Share

Teror di Malam Hari

Penulis: Widanish
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-04 11:59:34

Kobaran semangat terpancar dari raut wajah Mila. Dia terlihat sangat yakin dengan rencananya, namun aku khawatir apa yang akan dilakukannya nanti malah akan menimbulkan masalah yang lebih runyam lagi. 

"Kakak tenang aja, gak usah takut gitu," lanjut Mila, sepertinya dia tahu apa yang kucemaskan. "Aku yang akan tanggung semua resikonya. Kalau ada apa-apa, pokoknya aku yang maju ke depan. Ini semua sebagai bentuk permintaan maafku, karena telah merepotkan Kakak selama ini."

"Apa sih rencanamu? Jangan yang aneh-aneh, ah."

"Gini, Kak. Sekarang itu kan lagi jamannya review-review makanan gitu di internet, bahkan di hampir semua medsos suka ada yang bikin konten review makanan. Nah, aku mau nyuruh temenku beli seblak di warung Ayu, terus akan aku review jelek di Yutub! Udah gitu, aku juga akan review behind the scene pembuatan seblaknya di FB dengan cara nyebar foto-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kelly Lim
ceritanya gantung. authornya males nih
goodnovel comment avatar
Husna Mufida
lanjut dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Ketahuan Suka Curang

    "Mila ... Mila ...."Zaki memanggil nama adik iparku dengan nada menggoda, sesekali dia juga bersiul sambil matanya melihat ke arah pintu rumah, menunggu Mila datang.Aku langsung menghampiri Zaki sebelum dia berbuat keributan lebih jauh lagi. Semoga saja Bapak Mertua sudah tidur, jadi tak perlu ada ribut-ribut malam-malam begini, malu didengar tetangga."Ngapain kamu? Jangan ganggu orang, ini sudah malam. Sana pulang!" kataku dari teras rumah.Zaki malah menggerungkan motornya lebih kencang lagi. "Aku mau ngajak Mila jalan," katanya sambil mengedipkan sebelah mata.Anak bandel!"Jangan ganggu Mila lagi!" tegasku."Ayolah, Kak Murni. Kayak gak pernah muda aja." Zaki menanggapi dengan santai."Masa muda saya

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-10
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Paket Tanpa Nama

    Setelah menjawab pertanyaanku, tukang foto langsung pamit. Aku pun semakin penasaran, timbangan apa gerangan? Mungkinkah Ayu tidak jujur dalam hal timbang-menimbang jualannya?Permasalahan klasik, beberapa pedagang yang curang selalu mengurangi timbangan demi mendapat keuntungan.Kuperhatikan terus warung Ayu, keributan itu kini berakhir. Bi Munah pulang dengan mulut bersungut, sepertinya permasalahan mereka belum selesai, karena terlihat wajah Bi Munah masih menggambarkan kekecewaan."Mur, beli telur sekilo!" kata Bi Saodah. Dia mengagetkanku dari depan warung. Beberapa hari lalu, kuingat dia marah padaku gara-gara catatan utang, dan dia bilang gak akan beli di warungku lagi. Tapi, rupanya kali ini dia datang belanja. Pasti ada sesuatu yang merubah pikirannya.Kubungkus sekilo telur, dan menyerahkannya pada Bi Saodah. Tetanggaku ini menerima sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-16
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Telepon dari Mas Dasep

    "Aduh, bagaimana ini? Mau dibuka, takut isinya macam-macam." Tanpa sadar aku bicara pada diri sendiri dengan suara yang cukup pelan."Apa itu?"Seseorang bertanya dari balik punggungku, suaranya aneh. Aku menoleh, dan ternyata Mila. Dia pakai masker, pantas saja suaranya beda seperti ada yang menghalangi, sampai-sampai aku tak mengenalinya."Mila! Kamu ngagetin aja," kataku refleks. "Ini lho, ada paket tapi gak nyantumin siapa pengirimnya.""Wah, paket misterius itu, Kak. Siapa yang antar?" tanyanya sembari melihat paket yang kupegang."Kurir ekspedisi resmi, kok. Tapi anehnya gak nyantumin nama. Mau kukejar kurirnya untuk minta penjelasan, eh dia sudah pergi."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-16
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Yang Curang Dicurangi

    "Yuli, Yuni, kalian berdiri di sini, jaga kuah dan bakso ini jangan sampai terlalu matang, sekalian tata mangkuk-mangkuk ini. Tepmpelkan cap-cap di tutupnya!"Aku memanggil kedua asistenku yang tengah menyiapkan bahan seblak dan bakso di sebelah kanan. Karena stand Ayu berada di samping kiriku, jadi aku harus bertukar tugas dan posisi dengan kedua asistenku agar Ayu tak dapat melihatku.Yuli dan Yuni langsung mengikuti perintah, dan kini aku bisa berdiri dengan leluasa, mengerjakan semua pekerjaan."Mbak Murni, itu yang di sebelah stand kita kok panik begitu?" tanya Yuli, menoleh padaku dengan berbisik."Sudah, kalian fokus dengan pekerjaan kita saja. Jangan pedulikan mereka, justru harus berhati-hati terutama sama yang perempuan," jawabku seraya menunjuk Ayu dengan kerlingan mata.Acara pun dimulai, tamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Bukti Terkumpul

    "Hah? Enggak, ah!" jawab Mila setengah teriak.Tak lama, motor belok, kami sampai di depan rumah."Itu lho, Mil. Tadi kan Ayu juga jaga stand di sana, menunya jasuke sama seblak tulang. Tapi dia gagal menyajikan jasuke, karena jagungnya tiba-tiba hilang seperti ada yang nyuri atau nyembunyikan," ceritaku sambil turun dari motor.Mila menurunkan barang-barang, dan kami mengangkutnya ke dalam rumah."Enggak ah, Kak. Dari tadi pagi sepulang nganterin Kakak kan aku jaga warung. Ke gedung cuma nganterin Kakak aja pas subuh-subuh. Kita ke sana belum ada Ayu, kan. Jadi, kapan aku melakukannya, coba?" jawab Mila.Benar juga. Hari ini, meski aku jaga stand di gedung, tapi warungku tetap buka. Hanya saja, untuk menu seblak, pentol mercon, dan bakso kuah yamin terpaksa kuliburkan dulu karena tak ada yang bisa memasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-18
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Dilaporkan

    "Tenang, Mur. Kami ke sini numpang ngumpet aja, soalnya si Ayu lagi nyari-nyari kami," jawab Bi Saodah.Suara orang berjalan dengan cepat mulai terdengar menuju warungku. Melihat Bi Munah, Bi Saodah, dan Bi Rum yang tegang membuatku yakin kalau Ayu lah yang tengah mendekat ke sini."Lalu, kenapa kalian sembunyi begini, kenapa tidak dihadapi saja langsung, apa kalian takut?" tanyaku pada mereka."Bukannya takut, kami cuma mau ngerjain dia aja. Biarin dia keliling kampung nyari-nyari kami!" jawab Bi Munah.Mereka seperti anak kecil yang sedang main umpet. Bagaimanapun, aku tak mau terlibat dalam masalah ini."Saya mau keluar, mau masuk ke rumah. Nanti kalau dia ke sini dan lihat saya sama kalian, dia akan berpikir kita sekongkol," kataku, langsung melangkah ke luar warung. 

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Ditangkap Polisi

    Jadi, Bapak sudah mengadukan Zaki ke kantor polisi. Bagus lah, semoga saja nama baik keluarga kami akan segera pulih, terutama Mila. Kasihan dia, statusnya yang janda membuat para lelaki iseng memanfaatkannya."Sebenarnya, saya gak tahu apakah Bu RT ini punya otak atau tidak," balasku. "Karena, kalau punya otak ... tak mungkin lah akan berkata seperti itu. Bilang keluarga saya baperan dan tukang lapor, dan perbuatan Zaki hanya iseng? Apakah anakmu itu tidak berpikir, kalau perbuatannya telah mempermalukan sekaligus mencemarkan nama baik keluarga kami, terutama Mila?! Bagaimana bisa perbuatan seperti itu dianggap iseng? Hanya orang yang tidak punya otak yang berpikiran seperti itu!"Aku membalas perkataan Bu RT dengan kasar. Sementata itu, dia hanya terdiam seribu bahasa, kehabisan kata untuk membalas perkataanku lagi.Tanpa pikir panjang, aku pun meninggalkannya. "Maaf, say

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Berinovasi di Tengah Permasalahan

    "Alhamdulillah ...."Aku mengucap syukur begitu mendengar kabar Zaki dibawa polisi. Berarti, polisi tanggap dalam menanggapi aduan Bapak Mertua. Mila juga tampak senang sekali, terlihat senyum lega merekah dari bibirnya."Lho, kok alhamdulillah?" tanya Mang Sidik."Nanti juga Mang Sidik akan tahu sendiri kenapa anak itu bisa ditangkap polisi," jawabku."Ya, dia memang suka bikin ulah, sih. Bandel. Saya kira karena kasus narkoba, anak sebandel dia bisa saja main barang haram itu.""Astaghfirulloh. Mamang jangan bicara begitu, di kampung kita gak ada yang mengkonsumsi begituan," kataku."Iya, kan itu hanyalah perkiraan saya saja tadi. Soalnya, waktu kapan gitu ... saya lupa tepatnya kapan, pokoknya tengah malam dia ngebut pakai motor, berhenti di pos depan itu sendirian dan lang

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25

Bab terbaru

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Miskin

    “Enggak, Mas Dasep, Ayu gak sedang pura-pura. Sepertinya dia beneran gak waras!” kata Pak RT dengan nada dan ekspresi terkejut. “Lihat saja!”Pak RT menunjuk wajah Ayu, tatapan biang onar itu memang benar-benar kosong, tak terlihat seperti akting.Mas Dasep mendekat, diikuti semua warga mendekati Ayu yang masih tertawa cekikan tak jelas. Kurasa benar, Ayu tidak sedang berpura-pura.“Aduh, bagaimana ini? Sekarang tersangkanya malah tidak bisa ditanyai,” kata Bapak Mertua seakan bicara pada dirinya sendiri.Bapak dan Pak RT membangunkan Ayu hingga sekarang posisi Ayu berdiri, namun nampaknya Ayu lemas dia hampir terjatuh meskipun beberapa kali Bapak Mertua dan Pak RT membangunkannya.“Gimana nih nasib uang kita kalau tersangkanya gak waras kayak gini? Boro-boro minta ganti rugi, diajak ngobrol aja gak nyambung!” kata warga.“Sudahlah, kita berhenti bicara soal uang dulu. Yang terpenting sekarang bagaimana kita menenangkan Ayu!” jawab Bapak Mertua. “Lihat, dia terus berontak sambil teria

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Ayu Menjadi Gila

    Kulihat Mas Dasep keluar dari arah dapur produksi dan berlari ke arah kerumunan. Refleks kakiku melangkah ke luar warung, mengejar Mas Dasep.“Ada apa ini, Mur? Kok pada bawa golok segala itu?” Rupanya, saking terlalu fokus di dapur produksi, Mas Dasep baru ‘ngeuh’ kalau Ayu sudah tertangkap.“Itu Ayu yang dibonceng Pak RT, Mas! Warga mau menghakiminya!” jawabku tak kalah panik. “Cepat hentikan mereka, Mas!”“Astaghfirulloh!”Mas Dasep langsung menerobos kerumunan hingga kini dia berada diantata Ayu dan Pak RT, menengahi pertikaian mereka dan warga.Satu orang maju mengacungkan tinju pada Ayu dan hendak saja memukulnya, namun ditahan oleh Mas Dasep. Tak berhenti sampai di situ, warga yang lain pun melakukan aksi serupa dan membuat Mas Dasep semakin kewalahan menghadapi mereka, bahkan kulihat Mas Dasep tak sanggup lagi menahan gejolak amarah warga.Tak lama kemudian, aku kesulitan menyaksikan lagi apa yang terjadi di kerumunan sana, karena warga yang berdesakkan dan tak mau diam mengha

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Tinju, Tongkat, Hingga Golok!

    "Minta tolong apa, Mbak?""Selama ini saya menghilang karena saya kabur-kaburan, saya dikejar-kejar pihak kepolisian, karena disangka telah membantu menyembunyikan Ayu. Padahal, selama ini saya sendiri tidak tahu kalau Ayu adalah buronan. Saya mengenalnya karena waktu itu tak sengaja bertemu di minimarket, dia minta tolong dicarikan rumah kontrakan dan akhirnya saya bantu. Saya juga lumayan sering mengunjunginya untuk memberinya sedikit makanan, karena kasihan dia mengaku diusir dari kampungnya dan hanya membawa pakaian yang menempel di badan. Saya juga bayarkan rumah kontrakannya yang di belakang minimarket itu," jelas Mbak Widi di telepon dengan panjang lebar."Kalau begitu, Mbak Widi gak perlu merasa takut. Jangan kabur lagi, kalau ditanyai polisi tinggal jelaskan saja seperti yang tadi Mbak jelaskan ke saya. Lagipula, polisi minta keterangan Mbak sebagai saksi, bukan sebagai tersangka," kataku. "Tetap saja, kalau di depan polisi saya pasti gugup. Saya sudah takut duluan, Mbak Mur

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Yang Datang Kembali

    "Ya, Mas paham."Satu jawaban yang membuatku tenang. Mas Dasep kemudian membantuku mencetak adonan pentol. Kami menghabiskan waktu menjelang subuh bersama, mengobrol dan bertukar pikiran tentang kejadian-kejadian yang akhir-akhir ini menimpa kampung dan keluargaku."Tapi, bagaimana mereka tahu tentang permasalahan kita dengan Pak Hendar ya, Mas?" tanyaku."Palingan juga dari Mang Sidik. Waktu ngurusin Aminah kan dia lumayan sering bolak-balik rumah kita, mungkin dia tak sengaja mendengar kita membahas Pak Hendar," jawab Mas Dasep."Bisa juga sih. Tapi apa iya Mang Sidik suka nyebar gosip? Rasanya tidak, Mas. Apa jangan-jangan Mang Kosim dan Mang Surya, yang waktu malam kemarin Pak Hendar bertamu ke sini mereka tengah ngobrol dengan Bapak dan Pak RT. Bisa jadi Mang Kosim dan Mang Surya mencuri dengar percakapan kita?""Entah. Sudahlah, tak penting siapa yang menyebar, tak penting orang-orang mau menggosipkanmu. Yang penting aku percaya padmau, iya kan?"Seulas senyum tersungging di bib

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Dipandang Rendah

    "Maaf, Bu Rosita, tolong ulangi sekali lagi perkataan Ibu barusan?" tanyaku dengan hati yang meletup karena kaget."Jangan pura-pura tak mendengar, Mbak Murni. Saya mengatakan dengan jelas, tadi," jawabnya sinis. Delikan matanya menyiratkan persaingan sengit terhadapku.Kucoba mengatur napas, untuk sedikit meredakan emosi yang mulai naik gara-gara pernyataan barusan."Bagaimana bisa Bu Rosita berpikir saya ada macam-macam dengan Pak Hendar, sementara Bu Rosita sendiri tahu saya ini sudah bersuami?" kataku."Memang, sudah bersuami. Tapi, jaman sekarang status perkawinan tidak jadi penghalamg untuk seseorang berbuat serong," balasnya."Maksudnya bicara begitu supaya apa, ya?" tanyaku, masih coba bersabar meladeninya."Supaya Mbak Murni jauh-jauh dari Pak Hendar. Saya sedang dalam proses penjajakan dengannya. Dan saya harap, Mbak Murni jangan jadi penghalang. Keluarlah dari kegiatan, jangan mau diajak jadi pemateri oleh Pak Hendar. Pokoknya, menjauh deh dari kehidupan kami!" jawabnya lan

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Oh, Ternyata

    Tak hanya Mas Dasep, aku pun mencemaskan hal yang sama. Jika Ayu bebas berkeliaran, dia akan semakin leluasa menjalankan misinya."Satu hal yang menjadi pertanyaanku, tentang ambisi Ayu untuk mengganggu kehidupanku. Kenapa dia sampai sejauh ini melakukannya padaku terus-menerus, sejak pertemuan kami yang pertama bahkan hingga saat ini? Dia bilang dendam. Ingin membuatku miskin dan ingin menghancurkan rumahtanggaku. Kenapa dia begitu benci padaku, Bu, Pak? Aku tak pernah sedikitpun menyakitinya." Aku bertanya pada kedua mertuaku yang sepertinya juga tak tahu jawabannya. Tampak Bapak dan Ibu saling melirik sekilas dengan ekspresi yang entah seperti apa, sulit kubaca. Namun, sepertinya mereka teringat sesuatu yang sudah jauh berlalu."Sudah jelas kan, awal mulanya karena saingan warung," jawab Ibu Mertua."Tapi kan semua sudah berlalu. Warung Ayu sudah lama bangkrut. Dia juga sudah pergi dari kampung ini. Tapi kenapa dendamnya masih awet? Kurasa, ada sesuatu yang lain.""Entahlah, Kak M

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Tabayun

    "Nah, itu orangnya datang, Mur. Cepat selesaikan masalahmu."Ibu Mertua yang telah mengetahui kesalahpahaman dengan Pak Hendar, lantas mengambilalih kukusan dari tanganku dan menyuruhku cepat-cepat ke ruang tamu untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.Masih ada Pak RT dan tiga orang warga di ruang tamu, kini ditambah Pak Hendar. Aku menyapanya begitu sampai menemuinya.Mas Dasep juga tampak sudah menungguku dan langsung menyuruhku duduk di sampingnya."Tadi saya dikasihtahu tetangga, katanya Mas Dasep ke rumah cari-cari saya, ya? Tadi saya sedang ada seminar, jadi gak ada di rumah. Ada apa kiranya, Mas Dasep?" Pak Hendar mengawali pembicaraan."Begini, Pak Hendar. Sehari yang lalu, istri saya dapat paket berisi sepatu berhak tinggi, tas mahal, dan set make up lengkap dengan kuas-kuasnya. Saya kaget, kok ada yang mengirimi istri saya barang-barang seperti itu, secara istri saya ini kan orangnya tidak suka pakai-pakai begituan, seakan-akan orang yang mengirim ini ingin istri saya

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Tamu yang Mencariku

    "Ah, jangan iseng, Mur," keluh Mas Dasep, dia kecewa karena menganggapku berbohong."Tapi benar, Mas. Chat nya terhapus," jelasku dengan suara pelan.Lemas sudah rasanya, kecerobohanku berujung ketidakpercayaan dari suamiku. Kedua mataku mulai menghangat, rasanya lelah hati dan pikiran ini menghadapi situasi sekarang. Jika dulu aku banyak menelan fitnah dan tuduhan dari Ayu dan Bu RT tentang dukun penglaris, juga para warga yang sempat tidak percaya pada kejujuranku dalam berdagang, aku dapat menerima itu semua. Tapi, kali ini ketika Mas Dasep mempertanyakan kejujuranku, sungguh tak ada yang lebih menyakitkan daripada tak dipercayai suami sendiri.Rasanya lebih baik aku tak dipercaya orang lain ketimbang tak dipercaya suami."Kamu lagi sensitif, Dasep." Bapak Mertua menimpali."Mas kenapa seperti tak percaya padaku?" tanyaku."Sudahlah, Murni. Mas lelah, ingin istirahat dulu."Mas Dasep beranjak menuju rumah. Dari sikapnya, dia memang tak benar-benar menunjukkan sedang marah padaku.

  • Hartaku Unlimited (Mereka Ingin Membuatku Miskin)   Pesan Yang Terhapus

    "Kok ke sini, sih?" gumamku refleks. Tentu aku keberatan jika Aminah tinggal di kampung ini. Meski tak serumah, tapi pasti dia akan jadi biang masalah nantinya."Ya, yang kulihat, Aminah itu merasa aman kalau dekat Dasep," kata Mang Sidik. Rupanya dia mendengar gumamanku barusan."Mang Sidik mengerti kan apa yang saya khawatirkan?""Ngerti kok, Mur. Tapi jangan dulu berpikiran macam-macam. Bisa jadi Aminah hanya membutuhkan rasa aman saja, bukan berarti suka, terus mau mengambil hatinya Dasep.""Tetap saja meresahkan," jawabku. "Pantas saja istri Mang Sidik cemburu, saya bisa rasakan sendiri waktu Aminah menginap di sini.""Lho, memangnya kenapa harus cemburu? Aduh, perempuan suka ada-ada saja kelakuannya. Masa suami gak ngapa-ngapain aja cemburu?" komentar Mang Sidik. "Lagipula belum tentu dia jadi ngontrak di sini. Coba bayangkan, kalau dia ngontrak, siapa yang mau bayar kontrakannya? Aminah kan hanya ibu rumah tangga biasa, dia gak punya pekerjaan."Aku mengambil gelas bekas kopi M

DMCA.com Protection Status