Jovita bereaksi kembali dari nominal di dalam cek yang jumlahnya sangat besar dan menatap Pamela dengan tatapan penuh dengan keirian serta kebencian, setelah itu dia mendengus dengan nada dingin. "Cih, dari mana lagi dia bisa mendapatkan uang? Pamela pasti menggunakan trik yang sangat tidak tahu malu untuk mendapatkannya dari Tuan Muda Agam!"Tentu saja Wulan membela Jovita, "Pamela, bukankah ini sama saja dengan kamu menggunakan barang orang lain untuk berbuat baik? Kamu nggak takut Tuan Muda Agam akan menyalahkanmu karena mengambil uang sebanyak ini tanpa izin dari Keluarga Dirgantara?"Pamela tersenyum. "Tante Wulan, sepertinya kamu melupakan satu hal yang penting, Tuan Muda Agam yang kalian maksud adalah suamiku, uang Agam adalah uangku juga. Sama seperti kamu yang selama ini menghabiskan uang suamimu, apakah dia menyalahkanmu?"Ekspresi Wulan terlihat sangat buruk, terkadang memucat terkadang memerah dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.Raut wajah Jovita terlihat lebih buruk la
Marlon dan Ariel saling berpandangan, hati mereka terasa sedih.Bos mereka tidak pernah mendapatkan sedikit pun kehangatan dari Keluarga Alister dari kecil sampai besar, bos juga benar-benar sangat menderita saat dikirim ke desa, mereka berdua melihat dan melalui bersama-sama betapa sulitnya untuk bisa berada sampai di sini.Marlon melihat Pamela yang terlihat murung dan ingin menyenangkannya, jadi dia berkata, "Bos, mari kita bermain dan minum sampai puas karena hadiah pertunangan sudah berhasil didapatkan?""Untuk apa minum arak di siang bolong!" Pamela tidak memiliki suasana hati untuk bermain, dia melambaikan tangan dan berkata, "Marlon, nanti kamu periksa apakah ada sebuah manor mewah di Kota Pudita yang telah dihancurkan dan dibangun kembali dalam 20 tahun terakhir, cari asal usul pemilik manor jika memang ada. Selain itu, utus orang untuk memeriksa seorang mahasiswi Universitas Pudita yang bernama Maya Morris, lalu berikan dokumennya padaku."Marlon menyadari sesuatu dan ekspres
Marlon pura-pura berkata dengan malu, "Hah? Kenapa aku! Aku masih perjaka sampai sekarang, bagaimana mungkin aku berani membeli benda itu, sungguh memalukan!"Ariel, "..."Pamela, "..."Awalnya dia ingin membuat lelucon dan meramaikan suasana, tapi bos dan Ariel malah menatapnya dengan tatapan jijik dan sama sekali tidak tersenyum.Marlon juga merasa sebaiknya menghentikan lelucon ini dan berkata sambil mengangkat bahu, "Baiklah! Aku pergi! Aku akan pergi, ya? Huh, padahal aku adalah seorang CEO di Perusahaan Vasant, tapi malah disuruh-suruh oleh kalian seperti seorang pelayan! Huh! Takdir!"Ariel melirik Marlon dan malas untuk memedulikannya lagi, jadi dia mengemudikan mobil menuju toko obat terdekat ....Ariel mengemudi sambil melirik Pamela dan alisnya berkerut lagi, dia selalu merasa raut wajah Pamela makin memburuk setelah muntah tadi.Kondisi Pamela memang tidak terlalu baik, akhir-akhir ini dia sedang sibuk mendesain gedung kantor baru Perusahaan Dirgantara, dia sama sekali tida
Dokter kembali berkata, "Meski kondisi janin sangat bagus, kondisi tubuhmu malah kurang bagus. Kamu harus memakan makanan yang memiliki banyak Mayamin, jangan kelelahan dan harus mempertahankan suasana hati yang baik di masa depan. Pihak keluarga juga harus bekerja sama untuk bersama-sama merawat ibu hamil!""Jangan khawatir, Dokter! Kami pasti bisa!" ucap Marlon sambil tersenyum.Pamela masih terlihat linglung setelah keluar dari klinik ....Dia agak terkejut dengan kehamilannya.Dia dan Paman hanya pernah melakukannya sekali, pada saat itu Paman terkena obat perangsang dari Jamur Cinta yang diberikan Jovita, akan meninggalkan sisa gejala yang serius jika tidak segera mengeluarkan hasratnya, jadi Pamela mau tidak mau menolong Agam.Tidak disangka mereka langsung memiliki anak pada malam itu?Pamela baru berusia 20 tahun, dia tidak pernah memikirkan pernikahan dan melahirkan anak di usia seorang gadis yang baru beranjak dewasa, kehamilan benar-benar memberikan sebuah pukulan yang besar
Hati Pamela bergetar saat melihat sosok pria itu yang tinggi dan besar.Orang itu tiba-tiba muncul di hadapan saat dia sedang sangat merindukannya, ini benar-benar adalah sebuah keajaiban.Pamela sedikit mengangkat sudut mulutnya, berlari kecil ke arah pria itu sambil berpikir bagaimana cara untuk memberi tahu hasil pemeriksaan tadi padanya ....Marlon juga ingin pergi memapah Pamela, tapi segera ditahan oleh Ariel. "Apakah kamu ingin menjadi pengganggu di antara mereka?"Marlon mendengus. "Aku khawatir bos akan terjatuh!"Ariel menyesuaikan kacamata berbingkai emasnya. "Tenang saja, bos tidak akan bersikap begitu ceroboh!"Marlon memeluk kedua lengannya, sambil bertanya-tanya apa reaksi Tuan Agam setelah mengetahui kehamilan bos .......Pamela membuka mulutnya setelah jarak di antara mereka makin dekat. "Pa ...."Sebelum kata paman diucapkan, tiba-tiba seorang anak kecil yang baru bisa berjalan berlari keluar dari klinik departemen pediatrik, lalu memeluk kaki Agam dengan penuh kasih
Gadis kecil ini tidak pernah menjawab dengan jelas apakah dia merindukannya atau tidak sebelum ini dan juga tidak pernah berinisiatif menelepon terlebih dahulu.Pria itu tertawa rendah. "Paman akan kembali setelah beberapa hari lagi, masalah di sini masih belum diselesaikan, tunggulah aku dengan patuh."Sudah tidak ada kehangatan dalam suara Pamela. "Oh ...."Pria itu tidak lagi mengatakan apa-apa dan memutuskan panggilan, dia sedang sibuk menenangkan anak kecil yang sedang mencari ibunya.Tatapan mata Pamela langsung mendingin saat mendengar suara panggilan yang telah diputuskan dari ponselnya, terdapat senyum mengejek di wajahnya.Sungguh konyol.Pamela selalu merasa bahwa dia sangat rasional dan berpikiran dengan sangat jernih, sama sekali bukanlah orang yang begitu mudah tenggelam dalam cinta, apalagi percaya pada cinta dan pria dengan begitu mudah.Hanya saja, fakta menunjukkan bahwa dia hanyalah orang biasa!Pamela sama sekali tidak percaya dan tidak meragukan kepribadian Agam sa
Sama sekali tidak terlihat sosok Pamela dan yang lainnya di koridor rumah sakit begitu Agam berbalik.Apakah dia salah dengar? Dia sepertinya mendengar suara gadis kecil ....Kalana kembali setelah mengambil obat. "Agam, aku sudah mengambil obatnya dan kita bisa kembali."Agam mengangguk dan menggendong anak kecil yang sudah tertidur sambil bersandar di bahunya, ketiganya berjalan bersama ke arah lift ....Kalana merasakan tatapan iri orang-orang, hatinya merasa bahagia dan juga bangga.Dia menoleh untuk menatap pria tampan yang sedang menggendong anak di sampingnya ....Benar, ini adalah kehidupan yang dia inginkan, dia, Agam dan juga anak mereka melewati kehidupan yang bahagia....Di dalam mobil.Ariel menjalankan mobil sambil melirik kaca spion, lalu bertanya dengan hati-hati, "Bos, kita pergi ke mana sekarang?"Pamela berkata dengan datar, "Kembali ke Kediaman Dirgantara."Marlon mengerutkan keningnya, lalu menoleh ke belakang dan berkata, "Bos, Agam sudah mengkhianatimu, untuk ap
Pamela mengangguk. "Baik, terima kasih."Pamela berjalan ke atas menuju kamarnya seperti biasa, tapi tiba-tiba berhenti di tengah tangga, lalu berbalik dan bertanya, "Pak Dimas, apakah kamu sudah menerima barang yang kukirimkan pagi ini?"Pamela menyuruh seseorang untuk langsung mengirim hadiah pertunangan yang diambil dari Keluarga Alister, saat ini seharusnya sudah tiba di rumah Keluarga Dirgantara.Pak Dimas berkata, "Sudah diterima, aku sudah menyuruh orang untuk meletakkannya di ruang penyimpanan, apakah Nyonya Muda ingin melihatnya?"Pamela dengan datar melambaikan tangannya. "Nggak perlu, ingatlah untuk menyuruh Tuan Agam melihatnya setelah dia kembali."Pak Dimas mengerti. "Baik, Nyonya Muda."Pamela langsung naik ke lantai atas setelah selesai bicara.Keluarga Dirgantara memberikan hadiah pertunangan yang sangat mewah, dia ingin mengambil kembali dan mengembalikannya pada Keluarga Dirgantara agar tidak berutang apa pun pada keluarga ini.Pak Dimas merasa sedikit bingung saat m