Setelah Kalana didorong, dia merasa langit seakan telah runtuh. Dia menangis terisak-isak. Dia tidak mampu membersihkan nama baiknya. Dia hanya berharap mendapatkan cinta kakaknya dengan menangis. "Kak ... huhu .... Apakah kamu nggak mencintaiku lagi .... Kamu bilang kamu akan selalu mencintaiku ...."Jason tidak ingin berbicara dengannya lagi. Dia bahkan tidak ingin melihat Kalana lagi!Jika Jason melihat lagi, dia akan berpikir betapa butanya dia sebelumnya. Dia telah memanjakan adik dengan niat jahat selama lebih dari sepuluh tahun!"Pak Jason, tenanglah."Pamela memberikan Jason sebotol air mineral sambil memberi nasihat.Jason terkejut. Dia melihat botol air mineral yang diserahkan oleh Pamela. Dia merasa sedikit tersanjung di dalam hatinya. Kemudian, rasa bersalah pun memenuhi dadanya hingga dia merasa sedih dan tidak nyaman ....Hari ini, Jason akhirnya melihat sifat asli saudara tirinya, Kalana. Bagaimana mungkin Jason tidak memikirkan perselisihan yang terjadi antara Kalana da
Pada titik ini, Kalana hanya bisa mengorbankan ibunya terlebih dahulu untuk mempertahankan karakternya yang polos dan lugu!Jika tidak, kelak baik Kelly maupun Kalana tidak akan bisa menginjakkan kaki di Kediaman Keluarga Yanuar lagi.Meskipun Kalana tidak tahu apa yang dipikirkan Pamela, apa yang Pamela katakan tadi memang versi yang paling masuk akal. Kata-kata Pamela bisa membersihkan nama baiknya, jadi dia hanya bisa menyetujuinya ....Pamela mengulurkan tangan dengan kasihan sambil merapikan rambut di sekitar telinga Kalana. "Ya! Menurutku juga begitu. Nona Kalana adalah orang yang cantik dan baik hati. Dia hampir mati saat menyelamatkan nyawa Agam. Dia bahkan mempertaruhkan nyawanya sendiri hingga nggak bisa hamil .... Bagaimana bisa gadis yang nggak mementingkan diri sendiri berpartisipasi dalam rencana kejam seperti itu!"Mendengarkan pujian berbahaya Pamela, Kalana merasa tidak nyaman hingga punggung mengeluarkan keringat dingin. Ada yang salah dengan Pamela yang tiba-tiba mem
Wajah Kalana terlihat sangat masam. Dia mengedipkan matanya, dia masih menggelengkan kepalanya dan menolak, "Nggak perlu! Aku baik-baik saja, nggak perlu diperiksa ...."Pamela menarik Kalana mengikuti dokter tersebut. "Nona Kalana, lihatlah dirimu! Wajahmu terlihat sangat pucat. Kamu masih bersikeras bahwa kamu baik-baik saja? Kamu semakin membuatku khawatir! Ini hanya pemeriksaan, bukan operasi. Apa yang kamu takutkan, Nona Kalana?""Aku nggak takut. Aku baik-baik saja, jadi aku nggak akan pergi ...." Kalana tidak bisa menjelaskan kekhawatirannya. Dia hanya merasa Pamela pasti tidak punya niat jahat. Jika Kalana pergi, dia akan terperangkap oleh rencana Pamela ....Saat ini, Jason berkata dengan nada serius, "Pergilah. Nggak ada salahnya kamu melakukan pemeriksaan."Kalana belum menyerah. "Kak, aku baik-baik saja. Aku nggak merasa tidak nyaman ...."Jason berkata sambil mengerutkan keningnya, "Periksa apakah ada masalah atau nggak. Jangan menunggu sampai kamu kembali ke rumah dan men
"Marko, aku ...."Mata Kelly memerah, lalu air matanya pun mengalir turun.Marko tidak menunjukkan rasa kasihan padanya. Dia mengabaikan istrinya yang menangis. Dia hanya berjalan ke samping tempat tidur, menarik kursi dan duduk diam sambil memandangi putranya yang belum bangun.Setelah Pamela menyaksikan Kalana meninggalkan bangsal, dia berbalik dan menatap Kelly yang menangis ....Kelly dan Kalana memang adalah ibu dan anak. Sama seperti putrinya, Kelly sangat pandai berpura-pura.Namun, sepertinya Kelly menggunakan cara yang salah, Marko sama sekali tidak suka menontonnya.Meskipun Kelly sudah setengah baya, dia dirawat dengan baik oleh Keluarga Yanuar. Wajah Kelly tidak memiliki kerutan dan tubuhnya juga sangat bagus. Sayangnya, Marko tidak menyukainya.Marko tampaknya sangat dingin terhadap Kelly. Mereka tidak hanya tidur di ranjang terpisah, Marko bahkan tidak ingin melihat Kelly.Pamela tetap tidak menghargai ayah kandungnya hanya karena sikapnya yang dingin terhadap Kelly. Pame
Setelah meninggalkan bangsal, keduanya berjalan ke ujung koridor dan melihat ke luar jendela ke taman kecil di rumah sakit ....Pamela tampak bosan, jadi dia berbalik dan merentangkan kedua lengannya dengan malas untuk memeluk pinggang Agam. Pamela membenamkan wajahnya di dada Agam dan mengusapnya sambil bercanda.Jarang sekali Pamela berinisiatif untuk memeluknya, Agam secara alami bersedia menerimanya. Namun, dia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan Pamela."Suasana hatimu sedang nggak baik?"Pamela memalingkan wajahnya ke dada Agam sambil mendengarkan detak jantungnya yang kuat. "Paman, apakah semua pria sangat bodoh?""... Apa?"Alis Agam berkerut. Bagaimanapun, jarak usia mereka hampir terpaut sepuluh tahun, jadi ada kesenjangan generasi. Meskipun Agam tidak mengerti apa yang dikatakan Pamela, dia tahu bahwa ucapan Pamela sedikit kasar!Pamela menatap kosong sambil tersenyum sinis, kemudian dia berkata, "Lihatlah Marko, dia berasal dari keluarga terkenal, dia berpaka
Agam terdiam seribu bahasa.Pamela berpikir dengan sangat cepat!Setelah mendengar perkataan Pamela, sepertinya Agam benar-benar bersalah jika dia tidak setuju untuk menandatangani perjanjian semacam itu.Agam merasa tidak berdaya.Namun, karena kehidupan Pamela yang menyedihkan, Pamela tidak memiliki rasa aman dalam pernikahan, sehingga wajar jika Pamela meminta kesepakatan seperti itu.Jika hal itu akan membuat Pamela merasa lebih nyaman, Agam tidak ada salahnya menandatanganinya!Bagaimanapun, mereka sangat mustahil untuk berpisah lagi....Di sisi lain, Justin yang tertidur lama itu sudah bangun ....Saat Marko melihat putranya sudah bangun, keningnya yang berkerut terlihat membaik. "Justin, bagaimana kondisimu?"Setelah mendengar kata-kata ayahnya, Jason yang duduk di sofa tidak jauh dari situ sambil memikirkan sesuatu dengan serius itu kembali sadar. Dia bangkit dan berjalan ke ranjang rumah sakit.Justin membuka matanya, tapi wajahnya masih terlihat pucat. Dia menunjukkan ekspre
Justin merasa kasihan pada ibunya. "Bu, berhentilah menangis! Kalau kamu menangis seperti ini, orang-orang mungkin mengira aku sudah mati!""Cih! Jangan mengucapkan kata-kata seperti itu!" Kelly segera menyeka air matanya. "Oke, Ibu nggak menangis lagi! Selama ibu melihat kamu baik-baik saja, Ibu sudah lega!"Sekarang, Kelly masih ketakutan. Untungnya Justin baik-baik saja!Jika sesuatu terjadi pada Justin, harapannya seumur hidup akan hilang!Tiba-tiba, terdengar suara pintu bangsal dibuka dan seseorang berjalan masuk.Keempat anggota Keluarga Yanuar yang berada di ranjang rumah sakit mendengar suara itu, lalu melihat ke arah pintu ....Kalana telah kembali dari pemeriksaan fisik, wajahnya terlihat pucat dan dia tampak sedikit linglung.Melihat adiknya yang terbaring di ranjang rumah sakit telah bangun, mata Kalana yang terlihat bingung itu berbinar. Dia berjalan mendekat dan berkata, "Justin, kamu sudah bangun!"Justin mengangguk. "Ya, Kak, aku baik-baik saja! Kak, ada apa denganmu?
"Karena bunga saffron sebenarnya obat herbal yang sangat bagus. Mungkin kandungan saffron dalam segelas jus delima itu nggak berlebihan untuk tubuhku, jadi aku nggak merasakan gejala apa pun, juga nggak ada indikator yang nggak memenuhi syarat!"Jason berkata, "Bahkan hasil pemeriksaannya nggak ada masalah, kamu juga harus pergi untuk mengambil laporan pemeriksaan itu padaku."Kalana tidak ingin mengambilnya, jadi dia diam-diam menarik tangan ibunya.Kelly langsung mengerti maksud putrinya. Dia pun berkata, "Jason, aku tahu kamu mengkhawatirkan kesehatan Kalana, tapi Kalana sudah bilang dia baik-baik saja! Jangan khawatir, kamu nggak perlu melihat laporan itu lagi!"Kata-kata Kelly tidak berpengaruh apa pun. Ekspresi Jason terlihat sangat tidak sabar dan nada suaranya meninggi. "Kembali dan ambil laporan itu sekarang. Jangan biarkan aku mengulanginya lagi!"Jelas-jelas Kalana hanya perlu mengambilnya, tapi kenapa Kalana tidak mau mengambilnya?Sejak awal ketika Kalana menolak melakukan
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen