Awalnya dia merasa skandal keluarga tidak boleh dipublikasikan. Meskipun selama ini Aylin melakukan banyak kesalahan, mempublikasikannya akan mempermalukan keluarga.Dia awalnya tidak memperhatikan berita ini, tetapi Levina menyebut masalah Aylin ketika dia pulang terakhir kali, yang membuatnya berpikir untuk melihat sekilas.Beberapa hari ini dia juga tidak menghabiskan tenaga ke tempat Aylin untuk melaksanakan misi yang diberikan Levina.Saat ini, Melinda gelisah di rumah."Aku pulang." Levina yang baru pulang menendang sepatunya ke samping dengan sembarangan.Kemudian menjatuhkan diri di sofa, Melinda segera menyambutnya, dia berdiri di samping Levina, seolah ada yang mau dibicarakan."Levina, kebetulan ada yang mau aku tanyakan padamu."Dalam hati, Levina memutar mata, tapi ekspresinya tidak berubah. Dia berbalik ke samping, masih berbaring di sofa dan menatap Melinda sambil berkata, "Tanyakan saja langsung kalau ada pertanyaan.""Itu ....""Yang terakhir kali kamu minta, belum Ibu
Levina sedikit tidak sabar, tapi dia masih menyembunyikannya dengan baik.Dia mendekat dan memeluk Melinda."Bibi, Bibi jangan marah, tadi aku bicara seperti itu karena kesal.""Bibi jangan menyimpannya dalam hati, mana mungkin aku nggak merasakan kebaikanmu padaku.""Aku bukan mahkluk berdarah dingin.""Hanya saja, kejadian yang lalu menyeretku terlalu dalam, belasan pekerjaanku dibatalkan gara-gara Aylin.""Mana mungkin aku nggak kesal?""Sekarang dengan susah payah aku mendapatkan kembali belasan tawaran ambasador. Bibi, apa kamu nggak ikut senang?"Melinda menghela napas."Mana mungkin aku nggak ikut senang? Hanya saja, Aylin juga putriku, aku tetap nggak nyaman melihat semua orang memarahinya," jawab Melinda.Levina sebenarnya tidak peduli, dia mendesaknya dengan bertanya, "Bibi, jangan lupa laksanakan pesan yang kusampaikan dua hari lalu. Jangan membuatku kecewa, oke?"Melinda memegangi lengannya dengan panik, "Levina, kamu sudah kembali mendapatkan pekerjaan, apa aku masih harus
"Sekarang, setelah tinggal di luar, kamu menyebarkan masalah keluarga ke media sosial, jelas-jelas kamu tahu, ayahmu akan marah besar kalau melihatnya! Kamu mau membunuhku, ya?"Aylin mengernyitkan kening, apa maksudnya menyebarkan masalah keluarga ke media sosial?Bukankah di media sosial sekarang ini beredar rumornya dengan Veren?Aylin mengisyaratkan Jason untuk mengambilkan ponsel di atas meja."Apakah kepindahanku dari rumah nggak ada hubungannya dengan kalian? Apa itu kesalahanku seorang?""Kamu nggak boleh melempar semua kesalahan padaku hanya karena takut suamimu marah.""Aku bukan tameng penangkis kemarahan untukmu."Ini adalah kebenaran yang disadari oleh Aylin setelah waktu yang lama.Di rumah itu, Melinda harus menerima tekanan dari Peter dan Levina.Dia tidak punya pilihan selain menyalurkan tekanannya ke putri satu -satunya yang bisa dia kendalikan.Dan sebagai tameng penangkis kemarahan satu-satunya, Aylin harus menanggung semuanya.Aylin sudah lama bosan hidup menjadi b
Itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa kejinya keluarga Aylin."Sudah, semua sudah berlalu, sudah berakhir." Pria itu menghiburnya dengan lembut.Aylin mencengkeram pakaian di dada Jason, berkata dengan kesakitan, "Aku nggak bisa lagi melewati hidup ini! Aku sudah keluar dari rumah itu, kenapa mereka masih menyakitiku?""Kenapa ibu kandungku nggak pernah percaya padaku! Anak tirinya memfitnahku seperti itu di media sosial, dia sama sekali nggak memikirkan apa yang terjadi padaku?"Aylin juga seorang aktris. Sebelumnya, reputasinya di media sosial tidak terlalu baik. Levina malah mendorongnya ke titik puncak badai, membuatnya tidak bisa bangkit lagi.Sebagai ibu kandungnya, pernahkah Melinda memikirkan situasi yang akan dihadapi Aylin?Huh, sekalipun dia tahu, dia tidak akan memedulikannya! Aylin tidak pernah ada di hatinya.Dalam hati, Jason menghela napas. Tidak semua orang tua memenuhi syarat menjadi orang tua. Karena terlalu mudah menjadi orang tua, maka banyak orang tua yang tida
Aylin bahkan tidak bisa melihat masa depannya dengan jelas, saat itu dia hanya tahu bahwa dia harus meninggalkan keluarga yang selama ini menahan dan membuatnya tidak bisa melepaskan diri.Keluarga itu seperti rawa dan Aylin terjebak di dalamnya.Jika dia tidak membebaskan diri sepenuhnya, takutnya hanya akan terikat seumur hidup.Aylin sedih karena dia tahu betul orang tuanya tidak suportif seperti orang tua pada umumnya.Berkali-kali dia bertanya apakah Peter dan Melinda memperlakukannya seperti ini karena kesalahannya?Namun, Levina juga putri mereka, kenapa mereka memperlakukannya dengan sangat baik?Apalagi Levina bukan putri kandung ibunya. Setelah bertahun-tahun, tidak mungkin Aylin tidak meragukan dirinya sendiri."Huh, aku benar-benar mengira selama aku memenuhi semua keinginan dan persyaratan mereka, mereka akan menyukaiku sama seperti mereka menyukai Levina," kata Aylin."Pada akhirnya, aku yang berpikir berlebihan. Sekeras apa pun aku berusaha, mereka nggak akan pernah meny
Jason berkata sambil berpikir, "Karena penyelidikan masalah ini hampir selesai, tolong lakukan satu hal untukku."Leo agak terkejut, bos mereka tidak pernah secara pribadi meminta mereka melakukan apa pun di perusahaan. Dia sedikit penasaran dengan bantuan seperti apa yang akan diminta Jason.Namun, setelah mendengarnya, dia tidak menyangka bantuan itu berhubungan dengan Aylin. Sepertinya Aylin benar-benar cinta sejati bos mereka."Aku nggak akan membiarkan kerja keras kalian sia-sia, bantu aku menyelidiki bagaimana Levina muncul. Ingat, jangan menyebarkan apa pun tentang Keluarga Respati, langsung sampaikan saja padaku."Jason khawatir jika masalah ini diselidiki dengan terlalu terbuka, akan meningkatkan kewaspadaan lawan. Selain itu, jika Anisa mengetahui hal ini, dia pasti akan pergi ke kediaman Keluarga Respati untuk membuat masalah, yang akan berdampak buruk bagi Aylin.Setelah memutuskan panggilan, Jason berdiri di balkon sebentar, lalu kembali ke sisi Aylin. Melihat kerutan pada
"Kalau Keluarga Respati masih makmur, keluarga kecil sepertimu nggak mungkin bisa menjangkaunya.""Kalau bukan karena kata-kata manismu, mana mungkin aku bisa bersama wanita sepertimu?""Jangan nggak tahu diuntung. Sudah bagus di umurmu yang sekarang aku nggak menyuruhmu bekerja di luar.""Aku seharian menemani orang minum dan membicarakan bisnis di luar, kamu kira gampang?""Memangnya aku yang memaksamu jadi Nyonya Keluarga Respati?""Kalau kamu mau keluar untuk mencari pekerjaan, aku juga nggak akan menghentikanmu. Berhentilah melontarkan komentar sinis seperti itu di sini."Melinda menangis setelah diejek oleh suaminya, "Kamu nggak berperasaan, tahukah kamu bagaimana situasi Keluarga Respati ketika aku menikah denganmu?""Sekarang kamu bilang aku yang bersikeras mau menikah denganmu, apakah kata-kata ini sepadan dengan sumpah yang pernah kamu ucapkan kepadaku? Apa semua itu palsu? Aku cuma bilang Aylin adalah putri kita berdua. Kenapa kamu melemparkan semua masalah padaku seorang?"
"Di rumah ini, kamu yang paling nggak pantas mengatakan ini padaku. Jangan makan kalau kamu nggak tahan denganku," kata Melinda lagi."Aku yang memasak nasi dan semua hidangan ini, kamu punya hak apa melarangku makan?" sambungnya."Benar-benar konyol, aku yang memenuhi kebutuhan sandang dan panganmu," kata Peter."Kamu pikir, tanpa aku, kamu bisa jadi Nyonya kaya?" sambungnya.Mata Melinda memerah, "Kamu pikir aku bahagia menjadi istrimu?""Peter, kamu terlalu memandang tinggi dirimu," tambahnya."Plak!""Ah!"Peter tidak bisa lagi menahan amarahnya dan menampar Melinda, yang kemudian memalingkan wajahnya ke samping dengan kesakitan.Dia mengelus sisi wajahnya dengan tidak percaya. Selama bertahun-tahun, Peter tidak pernah memukulnya. Apakah sekarang Peter benar-benar membencinya?"Kamu memukulku, kamu benar-benar memukulku.""Bagus, Peter. Dulu sewaktu menikahiku, kamu bilang akan selamanya baik padaku, ternyata semua itu bohong ....""Aku begitu memercayaimu, pada akhirnya semua hany
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen