Darius berkata, "Hal yang lain aku nggak tahu, aku cuma tahu kalau ibumu sepertinya adalah seorang nona muda dari keluarga kaya, suatu saat aku pernah melihatnya ... uhuk, uhuk, pernah melihat ibumu memasuki sebuah manor yang sangat mewah, kemudian memanggil sepasang suami istri yang sudah tua dengan panggilan ayah dan ibu."Pamela kurang lebih sudah tahu bahwa Darius sepertinya pernah memiliki niat lain terhadap ibunya dan bisa melihat hal ini karena diam-diam mengikuti ibu saat melihat ekspresi bersalah yang tidak sengaja terlihat di wajah Darius.Darius tidak bisa menahan dirinya untuk berbicara saat mengenang masa lalu, "Ibumu adalah orang yang sangat rendah hati, nilainya sangat bagus dan memiliki sikap yang lembut, sama sekali nggak ada sifat arogan seperti nona kaya yang lain, ibumu memiliki banyak teman di sekolah dan hampir menjadi seorang dewi di dalam hati seluruh siswa dan siswi di sekolah."Benar, ibu memang sangat lembut dan baik.Dalam ingatan Pamela yang masih berantaka
"Kamu harus menjalani hidup dengan baik karena sudah menikah dengan keluarga besar seperti Keluarga Dirgantara, jangan mengingat masa lalu lagi! Aku pernah berjanji padanya untuk menyembunyikanmu dari musuhnya dan aku harus memenuhi janji ini."Pamela tertegun sejenak, ucapan yang diucapkan oleh 'ayah' yang tidak ada hubungan darah dan kasih sayang pada saat ini bisa dianggap sebagai peringatan dengan niat baik, itu seharusnya berasal dari perasaan rumitnya pada cinta pertamanya, 'kan?Pamela tersenyum. "Terima kasih atas peringatannya, aku akan hidup dan menjaga diriku dengan baik. Sampai jumpa, Tuan Darius."Setelah itu Pamela melangkah keluar dari ruang kerja.Darius sedikit mengerutkan keningnya dan menghela napas, dia sudah membuat Pamela hidup dengan aman sampai 20 tahun, bisa dianggap Darius sudah memenuhi janji wanita itu.Pamela sudah tumbuh besar dan ingin terbang ke luar, dia tidak akan memedulikan masa depannya lagi....Lantai bawah rumah Keluarga Alister.Beberapa pria ke
Jovita bereaksi kembali dari nominal di dalam cek yang jumlahnya sangat besar dan menatap Pamela dengan tatapan penuh dengan keirian serta kebencian, setelah itu dia mendengus dengan nada dingin. "Cih, dari mana lagi dia bisa mendapatkan uang? Pamela pasti menggunakan trik yang sangat tidak tahu malu untuk mendapatkannya dari Tuan Muda Agam!"Tentu saja Wulan membela Jovita, "Pamela, bukankah ini sama saja dengan kamu menggunakan barang orang lain untuk berbuat baik? Kamu nggak takut Tuan Muda Agam akan menyalahkanmu karena mengambil uang sebanyak ini tanpa izin dari Keluarga Dirgantara?"Pamela tersenyum. "Tante Wulan, sepertinya kamu melupakan satu hal yang penting, Tuan Muda Agam yang kalian maksud adalah suamiku, uang Agam adalah uangku juga. Sama seperti kamu yang selama ini menghabiskan uang suamimu, apakah dia menyalahkanmu?"Ekspresi Wulan terlihat sangat buruk, terkadang memucat terkadang memerah dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.Raut wajah Jovita terlihat lebih buruk la
Marlon dan Ariel saling berpandangan, hati mereka terasa sedih.Bos mereka tidak pernah mendapatkan sedikit pun kehangatan dari Keluarga Alister dari kecil sampai besar, bos juga benar-benar sangat menderita saat dikirim ke desa, mereka berdua melihat dan melalui bersama-sama betapa sulitnya untuk bisa berada sampai di sini.Marlon melihat Pamela yang terlihat murung dan ingin menyenangkannya, jadi dia berkata, "Bos, mari kita bermain dan minum sampai puas karena hadiah pertunangan sudah berhasil didapatkan?""Untuk apa minum arak di siang bolong!" Pamela tidak memiliki suasana hati untuk bermain, dia melambaikan tangan dan berkata, "Marlon, nanti kamu periksa apakah ada sebuah manor mewah di Kota Pudita yang telah dihancurkan dan dibangun kembali dalam 20 tahun terakhir, cari asal usul pemilik manor jika memang ada. Selain itu, utus orang untuk memeriksa seorang mahasiswi Universitas Pudita yang bernama Maya Morris, lalu berikan dokumennya padaku."Marlon menyadari sesuatu dan ekspres
Marlon pura-pura berkata dengan malu, "Hah? Kenapa aku! Aku masih perjaka sampai sekarang, bagaimana mungkin aku berani membeli benda itu, sungguh memalukan!"Ariel, "..."Pamela, "..."Awalnya dia ingin membuat lelucon dan meramaikan suasana, tapi bos dan Ariel malah menatapnya dengan tatapan jijik dan sama sekali tidak tersenyum.Marlon juga merasa sebaiknya menghentikan lelucon ini dan berkata sambil mengangkat bahu, "Baiklah! Aku pergi! Aku akan pergi, ya? Huh, padahal aku adalah seorang CEO di Perusahaan Vasant, tapi malah disuruh-suruh oleh kalian seperti seorang pelayan! Huh! Takdir!"Ariel melirik Marlon dan malas untuk memedulikannya lagi, jadi dia mengemudikan mobil menuju toko obat terdekat ....Ariel mengemudi sambil melirik Pamela dan alisnya berkerut lagi, dia selalu merasa raut wajah Pamela makin memburuk setelah muntah tadi.Kondisi Pamela memang tidak terlalu baik, akhir-akhir ini dia sedang sibuk mendesain gedung kantor baru Perusahaan Dirgantara, dia sama sekali tida
Dokter kembali berkata, "Meski kondisi janin sangat bagus, kondisi tubuhmu malah kurang bagus. Kamu harus memakan makanan yang memiliki banyak Mayamin, jangan kelelahan dan harus mempertahankan suasana hati yang baik di masa depan. Pihak keluarga juga harus bekerja sama untuk bersama-sama merawat ibu hamil!""Jangan khawatir, Dokter! Kami pasti bisa!" ucap Marlon sambil tersenyum.Pamela masih terlihat linglung setelah keluar dari klinik ....Dia agak terkejut dengan kehamilannya.Dia dan Paman hanya pernah melakukannya sekali, pada saat itu Paman terkena obat perangsang dari Jamur Cinta yang diberikan Jovita, akan meninggalkan sisa gejala yang serius jika tidak segera mengeluarkan hasratnya, jadi Pamela mau tidak mau menolong Agam.Tidak disangka mereka langsung memiliki anak pada malam itu?Pamela baru berusia 20 tahun, dia tidak pernah memikirkan pernikahan dan melahirkan anak di usia seorang gadis yang baru beranjak dewasa, kehamilan benar-benar memberikan sebuah pukulan yang besar
Hati Pamela bergetar saat melihat sosok pria itu yang tinggi dan besar.Orang itu tiba-tiba muncul di hadapan saat dia sedang sangat merindukannya, ini benar-benar adalah sebuah keajaiban.Pamela sedikit mengangkat sudut mulutnya, berlari kecil ke arah pria itu sambil berpikir bagaimana cara untuk memberi tahu hasil pemeriksaan tadi padanya ....Marlon juga ingin pergi memapah Pamela, tapi segera ditahan oleh Ariel. "Apakah kamu ingin menjadi pengganggu di antara mereka?"Marlon mendengus. "Aku khawatir bos akan terjatuh!"Ariel menyesuaikan kacamata berbingkai emasnya. "Tenang saja, bos tidak akan bersikap begitu ceroboh!"Marlon memeluk kedua lengannya, sambil bertanya-tanya apa reaksi Tuan Agam setelah mengetahui kehamilan bos .......Pamela membuka mulutnya setelah jarak di antara mereka makin dekat. "Pa ...."Sebelum kata paman diucapkan, tiba-tiba seorang anak kecil yang baru bisa berjalan berlari keluar dari klinik departemen pediatrik, lalu memeluk kaki Agam dengan penuh kasih
Gadis kecil ini tidak pernah menjawab dengan jelas apakah dia merindukannya atau tidak sebelum ini dan juga tidak pernah berinisiatif menelepon terlebih dahulu.Pria itu tertawa rendah. "Paman akan kembali setelah beberapa hari lagi, masalah di sini masih belum diselesaikan, tunggulah aku dengan patuh."Sudah tidak ada kehangatan dalam suara Pamela. "Oh ...."Pria itu tidak lagi mengatakan apa-apa dan memutuskan panggilan, dia sedang sibuk menenangkan anak kecil yang sedang mencari ibunya.Tatapan mata Pamela langsung mendingin saat mendengar suara panggilan yang telah diputuskan dari ponselnya, terdapat senyum mengejek di wajahnya.Sungguh konyol.Pamela selalu merasa bahwa dia sangat rasional dan berpikiran dengan sangat jernih, sama sekali bukanlah orang yang begitu mudah tenggelam dalam cinta, apalagi percaya pada cinta dan pria dengan begitu mudah.Hanya saja, fakta menunjukkan bahwa dia hanyalah orang biasa!Pamela sama sekali tidak percaya dan tidak meragukan kepribadian Agam sa