"Terima kasih, Kak."Setelah merias wajah, Aylin mengisi perut dengan makanan yang dibawakan Jason. Dia membuka tirai dengan hati-hati, melihat bawah panggung yang sudah dipenuhi penggemar. Dia meletakkan tangan di dadanya, lalu menoleh melihat Jason sambil berkata, "Apakah kamu melihatnya? Semua yang duduk di bawah panggung adalah penggemarku!"Aylin menyediakan tempat duduk untuk lima ribu penggemar. Dia tahu jumlah penggemarnya belum banyak, jadi tidak perlu menyiapkan arena yang terlalu besar.Namun, dia tahu banyak yang ingin bertemu dengannya. Karena mereka menginginkannya, dia pun ingin memuaskan mereka, tidak takut menjadi bahan tertawaan.Untungnya, hubungan Aylin dan penggemarnya bersifat dua arah, mereka memberinya kepercayaan diri dan lima ribu kursi terjual habis dalam hitungan detik."Benar, mereka semua datang untuk bertemu denganmu, kelak arenamu akan semakin besar, kamu akan naik ke panggung yang lebih besar," jawab Jason.Awalnya, Jason agak posesif, dia tidak ingin A
Aylin yang saat ini berada di atas panggung adalah sisi dirinya yang sama sekali berbeda. Mereka belum pernah melihat sisi Aylin yang seperti itu. Setiap gerakan menunjukkan antusiasme dan vitalitasnya.Aylin sangat menawan di atas panggung. Begitu selesai menari, dia meninggalkan panggung dengan terengah-engah, tetapi sangat bahagia.Seperti dugaannya, tarian Latin mulai menggemparkan seluruh arena, semua penggemar pun bersemangat.Mereka sangat menantikan kejutan apa yang akan diberikan Aylin selanjutnya?Sebelum datang, mereka tidak bisa membayangkan akan seperti apa acara temu penggemar itu nantinya. Mereka tahu bagaimana artis lain mempersiapkannya, kebanyakan dari mereka ngobrol dan bernyanyi bersama para penggemar, tapi mereka tidak menyangka Aylin mengatur keseluruhan acara dengan cermat. Semua agenda program telah menjadi kejutan tersembunyi.Usai tarian pembuka, beberapa orang tak kuasa menahan tangisnya kepada penggemar dan teman-teman di sekitar mereka, "Untung aku datang,
Namun, yang dia tunjukkan kepada penggemar sekarang adalah versi solonya, dia memahami kedatangan penggemar ke sini membawa harapan untuk melihatnya lebih banyak."Jika cintamu tulus, kamu tidak akan melewatkannya.""Bertahun-tahun bersamamu di desa nelayan pesisir pantai.""Begitu sukses, masa lalumu tidak akan dipertanyakan lagi.""..."Meskipun film belum dirilis, lirik yang sangat menyedihkan membuat semua orang tenggelam dalam emosinya."Ah, aku punya firasat kalau filmnya pasti bagus!""Itu sudah pasti.""Apa kamu dengar lirik yang dinyanyikan Aylin? Pasti filmnya sangat bagus. Aku nggak menyangka Aylin akan memainkan film tragedi di peran utama pertamanya.""Dia sudah mengalami banyak kejadian selama waktu itu, juga menderita secara psikologis.""Pak Teguh, kamu sangat kejam!""Sekarang aku bersyukur karena ada pria yang selalu berada di sisinya. Jauh lebih baik bila ada seseorang di sisinya yang mendukung dan mencintainya daripada harus menanggung semuanya sendirian."Banyak pe
Banyak penggemar memperhatikan pria bersetelan jas lengkap yang duduk di grup penggemar. Mereka tidak menyangka CEO Perusahaan Yanuar yang bermartabat akan duduk di sebelah mereka, tanpa sedikit pun sikap yang menunjukkan identitasnya.Bukankah biasanya ada pengawal di sekeliling seorang CEO ketika berada di luar?Atau seharusnya tersedia ruangan pribadi untuknya. Mengapa dia duduk bersama mereka?Bukan karena Aylin tidak mempertimbangkan untuk mengatur tempat duduk yang jauh dari penggemar untuknya, dia bahkan bisa menonton Aylin dari sudut pandang yang eksklusif, tapi dia menolak.Dia merasa barisan depan memiliki angle terbaik untuk melihat Aylin.Jawabannya membuat Aylin tersipu."Aku merasa khawatir kalau kamu duduk di bangku penonton, bagaimana kalau mereka mengenali dan mengusikmu?""Bahkan bukan nggak mungkin ada yang nggak senang melihatmu, lalu diam-diam memukulmu."Jason mengangkat alisnya, "Apakah aku punya hubungan antar manusia yang buruk di matamu? Atau maksudmu nggak ad
