Home / Romansa / Happiness is Unwanted / Chapter 24 Decision

Share

Chapter 24 Decision

Author: Pooja
last update Last Updated: 2021-05-08 22:55:56

Della menenggak minumannya sampai tandas. Ia sedikit membanting dengan keras gelas minuman yang sudah kosong di atas meja. Sudah lama dia menunggu kedatangan Gerald, tetapi nihil. Hanya semilir angin yang berbaik hati mau menemaninya malam ini.

Waktunya terbuang percuma, Gerald bahkan tak mengingat janjinya. Ironisnya, Gerald bahkan menyuruhnya pulang dan lebih memilih mengantar Audy. 

"Kamu janji mau menemui ku, tapi sekarang kamu memilih pergi bersama dia. Jika tidak berniat menemui ku harusnya bilang dari awal." Gumam Della kecewa.

"Aku tau kamu tipe lelaki sejati yang selalu memegang janji. Tapi jika kamu mengingkarinya, apa itu tandanya dia sangat kamu cinta?" Della mengusap wajahnya gusar.

"Ya Tuhan, kenapa aku marah? Ini bukan salah Gerald. Harusnya aku lebih pandai melihat situasi."

Della menyeka sudut matanya. Perasaannya menjadi gundah gulana. Ada apa sebenarnya dengan diriku? Mengapa hati ini terasa sakit melihat mere
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Happiness is Unwanted   Chapter 25 Meet the Purnama family

    keesokan harinya. Audy menatap pantulan diirinya pada cermin rias. Jantungnya berdetak kencang. Seperti yang dijanjikan Gerald tadi kemarin malam, mereka akan mengisi weekend bersama keluarga besar Gerald.Sama seperti saat Audy pertama kali mengenalkan Gerald pada kedua orang tuanya. Kali ini juga Audy dibantu Della merias diri agar terlihat menawan untuk bertemu dengan orang tua Gerald."Bagaimana kamu suka tidak?" tanya Della saat telah selesai memoles wajah Audy.Audy tersenyum manis pada Della. Ia sangat puas dengan hasil karya ibu tirinya."Iya. Terimakasih Del." Ucap Audy tulus."Kembali kasih sayang."Audy menghela nafas. Ia kini menjadi kurang percaya diri. Keluarga Purnama bukan keluarga sembarangan."Audy? kamu kenapa?" tanya Della yang heran melihIat Audy melamun .Audy menggeleng pelan, "Aku t

    Last Updated : 2021-05-10
  • Happiness is Unwanted   Chapter 26 Separation

    Mommy Mika bersemangat mengambil kartu yang disimpan rapi pada lemari yang terletak disudut meja."Ayok kita mulai." Teriak mommy Mika penuh gelora. Ia tergesa kembali menuju tempat duduknya semula.Audy tak kalah antusias ingin ikut bermain. Suasana tampak begitu ceria, Robert dengan sabar menunggu istrinya mengacak kartu. Hanya Gerald yang tampak ogah-ogahan ikut bermain."Cepatlah, Mom. Kamu lamban sekali seperti siput." komemtar Roberrt yang jengah melihat Mika terlalu banyak gaya dalam mengacak kartu."Issh... kamu tak bisa sabar ya." balas Mommy Mika mengakhiri pergerakannya. Dia kini membagi-bagikan beberapa kartu."Ya. Aku tak sabar sekali ingin mengalahkanmu.""Cih. sombong sekali. kita lihat saja siapa yang akan menang." Ejek Mommy Mika menantang Robert."Siapapun yang memang nanti, yang jelas aku tak akan menerima kekalahan." ucap Robert tak terima."Oh ya? awas saja jika nanti aku

    Last Updated : 2021-05-10
  • Happiness is Unwanted   Chapter 27 Blind love

    Jarum jam menunjukan pukul sepuluh malam. Tapi mata Della belum juga mau terpejam. Pikirannya tak tenang tak kala mendapati Audy belum pulang."Apa yang sedang mereka lalukan sekarang? apakah Audy akan diterima di keluarga purnama?" ucap Della bertanya tanya dalam hati kecilnya. Della menatap Hendra yang tertidur disampingnya."Maafkan bunda Yah. Tapi entah mengapa kini aku merindukan lelaki lain. Dan lelaki itu tak lain adalah Gerald."Della perlahan bangkit dari ranjangnya. Ia ingin menunggu Audy di ruang tamu. Ups, terlalu munafik. Della bukan khawatir pada Audy yang belum pulang. Tetapi dia ingin mengorek informasi tentang keluarga Purnama. Ia ingin tau sebagaimana Audy diperlakukan di keluarga itu. Dan yang paling utama adalah, dia ingin menatap wajah tampan Gerald untuk menemaninya tidur malam ini."Gerlad, apa kamu melupakan aku?" desah Della kecewa. Sejak malam kemarin Gerald belum mengabarinya lagi. Tidak penting jika janjinya kemarin

    Last Updated : 2021-05-10
  • Happiness is Unwanted   Chapter 28 Date with Gerald

    Tak selang berapa lama, mereka telah selesai menyantap hidangan makan siang yang disajikan oleh pemilik restoran. Gerald dan Della beriringan menuju parkiran."Oh ya Ger, kita mau pergi kemana ya?" tanya Della meminta pendapat."Bagaimana kalau kita nonton?""Aku gak mau, lagian kamu sudah pernah melakukannya kemarin," tolak Della keberatan dengan menggembung pipinya, membuat Gerlad gemas."Ya sudah, bagaimana jika aku temani shoping?""Aku sedang tidak ingin membeli apa-apa." Tolak Della lagi."Lalu kamu mau kemana?" tanya Gerald berusaha bersabar."Jika aku tau mau kemana. aku tak akan bertanya padamu," kesal Della.Gerald mendengus pelan, benar wanita memang selalu benar, dengan senyum yang masih menghiasi bibir Gerald dia memberi penawaran lagi. "Bagaimana kalau kita kuliner hari ini?""Astaga Gerald. Kamu pikir perutku karet.""Terus maumu kemana?""Terserah." jawab Della pasrah

    Last Updated : 2021-05-14
  • Happiness is Unwanted   Chapter 29 Painful new fact

    Hendra tersenyum saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Audy. Bagaimana tidak, wajar saja wajah Della bersemu kemerahan seperti orang jatuh cinta. Sejak dari tadi sore, Hendra mengirimkan kata-kata romantis serta rayuan-rayuan mautnya. Meskipun hanya dibaca oleh Della seperti koran, tapi melihat wajah Della seperti ini membuat Hendra bahagia."Audy, tentu saja Bunda seperti orang jatuh cinta, diakan habis dapat yang spesial." Ungkap Hendra dengan sindiran agar Della membalas ucapan itu, namun Della masih saja terlihat Linglung.Della merasa seakan terpojok, apa dia ketahuan jika dia telah menghabiskan waktu bersama Gerlad. Jika benar, Della akan siap saat Hendra akan memberikan kata talak untuknya. Jika itu terjadi sudah tidak ada penghalang lagi untuk hubungannya dengan Gerlad."Wah, Bunda dapat apa kok ada kata spesial?" Sidik Audy penuh kecurigaan."Dasar Audy, pengen tahu saja drama cinta kita." Goda Hendra pada an

    Last Updated : 2021-05-14
  • Happiness is Unwanted   Chapter 30 Be Quit

    Air mata Audy kini tak mampu dibendung lagi. Hatinya kini hancur tak berbentuk. Audy memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tak sudi jika harus menangisi lelaki bajingan seperti Gerald apa lagi dihadapan orang itu langsung. Tapi apa daya, air matanya tak bisa diajak kompromi."Kamu benar-benar lelaki bresengek yang pernah ku temui Gerald." kecam Audy yang tak puas hanya menampar Gerald. Hatinya sakit, Ia ingin mengeluarkan segala unek-uneknya sebelum dia mengikhlaskannya nanti.Gerald yang menyaksikan hal itu hanya mampu menatap. Bibirnya terasa kaku hendak meminta maaf."Kalau kamu tak punya hati nurani. Setidaknya pakailah otakmu. Apa kamu mau jika diperlakukan begini?" lanjut Audy berapi-api.Tomi yang tak kuasa melihat penderitaan Audy segera merengkuh pundaknya. Ia menatik Audy agar segera menjauh dari Gerald.

    Last Updated : 2021-05-14
  • Happiness is Unwanted   Chapter 31 The new beginning

    "Audy?" Panggil Hendra menyadarkan lamunan Audy."Eh, iya Ayah?" Panggil Audy sedikit gugup."Kamu kenapa?""Emm tidak apa-apa. Memang kenapa Yah?" Tanya Audy balik bertanya."Kamu sedari tadi melamun saja. Mukamu juga terlihat pucat. Sedang ada masalah apa?"Della acuh menyimak. Toh dia sendiri sudah tau jawabannya. Apa lagi yang membuat Audy bagai mayat hidup jika bukan karena sedang patah hati, putus dengan Gerald?.Audy menggeleng pelan. Dia tak ingin kebahagiaan yang terpancar dari wajah Ayahnya pudar. Biarkan saja dia yang memendam rasa sakit ini sendirian. Jauh lebih menyakitkan saat kamu melihat orang yang kamu sayang terluka dan itu berasal dari dirimu."Aku baik-baik saja Ayah. Hanya sedikit pusing dengan tesisku." Ungkap Audy berbohong.Hendra tersenyum hangat. Entah mengapa dia merasa jika Audy sedang menyembunyikan sesuatu. Mata sayunya jelas mengatakan jika dia sedang berbohong.

    Last Updated : 2021-05-17
  • Happiness is Unwanted   Chapter 32 Love yourself

    Audy menghela nafas panjang. Setelah kepergian prof. Budiman dia memutuskan untuk melakukan revisi detik ini juga."Ayolah Audy. Semangat. Jika percintaanmu gagal, harusnya dibidang lain kamu harus berhasil." Ucapnya menyemangati diri sendiri.Audy menggulung kemeja yang dia kenakan hingga siku, bersiap membuka setumpuk berkas yang kini telah berjejak. Ia meneliti satu persatu lembaran berkas. Lantas disusul desahan panjang."Astaga, kenapa banyak sekali." Keluh Audy menutup berkasnya kembali. Audy menyandarkan kepalanya diatas meja perpustakaan. Otaknya terasa lebih berat dua kali lipat dari biasanya."Aku pikir volume otakku bertambah. Ternyata aku sedang memikul beban masa depan." Sambung Audy masih meratapi nasibnya.Perlahan mata sayu itu terpejam. Ia ingin menetralisir rasa pening di kepalanya. Jemari lentiknya mulai mengetuk ngetuk atas meja. Menimbulkan alunan nada yang menenangkan.Sepuluh menit berlalu

    Last Updated : 2021-05-17

Latest chapter

  • Happiness is Unwanted   Rembering The Past

    Sinar mentari yang menerobos masuk lewat kisi-kisi jendela membangunkan Della dari mimpi indahnya. Ia menggeliat sejenak, lantas mengelus perutnya yang mulai membuncit.Hawa dingin yang menyergapnya membuat dirinya enggan beranjak. Dia segera menarik kembali selimut yang ia kenakan hingga menutupi seluruh tubuhnya."Sayang, kau sudah bangun?" ujar Hendra yang baru saja selesai membersihkan diri."Hmmm." Della bergumam pendek. Malas menanggapi pertanyaan retoris Hendra. Entah mengapa sejak kemarin moodnya belum juga membaik.Belum lagi benaknya yang mendadak memikirkan Gerald, cinta pertamanya yang semakin membuatnya lesu."Kau kenapa? Apa kau merasa tidak enak badan?" Hendra yang cepat menyelesaikan ikatan dasi di lehernya, beranjak mendekati Della."Aku tidak papa," elak Della saat tangan kekar itu ingin meraih dahinya."Tapi Bunda terlihat lesu. Apa Bunda menginginkan sesuatu?" tawar Hendra."Tidak, Yah. Bunda han

  • Happiness is Unwanted   Gerald romance

    Gerald memarkirkan mobilnya dengan hati-hati di halaman rumahnya. Lantas melepas seatbelt yang Audy kenakan. "Ckkk. Seperti anak kecil saja," Ujar Audy. Namun, ia membiarkan Gerald melakukan hal itu untuknya. "Tapi kau suka kan?" Goda Gerald. Kemudian membuka seatbelt yang dikenakannya sendiri. "Dasar bucin," Cibir Audy bersiap turun sebelum Gerald melempar gombalan lebay nya. "Biar aku saja," Cegah Gerald menahan lengan Audy. "Aku bisa sendiri, Ger. Tak perlu berlebihan," Sahut Audy lalu membuka pintu mobil. "Dasar tak bisa diajak romantis," Desis Gerald. Perlahan ia melangkahkan kakinya ikut turun. Audy mengabaikan kekesalan Gerald. Ia dengan santai melangkah masuk ke dalam rumah mereka. Melangkah terus hingga ke kamar. Lalu membaringkan diri di atas ranjang sebelum Gerald menyuruhnya.

  • Happiness is Unwanted   pomegranate

    Selesai sarapan, Gerald masih terus memberika perhatian pada Audy. Ia pun mengambilkan segelas air putih untuknya."Terima kasih. " Lidah Audy terasa kelu. Tidak terbiasa dengan sikap Gerald. Perhatian kecil dari laki-laki itu sukses membuatnya salah tingkah.Gerald tersenyum manis. Menatap Audy yang semakin terlihat cantik dengan sedikit rona merah di pipinya."Biar aku saja," tawar Gerald saat Audy hendak meletakan gelas itu kembali."Apa kau tidak pergi bekerja Ger?" Ujar Audy. Bila ditaksir mungkin sekarang sudah pukul tujuh lebih."Tidak. Aku akan menemanimu di sini.""Aku baik-baik saja," ucap Audy. Walau dalam hatinya ia berharap agar Gerald terus di sisinya.'Bodoh kau Audy. Apa sekarang kau mulai berharap padanya? Ap kau lupa bagaimana mudahnya dia mencampakkanmu?' Batin Audy mendadak dilema.

  • Happiness is Unwanted   Gerald's attention

    Perlahan Gerald membantu membaringkan Audy di atas ranjang. Dengan tangan kanan menahan punggung Audy agar tidak langsung Gerak pun sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Audy.Sekilas tatapan mereka bertemu, Audy cukup lama menatap Gerald. Ia masih tak menyangka bila suaminya kini telah berubah menjadi malaikat yang super lembut.Begitu pula dengan Gerald, Laki-laki itu balas menatap wajah cantik Audy. Dalam hatinya ia berjanji, tak akan menyia-nyiakan istrinya lagi."Permisi. " Suara seorang pramusaji membuat Gerald dan Audy sontak mengalihkan tatapannya. Gerald lekas menarik tangannya yang tertindih punggung Audy. Lantas, membaringkan Audy dengan hati-hati.Wajah Audy sedikit memerah saat melihat pramusaji itu tersenyum canggung."Masuk saja, Sus," Ucap Audy sadar bila bila sosok yang berdiri di depan pintu tampak ragu. Mungkin saja

  • Happiness is Unwanted   Chapter 65 Gerald'a Confession

    Gerald mendudukan pantatnya di sofa sembari menunggu Audy keluar. Sesekali ia melirik pintu kamar mandi, agar bisa bergerak sigap jika gadis itu akan keluar. 'Maafkan aku, karena keegoisanku kamu menjadi terluka. Tapi aku berjanji, aku akan melupakan masa laluku dan memulai hidup bersamamu.'Gerald larut dalam pikirannya. Perasaan bersalah kembali menggeleyutinya. Ia beruntung semesta menyadarkan dirinya dengan cepat sehingga gadis itu belum terlepas darinya.Suara deringan ponsel terdengar nyaring, membuat lamunan Gerald buyar. Diliriknya ponsel Audy yang berada di atas nakas.Gerald menatap ke arah pintu toilet, sepertinya Audy belum selesai dengan urusannya."Apa aku saja yang mengangkatnya ya?" Gumam Gerald menimbang sebentar.Deringan itu masih terus berbunyi, Gerald menunggu sebentar lagi berharap Audy cepat keluar."Baiklah, biar aku saja yang mengangkatnya. Siapa tahu saja itu telepin penting," pungkas Gerald segera mende

  • Happiness is Unwanted   Chapter 64

    Sinar mentari menembus kaca jendela ruangan, di mana Audy sedang dirawat. Sinarnya sedikit menyilaukan, membuat Audy terbangun dari tidur panjangnya. Perlahan-lahan mata Audy mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia menatap sekelilingnya, infus yang terpasang di tangannya membuat ia susah bergerak."Auhh ...." Audy mengaduh kesakitan. Satu hal yang sangat ia benci, saat ia ingin tumbuh menjadi mandiri saat itu juga ia membenci saat dia sakit dan terbaring lemah tak berdaya.Gerald yang masih terlelap kini bangun saat mendengar suara Audy. Ia pun beranjak dari sofa menuju ke ranjang Audy."Apa kau baik-baik saja?" tanyanya sembari mengucek matanya agar terbuka dengan sempurna"Iya, aku baik-baik saja." Audy berusaha bangkit dari ranjang saat merasa ingin buang air kecil. Ia meringis kecil, kepala yerasa pening saat ia menggerakan tubuhnya."Apa yang ingin kau lakukan?" Heran Gerald dengab sigap memegangi tubuh Audy."Aku ingin ke ka

  • Happiness is Unwanted   Cahpter 63 Sincerity

    'Menjaganya' entah kata dari mana itu terlintas dalam otak Gerald. Satu prioritas yang mampu membuatnya bertanggungjawab."Kau di sini saja. Apa kau ingin sesuatu?" tanya Gerald dengan lembut.'Mengapa lelaki ini berubah?" tanya Audy pada dirinya sendiri. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap Gerald. Perubahannya yang berbeda 180 derajad dari sebelumnya membuat Audy harus tetap waspada."Audy?!" Seru Gerald mengibas-ngibaskan tangannya di depan Wajah Audy yangtampak melamun."Eh, iya. Tidak ada. Aku ingin jus jambu saja," ucap Audy yang mendapatkan anggukan dari Gerald."Baiklah, tunggu sebentardan jangan kemana-mana." Peringat Gerald sebelum melangkah pergi. Ia bersiul pelan, melangkah masuk ke dalam restoran.20 menit berlalu, Gerald kini kembali ke mobil dengan membawa makanan dan juga minum sesuai pesanan Audy."Ini untukmu," Gerald memberikan satu box makanan yang berisi cumi saos tiram dan juga udang

  • Happiness is Unwanted   Chapter 62 Gerald's feelings

    Gerald bergegas menuju mobil, yang kebetulan mobil itu terpakir tidak jauh dari posisi Audy dan Rakha. Entahlah rasa laparnya tiba-tiba saja menghilang. Gerald mengambil ponsel di dalam sakunya.Tangannya dengan lincah mengetik nama Audy. Namun, sayang nama itu tidak ada di ponselnya. Saat ia mengingat kembali, nomor Audy hanya diberikan inisial A, Gerald tersenyum getir. Gerald menghela nafas berat. Abaikan dulu masalah nama kontak, yang terpenting sekarang bagaimana membuat Audy pulang dan memberinya pelajaran. Namun, matanya tak bisa untuk berpaling dari pandang yang disuguhkan, lelaki itu benar-benar membuat Audy bisa tertawa tanpa ada beban. Ingin rasanya ia turun lalu menghajar lelaki itu, tapi niatnya diurungkan saat Audy menyentuh tangan lelaki itu."Brengsek! Beraninya kau, Audy." Umpatan keluar dari mulut Gerald.Tak menunggu waktu lama Gerald menekan nomor Audy, menunggu Audy menjawab pangg

  • Happiness is Unwanted   Chapter 61 Tired

    Lelah, keadaan yang membuat seseorang akan melepaskan segala sesuatu yang tengah dipertahankan. Begitupun dengan Audy ia sudah lelah dengan semua ini, bolehkah ia bahagia? Ada kalanya saat kita tidak sanggup memperbaiki lebih baik tutup telinga dan mata. Sudah 2 minggu lamanya setelah kejadian Gerald menginginkan Audy untuk ikut program keluarga berencana, yang membuat hatinya seperti teriris belati. Bukan sakit karena Gerald tidak menginginkan anak dari rahimnya, ia lebih sakit karena dianggap seperti jalang, yang habis dipakai lalu dibuang, bedanya hanya pada status saja, suami istri. "Kau lembur lagi?" Tanya Shinta yang melihat Audy masih sibuk dengan komputernya. "Iya, aku harus segera menyelesaikan ini semua." "Apa ada masalah?" "Tidak ada." "Baiklah, aku harap kau tidak mengabaikan kesehatan mu. Lihat itu kantong matamu sudah menghitam semua." Shinta mencoba untuk memberikan p

DMCA.com Protection Status