Dia memberi isyarat kepada perawat di sampingnya untuk merawat gadis itu, lalu dia pergi.Viona juga sangat sedih. Dia berusaha keras untuk berjalan ke depan Veren dan mencoba menariknya. Namun, pada akhirnya, keduanya terjatuh ke lantai pada saat yang bersamaan."Viona, Viona ....""Ah ....""Tolong beri tahu aku ini semua palsu, 'kan? Mereka pasti berbohong padaku. Semuanya baik-baik saja saat aku keluar di pagi hari. Sekarang, mereka bilang ayahku dalam kondisi vegetatif. Mereka berbohong padaku, 'kan?""Katakan padaku!"Veren terus mengguncang Viona, tapi Viona hanya menitikkan air mata. Dia sendiri tidak bisa menerima kenyataan ini. Bagaimana Viona bisa meyakinkan Veren untuk menerimanya?Meskipun Veren selalu marah pada ayahnya, mereka semua tahu bahwa dia sebenarnya sangat mencintainya. Setiap kali Veren melakukan trik kecil ini, dia hanya ingin menarik perhatian Anton.Veren adalah anak yang nakal.Sekarang, Veren tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa ayahnya tidak akan ban
Kemudian dia mengurungkan niatnya atas bimbingan psikiater, dia masih harus menjaga adiknya. Meskipun Veren mengabaikannya, semua ini memang kesalahannya, bukankah begitu?Sekarang Veren sudah mau bicara dengannya?Veren menunjukkan senyuman misterius, "Um, baguslah. Kondisi Ayah seperti itu. Aku nggak mau kamu sakit juga."Seketika Viona terlihat terharu, dia maju beberapa langkah dan meraih jari-jari Veren.Kemudian berkata, "Veren, semua yang terjadi dulu adalah kesalahanku, aku tahu selama ini dalam hatimu selalu menyalahkanku ....""Jangan khawatir, mulai sekarang Kakak akan merawat Ayah dengan baik, jangan mengabaikanku, ya?"Veren jelas merasakan jijik yang tak tertahankan, tapi tidak memperlihatkannya. Sebaliknya dengan sikap yang tidak biasa, dia menarik Viona dalam pelukan dan menepuk pundaknya."Kak, aku yang salah atas semua yang terjadi dulu, kita ini saudara kandung, mana mungkin aku menyalahkanmu?""Hanya saja obatnya harus diminum terus, biar cepat sembuh."Viona mengan
Katanya saat ini situasi di rumah sangat kacau, dia tidak ingin melibatkannya. Jason tidak punya alasan untuk campur tangan, bagaimanapun ini masalah pribadinya.Sekembalinya ke rumah, dia memberitahukan hal itu pada Anisa dan Jason, tapi tak satu pun dari mereka memercayainya."Dia kelihatannya bukan anak yang akan melakukan tindakan impulsif seperti itu."Jason menghela napas, "Mungkin kejadian waktu itu berdampak terlalu besar padanya. Setelah ayahnya koma, kondisinya memprihatinkan. Aku yang melibatkan dia ...."Dalam hatinya, mereka semua tahu, sejak Anton koma, nasib kedua gadis ini menjadi tanggung jawab Keluarga Yanuar.Terhadap kehidupan Viona di masa depan, mereka tidak mungkin berdiam diri."Cari waktu yang tepat untuk menanyakan apakah dia butuh bantuan," pesan Anisa.Jason mengangguk, ini adalah tanggung jawab yang harus dia pikul.Hal yang paling menyedihkan adalah setelah pengaturan pemakaman Viona selesai, Anton terbangun dari komanya, pihak rumah sakit menelepon untuk
Selina mengangguk dengan berat, "Aku tahu aku belum punya bukti yang cukup sekarang, tetapi aku sudah bertahun-tahun tinggal bersamanya, dia selalu mengungkapkan petunjuk."Jason hanya merasa ini terlalu gila. Veren membunuh kakaknya sendiri demi cintanya yang konyol!Sampai Selina menguak semua ini di hadapannya, semua detail aneh dari tahun itu muncul satu per satu di benaknya."Itu sebabnya aku ingin memberitahumu, wanita ini sangat menakutkan, Aylin diculik juga pasti karena dia ....""Aku bahkan curiga jatuhnya Nenek Anisa dari tangga juga berhubungan dengannya!"Jason memejamkan mata, setelah beberapa saat, dia menjawab dengan suara serak, "Segera hubungi aku kalau dia sudah pulang!"Selina mengangguk, sejak memutuskan menguak semua ini, dia sudah memilih di pihak mana dia akan berdiri.Bila Jason dan Veren ditempatkan di hadapannya, orang bodoh sekalipun tahu siapa yang harus dipilih.Setelah mengatur segalanya, Jason buru-buru meninggalkan tempat itu. Dia segera masuk ke mobil
Jason berhenti sebentar di depan pintu bangsal Aylin, lalu membuka pintu dan mendorong masuk....Begitu pintu dibuka, Veren terlihat di dalam!Melihat tatapan tegasnya, Veren pun mencibir, "Kenapa? Baru berapa hari nggak bertemu, kamu sudah nggak mengenaliku?"Wajah Jason pucat, dia menatap tajam ke arah pengawal di depan pintu."Untuk apa menyalahkan mereka, kalau aku bersikeras mengaku sebagai teman Pak Jason, siapa yang berani melarangku masuk?""Salahkan dirimu sendiri yang ceroboh, setelah mendengar wanita tua bicara sebanyak itu, kamu masih nggak berani kembali ke sisi istri kesayanganmu.""Tampaknya kamu nggak terlalu peduli padanya?""Sama seperti kamu yang menyukai Kak Viona saat itu .... Bukankah pada akhirnya kamu tetap melupakannya?"Pupil Jason melebar, dia tak menyangka Veren mengakui semuanya bahkan sebelum dia bertanya."Jadi benar kamu membunuh Viona?"Veren tersenyum, "Aku? Membunuh Kak Viona? Kamu bercanda?""Aku hanya mengganti obat yang biasa dia minum. Dia sendir
"Kalau aku jadi kamu, aku akan memilih berhenti di sini, menyerahkan diri dan mengakui kesalahan yang kuperbuat!"Jason berkata dengan sangat acuh tak acuh, tapi diam-diam telapak tangannya berkeringat.Semakin dia bersikap acuh, perhatian Veren baru akan beralih dari Aylin.Dia takut wanita ini tiba-tiba menggila dan melakukan sesuatu pada Aylin."Hahahahahaha .... Jason, Jason .... Apa kamu nggak merasa sudah terlambat mengatakan ini sekarang?""Mengakui kesalahan? Memang ada gunanya?"Jason mengerutkan kening, bertanya apakah dia tidak takut Viona mendatangi mimpinya.Apa yang dia takutkan? Dia tidak akan melakukannya kalau takut! Sejak memutuskan mencampur dosis obat tidur yang berlebihan pada makanan Viona, dia tidak pernah bisa kembali lagi."Kak Viona .... Kak Viona, kamu jangan menyalahkanku, kamu sudah merebut banyak hal. Aku hanya memberimu hukuman kecil. Aku akan membantumu menjaga Jason, pergilah dengan tenang."Jason menunjukkan ekspresi jijik, "Kamu kira semua orang menyu
Dia mengambil beberapa langkah ke depan dan langsung memukul pergelangan tangan Veren. Disertai suara teriakan Veren, pisau di tangannya terjatuh, dia bahkan kehilangan senjata terakhirnya.Wajah Aylin penuh senyuman, wajahnya tampak lemah seperti baru saja sembuh dari penyakit serius."Kalau nggak seperti ini, mana mungkin kamu rela masuk perangkap kami dan mengungkap rahasiamu?""Veren, Veren .... Sudah lama aku mencurigaimu dan sekarang aku akhirnya mendapatkan bukti. Bertahun-tahun berlalu setelah kamu membunuh kakakmu, tapi pada akhirnya kamu tetap nggak mendapatkan keinginanmu."Veren bertanya tanpa sadar, "Apa?""Bertahun-tahun kalian bersaudara, masa kamu nggak tahu di mana kekuranganmu? Perbedaan terbesar antara kalian berdua adalah dia baik hati. Dalam hal ini, kamu nggak akan pernah bisa dibandingkan dengannya."Veren tersenyum sinis, "Jangan terlalu berpuas diri dulu, kami bersaudara selama bertahun-tahun, aku lebih mengenalnya dibanding kamu.""Baik apanya? Dia cuma berpur
"Terima kasih, Veren. Aku tahu sebagai kakak, aku masih banyak kekurangan. Kamu mengalami depresi setelah Ayah mengalami kecelakaan, tapi percayalah, kita akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi di masa depan."Veren menundukkan kepalanya, tidak berkata apa-apa. Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepala dan tersenyum padanya, "Cepatlah makan, sudah hampir dingin."Total ada empat hidangan, dua dibuat oleh Viona dan dua lagi dibuat oleh Veren.Rasa masakan Veren agak aneh, tapi Viona justru memindahkan makanan itu ke hadapannya. Dia mencicipi dengan gembira dan menyatakan enak."Makanlah yang banyak kalau enak, mungkin lain kali kamu nggak bisa memakannya lagi," kata Veren dengan penuh arti."Kenapa? Kita harus selamanya bersama, apa kelak kamu nggak mau memasak untukku lagi?""Siapa yang bisa menjamin selamanya?" Veren menjelaskan, "Nanti kalau kuliah atau semacamnya, bisa jadi kita nggak di tempat yang sama lagi.""Aku akan pilih kota yang sama denganmu, dengan begitu kita ngga