"Apa?! Pamela punya bayi di dalam perutnya?" Saat mendengar kata-kata Stevi, Frida yang sedang menunggu dengan cemas di luar pintu ruang gawat darurat terkejut. Dia berdiri dan berjalan dengan cepat, lalu memandangi cucunya dengan ekspresi kaget. "Agam, apakah ini benar?"Agam tidak pernah secara resmi memberi tahu keluarganya tentang kehamilan Pamela. Dia khawatir neneknya akan mengambil tindakan sendiri untuk memberikan berbagai obat kepada Pamela. Pamela malu untuk menolak kebaikan Frida, hingga menyakiti tubuhnya sendiri!Sekarang, setelah semuanya terjadi, mereka tidak perlu menyembunyikannya lagi. Agam pun mengangguk kepada neneknya.Awalnya, Frida hanya mengkhawatirkan keselamatan Pamela. Namun, sekarang dia juga mengkhawatirkan keselamatan cicit yang ada di dalam perut Pamela. Saat ini, Frida hanya merasa penglihatannya menjadi gelap. Dadanya terasa sesak sehingga dia kesulitan bernapas ....Agam mengulurkan tangannya yang panjang dan menopang neneknya yang hampir pingsan. Dia
Agam terlihat sangat sedih. "Nggak mungkin! Selamatkan dia! Siapa yang memintamu keluar? Masuk dan selamatkan dia!"Pria itu kehilangan akal sehatnya. Dia berkata sambil meraih kerah jas putih dokter, "Masuk dan cepat selamatkan dia. Kalau kamu nggak bisa menyelamatkannya, aku akan membakar rumah sakitmu hingga rata dengan tanah!"Ervin datang untuk menghalangi Agam yang kehilangan akal sehatnya. "Tuan Muda! Tuan Muda ... dokter telah berusaha sekuat tenaga ... dokter juga nggak berdaya ... mohon tenanglah ...."Saat Jason yang merasa sedih dan tertegun untuk waktu yang lama tersadar, dia menarik Agam yang menjadi gila dan memberinya beberapa pukulan sebelum dia tenang dan melepaskan dokter. Kemudian, dia menggeram, "Agam! Orang yang nggak merawatnya dengan baik adalah kamu dan aku, seharusnya kamu memukul dirimu sendiri. Aku juga harus menyalahkan diriku sendiri! Butuh banyak usaha bagiku untuk menemukannya, butuh banyak usaha untuk menemukannya ...."...Memanfaatkan kekacauan ini, S
Bagaimana bisa seperti ini?Jason lebih memilih dia yang mengalami kecelakaan mobil!Saat ini, Stevi telah kembali setelah berbicara dengan Kalana di telepon. Karena dia merasa bersalah, dia tidak berani mendekati Agam yang duduk di lantai dengan ekspresi tidak jelas. Jadi, dia melewati Agam dan berjalan ke arah Jason dan memberinya sebotol air mineral."Kak Jason, apakah kamu ingin minum air? Aku tahu kamu sangat prihatin dengan kematian Pamela, tapi itu telah terjadi. Kita harus menyampaikan belasungkawa kita ...."Jason mengangkat kepalanya dan menatap Stevi dengan dingin. "Kenapa kamu masih di sini? Kalau bukan karena kamu, Pamela seharusnya tidur di rumah sekarang! Pergilah! Kami nggak membutuhkan belas kasihan palsumu!"Jason menepis air mineral di tangannya. Stevi ketakutan dan secara naluriah mundur selangkah dengan mata memerah, "Kak Jason, apakah Pamela begitu penting di hatimu?"Jason sedang tidak berminat untuk berbicara omong kosong dengannya sekarang. "Aku akan mengatakan
Saat ini, di bangsal lain.Frida yang terbangun dari koma merasa sakit kepala yang hebat. Dia mengedipkan matanya keras-keras. Frida menoleh sekeliling, lalu melihat dengan jelas suami dan cucunya, Olivia sedang bersamanya.Saat Olivia melihat neneknya bangun, dia meraih erat tangan neneknya hingga matanya memerah karena bahagia. "Nenek! Akhirnya kamu bangun! Kamu tiba-tiba pingsan, kamu membuatku dan Kakek takut!"Tomi jelas merasa lega, tetapi apa yang dia katakan sangat tidak enak untuk didengar. "Kamu ini! Aku nggak mengizinkanmu datang ke rumah sakit, tapi kamu bersikeras datang. Alhasil kamu malah menimbulkan masalah!"Frida sama sekali tidak menghiraukan perkataan suaminya. Dia lupa kenapa dia pingsan, tapi dia masih ingat kenapa dia datang ke rumah sakit. Dia segera meraih tangan Olivia dan memintanya duduk. "Olivia, Bagaimana kondisi Pamela? Bagaimana kabar bayi di dalam perutnya?"Olivia tampak malu dan sedih. Dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan neneknya. Dia takut j
Frida telah menebak hasilnya. Dia tidak bisa menahan perasaan khawatirnya. Frida membuka selimut dan turun dari ranjang rumah sakit. "Kalau kalian berdua nggak memberitahuku, aku akan bertanya sendiri kepada dokter. Aku akan pergi dan melihatnya sendiri."Tomi yang duduk di kursi roda tidak bisa berbuat apa-apa. Dia mengulurkan tangannya untuk menghentikan istrinya, tapi dia tidak berhasil menghentikannya. Tomi segera memberi tahu cucunya, "Olivia, cepat! Pergi dan tarik nenekmu kembali. Jangan biarkan dia pergi! Dokter mengatakan kalau dia terangsang lagi, dia akan terkena serangan jantung!"Olivia tersadar dari lamunannya. Dia menjawab dan segera berlari keluar untuk mengejar neneknya ....Frida berlari keluar bangsal tanpa sempat memakai sepatunya. Dia langsung pergi ke ruang gawat darurat ....Olivia menyusulnya tepat waktu. Dia mengajak beberapa pelayan bersamanya untuk menangkap neneknya, lalu membawanya kembali ke bangsal tanpa memedulikan perjuangan dan omelan Frida.Sekarang,
Mata Kalana memerah dengan ekspresi sedih dan marah. Karena dia begitu bersemangat, bahunya terlihat naik turun."Stevi, meskipun kamu nggak menyukai Kak Pamela, kamu nggak boleh membunuh Kak Pamela? Itu adalah sebuah nyawa. Selain itu, dia masih mengandung bayi di perutnya! Bagaimana kamu bisa melakukan ini ...."Stevi menutupi wajahnya dan berjalan mundur dua langkah. Dia merasa luka mentalnya lebih besar daripada rasa sakit di wajahnya.Stevi memandang sahabat yang seharusnya menghilangkan kecurigaan padanya dengan tidak percaya. Sahabatnya itu bahkan secara terbuka menuduh Stevi, "Kalana, kamu ...."Kenapa?Bukankah Kalana datang ke rumah sakit untuk membantunya berbicara?Atau ... apakah ini retorika baru yang dibuat Kalana untuk membelanya?Sampai saat ini, Stevi masih merasa sahabatnya tidak akan mengkhianatinya. Dia masih mencari alasan untuk Kalana di dalam hatinya ....Namun, setelah mendengar gerakan di sini, Jason tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Kalana. Tatapanny
Stevi sama sekali tidak percaya apa yang dikatakan Pamela. Dia dan Kalana tumbuh bersama dan berteman baik. Stevi pikir dia cukup mengenal sahabatnya. Dia tidak percaya bahwa sahabatnya akan memanfaatkannya, apalagi memercayai karakter sahabatnya ....Namun, faktanya ada di depan matanya. Setelah melihat sifat asli Kalana, kepercayaan Stevi runtuh!"Kalana! Aku nggak menyangka kamu menjadi orang seperti itu!"Melihat Stevi mempertanyakan dirinya sendiri seperti ini, Kalana tidak panik sama sekali. Kalana berkata sambil memasang ekspresi membujuk, "Stevi, aku melakukan ini demi kebaikanmu! Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Cepat atau lambat kamu akan ketahuan oleh polisi. Aku khawatir kamu akan dihukum berat saat itu, jadi jangan keras kepala lagi, pergilah ke kantor polisi dan menyerahkan dirimu. Cobalah untuk mendapatkan keringanan hukuman! Oke?"Sevi menatap wajah munafik Kalana. Stevi merasa bahwa dia telah dikhianati. Dia tidak perlu lagi mengkhawatirk
Setelah berkata, Stevi mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menyerahkannya kepada Jason. "Kak Jason, kalau kamu nggak percaya, lihatlah riwayat panggilanku. Hari ini, aku menelepon Kalana beberapa kali. Setiap panggilan telepon itu berisi tentang cara untuk menyingkirkan Pamela, cara menghilangkan kecurigaan kami dan cara membuat Pamela mati sebelum memberi tahu seseorang untuk datang menyelamatkannya. Kalana terlibat dalam setiap masalah ini. Selain itu, dia yang mengajariku banyak metode!"Jason mengambil ponsel Stevi, lalu memencetnya dengan jari panjang yang dingin. Setelah dia melihat catatan panggilan Stevi dan Kalana, Jason sulit untuk tidak memercayai apa yang dikatakan Stevi.Jason sudah lama sangat kecewa dengan Kalana yang berpikiran jahat, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa adiknya yang tampaknya lemah ini bisa begitu kejam hingga memanfaatkan seseorang untuk melakukan pembunuhan!Jason mengangkat kepalanya, lalu berkata sambil menatap Kalana dengan mata dingin dan sura