Beranda / Romansa / Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti / Chapter 20 Dipaksa Untuk Berlutut

Share

Chapter 20 Dipaksa Untuk Berlutut

Penulis: Tya Prajana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-13 05:02:57
Lucian tiba-tiba menangkap tangan Leanna dan menepisnya dengan kasar. “Leanna, kau...." Lucian akhirnya menatap mata Leanna. Kata yang sebelumnya keluar dari bibirnya tidak lagi dia teruskan.

"Paman?"

Lucian dengan terburu-buru meninggalkan ruang makan tanpa mengatakan apapun. Leanna melihat jas yang tergantung di kursi. Dia menggunakan cara ini untuk mengejar Lucian.

"Paman, kau melupakan jasmu. " Leanna berlari dengan cepat.

Lucian menghentikan langkahnya. Menunggu sampai Leanna berdiri di dekatnya. Bukannya mengulurkan jas itu, Leanna justru berdiri terlalu dekat. "Leanna?"

"Paman, aku akan memakaikan jasmu." Posisi tangan Leanna seperti sedang memeluk Lucian.

Pria tampan itu mengambil alih jasnya dan mendorong Leanna dengan pelan. "Aku bisa melakukannya sendiri."

Lucian membalikkan tubuhnya. Sebelumnya salah satu kakinya melangkah, pria itu berbicara sesuatu dengan nada dingin dan tegas. "Leanna, kau adalah keponakanku!"

Leanna mengerutkan keningnya. Dia masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 21 Godaan Sekertaris Wanita

    "Kau telah melewati batas. Aku tidak dapat memberikanmu kemurahan hati lagi." Ariana gemetar, mencoba untuk membujuk, "CEO Gu, aku berjanji tidak akan melakukan ini lagi. Jika kau mau, aku akan berlutut di kaki keponakan Anda." Leanna memeluk Lucian dengan erat, Menguburkan wajahnya dalam pelukan pria tampan yang memiliki aroma nyaman ini. Tubuh Leanna gemetar. "Paman, aku tidak ingin dia mendekat. Aku takut dipukuli lagi." Lucian merangkul Leanna dengan lebih erat. "Tidak akan ada yang bisa menyakitimu selama aku di sini." Lucian mencium rambut Leanna dengan lembut. Pria itu beralih ke arah Ariana. "Kembali ke kantor. Aku akan memberikan hukuman yang sesuai untukmu." "CEO Gu, saya--" "Apa kau masih ingin melawanku?" ucap Lucian. Ariana menatap Leanna tajam. Dia mengambil tasnya dan langsung pergi begitu saja. "Leanna, ayo kita pulang. Kau tidak perlu bekerja di restoran ini lagi." Lucian menatap tajam ke arah Supervisor yang hendak mengatakan sesuatu. "Cari saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 22 Bukankah ini yang Kau Inginkan?

    Lucian mundur selangkah, menghindari Ariana dengan ekspresi jijik. "Ariana, kau benar-benar tidak punya rasa malu," ucapnya dingin. Ariana tersenyum, "CEO Gu, tidak perlu berpura-pura. Kau menyukai setiap aku melayanimu, kan? Jika kau masih mempekerjakanku, aku akan melayanimu lebih dari ini." Ariana semakin mendekat. Lucian dengan cepat menghindar. Dia mengambil ponselnya. "Kalian masuk ke ruanganku!" Ariana menarik dasi Lucian dan berusaha untuk membuka kancing kemejanya. Dia justru menemukan tanda merah di lehernya. "Jadi, inikah alasanmu membuangku karena sudah ada yang baru? Apa dia lebih baik dariku? Tuan Lucian, aku begitu mencintaimu," Lucian mendorong wanita yang bertingkah gila itu. Tidak lama, 3 orang pria datang. Lucian langsung memberikan perintah. "Ambil wanita ini, dia akan melayani kalian bertiga. Kalian pasti akan puas dengannya." Ariana mulai panik saat melihat 3 pria dengan wajah tidak terlalu tampan. "Apa? Tuan Lucian, Anda tidak akan setega itu pada s

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 23 Tolong, Bicaralah!

    Lucian membiarkan Leanna berteriak ataupun menukulnya. Dia tidak terpengaruh dan tetep menggendongnya masuk ke dalam. "Paman, aku tidak gila! Aku tidak ingin masuk ke sana. Aku tidak mau!" Leanna menangis seperti anak kecil. "Leanna, aku tahu kau tidak gila. Namun, kita harus tetap bertemu dengannya." "Tidak! Aku takut! Mereka tidak akan melepaskanku. Aku tidak mau!" Nada suara Leanna semakin rendah, tatapan matanya kosong. "Aku tidak ingin merasakan rasa sakit, sangat menyakitkankan." "Leanna, tidak ada yang akan menyakitimu. Tolong tenanglah!" Leanna menanggapi dengan suara gemetar "Dia juga mengatakan itu, tapi akhirnya aku kesakitan. Orang-orang itu akan...." Ada jeda sejenak, Leanna menatap Lucian dengan tatapan mata yang rumit. "Paman, apa kau juga akan melakukan hal yang sama. Aku janji tidak akan jadi anak nakal. Jangan bawa aku!" tangisan Leanna semakin keras. Wajahnya juga semakin pucat. Beberapa orang memperhatikan mereka, tetapi tidak terlalu peduli. Lucian m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 24 Tipu Muslihat

    Leanna memejamkan matanya, tangannya memegang kepalanya. “Paman, aku merasa pusing.” Lucian melingkarkan lengannya di bahu Leanna, menangkap tubuh ramping yang hamper jatuh, matanya menatap dengan khawatir. “Apa kau masih bisa berdiri? Aku akan membawamu ke rumah sakit.” Leanna menggeleng. “Aku hanya terlalu lelah, bisakah kita pulang sekarang?” Lucian menggendong tubuh Leanna. Pria yang sebelumnya berdebat dengan Leanna, mencoba menghalangi langkah Lucian. “Apa kau sungguh akan pergi begitu saja? Kau sungguh tidak penasaran rahasia…” Lucian memotong ucapan pria itu. Matanya tajam memberikan peringatan. “Minggir! Aku berharap kau tidak muncul di hadapan Leanna lagi!” Lucian melangkah melewatinya. *** Di dalam mobil, Leanna menyandarkan kepalanya di kursi mobil tanpa mengatakan apapun. Keheningan yang cukup lama membuat Lucian meliriknya diam-diam. “Apa kau masih merasa pusing? Aku akan memanggil dokter—“ “Aku sudah merasa lebih baik. Paman, jangan membahas dokter atau ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 25 Apa yang Terjadi Padanya

    Lucian menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah wanita itu. "Apa yang ingin kau katakan?" "Lucian, keponakanmu itu....bisakah kau melepaskannya sendirian di lingkungan baru yang jauh dari negara ini? Itu yang harus kau lakukan jika ingin membuatnya punya keinginan untuk kembali normal," ucap wanita itu dengan ragu. "Omong kosong macam apa yang kau katakan? Tidakkah kau melihat bagaimana dia membutuhkanku dan kau menyarankan aku untuk meninggalkannya? Sebagai seorang psikiater, kau seharusnya lebih tahu seberapa rapuh mentalnya." Lucian menolak ide itu. "Dan juga apa maksudnya dengan kembali normal? Apa kau mengatakan jika keponakanku tidak normal?" Lucian biasanya tidak banyak bicara, tetapi berbeda jika itu berkaitan dengan keponakan kesayangannya. Wanita itu menghela nafas. "Aku tahu, tapi setelah aku mengingat sikap keponakanmu itu dan membandingkan dengan kasus lain, dia tidak ada keinginan untuk melepas traumanya agar mendapatkan perhatian. Tuan Lucian, jika kau tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 26 Leanna Menghilang

    "Kau siapa?" Leanna yang baru saja terbangun memandang ke arah seseorang yang membawa mangkuk. "Di mana paman Lucian?" "Maaf saya lupa memperkenalkan diri. Saya Rina, pengurus rumah yang baru. Nona, silahkan makan bubur ini!" Wanita bernama Rara itu memberikan semangkuk bubur padanya. Leanna tidak langsung menerima mangkuk itu. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Di mana paman?" "Tuan Lucian berada di kantornya. Tuan juga memberi pesan jika tuan tidak akan pulang malam ini dan meminta saya tinggal untuk merawat Nona." Rara memberikan jawaban. Leanna membalikkan tubuhnya, tidur dengan memunggungi pelayan baru itu. "Aku tidak ingin makan jika tidak ada paman." "Nona, Anda sedang sakit sekarang, tidak apa-apa jika Anda hanya makan satu suap, jika anda tidak makan, bagaimana anda bisa minum obat dan cepat pulih? Anda sudah lama menahan lapar bukan?" Leanna tidak mengatakan apapun. "Nona, ini hari pertama saya bekerja. Jika Tuan menemukan saya tidak bisa merawat Nona dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 27 Kekacauan

    “Bagaimana dia bisa hilang? Aku memintamu untuk menjaganya, kan? Saat ini dia sedang sakit, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Apa kau akan bertanggung jawab?!” Lucian tidak bisa menahan amarah dan perasaan khawatir yang menyelimutinya. “Maafkan saya, Tuan. “ “Apa gunanya minta maaf? Temukan dia secepatnya!” ucap Lucian memberikan perintah “Ya, Tuan. Saat ini saya sedang mencarinya di sekitar lingkungan apartemen.” Lucian mengakhiri panggilan. Dia memijat kepalanya yang mendadak sakit. Lucian teringat dengan perdebatan dengan Leanna beberapa jam lalu saat gadis itu hendak pergi meninggalkan rumah. “Seharusnya aku tidak memaksanya. Ini semua saran bodoh dari wanita itu!” Lucian menyesalinya. Nada dering khusus berbunyi dari ponselnya. Tanpa melihat nama yang tertera di layarnya, Lucian sudah tahu siapa yang menelepon. “Hallo, jika ini tentang pekerjaan, kau bisa hubungi aku nanti—“ “Tunggu, Tuan Lucian! Anda harus kembali ke kantor sekarang juga. Jika tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 28 Sebuah Kenangan

    Leanna hanya tersenyum, tetapi justru membuatnya terlihat semakin menyedihkan. “Tidak, lupakan saja. Aku tahu jika hal itu tidak akan terjadi.” Leanna semakin mempererat genggaman tangannya pada Lucian. Matanya perlahan mulai terpejam. Lucian memiringkan tubuhnya, dia menatap lebih dekat pada seorang gadis muda yang mulai tertidur. “Leanna, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?” Lucian menghela nafas, dia tidak tahu seberapa banyak luka yang disembunyikan oleh gadis yang terlihat rapuh ini. Lucian teringat tentang pembicaraan mereka tadi, dia merasa sedikit senang karena Leanna mau terbuka sedikit tetang masa kecilnya. Lucian mulai mengerti, dia seharusnya menjadi lebih lembut dan perhatian padanya mungkin sedikit demi sedikit, Lucian bisa lebih mengenal Leanna lebih dalam dan dapat mengerti tentangnya. Lucian memandang Leanna, dia tiba-tiba memikirkan sesuatu. *** Leanna perlahan membuka matanya, dengan setengah kesadaran dia dapat mendengar suara lembut yang berbicara p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 28 Sebuah Kenangan

    Leanna hanya tersenyum, tetapi justru membuatnya terlihat semakin menyedihkan. “Tidak, lupakan saja. Aku tahu jika hal itu tidak akan terjadi.” Leanna semakin mempererat genggaman tangannya pada Lucian. Matanya perlahan mulai terpejam. Lucian memiringkan tubuhnya, dia menatap lebih dekat pada seorang gadis muda yang mulai tertidur. “Leanna, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?” Lucian menghela nafas, dia tidak tahu seberapa banyak luka yang disembunyikan oleh gadis yang terlihat rapuh ini. Lucian teringat tentang pembicaraan mereka tadi, dia merasa sedikit senang karena Leanna mau terbuka sedikit tetang masa kecilnya. Lucian mulai mengerti, dia seharusnya menjadi lebih lembut dan perhatian padanya mungkin sedikit demi sedikit, Lucian bisa lebih mengenal Leanna lebih dalam dan dapat mengerti tentangnya. Lucian memandang Leanna, dia tiba-tiba memikirkan sesuatu. *** Leanna perlahan membuka matanya, dengan setengah kesadaran dia dapat mendengar suara lembut yang berbicara p

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 27 Kekacauan

    “Bagaimana dia bisa hilang? Aku memintamu untuk menjaganya, kan? Saat ini dia sedang sakit, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Apa kau akan bertanggung jawab?!” Lucian tidak bisa menahan amarah dan perasaan khawatir yang menyelimutinya. “Maafkan saya, Tuan. “ “Apa gunanya minta maaf? Temukan dia secepatnya!” ucap Lucian memberikan perintah “Ya, Tuan. Saat ini saya sedang mencarinya di sekitar lingkungan apartemen.” Lucian mengakhiri panggilan. Dia memijat kepalanya yang mendadak sakit. Lucian teringat dengan perdebatan dengan Leanna beberapa jam lalu saat gadis itu hendak pergi meninggalkan rumah. “Seharusnya aku tidak memaksanya. Ini semua saran bodoh dari wanita itu!” Lucian menyesalinya. Nada dering khusus berbunyi dari ponselnya. Tanpa melihat nama yang tertera di layarnya, Lucian sudah tahu siapa yang menelepon. “Hallo, jika ini tentang pekerjaan, kau bisa hubungi aku nanti—“ “Tunggu, Tuan Lucian! Anda harus kembali ke kantor sekarang juga. Jika tid

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 26 Leanna Menghilang

    "Kau siapa?" Leanna yang baru saja terbangun memandang ke arah seseorang yang membawa mangkuk. "Di mana paman Lucian?" "Maaf saya lupa memperkenalkan diri. Saya Rina, pengurus rumah yang baru. Nona, silahkan makan bubur ini!" Wanita bernama Rara itu memberikan semangkuk bubur padanya. Leanna tidak langsung menerima mangkuk itu. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Di mana paman?" "Tuan Lucian berada di kantornya. Tuan juga memberi pesan jika tuan tidak akan pulang malam ini dan meminta saya tinggal untuk merawat Nona." Rara memberikan jawaban. Leanna membalikkan tubuhnya, tidur dengan memunggungi pelayan baru itu. "Aku tidak ingin makan jika tidak ada paman." "Nona, Anda sedang sakit sekarang, tidak apa-apa jika Anda hanya makan satu suap, jika anda tidak makan, bagaimana anda bisa minum obat dan cepat pulih? Anda sudah lama menahan lapar bukan?" Leanna tidak mengatakan apapun. "Nona, ini hari pertama saya bekerja. Jika Tuan menemukan saya tidak bisa merawat Nona dengan

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 25 Apa yang Terjadi Padanya

    Lucian menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah wanita itu. "Apa yang ingin kau katakan?" "Lucian, keponakanmu itu....bisakah kau melepaskannya sendirian di lingkungan baru yang jauh dari negara ini? Itu yang harus kau lakukan jika ingin membuatnya punya keinginan untuk kembali normal," ucap wanita itu dengan ragu. "Omong kosong macam apa yang kau katakan? Tidakkah kau melihat bagaimana dia membutuhkanku dan kau menyarankan aku untuk meninggalkannya? Sebagai seorang psikiater, kau seharusnya lebih tahu seberapa rapuh mentalnya." Lucian menolak ide itu. "Dan juga apa maksudnya dengan kembali normal? Apa kau mengatakan jika keponakanku tidak normal?" Lucian biasanya tidak banyak bicara, tetapi berbeda jika itu berkaitan dengan keponakan kesayangannya. Wanita itu menghela nafas. "Aku tahu, tapi setelah aku mengingat sikap keponakanmu itu dan membandingkan dengan kasus lain, dia tidak ada keinginan untuk melepas traumanya agar mendapatkan perhatian. Tuan Lucian, jika kau tida

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 24 Tipu Muslihat

    Leanna memejamkan matanya, tangannya memegang kepalanya. “Paman, aku merasa pusing.” Lucian melingkarkan lengannya di bahu Leanna, menangkap tubuh ramping yang hamper jatuh, matanya menatap dengan khawatir. “Apa kau masih bisa berdiri? Aku akan membawamu ke rumah sakit.” Leanna menggeleng. “Aku hanya terlalu lelah, bisakah kita pulang sekarang?” Lucian menggendong tubuh Leanna. Pria yang sebelumnya berdebat dengan Leanna, mencoba menghalangi langkah Lucian. “Apa kau sungguh akan pergi begitu saja? Kau sungguh tidak penasaran rahasia…” Lucian memotong ucapan pria itu. Matanya tajam memberikan peringatan. “Minggir! Aku berharap kau tidak muncul di hadapan Leanna lagi!” Lucian melangkah melewatinya. *** Di dalam mobil, Leanna menyandarkan kepalanya di kursi mobil tanpa mengatakan apapun. Keheningan yang cukup lama membuat Lucian meliriknya diam-diam. “Apa kau masih merasa pusing? Aku akan memanggil dokter—“ “Aku sudah merasa lebih baik. Paman, jangan membahas dokter atau ru

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 23 Tolong, Bicaralah!

    Lucian membiarkan Leanna berteriak ataupun menukulnya. Dia tidak terpengaruh dan tetep menggendongnya masuk ke dalam. "Paman, aku tidak gila! Aku tidak ingin masuk ke sana. Aku tidak mau!" Leanna menangis seperti anak kecil. "Leanna, aku tahu kau tidak gila. Namun, kita harus tetap bertemu dengannya." "Tidak! Aku takut! Mereka tidak akan melepaskanku. Aku tidak mau!" Nada suara Leanna semakin rendah, tatapan matanya kosong. "Aku tidak ingin merasakan rasa sakit, sangat menyakitkankan." "Leanna, tidak ada yang akan menyakitimu. Tolong tenanglah!" Leanna menanggapi dengan suara gemetar "Dia juga mengatakan itu, tapi akhirnya aku kesakitan. Orang-orang itu akan...." Ada jeda sejenak, Leanna menatap Lucian dengan tatapan mata yang rumit. "Paman, apa kau juga akan melakukan hal yang sama. Aku janji tidak akan jadi anak nakal. Jangan bawa aku!" tangisan Leanna semakin keras. Wajahnya juga semakin pucat. Beberapa orang memperhatikan mereka, tetapi tidak terlalu peduli. Lucian m

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 22 Bukankah ini yang Kau Inginkan?

    Lucian mundur selangkah, menghindari Ariana dengan ekspresi jijik. "Ariana, kau benar-benar tidak punya rasa malu," ucapnya dingin. Ariana tersenyum, "CEO Gu, tidak perlu berpura-pura. Kau menyukai setiap aku melayanimu, kan? Jika kau masih mempekerjakanku, aku akan melayanimu lebih dari ini." Ariana semakin mendekat. Lucian dengan cepat menghindar. Dia mengambil ponselnya. "Kalian masuk ke ruanganku!" Ariana menarik dasi Lucian dan berusaha untuk membuka kancing kemejanya. Dia justru menemukan tanda merah di lehernya. "Jadi, inikah alasanmu membuangku karena sudah ada yang baru? Apa dia lebih baik dariku? Tuan Lucian, aku begitu mencintaimu," Lucian mendorong wanita yang bertingkah gila itu. Tidak lama, 3 orang pria datang. Lucian langsung memberikan perintah. "Ambil wanita ini, dia akan melayani kalian bertiga. Kalian pasti akan puas dengannya." Ariana mulai panik saat melihat 3 pria dengan wajah tidak terlalu tampan. "Apa? Tuan Lucian, Anda tidak akan setega itu pada s

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 21 Godaan Sekertaris Wanita

    "Kau telah melewati batas. Aku tidak dapat memberikanmu kemurahan hati lagi." Ariana gemetar, mencoba untuk membujuk, "CEO Gu, aku berjanji tidak akan melakukan ini lagi. Jika kau mau, aku akan berlutut di kaki keponakan Anda." Leanna memeluk Lucian dengan erat, Menguburkan wajahnya dalam pelukan pria tampan yang memiliki aroma nyaman ini. Tubuh Leanna gemetar. "Paman, aku tidak ingin dia mendekat. Aku takut dipukuli lagi." Lucian merangkul Leanna dengan lebih erat. "Tidak akan ada yang bisa menyakitimu selama aku di sini." Lucian mencium rambut Leanna dengan lembut. Pria itu beralih ke arah Ariana. "Kembali ke kantor. Aku akan memberikan hukuman yang sesuai untukmu." "CEO Gu, saya--" "Apa kau masih ingin melawanku?" ucap Lucian. Ariana menatap Leanna tajam. Dia mengambil tasnya dan langsung pergi begitu saja. "Leanna, ayo kita pulang. Kau tidak perlu bekerja di restoran ini lagi." Lucian menatap tajam ke arah Supervisor yang hendak mengatakan sesuatu. "Cari saja

  • Hasrat Cinta: Paman, Aku Tidak Bisa Berhenti    Chapter 20 Dipaksa Untuk Berlutut

    Lucian tiba-tiba menangkap tangan Leanna dan menepisnya dengan kasar. “Leanna, kau...." Lucian akhirnya menatap mata Leanna. Kata yang sebelumnya keluar dari bibirnya tidak lagi dia teruskan. "Paman?" Lucian dengan terburu-buru meninggalkan ruang makan tanpa mengatakan apapun. Leanna melihat jas yang tergantung di kursi. Dia menggunakan cara ini untuk mengejar Lucian. "Paman, kau melupakan jasmu. " Leanna berlari dengan cepat. Lucian menghentikan langkahnya. Menunggu sampai Leanna berdiri di dekatnya. Bukannya mengulurkan jas itu, Leanna justru berdiri terlalu dekat. "Leanna?" "Paman, aku akan memakaikan jasmu." Posisi tangan Leanna seperti sedang memeluk Lucian. Pria tampan itu mengambil alih jasnya dan mendorong Leanna dengan pelan. "Aku bisa melakukannya sendiri." Lucian membalikkan tubuhnya. Sebelumnya salah satu kakinya melangkah, pria itu berbicara sesuatu dengan nada dingin dan tegas. "Leanna, kau adalah keponakanku!" Leanna mengerutkan keningnya. Dia masih

DMCA.com Protection Status