Phillip agak panik, bahkan kehilangan sikapnya yang biasa."Aylin, aku harap kamu memperlakukanku sebagai orang asing dan mempertimbangkan apa yang aku katakan. Apakah kamu ingin terus melakukan hal berisiko seperti ini?" kata Phillip."Penggemarmu sekalipun kalau tahu kamu menghadapi tekanan seperti itu, coba kamu tanyakan pada mereka. Orang yang tulus menyukaimu nggak akan mau kamu berada dalam bahaya lagi," sambungnya.Aylin mengerutkan kening, haruskah dia memaksanya menyerah sekarang juga?"Kak Phillip, aku mengerti maksudmu, tapi ini karier pertamaku dan aku ... aku nggak ingin menyerah di tengah jalan."Melihat Aylin yang menghindari tatapannya, Phillip mengerutkan kening lebih erat, "Kamu masih keras kepala seperti dulu? Kenapa kamu begitu bersikukuh? Bukankah hidupmu lebih penting dari apa pun?"Aylin memandangnya sambil berkata, "Kak Phillip, apa hari ini kamu datang hanya untuk mendengarkanku menyerah menjadi seorang aktris? Terima kasih, terima kasih sudah begitu peduli pad
Aylin yang sakit kepala memanggil, "Kak Phillip."Mereka tidak punya hubungan apa-apa, jadi mengapa dia mengucapkan kata-kata ambigu seperti itu di depan Jason?Namun, Aylin memanggil nama Phillip lebih dulu di saat seperti ini, kemarahan Jason semakin kuat.Dia menahan amarahnya dan menyuruh Phillip segera menghilang dari hadapannya.Phillip juga menyadari adanya permohonan dari suara Aylin ketika memanggilnya.Dia menatap Aylin dengan pandangan menghibur, tetapi kemudian tersenyum pahit ketika mendapati mata wanita itu sama sekali tidak tertuju padanya."Oke, istirahatlah, lain kali aku jenguk lagi."Sayangnya sebelum selesai berbicara, Phillip mendengar pintu bangsal dibanting hingga tertutup.Setelah Phillip pergi, Jason tidak memedulikan Aylin, dia melanjutkan menyusun barang dengan aura dingin.Dengan aura dingin di sekujur tubuhnya, siapa pun bisa melihat ketidaksenangannya.".... Barusan kamu pulang? Apa kamu sudah menyirami dua pot bunga di ambang jendela? Apa kamu membawa pia
Dalam hati Jason merasa marah. Tatapan Phillip sudah mengisyaratkannya dengan jelas, dia tidak percaya Aylin tidak bisa merasakannya."Bagiku, dia hanya seorang teman pria yang sesekali peduli dengan kesehatanku. Apa salahnya? Atau menurutmu aku nggak pantas mendapatkan perhatian dari orang lain?"Bibir Aylin agak pucat, dia yang nggak enak badan masih harus menguatkan diri untuk berdebat dengan Jason.Jason tentu menyadarinya, dia tidak ingin berdebat dengan Aylin.Akan tetapi, dia tidak senang melihat Aylin yang terus membela Phillip."Kamu membelanya seperti ini apakah nggak membuktikan apa pun? Sudahlah, aku nggak mau berdebat denganmu, kamu istirahat dulu."Setelah bicara, Jason meninggalkan kamar, meninggalkan Aylin yang terengah-engah.Dia sangat kesal.Dia tidak mengerti mengapa begitu bertemu mereka langsung bertengkar karena orang tidak ada hubungannya ....Jelas-jelas dia berharap Jason menemaninya, Jason juga terlihat buru-buru mengemas barang-barang dari rumah.Mengapa mer
Sebelum dia selesai berbicara, produser menahan lengannya. Apa dia mau mencabut bulu dari kepala harimau?Aylin mengalami kecelakaan di lokasi syuting, dia bukan hanya gagal mengidentifikasi tersangka, kini malah meminta Jason menjaga timnya dan tidak terlalu lancang terhadap mereka.Benar saja, tatapan dingin Jason menyapu, mereka berdua segera menundukkan kepala."Kalian mengajariku?" tanya Jason."Bukan itu maksud Pak Teguh. Pak Jason, Anda juga tahu dia hanya peduli pada film. Dia nggak memahami lika-likunya. Ini masalah kami. Kalau Anda butuh sesuatu, silakan beritahukan pada kami," jawab produser.Jason tidak menjawab.Dia sedang memikirkan cara untuk memaksa tersangka muncul secara sukarela.Meskipun mereka memberitahunya bahwa banyak orang dalam tim ini yang punya perselisihan dengan Aylin, Jason tahu jelas, Aylin bukan orang seperti itu.Kejadian sebelumnya memaksa orang-orang ini melawan Aylin.Terlebih lagi, hal seperti ini tidak bisa disebut perselisihan, bagaimanapun masal
Jason berpikir dengan tenang. Teguh dan produser bersikap cerdas untuk tidak mengganggunya. Dia adalah orang yang berkuasa di pusat perbelanjaan dan masih berinvestasi untuk pembuatan film.Begitu turun tangan, pria ini tidak pernah gagal.Jika dia turun tangan, seharusnya tidak akan muncul kejadian apa pun lagi.Jason berada di lokasi syuting sampai hari gelap, mengira Aylin sudah tertidur, barulah dia kembali ke rumah sakit.Perawat Hanna sedang memilah catatan hari ini. Dia tidak menyangka Jason akan kembali saat ini.Dia berbisik, "Nyonya sudah tidur. Kalau ada yang ingin disampaikan padanya, lebih baik jangan dibangunkan. Bicarakan besok pagi saja."Dia hanya berbaik hati mengingatkan, mungkin Jason hanya akan menemani Aylin di bangsal agar dia bisa tidur lebih nyenyak.Setelah Jason pergi, Aylin berbolak-balik di ranjang, tetapi tidak bisa tidur.Meskipun dia tidak mengatakannya, Hanna bisa merasakannya. Dia sengaja tinggal di bangsal sebentar dan mengobrol dengan Aylin tentang m
Perjumpaan dan kebersamaan mereka semuanya didasarkan pada premis kontrak pernikahan palsu. Landasan awalnya palsu, tidak peduli berapa banyak sumpah indah yang ditambahkan ke dalamnya, semua hanya akan terdengar seperti kebohongan.Apa yang dilihat Hanna hanyalah cinta sejati di antara mereka berdua yang terungkap secara tidak sadar, tetapi sekalipun mereka teman sekamar yang asing, setelah lama bersama, seharusnya muncul sejumlah kasih sayang di antara mereka.Malam itu Jason memegang tangan Aylin dengan lembut dan berbaring di samping tempat tidurnya, tertidur sepanjang malam, keesokan harinya dia bangun pagi-pagi untuk memastikan suhu tubuh Aylin normal dan warna bibirnya kembali memerah sebelum meninggalkan rumah sakit. Masih banyak yang harus dia urus. Sebelum Aylin kembali syuting, dia harus menemukan tersangka dan menghilangkan semua risiko untuknya.Tidak ada yang menyangka, tak lama setelah Jason tiba di lokasi syuting, Maria datang dan terlihat panik.Sutradara berusaha mene
Awalnya, Yulia tidak berencana menyerang Elaine, dia tidak ingin menjadikan aksi membunuh sebagai hobi.Asalkan Elaine berhenti membahas kejadian itu, dia akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.Sekalipun aktingnya sangat jelek, dia akan berpura-pura tidak melihatnya.Siapa sangka, awalnya semuanya baik-baik saja, tapi dia tiba-tiba menggila dan ingin memberi tahu Maria, si wanita jalang itu.Dia tahu Elaine masih sebatas tergerak untuk menceritakannya, meski begitu, cepat atau lambat dia pasti akan menceritakannya, hanya masalah waktu saja!Terutama Maria, gadis sialan yang selalu menentangnya itu, padahal sudah diperingatkan, pada dasarnya hanya akan menghalangi jalannya sendiri.Mana mungkin Yulia membiarkan seorang gadis muda menghancurkan masa depannya sebagai artis besar?'Sebenarnya, bukannya aku kejam,' pikir Yulia tanpa sadar. Siapa suruh kamu memberi tahu Filbert?''Pengecut ini paling takut orang lain mengetahui kejahatan yang telah dia lakukan. Dia berinisiatif membereskan
Filbert sebenarnya bisa menyingkirkan Elaine dengan sangat mudah. Namun, Elaine seperti tiba-tiba menggila. Dengan badannya yang pendek dan penampilannya yang tidak mencolok, dia langsung bersembunyi di dalam gedung ini.Hal ini membuat Filbert kehilangan kesabarannya.Filbert berkata, "Elaine? Namamu Elaine, 'kan? Kalau aku menjadi kamu, aku akan memilih untuk keluar dengan patuh. Kalau aku lagi senang, aku mungkin bisa melepaskanmu.""Kalau kamu masih saja nggak mau keluar, saat aku menemukanmu, nasibmu akan berubah lagi.""Sebaiknya kamu patuh saja, aku ini orangnya nggak sabaran, loh."Elaine bersembunyi di samping tong sampah dalam kegelapan. Seluruh tubuhnya bergetar. Dia bisa merasakan aura Filbert yang mendekat ke arahnya.Dia menggigit bibirnya supaya tubuhnya tidak bergetar terlalu kuat.Pria ini sudah membantu Yulia melakukan banyak sekali hal-hal kejam dan sekarang, dia mau membunuh Elaine supaya tidak ada saksi mata yang tersisa?Elaine tidak akan membiarkan mereka berhasi
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen