Veren, kamu harus menghabiskan sisa hidupmu di penjara untuk membayar nyawa yang dikorbankan untukmu!"Veren mundur berulang kali. Dia menutup telinganya dan berteriak kesakitan, "Aku nggak mau mendengarnya. Semua ini kebohonganmu. Aku nggak mau mendengarnya. Jangan bicara lagi .... Ah ...."Dia menghampiri Jason, mengguncang lengannya, "Katakan padaku, semua ini palsu, 'kan? Kalian berdua bekerja sama membohongiku. Katakan! Ayo, cepat katakan! Kak Viona nggak pernah memberitahumu hal ini, jadi semua itu pasti nggak benar. Dia sangat bangga dan suka pamer di hadapanku. Kalau mengetahui hal ini, dia pasti akan mengumbar dan membuat semua orang tahu!"Jason menjauhkan lengannya. Wanita di hadapannya ini punya jiwa yang sangat kejam, mana mungkin dia bisa memperlakukan wanita ini secara normal?"Kamu menganggap Viona sebagai musuh khayalanmu. Dia nggak pernah bersalah padamu. Bahkan di hadapan teman sekolah, dia selalu bilang kamu manis dan bersungguh-sungguh. Tanyakan pada dirimu sendiri
Aylin memandangnya penuh permohonan maaf, meraih dan menggenggam tangannya."Nggak akan lagi, Veren sudah ditangkap, nggak akan ada bahaya lagi. Rencana ini muncul secara mendadak, kalau tadi kamu nggak menghubungiku, mungkin aku nggak akan kepikiran menggunakan trik ini untuk menghadapinya. Kita hanya bisa menangkap dia dengan memancingnya memperlihatkan wajah aslinya. Kamu sudah bekerja keras, Pak Jason."Aylin memandang Jason penuh keterikatan, meletakkan wajah di telapak tangannya.Dia baru sadarkan diri pagi ini. Setelah mendapat kabar dirinya siuman, tentu Jason sangat senang, tetapi dia tak menyangka akan mendengar fakta yang begitu mengejutkan dari Selina.Dia menceritakannya pada Aylin, wanita itu justru memberikan ide seperti ini. Tentu saja dia tidak setuju, Aylin baru saja sadarkan diri, metode ini terlalu berisiko. Bagaimana kalau Veren sampai mencelakai Aylin? Dia tidak akan membiarkan Aylin membuat taruhan seperti itu.Namun, seperti yang dikatakan Aylin, jika kali ini m
Aylin tidak tahu bagaimana aktor atau aktris lain membuat acara temu penggemar, tapi dia berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik.Dia tidak berniat membandingkan, tapi tak menyangka kompetisi akan dimulai setelah acara temu penggemar kali ini.Dia dinyatakan sebagai artis paling baik hati. Sejak saat itu, setiap ada pertemuan serupa, semua orang akan menyiapkan cendera mata.Jika tidak, mereka secara tidak sengaja akan mendapatkan reputasi sebagai penipu.Sebelum pertemuan, Aylin pergi ke pusat penahanan untuk menemui Veren!Tadinya dia mengira pertemuan di rumah sakit akan menjadi perjumpaan terakhir mereka, tapi tak menyangka petugas polisi mengirim kabar bahwa Veren membuat masalah di pusat penahanan untuk memaksa bertemu Aylin.Dia tahu apa yang ingin Veren ketahui, tetapi apa yang terjadi di masa lalu telah terjadi, tidak ada ruang baginya untuk menebus kesalahan meskipun dia menyesal...."Bukannya kamu yang mau menemuiku?""Kalau ada yang ingin kamu ketahui, tanyakan
Entah sejak kapan dia tiba dan sudah berapa lama dia menunggu, tapi saat mata mereka bertemu, keduanya tersenyum.Aylin berlari menghampiri Jason yang merentangkan tangan, memberinya pelukan yang hangat dan erat."Sudah berapa lama menunggu? Kenapa nggak kabari aku dulu?" tanya Aylin dalam pelukan Jason.Suara Jason jelas dan jernih, dengan senyuman di wajahnya, "Menunggumu berapa lama pun nggak akan terasa lama."Aylin mendongak dalam pelukan Jason, keduanya bertatapan, tidak bisa menahan senyuman di sudut mata mereka."Ayo, Nenek menunggumu menjemputnya di rumah sakit, aku sudah bilang hari ini kamu sibuk, tapi dia memaksa mau menunggumu," ajak Jason."Kalau aku nggak mempertemukan kalian, dia akan mengira aku berbohong.""Huh? Bukannya kemarin malam aku baru menemui Nenek?" tanya Aylin.Begitu sembuh, Aylin segera menemui Anisa karena takut dia khawatir, tapi kemudian ada latihan dan sebagainya, sehingga Aylin tidak bisa terus menemani Anisa setiap hari."Setelah temu penggemar sele
"Seperti yang berulang kali ditekankan Aylin kepada kita, hidup kita harus didahulukan. Hanya dengan baik-baik saja, barulah kita punya waktu dan energi untuk mengejar Aylin.""Siap ...."Yang paling dikhawatirkan Aylin adalah keselamatan kelompok penggemar ini.Banyak juga mahasiswa yang baru datang ke kotanya, mereka belum familier dengan tempat tersebut dan harus bermalam.Setelah banyak pertimbangan, dia terpaksa melakukannya dengan cara bodoh.Dia meminta Kak Dhea mengatur beberapa bus untuk menjemput para penggemar dari bandara, stasiun kereta cepat dan stasiun kereta api, kemudian memeriksa daftarnya satu per satu untuk memastikan penggemar pulang dengan selamat.Sekali lagi sikap bijaksana Aylin masuk dalam daftar teratas, semua orang memuji dirinya karena memperhatikan penggemarnya dengan sangat hati-hati.Aylin tampaknya telah menjadi bintang terpanas di industri hiburan. Tidak peduli apa yang dia lakukan ataupun ucapkan, akan selalu diteruskan oleh semua orang. Namun, antusi
"Nggak terkecuali aku. Hasil karyaku untuk dilihat publik, bukan untuk aku kagumi sendiri. Aku ingin banyak orang menontonnya, aku ingin orang lain melihat kekuatan dan daya tarikku, kalau nggak, aku nggak akan punya naskah lain untuk disyutingkan lagi.""Aku tahu, nggak peduli seberapa banyak yang kukatakan sekarang, kamu mungkin nggak akan mendengarkan. Ingatlah, hal ini belum tentu buruk, selebihnya, pikirkan pelan-pelan di rumah."Ini pertama kalinya Teguh berbicara dari hati ke hati dengannya. Dia saja peduli dengan popularitas, apalagi pemeran lain? Aylin mengangguk, "Jangan khawatir, Pak. Aku akan memikirkannya dengan hati-hati.""Nggak ada yang kukhawatirkan tentangmu, aku hanya berharap kamu nggak mendapat masalah," jawab Teguh.Ada aktris seperti itu sebelumnya, dia sangat berbakat. Begitu debut, dia memiliki kemampuan akting dan kekuatan pada saat yang bersamaan.Popularitas juga mengikuti, tapi dia terlalu memikirkan dirinya sendiri dan sama sekali tidak mempertimbangkan pe
Dhea memberi laporan dari samping, "Penggemar gelombang pertama yang datang sudah dijemput, mereka sudah diatur untuk beristirahat di luar arena."Meskipun tidak tahu mengapa perhatian Aylin kepada penggemar mencapai tahap berlebihan, Dhea senang melihat hasil ini.Mereka akan masuk daftar panas setiap kali ada pergerakan di studio, bahkan mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk pemasaran, Aylin adalah aktris yang paling tidak perlu mereka cemaskan."Baguslah. Cemilan dan teh susu yang aku pesan sudah tiba, 'kan? Lalu, minuman yang disediakan untuk mereka yang alergi kafein dan polifenol sudah siap?" tanya Aylin.Dhea mengangguk, "Kamu sudah berkali-kali mengingatkan, nggak mungkin kami melupakannya. Selain itu, Pak Jason sudah mengatur sekelompok koki bintang lima berjaga di sana, jadi kamu nggak perlu khawatir, studio lain nggak ada yang begitu sepenuh hati."Aylin terlihat tenang, "Aku menyiapkan acara ini hanya supaya mereka bisa bertemu denganku, aku harus mempertimbangkan sega
"Terima kasih, Kak."Setelah merias wajah, Aylin mengisi perut dengan makanan yang dibawakan Jason. Dia membuka tirai dengan hati-hati, melihat bawah panggung yang sudah dipenuhi penggemar. Dia meletakkan tangan di dadanya, lalu menoleh melihat Jason sambil berkata, "Apakah kamu melihatnya? Semua yang duduk di bawah panggung adalah penggemarku!"Aylin menyediakan tempat duduk untuk lima ribu penggemar. Dia tahu jumlah penggemarnya belum banyak, jadi tidak perlu menyiapkan arena yang terlalu besar.Namun, dia tahu banyak yang ingin bertemu dengannya. Karena mereka menginginkannya, dia pun ingin memuaskan mereka, tidak takut menjadi bahan tertawaan.Untungnya, hubungan Aylin dan penggemarnya bersifat dua arah, mereka memberinya kepercayaan diri dan lima ribu kursi terjual habis dalam hitungan detik."Benar, mereka semua datang untuk bertemu denganmu, kelak arenamu akan semakin besar, kamu akan naik ke panggung yang lebih besar," jawab Jason.Awalnya, Jason agak posesif, dia tidak ingin A
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen