Phillip merasa tertekan memikirkan Dian yang begitu naif.Juko Sanders .... Tiba-tiba Phillip teringat pada tokoh kunci ini, sebelumnya dia dan Dian pernah mempermalukannya, mungkinkah seorang gangster rela menelan amarah ini?"Jangan sampai kamu pelakunya."Setelah terakhir kali berhasil melarikan diri, Phillip mengatur orang untuk mengawasi Juko. Jika benar dia dalangnya, seharusnya ada pergerakan. Namun setelah kejadian itu, dia terus menyendiri, bahkan jarang melakukan kunjungan ke wilayahnya sendiri.Phillip tidak berani melepaskan petunjuk itu, saat ini kebetulan dia menerima panggilan dari Lucy."Pak Phillip, kami sudah menyelidiki keberadaan Juko. Hari ini seperti biasa dia pergi ke kasino miliknya. Kami juga nggak melihatnya muncul di sekitaran vila Keluarga Sandiga."Akan tetapi, setelah mendengar laporan dari Lucy, Phillip justru semakin curiga, selain Juko Sanders, tidak terpikirkan olehnya orang lain yang mungkin disinggung Dian akhir-akhir ini.Apalagi menggunakan metode
"Tadinya kita berencana makan bersama di rumah, sekarang aku sudah lapar, sebaiknya kita makan dulu.""Sekalipun kita bisa menahan lapar, anak dalam perutmu nggak boleh sampai kelaparan!"Lesti mengangguk dengan enggan. Putri kandungnya tertimpa musibah, Fabian sebagai ayah kandungnya masih punya selera makan, benar-benar pertama kalinya dalam sejarah.Saat ini, Dian yang matanya ditutup dan mulutnya dibungkam sedang terbaring di belakang truk kontainer, tubuhnya bergetar karena truk terus melaju.Dia mendekatkan telinganya pada dinding kontainer, mencoba mendengarkan apa yang terjadi di luar.Dia tidak tahu siapa yang mengutus orang-orang ini dan mengapa mereka tiba-tiba menculiknya.Hanya saja dia punya pemikiran yang sama dengan Phillip. Jika ditanya apakah dia telah menyinggung seseorang akhir-akhir ini, maka satu-satunya yang terpikir olehnya hanyalah Juko Sanders.Akan tetapi, Dian tidak pernah menampakkan diri di hadapannya, jadi mengapa pria itu tiba-tiba melakukan ini padanya?
Apa Fabian masih menganggap Dian sebagai putri kandungnya? Ataukah dia sudah menyandarkan sisa hidupnya pada anak dalam kandungan Lesti yang jenis kelaminnya bahkan belum diketahui?Tanpa basa-basi, Phillip langsung menarik kursi dan duduk. Para pengawal yang datang bersamanya sudah mengepung kediaman ini, bahkan seekor lalat pun tidak bisa melarikan diri.Fabian melempar sendoknya dengan tidak senang, "Apa yang kamu lakukan? Bukankah sekarang kamu seharusnya fokus mencari istrimu?""Untuk apa kamu ke sini?"Dia masih menyimpan dendam karena Phillip memutuskan panggilannya dua kali berturut-turut.Ririn secara tidak sadar menghindar ketika tatapannya bertemu dengan Phillip.Sementara Lesti memegangi perutnya.Begitu melihat ekspresi bersalah di mata Ririn, Phillip tahu masalah ini pasti berhubungan dengannya.Dulu setiap kali Phillip datang ke kediaman Sandiga untuk makan bersama, Ririn selalu menatapnya sepanjang waktu, seolah tidak ingin melewatkan satu detik pun.Sekarang dia terlih
"Aku juga tadi disuruh pulang oleh Ibu, aku sedang main dengan teman sekolahku, mereka bisa bersaksi untukku."Lesti ikut panik, "Benar, Ririn memang sering berselisih dengan Dian, tapi itu hanya masalah sepele. Mana boleh kamu menyalahkan Ririn atas masalah sebesar ini?""Kalau kamu memang nggak percaya, tanyakan saja pada teman-teman sekolahnya. Dia ke perpustakaan bersama mereka."Ririn menundukkan kepalanya dan mulai terisak, "Aku tahu, aku bukan putri kandung Ayah, posisiku nggak sebanding dengan Kak Dian di hati Ayah.""Tapi aku sudah lama di Keluarga Sandiga, aku selalu menganggapmu sebagai ayah kandungku. Ayah memfitnahku seperti ini, aku .... Huhuhu ...."Dia menangis seperti ini, bahkan Lesti pun menitikkan air mata, "Fabian, kamu harus memberiku penjelasan hari ini. Apakah selama ini kamu nggak pernah percaya pada Ririn?""Kamu menyaksikan sendiri pengorbanan kami berdua untuk keluarga ini, bisa-bisanya kamu memfitnah putriku?"Dia menitikkan air mata sambil menggeleng, terl
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,