Siapa sangka, begitu dia mematikan komputernya, ponselnya berdering. Panggilan telepon dari Phillip.Setelah ragu sejenak, Aylin tetap menjawab panggilan telepon itu.Biarpun dia sudah berjanji pada Jason untuk menjaga jarak dengan pria itu, tetapi sebagai teman lama, wajar saja kalau menjawab panggilan telepon."Halo, Kak Phillip.""Aylin, apa kamu sedang sibuk?""Nggak, aku nggak sibuk. Ada urusan apa Kak Phillip mencariku?""Aylin, aku ingin bertanya padamu sekali lagi. Apa kamu benar-benar nggak berencana untuk bekerja di perusahaanku?" Phillip tetap tidak menyerah untuk mengundang wanita itu bekerja di perusahaannya. "Walau Perusahaan Sanders bukanlah perusahaan besar yang menempati peringkat tinggi, gaji dan fasilitas yang kami tawarkan cukup baik. Apa kamu benar-benar nggak ingin mempertimbangkannya lagi?"Posisi kepala sebuah departemen di Perusahaan Sanders adalah pekerjaan yang sangat diinginkan oleh banyak orang, tetapi tidak bisa mereka dapatkan. Hanya saja, Aylin sudah ber
Namun, dia adalah penyebab masalah itu terjadi. Kalau benar-benar membiarkan Phillip membayar kompensasi itu, Aylin pasti akan merasa sangat bersalah.Setelah ragu sangat lama, Aylin tetap kalah dengan rasa bersalahnya sendiri. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk menerima permintaan Phillip. "Baiklah kalau begitu. Tapi, Kak Phillip, aku nggak bisa memastikan apakah hasil pemotretanku bisa memuaskan klien atau nggak ....""Jangan khawatir, kamu sangat cantik, mereka pasti puas." Mendengar Aylin sudah menyetujui permintaannya, Phillip segera melakukan janjian dengan Aylin mengenai jadwal pemotretan.Setelah memutuskan sambungan telepon, Aylin tetap merasa sedikit tidak tenang. 'Apa kau benar-benar bisa melakukan pemotretan itu dengan baik ....'Selain itu, dia tidak bisa membiarkan Jason mengetahui hal ini. Kalau pria itu sampai mengetahui hal itu, pria itu pasti tidak senang. Jadi, kesimpulannya adalah dia harus segera menyelesaikan pemotretan itu dan menyelesaikan masalah ini. Kelak, d
Pengaturan lokasi pemotretan hari ini adalah di luar. Aylin mengikuti staf perusahaan ke sebuah tempat kosong di dekat gedung perusahaan, lalu pemotretan pun dimulai.Biarpun Aylin tidak berpengalaman dalam pemotretan, tetapi pengambilan foto hari ini tidak perlu banyak berpose. Jadi, pemotretan ini berjalan dengan sangat lancar.Pada saat bersamaan, kebetulan Levina juga berada di sekitar lokasi gedung Perusahaan Sanders.Levina tidak menyangka hanya dengan satu kalimat dari Phillip, pekerjaan yang diperolehnya dengan tidak mudah itu langsung dibatalkan begitu saja. Dia tidak terima!Setelah berpikir cukup lama di rumah, dia mencoba menghubungi staf Perusahaan Sanders. Namun, jawaban yang diperolehnya adalah mereka juga tidak berdaya, hingga pada akhirnya nomornya diblokir.Levina sudah sangat lama tidak bekerja. Kalau dia terus tidak menunjukkan dirinya ke publik seperti ini, lama-kelamaan semua orang akan melupakannya.Setelah mempertimbangkan sangat lama, dia memutuskan untuk datan
Levina berbalik, lalu menghubungi seorang wartawan yang dia kenal. "Aku punya bahan berita menghebohkan mengenai presdir Perusahaan Sanders. Kamu mau atau nggak?""Seberapa menghebohkan?""Kita bicarakan tatap muka saja."Dari awal hingga akhir, tidak ada seorang pun yang menyadari kedatangan dan kepergian Levina ....Pemotretan berjalan dengan sangat lancar. Sekitar tiga jam kemudian, pemotretan hari ini sudah selesai."Nona Aylin, foto yang diambil hari ini akan dijadikan sebagai foto promosi iklan. Selanjutnya, akan ada beberapa pengambilan video khusus. Kami harus membuat janji kepadamu terlebih dahulu."Biasanya pengambilan video juga dilakukan pada hari yang sama. Namun, sebelumnya Phillip sudah memberi instruksi pada mereka menyusun jadwal agar Aylin tidak terlalu kelelahan, sebaiknya membuat janji dengan Aylin di lain hari.Tentu saja para staf harus mengikuti instruksi presdir mereka.Aylin menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, mari kita tambah pertemanan di kontak. Nanti
"Bagaimana aku bisa tahu kapan dia mulai terjun ke dunia periklanan? Ayah! Kulihat dia memang sudah lama mengincarku, dia nggak ingin melepaskan Keluarga Respati! Ayah, kalau kali ini Ayah nggak memberinya pelajaran, ke depannya dia pasti akan makin keterlaluan!" Levina kesal setengah mati. Matanya tampak memerah. Orang yang tidak tahu kebenaran di balik kejadian ini pasti mengira dia sudah mengalami banyak penderitaan. "Ayah, aku punya cara untuk memberinya pelajaran! Hanya saja, aku nggak tahu apakah Ayah bersedia untuk membantuku atau nggak!"Peter menatap Levina dengan tatapan bingung dan berkata, "Kamu punya cara apa?""Begini, Ayah ...." Levina mendekati ayahnya, lalu memberi tahu Peter ide dalam benaknya. Peter menganggukkan kepalanya, menyetujui dan membiarkan Levina untuk melakukan apa yang direncanakannya....Aylin dan Phillip makan di restoran tempat mereka makan saat masih duduk di bangku SMA dulu, saling berbagi cerita mengenai kejadian-kejadian masa lalu. Suasana makan m
Setelah Aylin selesai berbicara, suasana di tempat itu hening cukup lama. Kemudian, terdengar suara Jason mendengus dingin. Dia berkata, "Aku ingin kamu pernah berjanji padaku untuk nggak berinteraksi dengan pria lain lagi? Siapa yang mengizinkanmu pergi ke perusahaannya untuk menjalani pemotretan?"Ucapan Jason membuat kata-kata penjelasan yang telah dipersiapkan oleh Aylin seolah-olah sangkut di tenggorokannya. Dia bisa menjelaskan kepada Jason dengan sangat jelas bahwa tidak ada hubungan apa-apa antara dirinya dengan Phillip. Namun, dia tidak bisa memberi penjelasan kepada Jason mengapa dia bertemu dengan Phillip lagi setelah berjanji pada pria itu."Maaf ... maafkan aku. Seharusnya aku memberitahumu terlebih dahulu, tapi aku takut kamu marah ...."Aylin tahu tidak peduli penjelasan apa pun yang dia berikan pada Jason saat ini, juga tidak bisa mengubah fakta bahwa dia telah membohongi pria itu. Jadi, hal yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah mengakui kesalahannya ....Dia melepas
Benar saja, biarpun Jason sudah menghilangkan berita-berita itu, tetapi Anisa sudah melihatnya."Nenek, maafkan aku, aku membawa masalah bagi Keluarga Yanuar lagi."Sambil tersenyum, Anisa mengambil cangkir tehnya dan menyesap tehnya. Kemudian, dia berkata, "Dasar bodoh, Nenek bukan memanggilmu untuk menyalahkanmu. Kamu juga merupakan anggota Keluarga Yanuar. Urusanmu adalah urusan Keluarga Yanuar. Hanya saja, akan ada orang yang datang menanyakan tentang hal ini pada Nenek. Nenek nggak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan mereka."Aylin tidak menyangka Anisa bukan hanya tidak menyalahkannya, juga mengatakan bahwa dia adalah anggota Keluarga Yanuar. Kata-kata Anisa membuatnya sangat tersentuh. Pada saat bersamaan, dia juga merasa makin bersalah.Anisa sangat baik padanya, tetapi dia malah membawa masalah bagi Keluarga Yanuar."Nenek, kejadiannya nggak seperti unggahan yang beredar di internet. Foto-foto itu diambil secara sengaja oleh seseorang dari sudut pandang yang salah. Pria d
'Baguslah kalau begitu.'Aylin sudah mulai merasa lega.Karena tempat-tempat itu termasuk dalam wilayah kekuasaan Perusahaan Sanders, maka seharusnya tempat-tempat itu juga dilengkapi dengan kamera pengawasan.Selama ada kamera pengawasan, maka dia akan mendapatkan kesempatan untuk menemukan kejadian kemarin.Setibanya mereka di ruangan presdir, Aylin dan Calvin masuk ke dalam ruangan bersama.Phillip mengenal Calvin. Dia tahu pria itu mengikuti Aylin datang ke sini pasti atas instruksi dari Jason. Dia pun menganggukkan kepalanya untuk menyapa Calvin.Diselimuti oleh kegelisahan, begitu memasuki ruangan, Aylin langsung berbicara pada intinya. "Kak Phillip, tujuan kedatanganku ke sini adalah untuk menanyakan padamu apakah kamu bisa mengambil rekaman kamera pengawasan di luar kemarin?"Phillip sepemikiran dengan Aylin, dia memutar laptopnya menghadap ke arah Aylin dan berkata, "Aku sudah mengambil rekaman kamera pengawasan kemarin. Kita bisa melakukan klarifikasi kapan saja."Di layar la
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen