Orang tua Clarissa saat itu sedang tertidur di dalam bis yang mereka tumpangi. Ibu nya terbangun lebih dulu karna merasakan jalan nya bis yang sangat aneh seperti kehilangan kendali, dan selang berapa detik Ayah juga langsung terjaga dari tidur mendengar semua penumpang berteriak ketakutan. Meskipun kondektur bis sudah menyarankan untuk tetap tenang, karna supir sedang berusaha semaksimal mungkin. Supir pun merasa kebingungan, mengapa tiba-tiba bis yang dia kemudikan menjadi blong rem nya, padahal sebelumnya baik-baik saja.
" Ya allah... mas aku takut. " Ungkap Ibu sambil menangis dan memeluk suaminya.
" Istigfar, mengucap Allah akbar, dan bersahadat terus Bu. Berdoa semoga kita di beri umur panjang, jika Allah masih berkehendak. " Ayah mengingatkan dan menenangkan istrinya.
Kring... Kring...
Ibu jadi teringat anak-anak mereka, sebelumnya pikirannya sangat kalut sampai melupakan segalanya. Sedangkan Ayah sebenarnya sudah memahami akan terjadi, tetapi dia tidak mau membuat istrinya gelisah tak menentu. Dia lebih memilih mengajak istrinya mengucap dan berdoa agar bisa di ampuni dosa-dosanya dan di lapangkan kuburnya jika mereka harus meninggal. Ayahnya sudah sangat pasrah dengan takdirnya Karna jalanan daerah Alas roban memang sangat rawan kecelakaan, kasus seperti ini sering terjadi. Apalagi cuaca sekarang sangat gelap dan hujan sangat deras. Meskipun sekarang hari masih siang.
Akhirnya Ibu langsung mengambil handphonenya dari dalam tas nya dan langsung mengangkat telpon dengan cepat. Ayah Clarissa memang selalu meninggalkan handphone milik Ibu di rumah jika mereka meninggalkan anak-anaknya, agar mereka dengan mudah menghubungi anak-anaknya.
" Assallammualaikum,Bu..." Ucap Clarissa.
Ibu langsung bicara dengan cepat karna suasana sudah sangat mencekam.
" Nduk... Jaga diri kalian baik-baik ya... Bis yang Ibu sama Ayah tumpangi sekarang rem nya blong di Alas roban... Aaahhhh...Allah akbar..." Sahut Ibu sambil menangis dan bicara tergesa-gesa dan akhirnya sambungan telpon terputus. Karna bis yang mereka tumpangin akhirnya masuk ke dalam jurang setelah supir bis berusaha semaksimal mungkin untuk mengemudikan, tapi hasilnya nihil.
" Ibuuuuuuu.... " Teriak Clarissa sambil menangis.
Clarissa langsung menangis meraung-raung sambil memeluk adiknya semata wayang.
" Mba... Ibu kenapa Mba..? Tanya Dana sang adik yang mencoba melepaskan pelukan kakaknya dan menanyakan apa yang terjadi.
" Ibu....kecelakaan. Bis yang ayah ibu tumpangin rem nya blong... " Ungkap Clarissa sambil menangis tak henti.
Akhirnya mereka menangis berdua sambil memanggil-manggil kedua orang tua nya. Clarissa tersadar dia harus menghubungi keluarga Ibu nya di Pekalongan untuk mencari Ibu dan Ayahnya. Clarissa saat itu menelpon Tante Mira untuk memberi kabar tentang kecelakaan Ayah dan Ibu nya, dirinya menelpon masih sambil menangis terseduh-sedu.
" Assallammualaikum. Halo Tante, ini Clarissa. Ibu sama Ayah kecelakaan saat dalam perjalanan ke Pekalongan. " Ucap Clarissa.
" Walaikumsallam. Ya Allah Sa....Kecelakaan di mana ? Terakhir Ibu mu ngabarin Tante baru keluar dari Terminal. Kamu dapat info dari mana ? Terus keadaan mereka gimana? " Tanya Tante Mira.
" Tadi Aku telpon Ibu dan sempet ngomong sama Ibu saat rem nya sudah blong. Ibu bicara tergesa-gesa dan sambil menangis memberi kabar kondisi bis yang mereka tumpangi dan akhirnya panggilan telpon terputus... Aku sempet dengar Ibu berteriak... " Jelas Clarissa sambil menangis.
" Ya udah gini aja... Kamu tenang dulu dan terus berdoa, Tante sama Pade Mukri coba ke tempat kejadian. Tante coba cari tau juga ke polisi ya... Nanti Tante kabarin. Ya udah, udah dulu ya... " Sahut Tante Mira.
" Iya Tante... Aku tunggu secepatnya ya Tante berita Ibu dan Ayah... Assallammualaikum. " Ucap Clarissa.
" Walaikumsallam. " Ucap Tante Mira sambil mematikan handphonenya.
Clarissa berusaha untuk menenangkan hati adiknya, meskipun dirinya pun merasa sangat gelisah.
Tante Mira dan Pade Mukri sepupuh Ibu nya langsung pergi menuju daerah sekitar Alas roban, tetapi sebelumnya dia menanyakan terlebih dahulu mampir ke polsek yang dekat dengan daerah situ. Alangkah terkejutnya Tante Mira dan Pakde Mukri melihat daftar nama korban kecelakaan bis yang orang tua Clarissa naiki. Tante Mira tak bisa membendung perasaan sedihny lagi, kaki nya seakan tidak berpijak dan pikirannya melayang entah kemana. Kakak tersayangnya dan suaminya menjadi salah satu korban yang meninggal dunia.
Dunia seakan runtuh, dia merasa tidak percaya mengetahui hal ini. Baru tadi pagi dirinya berkomunikasi dengan kakak satu-satunya, kini sekarang dia kehilangan kakak nya untuk selamanya. Setelah meninggalnya kedua orang tua mereka, mereka hidup cuma berdua. Dan akhirnya mereka terpisah, karna kakak nya harus mengikuti suaminya menetap di Yogya. Dan Tante Mira mau tak mau harus menempati mengurus rumah peninggalan orang tuanya.
Ibunda Clarissa di kenal sebagai Kakak yang sangat menyayangi adiknya, dia selalu berusaha untuk selalu melindungi adiknya. Maka tak heran, saat ini dia memaksakan untuk hadir di acara lamaran adiknya meskipun kondisi keuangannya masih kekurangan.
Menurut informasi dari polisi yang menangani kasus kecelakaan ini, seluruh jenazah dan korban yang luka-luka sudah di bawa ke rumah sakit terdekat. Tidak dalam waktu lama, akhirnya Tante Mira sudah sampai di rumah sakit tempat jenazah berada.
Tante Mira dan Pakde Mukri langsung bergegas masuk ke dalam rumah sakit dan menanyakan tentang korban kecelakaan yang baru saja terjadi. Dan ternyata jenazah sudah ada di kamar jenazah. Tante Mira mencoba berlari menuju kamar jenazah, meskipun sebenarnya dirinya saat itu sangat rapuh tetapi dia berusaha untuk kuat.
Dan benar saja di sana terdapat jenazah kakak yang sangat di sayang beserta suaminya. Tetapi karna jenazah ada luka-luka di muka dan tubuhnya, membuat Tante Mira tidak boleh menyentuh jenazah kakaknya. Dia hanya memandangi dan berkata dari jauh.
Tante Mira Sedih sekali perasaannya saat itu dan ada perasaan bersalahnya karna dia penyebab kematian kakaknya. Andai saja kakak nya tidak hadir di acara lamarannya, kakaknya pasti masih hidup saat ini. Tetapi dia tidak boleh menyalahkan diri nya sendiri, karna takdir sudah di atur oleh Allah. Karna kematian sudah di atur oleh Allah, manusia tidak ada yang tau.
Dia tidak tega untuk mengabari dua keponakannya yang di tinggal oleh kakak nya selama-lamanya. Dia berencana untuk meminta bantuan keluarga suami dari kakaknya yang datang ke rumah almarhum untuk menyediakan segala kelengkapannya, dan dirinya yang akan mengurus kakaknya di sini hingga membawa kakaknya ke rumah mereka.
Tante Mira langsung menghubungi calon suaminya untuk menunda acara lamaran, karna saat ini dirinya sedang berduka. Tante Mira juga langsung menghubungi istri dari kakaknya Ayahnya Clarissa yang kebetulan tinggal di daerah Yogya juga cuma di kabupatennya. Jarak perjalanan menuju rumah jenazah tidak terlalu lama, hanya menempuh waktu 2 jam.
Semua orang yang mengetahii hal ini merasa kaget. Tante Mira sudah meminta agar langsung menemui Clarissa saja, agar jika terjadi sesuatu dengan Clarissa ada keluarga yang menemaninya.
Pihak keluarga suami sudah bergegas menuju rumah Clarissa. Mereka membagi tugas, ada nya mengurus pemakaman, memberi informasi ke pa rt dan merapihkan tempat untuk jenazah di letakkan, dan mengurus kelengkapan. Semua biaya di tanggung bersama, meskipun dari keluarga sederhana merek semua sangat kompak.
Clarissa merasa sangat kaget melihat kedatangan keluarga-keluarga Ayahnya yang langsung mengurus semuanya. Dirinya langsung menangis kejer bahlan sampai pingsan karna merasa tidak kuat mendengar kabar kematian orang yang sangat dia sayang. Sedangkan adiknya Dana terlihat lebih tenang, karna mungkin saja dia anak laki-laki lebih kuat di bandingkan dengan Clarissa. Beban Clarissa sangat berat harus mengurus adiknya, padahal dia pun masih duduk di bangku kelas 2 SMA yang belum memiliki penghasilan.
Jenazah telah di bawa, tetapi sudah rapih di mandikan dan di kahfani tinggal di sholatkan. Clarissa sangat sedih tidak bisa melihat jenazah kedua orang tuanya untuk terakhir kali. Karna tubuh dan wajah kedua orang tuanya banyak luka sehingga harus langsung di segerakan.
Setelah jenazah datang, tidak memakan waktu sangat lama. Pihak keluarga memutuskan untuk di makamkan. Semua urusan pemakaman telah di siapkan. Pihak keluarga sepakat untuk menguburkan jenazah di daerah dekat rumah Clarissa, jadi anak-anaknya bisa dengan mudah menengok makam keluarganya.Clarissa mencoba untuk menguatkan dirinya, meskipun sebenarnya dia merasa lemah tak berdaya. Tetapi adiknya lah yang membuat dirunya harus tegar dalam menerimaan kenyataan yang sangat pahit. Aku harus bertahan demi adikku. Aku harus melanjutkan harapan dan cita-cita kedua orang tuaku. Aku harus bisa menjadi orang sukses sesuai harapanku.Clarissa terus bergandengan dengan Tante Mira menuju pusara makam kedua orang tuanya. Mungkin apabila tidak ada adiknya, dia pasti lebih memilih ikut bersama Ayah dan Ibunya. Tetapi demi adik semata wayang, dia harus kuat menjalankan kehidupan selanjutnya tanpa kedua orang tuanya.Proses pemakaman selesai, semua keluarga termasu
Setelah kepergian ayah dan ibu nya, kini dirinya hanya tinggal berdua dengan adiknya. Dan dia harus bisa menggantikan peran ayah dan ibu nya untuk adiknya. Kini Clarissa sudah menjalankan kehidupan normal kembali, bersekolah seperti biasa.Tetapi untuk sekarang dirinya harus menanggung beban yang sangat berat, sebisa mungkin untuk bertahan hidup dan tetap bersekolah dirinya dan adiknya. Harapannya yang bisa menjadi orang sukses yang selalu mengingatkan dirinya untuk kuat dan bertahan menjalani kehidupan ke depannya. Karna sesuai pesan ayahnya dirinya harus kuat menjalani kehidupan untuk meraih cita-citanya.Acara tahlilan kedua orang tuanya sudah selesai sampe 7 hari, dan untuk acara 40 hari orang tuanya akan di adakan di rumah neneknya di Pekalongan. Semua keluarga sudah sibuk dengan aktifitas nya masing-masing.Setiap pagi sebelum berangkat sekolah dia selalu membuatkan sarapan untuk adik dan dirinya. Mereka selalu merasa bersyukur menikmatin
Clarissa bangun pagi-pagi sekali. Karna hari ini dia akan mulai masuk kerja di laundry. Oleh karena itu dia akan menyiapkan terlebih dahulu membuat makanan, rencananya dia akan membuat balado telor dan juga menggoreng tempe untuk sarapan pagi mereka dan adiknya makan siang dan sore. Setelah mandi dan sholat, dirinya memutuskan untuk langsung masak. "Wah wangi banget mba... Masak apa mba ? " Ucap adiknya sambil melirik ke arah wajan. Dana sudah terbiasa bangun pagi, karna sebelum almarhum ayahnya meninggal dirinya selalu di ajak ayah untuk sholat ke mesjid sehingga dirinya sudah terbiasa untuk bangun pagi sebelum waktunya shubuh. Setelah masakan matang, mereka langsung sarapan bareng. Clarissa juga menyiapkan bekal untuk makan siang dia nanti di tempat kerja. Clarissa selalu belanja sayur dan lauk lainnya satu minggu sekali untuk stock di kulkas. Meskipun hanya makanan sederhana, dirinya sangat bersyukur karna adik dan dirinya masih bisa maka
Hai namaku Clarissa, orang-orang biasa memanggil aku Cla. Sedangkan orang tua aku memanggil aku dengan nama Sasa. Usia aku 17 tahun, saat ini aku sedang duduk di bangku kelas 2 SMA di sekolah negeri di daerah Yogyakarta. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Ayah aku seorang guru sekolah dasar dan ibu aku seorang ibu rumah tangga.Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Kalian pasti sudah sangat tahu berapa gaji guru Sekolah dasar untuk di daerah. Meskipun demikian, orang tua aku selalu mendidik aku menjadi orang yang berguna untuk semua orang. Oleh karena itu, aku selalu berharap jika suatu saat nanti harapanku bisa tercapai. Aku ingin menjadi orang sukses agar bisa menjadi orang yang berguna untuk semua orang. Terutama keluarga aku, aku mempunyai harapan untuk membahagiakan orang tua dan adikku kelak.Aku terkenal sebagai siswi yang pintar, sejak duduk di bangku Sekolah dasar hingga SMA aku selalu mendapatkan beasiswa. Sehingga aku selalu g
" Nduk... Tante Mira mau lamaran awal bulan. Kamu sama Dana ga usah ikut yo, kalian di rumah aja ! Soalnya Ayah uangnya cuma cukup buat ongkos Ayah dan Ibu aja pulang pergi... " Ucap Ibu."Ibu mah gitu... Tega banget sih ninggalin aku sama Dana berdua. Aku kan ingin jalan-jalan juga bu... " Ungkapku kesal." Jangan ngambek gitu donk Nduk... Tar cantiknya hilang loch... " Sahut Ibu merayuku.Aku langsung memanyunkan bibirku, memberi tanda protes." Sing sabar...Ibu doain biar kamu jadi orang sukses nanti, jadi kamu bisa jalan-jalan ke mana aja yang kamu mau. Tapi ingat kamu harus selalu menjaga adik kamu ya ! Jelas Ibu menasehatiku." Ih...ibu ngomongnya seperti mau ke mana aja. Ya udah deh aku ngerti... Tapi jangan lama-lama ya bu perginya ! " Ucapku manja." Pokoknya apapun yang terjadi kamu harus selalu melindungi adik kamu ya! Jaga dia baik-baik. Yowis makan dulu sana, pasti kamu pulang sekolah laper. "
Clarissa bangun pagi-pagi sekali. Karna hari ini dia akan mulai masuk kerja di laundry. Oleh karena itu dia akan menyiapkan terlebih dahulu membuat makanan, rencananya dia akan membuat balado telor dan juga menggoreng tempe untuk sarapan pagi mereka dan adiknya makan siang dan sore. Setelah mandi dan sholat, dirinya memutuskan untuk langsung masak. "Wah wangi banget mba... Masak apa mba ? " Ucap adiknya sambil melirik ke arah wajan. Dana sudah terbiasa bangun pagi, karna sebelum almarhum ayahnya meninggal dirinya selalu di ajak ayah untuk sholat ke mesjid sehingga dirinya sudah terbiasa untuk bangun pagi sebelum waktunya shubuh. Setelah masakan matang, mereka langsung sarapan bareng. Clarissa juga menyiapkan bekal untuk makan siang dia nanti di tempat kerja. Clarissa selalu belanja sayur dan lauk lainnya satu minggu sekali untuk stock di kulkas. Meskipun hanya makanan sederhana, dirinya sangat bersyukur karna adik dan dirinya masih bisa maka
Setelah kepergian ayah dan ibu nya, kini dirinya hanya tinggal berdua dengan adiknya. Dan dia harus bisa menggantikan peran ayah dan ibu nya untuk adiknya. Kini Clarissa sudah menjalankan kehidupan normal kembali, bersekolah seperti biasa.Tetapi untuk sekarang dirinya harus menanggung beban yang sangat berat, sebisa mungkin untuk bertahan hidup dan tetap bersekolah dirinya dan adiknya. Harapannya yang bisa menjadi orang sukses yang selalu mengingatkan dirinya untuk kuat dan bertahan menjalani kehidupan ke depannya. Karna sesuai pesan ayahnya dirinya harus kuat menjalani kehidupan untuk meraih cita-citanya.Acara tahlilan kedua orang tuanya sudah selesai sampe 7 hari, dan untuk acara 40 hari orang tuanya akan di adakan di rumah neneknya di Pekalongan. Semua keluarga sudah sibuk dengan aktifitas nya masing-masing.Setiap pagi sebelum berangkat sekolah dia selalu membuatkan sarapan untuk adik dan dirinya. Mereka selalu merasa bersyukur menikmatin
Setelah jenazah datang, tidak memakan waktu sangat lama. Pihak keluarga memutuskan untuk di makamkan. Semua urusan pemakaman telah di siapkan. Pihak keluarga sepakat untuk menguburkan jenazah di daerah dekat rumah Clarissa, jadi anak-anaknya bisa dengan mudah menengok makam keluarganya.Clarissa mencoba untuk menguatkan dirinya, meskipun sebenarnya dia merasa lemah tak berdaya. Tetapi adiknya lah yang membuat dirunya harus tegar dalam menerimaan kenyataan yang sangat pahit. Aku harus bertahan demi adikku. Aku harus melanjutkan harapan dan cita-cita kedua orang tuaku. Aku harus bisa menjadi orang sukses sesuai harapanku.Clarissa terus bergandengan dengan Tante Mira menuju pusara makam kedua orang tuanya. Mungkin apabila tidak ada adiknya, dia pasti lebih memilih ikut bersama Ayah dan Ibunya. Tetapi demi adik semata wayang, dia harus kuat menjalankan kehidupan selanjutnya tanpa kedua orang tuanya.Proses pemakaman selesai, semua keluarga termasu
Orang tua Clarissa saat itu sedang tertidur di dalam bis yang mereka tumpangi. Ibu nya terbangun lebih dulu karna merasakan jalan nya bis yang sangat aneh seperti kehilangan kendali, dan selang berapa detik Ayah juga langsung terjaga dari tidur mendengar semua penumpang berteriak ketakutan. Meskipun kondektur bis sudah menyarankan untuk tetap tenang, karna supir sedang berusaha semaksimal mungkin. Supir pun merasa kebingungan, mengapa tiba-tiba bis yang dia kemudikan menjadi blong rem nya, padahal sebelumnya baik-baik saja. " Ya allah... mas aku takut. " Ungkap Ibu sambil menangis dan memeluk suaminya. " Istigfar, mengucap Allah akbar, dan bersahadat terus Bu. Berdoa semoga kita di beri umur panjang, jika Allah masih berkehendak. " Ayah mengingatkan dan menenangkan istrinya. Kring... Kring... Ibu jadi teringat anak-anak mereka, sebelumnya pikirannya sangat kalut sampai melupakan segalanya. Sedangkan Ayah sebenarnya sudah memaha
" Nduk... Tante Mira mau lamaran awal bulan. Kamu sama Dana ga usah ikut yo, kalian di rumah aja ! Soalnya Ayah uangnya cuma cukup buat ongkos Ayah dan Ibu aja pulang pergi... " Ucap Ibu."Ibu mah gitu... Tega banget sih ninggalin aku sama Dana berdua. Aku kan ingin jalan-jalan juga bu... " Ungkapku kesal." Jangan ngambek gitu donk Nduk... Tar cantiknya hilang loch... " Sahut Ibu merayuku.Aku langsung memanyunkan bibirku, memberi tanda protes." Sing sabar...Ibu doain biar kamu jadi orang sukses nanti, jadi kamu bisa jalan-jalan ke mana aja yang kamu mau. Tapi ingat kamu harus selalu menjaga adik kamu ya ! Jelas Ibu menasehatiku." Ih...ibu ngomongnya seperti mau ke mana aja. Ya udah deh aku ngerti... Tapi jangan lama-lama ya bu perginya ! " Ucapku manja." Pokoknya apapun yang terjadi kamu harus selalu melindungi adik kamu ya! Jaga dia baik-baik. Yowis makan dulu sana, pasti kamu pulang sekolah laper. "
Hai namaku Clarissa, orang-orang biasa memanggil aku Cla. Sedangkan orang tua aku memanggil aku dengan nama Sasa. Usia aku 17 tahun, saat ini aku sedang duduk di bangku kelas 2 SMA di sekolah negeri di daerah Yogyakarta. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Ayah aku seorang guru sekolah dasar dan ibu aku seorang ibu rumah tangga.Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Kalian pasti sudah sangat tahu berapa gaji guru Sekolah dasar untuk di daerah. Meskipun demikian, orang tua aku selalu mendidik aku menjadi orang yang berguna untuk semua orang. Oleh karena itu, aku selalu berharap jika suatu saat nanti harapanku bisa tercapai. Aku ingin menjadi orang sukses agar bisa menjadi orang yang berguna untuk semua orang. Terutama keluarga aku, aku mempunyai harapan untuk membahagiakan orang tua dan adikku kelak.Aku terkenal sebagai siswi yang pintar, sejak duduk di bangku Sekolah dasar hingga SMA aku selalu mendapatkan beasiswa. Sehingga aku selalu g