Sambil melawan, Aylin teringat pada Jason, dia sangat menyesal, kalau saja tadi dia tidak berbohong, mungkin Jason akan datang menolongnya.Di tengah perlawanan, Aylin merasa tubuhnya tiba-tiba mulai memanas, pandangannya perlahan menjadi kabur, dia menggelengkan kepalanya, "Anggur ini ....""Bagaimana? Panas sekali, 'kan? Nggak apa-apa, nanti aku akan membuatmu bersenang-senang!" kata Pak Lucas sambil tersenyum dan berjalan ke arahnya.Aylin menyeret tubuh lemahnya mundur selangkah demi selangkah.Di sisi lain, Jason kembali ke ruangan temannya dan minum dua gelas anggur, tapi pikirannya tidak bisa fokus, gambaran Aylin yang bersulang pada pria tua tadi membuatnya sangat kesal.Saat ini, masuk panggilan dari Calvin, "Tuan Muda, aku sudah menyelidiki kejadian hari itu. Memang seperti yang dikatakan Nona Aylin, kakaknya yang menjebak dia untuk tidur dengan seorang investor industri hiburan. Nona Aylin masuk ke kamar yang salah karena dia minum terlalu banyak, nggak ada yang menyuruhnya
Merasa dirinya kotor, penuh amarah, dia hanya ingin pergi dari sini, lalu menemui Peter dan Melinda untuk menanyakan apa yang mereka lakukan.Begitu tiba di pintu kamar, pintu kamar mandi terbuka, "Kenapa? Setelah bangun, kamu mau kabur?"Suara familier itu membuat Aylin berhenti tanpa sadar. Dia berbalik dan melihat Jason yang tubuh bagian atasnya telanjang. "Ah!"Aylin menjerit dan menutup mata dengan kedua tangannya karena malu, "Kamu .... Kenapa kamu ada di sini?""Jadi, Nona Aylin berharap siapa yang ada di sini?" tanya Jason sambil melihat pakaian yang dikenakan Aylin, dia menyipitkan matanya, menatap sepasang kaki ramping di balik kemeja putihnya.Jason sedikit mengernyit, jakunnya bergerak tanpa disadari.Menyadari Jason sedang melihat pakaiannya, Aylin merasa tidak nyaman, dia bergerak ke samping dengan canggung, mengambil selimut untuk menutupi kakinya, lalu berkata, "Itu, aku nggak menemukan pakaianku, jadi aku ambil baju yang ada untuk dipakai. Apa ... ini milikmu?""Lalu,
Jason menunduk, matanya tertuju pada kaki kurus dan lurus wanita itu ....Merasakan tatapan pria itu, Aylin segera duduk kembali dan menutupi pahanya, lalu berkata, "Ehem! aku bisa menjelaskannya, tapi Tuan Jason, mana pakaianku? Bolehkah aku berganti pakaian dulu, baru kita bicara lagi?"Oh ya, karena tidak terjadi apa-apa, mengapa dia tidur di ranjang dalam keadaan telanjang?Apalagi dia sudah mencari ke seluruh kamar dan sama sekali tidak menemukan pakaiannya!"Kemarin, Nona Aylin terlalu banyak minum, lalu muntah di sekujur tubuhku. Pakaian kita berdua sedang dicuci," jawab JasonJason menunjuk kemeja putih yang dikenakan Aylin sambil berkata, "Kemeja yang kamu kenakan adalah baju baru yang disiapkan pihak hotel untukku."Aylin menatap kemeja putih di tubuhnya, dia merasa semakin canggung, "Maaf, tadi aku nggak menemukan pakaian lain, jadi aku pakai dulu," katanya.Seandainya ada pakaian lain, Aylin pasti akan segera melepaskan kemeja ini.Namun, sekarang sama sekali tidak ada paka
Aylin tersenyum pahit dan mengangguk, kemudian menjelaskan, "Waktu aku sampai, mereka bilang mereka terjebak macet dan memintaku masuk dulu. Aku pikir betapa pun pilih kasihnya ibu kandungku, setidaknya dia nggak akan mencelakaiku seperti ini. Nggak kusangka, aku terlalu naif! Mereka sama sekali nggak berniat untuk datang, sejak awal mereka berencana membiarkanku menemui Pak Lucas sendirian."Setelah mendengar seluk-beluk kejadian ini, Jason menyipitkan matanya, tiba-tiba merasa kasihan pada wanita di hadapannya itu.Dijebak oleh orang tua kandungnya dan dikirim pada pria tua sebagai korban dengan imbalan pekerjaan untuk kakaknya, orang tua macam apa yang melakukan hal seperti ini!Kalau begitu, apa yang terjadi di antara mereka malam itu juga direncanakan oleh keluarganya seperti ini?Di mata orang tuanya, Aylin hanya benda yang bisa dilempar ke sana kemari!"Kalau kamu mau, aku bisa menemanimu ke kediaman Keluarga Respati," kata Jason. Setelah terdiam lama, dia berkata lagi, "Status
Begitu meninggalkan hotel, Aylin menerima panggilan telepon dari Levina.Di ujung telepon, Levina bertanya dengan marah, "Aylin, apa yang kamu lakukan tadi malam? Kenapa Pak Lucas bahkan nggak menjawab panggilanku sekarang?"Mendengar pertanyaan Levina, Aylin teringat akan kejadian kemarin, matanya berangsur-angsur menjadi dingin. "Apa kamu ingin tahu?" tanyanya."Tentu saja, kalau nggak, untuk apa aku meneleponmu!" jawab Levina, nada suaranya terdengar agresif, seolah-olah Aylin bersalah padanya!Aylin mengepalkan tangannya erat-erat, lalu berkata, "Oke, kalau kamu ingin tahu, aku akan memberitahumu secara langsung. Tunggu, aku akan segera pulang!"Levina di ujung telepon masih ingin bicara, tapi Aylin langsung memutuskan panggilan.Setelah itu, Aylin naik taksi ke kediaman Respati....Dua puluh menit kemudian, begitu Aylin memasuki kediaman Respati, Levina langsung menghampiri, menampar dan memarahinya, "Aylin, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa Pak Lucas mengabaikanku? Apa ka
Tidak perlu buru-buru memberi pelajaran pada Aylin, wajah Levina-lah yang paling penting.Setelah Levina ke dapur, Melinda menarik Aylin dari sofa, "Aylin, kenapa kamu begitu nggak berperasaan? Aku memintamu membantu kakakmu menemani Pak Lucas, kamu nggak melakukannya dengan baik, sekarang kamu malah pulang dan memukulnya? Kamu tahu nggak, betapa pentingnya wajah kakakmu? Kelak Kakakmu akan mengandalkan wajahnya untuk mencari nafkah!" katanya.Aylin mengangkat kepalanya, menatap dingin pada Melinda.Wanita di hadapannya ini adalah ibu kandungnya, ibunya memberikan semua kasih seorang ibu pada Levina yang tidak punya hubungan darah dengannya, sebaliknya membiarkan putri kandungnya sendiri menerima segala penderitaan!Dia sama sekali tidak layak menjadi ibunya! Nggak layak!"Dia mau mengandalkan apa untuk mencari nafkah, nggak ada hubungannya denganku," jawab Aylin. Dia menepis tangan ibunya, menatapnya dengan senyuman dingin, "Kariernya nggak ada hubungannya denganku, dia bisa mengandal
Selama ini, dia selalu patuh pada Keluarga Respati, berusaha pengertian dan toleran, tetapi keluarganya semakin menjadi-jadi.Aylin tidak tahan lagi dengan kehidupan seperti ini.Aylin melirik Levina, tidak menghiraukannya, dia menatap langsung ke orang tuanya yang berat sebelah dan berhati dingin, "Katakan padaku! Berapa biayanya? Aku akan membayar kembali beserta bunga sebagai balasan kebaikanmu membesarkanku!"Melinda dan Peter saling memandang, lalu Peter mengulurkan enam jarinya sambil berkata, "Kalau kamu bisa memberikan enam miliar, anggap kamu sudah membalas kebaikan kami membesarkanmu, ke depannya apa pun yang terjadi di rumah, kami nggak akan mengganggumu lagi!"Enam miliar, nominal yang besar!Sejak kecil, Aylin menjalani kehidupan sederhana, mana mungkin menghabiskan enam miliar!Namun, mereka sudah buka mulut, jika tidak menyanggupinya, dia tidak akan bisa lepas dari mereka ....Hanya saja dengan kondisi saat ini, dia tidak mampu membayar enam miliar, dia terpaksa mencoba
Orang tua seperti Keluarga Respati benar-benar tidak pernah ditemui.Meski orang tua kandungnya masih hidup, gadis ini tidak mendapat kasih dari orang tuanya, bahkan dimanfaatkan oleh orang tuanya sebagai korban untuk kakaknya, malang sekaligus menyedihkan."Apa menurutmu setelah hari ini kamu memberikan enam miliar, mereka akan menepati janji dan berhenti mengganggumu? Dari ceritamu tadi, begitu mereka tahu mereka bisa mendapatkan uang darimu, mereka justru semakin nggak akan melepaskanmu," kata Jason.Peringatan Jason membuat Aylin tercengang, dia menghabiskan enam miliar dengan harapan masalah ini dapat sepenuhnya selesai, tapi dia tahu jelas akhlak Keluarga Respati, kondisi yang dikhawatirkan Jason pasti akan terjadi.Keluarga Respati sangat serakah. Begitu tahu dia bisa memberikan uang, mereka pasti akan memperlakukannya sebagai sapi perah!"Aku ada urusan lain, nanti Calvin akan menghubungimu," kata Jason yang kemudian langsung memutuskan panggilan.Aylin bingung, ini maksudnya J
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen