadi? Laki-laki itu mempertanyakan apakah dia mulai tuli?Falisha sungguh tidak habis pikir. Dia mengira, sejak perlakuan sebenarnya Arka terhadap dirinya sudah diketahui Salma dan Wilis, laki-laki itu akan berubah. Namun, apa yang diharapkan Falisha ternyata tidak sesuai ekspektasi.Perempuan itu berjalan cepat menuju sisi lemari di mana kopernya berada. Dia pun membereskan semua barang bawaan tanpa terkecuali. Jangan ditanya tentang sedih atau tidaknya. Beberapa menit lalu, Falisha baru saja merencanakan dengan Thalita, mere

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 27

    “Fal, ayo. Semua udah pergi.” Arka membujuk Falisha yang masih berjongkok di sisi pusara Mirna supaya lekas bangkit. Dia tidak ingin berlama-lama tinggal begitu prosesi pemakaman selesai dilaksanakan.Falisha belum juga bergerak. Perempuan itu tentu merasa sangat kehilangan, karena baginya, Mirna adalah Ibu kedua setelah mamanya meninggal dalam kecelakaan bersama sang Papa. Falisha sangat menyayangi Mirna yang sering memanjakannya seperti anak sendiri.“Fal ....” Arka kembali bersuara karena melihat Falisha hanya bungkam. “Kamu denger, kan?”“Fal masih mau di sini. Mas Arka duluan aja.” Singkat, padat, dan jelas. Falisha sama sekali tidak menoleh saat membalas kalimat suaminya. Wajahnya masih basah dan kedua mata menatap kosong ke arah pusara.Arka mendecak kesal. Bagaimana bisa perempuan itu berucap dengan entengnya? Bisa-bisa dia kena marah Salma karena lagi-lagi akan dianggap tidak perhatian terhadap Falisha, bukan?“Kamu harus lekas istirahat. Atau ... kamu sengaja, nyiksa diri de

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 26

    “Kakak di sini aja, aku awasi Kakak dari tempat yang intinya Kak Arka enggak akan tahu aku di mana.” Arsya menghentikan langkah begitu mendekati stasiun dan Falisha menurut.Perempuan itu hanya bisa mengangguk. Dia tidak berani banyak bicara karena sempat salah tangkap akan kejadian beberapa menit lalu di mana Arsya menunduk untuk mengambil bulu mata yang dikhawatirkan akan masuk ke mata Falisha.“Kakak yakin, baik-baik aja?” Arsya memastikan, karena Falisha menjadi lebih banyak diam.“Baik, Arsya. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan.”“Gimana aku enggak khawatir? Kakak baru aja baikan. Kemarin Kakak demam tinggi seharian.”Perempuan mana yang tidak akan tersentuh hatinya jika ada laki-laki yang begitu memperhatikan dirinya bahkan sampai hal terkecil sekali pun? Falisha betul-betul tidak bisa membalas kalimat Arsya. Dia tidak ingin salah bicara.“Ya udah, aku pergi dulu. Kalau ada apa-apa, aku pasti tonjok lagi mukanya Kak Arka.”“Tapi, Arsya—““Bercanda.” Arsya menyahut cepat sambil

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 25

    “Minum dulu biar Kakak lebih tenang,” pinta Arsya sambil menyorongkan botol berisi air mineral yang sudah dibuka untuk Falisha. Begitu Arka tidak terlihat, laki-laki itu membawa Falisha menuju Istana Park yang tidak jauh dari Stasiun MRT Orchard.Falisha menerima air mineral pemberian Arsya tanpa menoleh sedikit pun. Tatapannya terlihat kosong.“Kenapa Kakak nolak buat aduin kelakuan Kak Arka ke Mama sama Papa? Kak Arka itu udah keterlaluan sama Kakak. Harusnya dia dikasih pelajaran biar enggak seenaknya.” Arsya menekankan.Perempuan yang diajak bicara tidak menjawab. Pikirannya justru melayang dengan berbagai pertanyaan berkecamuk memenuhi isi kepala.Kalau memang udah ada seseorang yang mengisi hati Arsya, kenapa Arsya masih seperhatian ini sama Fal, Arsya? Jangan buat Fal merasa spesial di mata Arsya. Fal ... ah ... enggak. Fal milik Mas Arka. Iya, seharusnya Arsya biarin Fal menyelesaikan masalah Fal sendiri, Arsya. Bukan begini caranya.Falisha memejam sebentar sembari menggeleng

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 24

    “Bibir kamu kenapa, Arka?” Salma yang baru saja selesai memasak bersama menantu tercinta, memusatkan perhatian ke arah Arka.Laki-laki itu keluar dari kamar dengan penampilan rapi. Kemeja warna biru laut yang tidak dikancingkan, dipadukan dengan kaus putih yang sedikit menempel di badan membuatnya terlihat lebih cool.“Semalem ada insiden kecil, tapi Mama enggak perlu khawatir.”“Insiden apa? Gimana bisa?”“Segala kemungkinan kan bisa terjadi, Ma. Tapi enggak apa-apa, udah diobatin lukanya sama Falisha, jadi Mama tenang aja.” Arka mendekati meja makan di mana semua keluarga sudah terduduk di sana.“Jangan-jangan kamu berantem.” Wilis menimpali, sambil melipat koran yang tadi menutup wajah.“Kayak anak kecil aja udah setua ini masih berantem, Pa.” Salma tidak percaya.“Ya siapa tahu. Papa kan Cuma nebak aja.” Wilis melipat koran, kemudian meletakkannya di meja. “Ya sudah, yuk, sarapan! Sudah laper Papa gara-gara nungguin Arka.”Wilis membalik piringnya, sementara Salma bergerak cepat m

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 23

    “Arsya, kenapa? Jawab Kakak. Kenapa Arsya lakuin itu sama Mas Arka?”Arsya menjatuhkan diri di samping Falisha. Dia baru saja terbangun dari alam bawah sadar. Ingin sekali mengaku akan cintanya yang begitu besar untuk perempuan itu, tetapi mendadak sadar bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat.“Aku ... enggak bisa lihat Kakak diperlakukan seenaknya sama Kak Arka. Aku pengen Kak Arka buka mata kalau Kak Falisha itu lebih baik, jauh lebih baik dari Sabrina yang cuma ngincar harta keluarga kita.”Usai mengucap kalimat itu, Arsya menunduk dalam-dalam. Seandainya saja dia tahu Falisha yang dilamar kedua orang tuanya untuk Arka, sementara Arsya sendiri tahu Arka memiliki seorang kekasih, mungkin Arsya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sayangnya, nasi sudah menjadi bubur.“Tapi Arsya enggak seharusnya lakuin itu. Arsya bisa negur Mas Arka baik-baik kalau mau. Arsya—““Kenapa Kakak malah belain Kak Arka? Sementara, aku lakuin itu buat belain Kakak. Aku enggak tega terus-terusan lihat K

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 22

    “Mas, Mas Arka kenapa, Mas?”Malam sudah menunjukkan pukul 00.30 waktu setempat, tetapi Falisha yang belum bisa tidur, memutuskan untuk duduk di tepi jendela, memperhatikan gemerlap lampu-lampu kota.Perhatian Falisha kini tertuju ke arah pintu kamar yang baru saja dibuka. Dia melihat Arka memasuki kamar dengan sudut bibir berdarah. Tidak peduli lagi dengan rasa sakit di kepala, Falisha lebih memilih untuk mendekati Arka.“Mas, kenapa bibirnya berdarah?” Jemari Falisha terangkat, hendak menyentuh wajah Arka, tetapi laki-laki itu menepisnya.“Enggak usah sok peduli. Seneng, kan, lihat aku kayak gini?”“Mas, Fal cuma mau lakuin kewajiban Fal sebagai istri Mas Arka. Sekarang Mas Arka duduk dulu, ya, biar Fal ambil air hangat buat kompres memar sekalian ambil kotak P3K.”Arkatama duduk di tepi tempat tidur sembari menghela napas panjang. Dia menarik lengan Falisha kuat-kuat hingga perempuan itu terduduk di pembaringan.“Diam aja di situ! Aku bisa obati sendiri.”Falisha mendesah lelah. Di

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 21

    “Mama betul-betul minta maaf, Falisha. Mama enggak pernah tahu kalau sikap Arka kurang baik ke kamu. Mama sama Papa sibuk sendiri sama bisnis kami sampai-sampai ... kurang memperhatikan apa yang terjadi dengan anak-anak Mama.”Falisha melihat air mata menggenang di pelupuk mata mama mertuanya. Dia menggeleng samar sambil sesekali mencuri pandang ke arah Arsya. Pasalnya, laki-laki itu sudah berjanji kepada Falisha, tidak akan memberi tahu Salma maupun Wilis tentang sikap Arka yang kurang baik terhadapnya. Namun, apa yang terjadi? Arsya tetap memberi tahu mereka.“Fal enggak apa-apa, Ma. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan.”Arsya bukannya tidak merasa bersalah, tetapi memang dia tidak mengadukan apa pun kepada Salma dan Wilis yang secara kebetulan, tadinya Salma ingin mengetahui bagaimana romantisnya Arka memperlakukan Falisha saat mereka sedang berdua saja. Sayangnya, satu kenyataan pahit justru harus mereka lihat.“Gimana Mama enggak khawatir? Kamu sampai sakit begini, Nak.” Salma me

  • Hasrat Liar Adik Ipar   Bab 20

    “Kamu itu dari mana aja, Arka? Istri kamu sakit, tapi kamu malah keluyuran?” tegur Salma begitu melihat kedatangan anak pertamanya.Wanita itu sudah satu jam tiba di apartemen bersama sang suami, tetapi di dalamnya hanya menemukan Falisha yang terbaring lemah di kamar, ditemani Arsya yang duduk di sofa sudut sembari fokus menghadap laptop.“Papa sama Mama betul-betul kecewa sama kamu, Arka,” timpal Wilis. Laki-laki yang rambutnya mulai memutih itu duduk di sofa ruang tamu, berhadapan dengan Salma.“Maaf, Ma, Pa. Ini ....” Arka menaikkan tinggi-tinggi tas belanja di tangan. “Aku cuma tinggalin Falisha sebentar buat belanja dan bukan keluyuran seperti yang Mama kira,” elaknya dengan alibi yang dirasa tepat.“Mama tahu banget gimana kamu, Arka. Jadi enggak perlu banyak alasan.” Salma to the point. “Di mana dia? Nginap di mana? Biar Mama kasih tahu supaya dia enggak ganggu kamu lagi! Kamu udah jadi suami Falisha dan seharusnya kamu bertanggung jawab penuh atas istri kamu, bukan malah sibu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status