Baru menyelesaikan syuting film pertama, Aylin langsung memutuskan karier seumur hidupnya, yang pasti akan menimbulkan gejolak besar di fandom lain.Namun, para penggemar tampaknya telah mencapai mufakat. Meski awalnya diam, pada akhirnya mereka tetap memberikan restu.Aktris kesayangan mereka sudah cukup menderita di industri ini, mereka tidak ingin menentang keputusannya.Namun, dia juga merasa bersalah pada Jason. Setelah bersama, pria yang tidak pernah muncul di depan paparazi itu terpaksa harus menghadapi banyak kamera.Dulu, Jason selalu menolak menampilkan wajahnya saat wawancara majalah, tapi sekarang justru kerap muncul di majalah gosip.Aylin pernah membahas hal ini dengannya, memberikan ide untuk bepergian secara terpisah mulai sekarang, tetapi Jason menolak."Terlebih lagi, aku sudah lama menunggumu mengumumkan hubungan kita ke publik, jadi aku bisa menggandeng tanganmu secara terang-terangan, apa sekarang kamu mau aku melepaskanmu? Aku nggak bisa melakukannya."Aylin mengi
Seolah semua bisa diatur hanya dengan gerakan bibirnya.Namun, dari desain awal hingga penataan selanjutnya, termasuk belajar menari dan membuat koreografi pertunjukan, semuanya dipikirkan sendiri. Mengapa semua usahanya dianggap tidak ada?Hanya karena suaminya adalah Jason Yanuar? Ini sama sekali tidak adil baginya."Konyol sekali, kalau nggak ada Jason, mana mungkin studio ini bisa siap secepat itu?"Saat studio disebutkan, semua orang terdiam karena memang Jason yang memberikan bantuan.Namun, mereka sepasang suami-istri, bukankah itu hal yang wajar? Haruskah Jason bersikap acuh tak acuh ketika melihat Aylin dihujat di media sosial?"Aku harap para penggemar Aylin segera mengenali situasi. Mereka itu suami-istri, nggak mungkin perhitungan begitu.""Terlebih lagi, bukankah bagus kalau Jason menjadi tamengnya?""Orang lain bahkan nggak punya kesempatan itu, kalian malah keberatan. Dasar, merendah untuk meroket.""Hahaha, mungkin penggemar Aylin bisa memberikan berkah ini untukmu. Apa
Jika industri ini tidak ditakdirkan untuknya, maka sebaiknya dia meninggalkan industri tersebut setelah syuting selesai.Mereka berharap Aylin membuat banyak karya, tapi jika harus mengorbankan kebahagiaannya, mereka memilih tidak menginginkannya.Kemunculan penggemar membawa cinta, Aylin merasakannya secara mendalam.Saat ini, semua lampu di arena menyala, Aylin mengenakan pakaian yang serasi dan agak kasual, berjalan dengan mikrofon."Wah .... Apa kalian menyukai pertunjukkan tadi?"Penggemar bisa melihat Aylin agak malu-malu, "Suka, kami sangat menyukainya ....""Baguslah kalau kalian menyukainya, dengan begitu latihanku nggak sia-sia.""Kalau kalian suka, aku akan menyelenggarakannya lagi.""Sekarang mari kita ngobrol. Kalian boleh tanyakan apa pun padaku."Aylin memilih nomor secara acak. Jika memungkinkan, dia tentu berharap setiap penggemar bisa mengobrol dengannya, tapi waktunya tidak cukup.Semua penonton adalah penggemarnya, pertanyaan yang mereka ajukan sangat sopan. Semua o
Begitu melangkah keluar, Aylin dan Jason pasti akan memenuhi berita teratas untuk hari ini dan besok."Pak Jason dan Aylin nggak butuh sensasi. Keduanya terlihat terkejut. Menurutku, Pak Jason memilih duduk di antara para penggemar karena tak ingin menarik terlalu banyak perhatian.""Tapi manusia nggak bisa melawan takdir, dia terpilih di peluang sekecil ini.""Aku jadi penasaran, pertanyaan apa yang akan diajukan?"Jason akhirnya mendapat ide, dia bertanya apakah Aylin tertarik mengembangkan karier menyanyi."Tadi kamu menyanyi dengan sangat baik, bagus sekali kalau merilis album."Apakah maksudnya dia akan mengatur rekaman untuk Aylin?"Hm, tapi aku nggak punya rencana merilis album. Kalau waktunya nanti tiba, mungkin aku akan melakukannya."Fokus Aylin saat ini masih pada akting, dia baru membintangi satu drama dan belum berhasil dalam kegiatan favoritnya, mana mungkin dia akan menjangkau industri lain?Jika penggemarnya menyukainya, mungkin dia akan mempertimbangkan merilis album u
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen