Aylin memang tidak bisa membuktikan sesuatu yang tidak pernah dia lakukan ....Setelah berdiskusi sejenak, para pewawancara itu akhirnya meminta maaf pada Aylin dan tidak mempekerjakan Aylin.Aylin juga mengerti bahwa dia sudah tidak punya harapan lagi. Meskipun dia merasa bahwa hal ini sangat disayangkan, dia hanya bisa pergi dengan kesal.Awalnya, dia mengira bahwa dengan uang enam miliar, dia bisa memutuskan hubungannya dengan Keluarga Respati dan mereka tidak akan mengganggu hidupnya lagi. Namun, Levina malah tidak bersedia untuk melepaskannya. Meski dia ingin mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya sendiri, Levina masih saja menghalangi jalannya dan tidak membiarkannya hidup dengan lebih baik.Apakah ini memang sudah nasibnya?Saat Aylin berjalan sendirian ke pintu Perusahaan Sanders, Levina mengejarnya dari belakang dan menatapnya dengan ekspresi mengejek. "Kenapa? Nggak dapat pekerjaannya, ya? Sayang sekali, ya! Adikku yang baik, mau nggak Kakak carikan pekerjaan sampingan un
Aylin benar-benar tidak ingin membuat keributan di depan perusahaan orang lain. Namun, karena paksaan dari tingkah Levina, Aylin hanya bisa langsung mendorong Levina dan menahan tubuh kakaknya ini di lantai. "Levina, kamu kira aku masih akan bersikap baik padamu seperti sebelumnya? Ke depannya, sebaiknya jangan pancing aku lagi!"Melihat situasi ini, petugas keamanan datang untuk melerai. Aylin tidak ingin merepotkan orang lain, jadi dia melepaskan Levina dan berdiri, lalu menepuk-nepuk debu di badannya.Levina paling menjaga penampilannya. Setiap hari, dia menghabiskan banyak waktu dan uang untuk melakukan perawatan. Begitu dia mendapatkan kebebasannya, dia langsung mencari cermin!"Cermin! Aku mau cermin!" teriak Levina.Karena tidak ada cermin, Levina langsung pergi becermin di kaca pintu perusahaan. Melihat bekas tamparan di pipinya, dia langsung berteriak, "Ahh! Wajahku! Wajahku! Aylin, dasar bajingan! Aku nggak akan melepaskanmu!"Aylin pun berjalan menghampiri Levina lagi.Melih
Setelah membawa Levina pergi, bawahannya Phillip kembali ke hadapan Phillip dan berkata, "Pak Phillip, maaf, ke depannya, hal seperti ini nggak akan terjadi lagi. Saya akan mencarikan model baru untuk iklan itu secepat mungkin.""Iklan itu nggak mendesak. Kamu bisa melakukan hal lain terlebih dahulu," kata Phillip sambil tersenyum pada bawahannya.Setelah Levina dan asistennya diusir dari Perusahaan Sanders, di dalam mobil, Levina terus berseru dengan penuh amarah, "Aylin, semuanya gara-gara dia! Aku nggak akan melepaskannya! Nggak akan!"Melihat amarah Levina, asistennya yang duduk di sampingnya berkata dengan takut-takut, "Kak Levina, bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit dulu? Kalau nggak, luka itu akan membekas di wajahmu.""Tadi, kamu ngapain saja?" tanya Levina.Levina menoleh dan memelototi asistennya dengan penuh amarah dan melampiaskan amarahnya pada asistennya ini. Dia langsung menampar asistennya dengan kuat. "Aku tanya, tadi kamu pergi ke mana? Kalau tadi kamu ada di sa
Levina adalah artis yang diundang oleh Perusahaan Sanders untuk menjadi model iklan. Hari ini, dia pergi ke perusahaan itu untuk pemotretan iklan.Namun, Aylin malah menampar Levina di depan Perusahaan Sanders dan melukai wajah Levina. Hal ini mungkin menyebabkan pemotretan tidak bisa dijalankan. Jangan-jangan Perusahaan Sanders mencarinya untuk meminta pertanggungjawabannya?Aylin menunduk sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan ....Wanita ini sudah mengejarnya sampai ke bus, jadi sepertinya, tidak akan mudah baginya untuk menghindari situasi sekarang ....Aylin membuang napas dengan tidak berdaya, lalu berkata, "Baiklah, aku akan pergi denganmu untuk menemui presiden direktur kalian, sekaligus untuk menjelaskan kejadian hari ini padanya. Tapi, sekarang, bisakah aku menghubungi keluargaku terlebih dahulu?"Karyawan Perusahaan Sanders itu tersenyum sambil mengangguk. "Tentu saja," jawabnya.Aylin menjauhi karyawan itu dan mengeluarkan ponselnya, lalu mengirimkan pesan untuk Jason
Orang yang duduk di dalam kantor presiden direktur ini tidak lain adalah Phillip.Dia duduk di kursinya dengan sangat tenang, dengan sebuah map berisi dokumen di tangannya. Dia menatap Aylin dan bertanya, "Kenapa? Kamu begitu terkejut melihatku?""Emm ... bukan, aku hanya merasa agak terkejut. Nggak kusangka, Kak Phillip adalah presiden direktur di Perusahaan Sanders ..." jawab Aylin sambil tersenyum dengan canggung.Meskipun perusahaan ini bernama Perusahaan Sanders, Aylin sama sekali tidak menyangka bahwa perusahaan yang terkenal ini adalah milik keluarganya Phillip.Sepertinya, dulu, dia sudah memandang rendah latar belakang keluarganya Phillip ...."Duduklah, sesama teman, jangan terlalu gugup," kata Phillip sambil mengangkat tangannya untuk menunjuk kursi di hadapannya dengan sangat elegan. Kemudian, dia menundukkan kepalanya dan membaca dokumen lagi.Aylin menganggukkan kepalanya dan duduk sambil bertanya, "Kak Phillip, untuk apa kamu menyuruh orang untuk memanggilku kembali?""H
Mendengar bahwa dia bisa dipekerjakan di perusahaan ini saja Aylin sudah sangat terkejut. Tak disangka, Phillip malah membiarkannya menduduki posisi sepenting itu. Bahkan dia sendiri pun tidak begitu memercayai kemampuannya karena dia sudah ditahan terlalu lama di Kediaman Respati, sehingga dia mungkin sudah tidak terbiasa dengan beberapa pengetahuan profesional ...."Karena aku seniormu. Aku sudah kenal denganmu dari SMA, jadi aku sangat memahami sifat dan kemampuanmu. Aku memercayakan posisi ini untukmu karena aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik," kata Phillip dengan yakin. Dia seperti bukan sengaja memuji Aylin, melainkan benar-benar memercayai Aylin.Melihat tatapan Phillip, Aylin merasa agak gugup ....Melihat Phillip begitu memercayai dirinya, Aylin sendiri malah merasa bersalah. "Kak Phillip, terima kasih atas keyakinanmu padaku. Kalau kamu bersedia menerima lamaran kerjaku, berikanlah aku pekerjaan yang paling sederhana, aku juga akan sangat senang. Aku nggak pernah be
Setelah berpikir untuk sangat lama dan mempertimbangkan situasinya sendiri, Aylin hanya bisa memutuskan untuk melepaskan kesempatan ini dengan tidak berdaya!Bagaimanapun, dia sudah terlebih dahulu berjanji pada Jason, jadi dia tidak akan mengabaikan peringatan pria itu dan berbuat seenaknya. Dia tidak akan melanggar perjanjian mereka hanya demi kebaikannya sendiri."Kak Phillip, maaf, ya. Aku menerima niat baikmu, tapi aku nggak bisa menerima pekerjaan ini. Terima kasih," kata Aylin.Phillip merasa terkejut karena Aylin benar-benar menolak tawarannya. Bagaimanapun, gaji dan tunjangan pekerjaan ini sudah sangat bagus bagi Aylin. Jika dia menolak, dia akan kesusahan untuk mendapatkan kesempatan sebagus ini lagi. Aylin juga jelas-jelas sangat memerlukan pekerjaan, tetapi mengapa dia tidak menerima kesempatan sebagus ini?"Bisakah aku menanyakan alasannya?" tanya Phillip. Dia masih saja tidak menyerah.Saat Aylin sedang memikirkan alasan untuk menjawab pertanyaan ini, ponselnya tiba-tiba
Phillip terus mengamati perubahan ekspresi Aylin ....Jika ekspresi Aylin saat bertelepon tadi membuat Phillip merasa ragu, ekspresi Aylin sekarang membuat Phillip makin mencurigai apakah Aylin dan Jason benar-benar adalah pasangan suami istri atau bukan."Sifat Kak Jason memang agak dingin. Biasanya, saat kamu menghadapinya, kamu pasti sangat lelah, 'kan?" tanya Phillip dengan santai. Namun, sebenarnya dia terus mengamati setiap reaksi Aylin dengan saksama.Aylin seperti menemukan orang yang bisa dia percayai, dia menganggukkan kepalanya dengan sangat semangat dan menjawab, "Ya, dia sangat dingin. Selain itu, emosinya juga agak labil. Terkadang-kadang, dia sangat susah ditebak, sungguh membuatku pusing!""Emosinya labil?" Dengan alis terangkat, Phillip bertanya lagi, "Kak Jason memang bersikap seperti itu terhadap orang luar. Tapi, dia pasti menikahimu karena dia menyukaimu, mana mungkin dia bersikap dingin padamu?"Aylin membuang napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Nggak tahu! T
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen