Share

23. Malam Minggu

Penulis: MikaArayu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-05 23:03:09

"Jangan rindu, berat. Kamu gak akan kuat. Biar aku saja,"

Hanna menghela napasnya ketika melihat cuplikan movie berjudul Dilan 1990 yang tidak lama lagi akan tayang di bioskop. Dia bergeleng kepala, tidak habis pikir dengan teori yang diucapkan Dilan.

Memangnya iya ya kalau rindu itu berat? Padahal, ada yang jauh lebih berat dibanding rindu. Yaitu, membuktikan janji yang sudah diikrarkan pada seseorang karena sudah menjalani segala tantangannya.

Mengingat itu, Hanna jadi merasa dongkol setengah mati.

"Arght!" erang Hanna sambil mematikan televisi dan menyimpan remotenya ke atas meja.

Wajahnya terlihat begitu masam sekarang. Lalu, Hanna pun membaringkan tubuh pendeknya di sofa panjang yang sejak tadi didudukinya.

"So, what? Ini hari terakhir gue ngejalanin tantangan yang lo kasih. Dan lo lihat sendiri, kan? I did it, Mrs Dev

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   24. Terkejut

    "Jadi, yang tadi itu keluarga gebetan gak jadi lo?" Hanna melirik tajam saat pertanyaan itu tercetus dari mulut cowok menyebalkan yang sejak tadi berjalan di samping kirinya. Tapi yang dilirik, malah terkekeh geli sambil sesekali melayangkan tatapannya ke atas langit. "Kasihan, dia pasti langsung jauhin lo selepas lihat adegan romantis kita tempo hari," ujar Dev mengerling jahil, membuat Hanna langsung memalingkan wajahnya ke arah lain dengan muka yang memerah. Warna merah di kedua pipinya, bukan disebabkan oleh rasa tersipu malu atau tersanjung akan lontaran kalimat yang berasal dari mulut Dev. Tapi, Hanna menahan emosinya ketika harus diingatkan kembali dengan momen yang tak diharapkannya itu. "Sabar ya, Mrs Devil. Mungkin, Tuhan gak mau lo berjodoh sama dia. Jadi, Tuhan ngutus gue deh buat pisahin lo sama si cowok wayang itu," celetuk Dev kembali, kali ini menarik perhatian

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-05
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   25. Sebuah Fakta

    Zaman sekarang, pernikahan itu tidak memandang usia ya? Buktinya, banyak pasangan di bawah umur yang sudah dinikahkan orangtuanya secara terang-terangan. Demi Tuhan, ini adalah fakta mencengangkan yang membuat Hanna tidak bisa tidur sampai dini hari begini."Dunia ini udah mulai pikun, ya? Kok belum punya KTP udah maen nikah aja," gumam Hanna kritis.Gadis itu meremas rambutnya hingga tak berbentuk.Semenjak pulang dari rumah Bintang yang juga ternyata rumah orangtua Adam--antek-anteknya bandit Bimantara--tidak sedikit pun Hanna bisa menghilangkan perasaan terkejut serta rasa tak percayanya.Seorang Bintang Galiandra yang semula Hanna anggap sebagai gadis berwajah lugu, ternyata tanpa diduga, dia sudah menyandang status istri dari Adam Sinclair yang notabene dikenal sebagai kakak kelasnya di sekolahan.Bagaimana bisa? Maksudnya, apa pernikahan di usia yang belum seharusnya itu dianggap sah

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-07
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   26. Patah Hati

    Si kembar duduk berseberangan di antara meja makan yang hanya diisi dengan sendok dan garpu, menunggu kakak perempuannya yang masih sibuk berkutat di dapur membuatkan nasi goreng andalan untuk makan siang mereka.Kebetulan Milo belum pulang, jadi Hanna hanya membuat tiga piring nasi goreng bercampur toping sosis kesukaan si kembar Bara-Barie."Kak HanHan, nasi gorengnya udah jadi belum? Bara udah laper banget nih," seru Bara tak sabar."Sebentar ya, nasi gorengnya lagi Kakak pindahin ke piring dulu," sahut Hanna dari dapur."Punya Bara agak banyakan ya, Kak. Kenyangnya biar awet sampe malam...." celetuk Bara teramat polos.Dari dapur, Hanna tergelak. Bara itu sangat lucu, sering sekali membuat Hanna terhibur dengan lontaran polos nan menggemaskannya.Setelah tiga piring terisi nasi goreng yang Hanna alihkan dari wajan, gadis itu pun memindahkan ketiga piringnya ke atas nam

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-08
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   27. Serangan Asing

    Hanna berlari dari kejaran tiga cowok berseragam putih merah kotak-kotak. Kondisinya sudah tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Hanna butuh tempat bersembunyi. Gadis itu nyaris kehabisan tenaga setelah melawan tiga orang yang menyerangnya tiba-tiba.Seakan mimpi mendapatkan lemparan granat dadakan, tahu-tahu Hanna dikepung oleh tiga cowok asing saat sedang menunggu taksi di ujung komplek perumahannya. Salahkan Milo yang selalu berangkat lebih awal dan orang tuanya yang memiliki kantor tak sejalur dengan sekolahan barunya. Hanna jadi harus menggunakan jasa taksi demi mencapai ke sekolahnya.Dan si tiga cowok asing itu, bukannya diawali dengan tegur sapa baik-baik, Hanna justru langsung dipaksa untuk ikut mereka. Tidak terima atas perlakuannya, Hanna melawan dan terjadilah perkelahian sengit satu lawan tiga. Kebetulan, Hanna butuh pelampiasan untuk meluapkan sakit hatinya pasca mengetahui Arjuna memiliki--entah pacar atau gebetan baru. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-09
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   28. Markas Diego

    Diego Malik Pranaja, cowok bertubuh jangkung yang rela mengubah karakteristiknya hanya demi untuk membalaskan dendam pada sosok yang selalu mengganggunya di masa lalu.Siapa lagi kalau bukan Dev? Hanya dialah yang berani mengolok bahkan mempermalukan Diego di depan semua orang. Kejadian itu memang sudah berlalu lama, akan tetapi, bayangan itu seakan masih tercetak jelas dalam ingatannya."Lihat! Si cupu datang!" seru seseorang memberitahu.Tentu saja hal itu menarik Dev keluar dari sarangnya, menelengkan pandangan ke arah si cupu, Dev bergegas mengajak dua kawannya untuk menghampiri teman sekelasnya yang berkacamata tebal itu. "Heh cupu! Tumben lo baru dateng? Biasanya sebelum gue masuk kelas lo udah stand by aja di sudut kelas. Kesiangan, huh?" tegur Dev sesampainya di depan si cupu Diego.Cowok itu menunduk takut, ingin sekali menghindar tapi terasa sulit dilak

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-11
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   29. Penyelamatan (1)

    Setelah mendengar sedikit informasi yang Rando ungkapkan, perasaan Hanna pun mendadak tak enak. Meskipun ia tahu bahwa Dev merupakan musuh bebuyutannya juga, tapi ketika ia mendengar bahwa Dev akan mempertaruhkan hidupnya hanya demi untuk menyelamatkan Hanna. Demi apapun, rasanya itu sangat aneh dan tentu saja membuat Hanna tidak bisa duduk dengan tenang barang sedetik saja.Untuk itu, Hanna perlu ide agar ia bisa melarikan diri dan setidaknya membantu Dev untuk tidak nekat dalam usahanya. Tapi harus dengan cara apa? Batin Hanna kebingungan.Jangankan bisa melarikan diri dengan mudah, kedua tangan berikut tubuhnya saja kini terbelenggu oleh tali. "Ya ampun, baru kali ini gue kehabisan akal. Kenapa otak mendadak gak bisa diajak buat mikir sih di tengah keadaan genting kayak gini. Kan jadinya susah mau cari cara buat melarikan diri juga," gumam gadis itu merutuk. Tidak habis pikir pada isi kepalanya yang tetiba sulit digunakan untuk berpikir kala dirinya membutuh

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-12
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   30. Penyelamatan (2)

    Seakan semesta sudah mentakdirkannya, perkelahian pun tak dapat terelakan. Namun untungnya, lawan mereka cukup imbang. Masing-masing memiliki satu lawan untuk dikalahkan. Seperti halnya Hanna, dia pun mendapat bagian Rando yang Hanna pikir tidak terlalu sulit untuk menumbangkan lawannya tersebut."Anjir oy, gak ada lawan lain apa? Masa gue dapet cewek!" tukas Rando meremehkan. Meskipun ia sendiri sudah tahu bahwa Hanna begitu pandai berkelahi, tapi justru dia malah sangat menyepelekan energi dan keahlian berkelahi yang dikuasai oleh gadis di hadapannya kini."Gak usah banyak bacot lo! Maju sini," desis Hanna memasang kuda-kuda. Sementara itu, Rando malah sedang tersenyum tengil sembari memandang sekujur tubuh Hanna dengan sorot setengah mencela."Lo yakin mau berantem sama gue?" lontar Rando sebelum memulai aksinya."Gue bilang gak usah banyak bacot. Maju lo kalo beneran mampu kalahin gue!" seru Hanna menantang. Sementara Adam dan Panca sudah mengel

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-14
  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   31. Pulang

    Sirine ambulan telah menggema di tengah sang sopir yang mengemudikannya di sepanjang jalan. Ya, sekitar beberapa menit lalu, ambulan telah tiba dan langsung mengangkut tubuh Devano yang sudah semakin melemah. Namun salutnya, cowok itu bahkan masih bisa berhaha hihi di saat kondisinya sudah terlihat tidak baik-baik saja. Membuat Hanna merasa takjub karena pada kenyataannya, cowok itu sangatlah ajaib nan penuh kejutan."Han, berhubung kita bawa motor masing-masing, jadi kita titip Bos Dev sama lo aja ya." Sekiranya, seperti itulah komando Panca saat Devano sudah dimasukkan ke dalam ambulan.Sontak, Hanna pun membelalak horor seperti dia yang baru saja melihat manusia berkepala terbelah secara kebetulan. Kemudian, sambil menelan ludah kasar, Hanna pun kini menatap Panca dan juga Adam bergantian."Kok gue sih? Kenapa gak salah satu dari lo aja yang temenin bos kalian di dalam sana. Lagipula, gue mau langsung pulang. Ogah banget gue kalo harus ikut dulu

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-15

Bab terbaru

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   45. Pulih dari Trauma - END

    Satu bulan telah berlalu. Sejak kejadian mengenaskan yang menimpa Hanna di malam itu, pada akhirnya Arjuna digiring juga ke balik jeruji. Ya, perbuatannya tidak bisa ditoleransi oleh sekadar kata maaf. Dia sudah melakukan tindakan asusila terhadap seorang gadis tak berdosa. Meski tidak sampai ke tahap yang lebih mengerikan, tapi Arjuna tetap bersalah. Untuk itu, setelah Milo dan Panca puas menghajarnya hingga babak belur, mereka pun lantas menjebloskan Arjuna ke kantor polisi untuk dihakimi. Tidak ada yang bisa menolongnya. Hukum telah berbicara dan saksi serta korban pun sudah ada di depan mata.Milo tidak menyangka, kenapa Arjuna bisa sampai sebajingan itu. Padahal dulu Milo selalu menganggap Arjuna sebagai teman baiknya. Malah ia pun sempat mempunyai niatan untuk mendekatkan Arjuna dengan Hanna seandainya tidak keburu ada petisi dari orangtuanya yang menyatakan bahwa Hanna akan dijodohkan dengan Devano.Lalu malam itu, Arjuna nyaris merenggut kehormata

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   44. Malam Nahas

    Untuk pertama kalinya, Hanna meluruhkan air mata di tengah dirinya yang merasa dilecehkan oleh perlakuan Arjuna. Gadis itu tak berdaya ketika kedua tangannya telah Arjuna genggam kuat dalam satu cekalan tangan besarnya. Sementara satu tangannya lagi berusaha untuk menjelajahi bagian tubuh Hanna di sela bibirnya yang tak henti memagut kasar bibir dari sang gadis. Hanna ingin melepaskan diri dari jeratan Arjuna, tapi bahkan energinya seperti tersedot habis hingga kini ia merasa tak berdaya atas sesuatu yang menimpanya. Hanna tidak menyangka jika Arjuna akan bersikap sejahat ini kepadanya, membuat kedua belah pipi Hanna semakin dibanjiri air mata ketika tangan kanan Arjuna sudah hampir mencapai tujuannya.Tidak! Hanna tidak bisa diam saja. Untuk itu, demi menghentikan gerakan tangan Arjuna yang sudah merayap nakal ke bagian paha sang gadis, dengan sigap Hanna pun menggigit sudut bibir Arjuna sekuat tenaga. Sontak, cowok itu pun memekik. Refleks ia pun melepaskan geng

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   43. Sifat Asli

    "Jadi, setelah gue ceritain kebusukan si Devano sialan itu, apa tanggapan lo hah?" lontar Arjuna menatap datar. Berharap bahwa Hanna akan berpihak kepadanya untuk melawan orang yang akan ia berikan pelajaran atas perilaku buruknya di masa lalu.Sementara itu, Hanna sendiri tidak mengerti harus berbuat apa. Di satu sisi, Hanna tidak sepenuhnya percaya kepada Arjuna setelah beberapa jam yang lalu Hanna mengetahui kebusukan Arjuna juga yang sengaja mengurungnya di ruangan tersebut. Tapi di sisi lain, Hanna pun takut kalau-kalau Devano memang berbuat seperti apa yang sudah Arjuna ceritakan kepadanya secara gamblang.Ya, Hanna mendengar bahwa Devano adalah penyebab dari meninggalnya sepupu perempuannya. Mirisnya, sepupunya itu meninggal dengan cara tragis alias melenyapkan dirinya sendiri. Kaget memang, tapi apakah semua itu benar? Atau, bisa saja Arjuna sedang mengada-ngada doang kan? Pikir Hanna menebak-nebak.Untuk sesaat, Hanna terdiam. Berusaha mencerna

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   42. Sebuah Tujuan

    "JUNA, BUKA PINTUNYA!!" teriak Hanna menggedor pintu. Merasa dikhianati oleh cowok yang sudah ia percaya sepenuhnya.Ya, Hanna merasa sangat dongkol sekaligus murka ketika tahu bahwa Arjuna membawanya ke basecamp dirinya hanya untuk mengurung Hanna di dalam sebuah ruangan. Padahal mulanya, Hanna berpikir bahwa cowok itu murni ingin menolongnya tanpa ada niat jahat yang terselubung. Tapi kini, setelah ia tahu siapa Arjuna sebenarnya, Hanna pun merasa marah dan juga ingin sekali rasanya ia meninju muka tampan cowok itu berkali-kali."JUNA, BUKA PINTUNYA! KELUARIN GUE DARI SINI, JUNA SIALAN!" serunya lagi sangat lantang. Membuat ia sampai harus terengah-engah akibat suara teriakannya yang supermenggelegar."JUNA!"Hanna memukul pintu di hadapannya ketika suara teriakannya tak digubris sama sekali. Lalu ia menggeram kesal karena Arjuna sudah menjebaknya seperti ini. "Gue gak nyangka. Ternyata si Juna orang jahat. Tapi kenapa dia memper

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   41. Menghilangnya Hanna

    Zola mengucek kedua matanya ketika ia dibangunkan oleh bunyi ketukan yang berasal dari balik pintu kamarnya. Sejenak, gadis itu pun menguap sembari menggeliat dengan kedua tangan yang direntangkan ke atas.Tok tok tok.Ketukan itu kembali terdengar, membuat Zola lantas segera beranjak dari tempat tidurnya dan mulai menyeret kedua kakinya dengan malas. Lagi-lagi ia menguap lebar. Saat seharusnya ia sedang tidur nyenyak, tapi justru ketukan itu malah membuatnya terganggu hingga akhirnya ia terbangun.Sampai ketika Zola tiba di depan pintu, ia pun segera membuka kunci sekaligus menarik knop pintu hingga terbuka. Sontak, terpampanglah sosok wanita berdaster biru lusuh yang kini sedang membungkuk santun di hadapannya. Sementara itu, Zola merasa aneh kala mendapati salah satu pembantunya yang saat ini berada di depan matanya."Bik Sum, ada apa?" lontar gadis itu bersuara serak ciri khas orang bangun tidur. Untuk sesaat, Zola pun me

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   40. Gelisah

    Milo sedang berjalan mondar-mandir di tengah rasa gelisahnya yang melanda. Langit sudah menggelap tapi bahkan Hanna belum pulang sama sekali. Membuat Milo merasa khawatir karena selain itu ponsel adiknya pun tak bisa dihubungi."Ke mana si Hanna. Kenapa udah malem begini dia belum pulang juga," gumam cowok itu mendecak resah. Sesekali, ia pun melayangkan pandangannya ke arah jam raksasa yang tergantung di sudut ruangan tengah rumahnya."Duh bahaya ini sih. Bisa diinterogasi sama ibu negara sama bapak negara kalo misalkan mereka tau anak gadisnya belum pulang. Lagian, tuh anak pergi ke mana sih. Kelewatan banget kalo pergi main. Bikin gue belingsatan aja jadinya," tukas Milo mengembuskan napas gusar. Kemudian, tahu-tahu ponsel yang berada di dalam saku celana kargonya pun berdering. Mengejutkan cowok itu hingga kini ia pun tampak terkesiap di tengah helaan napasnya."Mudah-mudahan ini telepon dari Hanna," harapnya sembari merogoh ponsel. Lantas,

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   39. Kembalinya Arjuna

    Gadis itu menekan sakelar bel yang terletak di sudut kanan atas pintu di hadapannya. Sepulang sekolah, ia memang langsung ngacir sebelum rencananya berantakan seandainya dihalangi oleh Devano. Apalagi setelah berita perjodohan itu diutarakan oleh pihak orangtua, Hanna yakin, cowok itu pasti akan semakin banyak bertingkah.Setelah menekan sakelar untuk kedua kalinya, tak lama kemudian seseorang muncul dan membukakan pintu tersebut. Seketika, Hanna pun mengulas senyumannya kala ia berhadapan langsung dengan seorang wanita berambut demimor."Eh, Hanna!" serunya menatap berbinar. Selanjutnya, wanita yang tak lain adalah ibunya Arjuna pun lekas memeluk tubuh Hanna dengan senyum yang tak memudar."Apa kabar, Sayang? Udah lama banget ya kita gak ketemu," ujar wanita itu sembari menyudahi pelukannya."Apa kabar, Tante?" tanya Hanna balas tersenyum."Baik. Seperti yang kamu lihat. Kamu sendiri gimana? Duh, Tante kangen banget deh sama kamu...."

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   38. Berita Perjodohan

    Seminggu telah berlalu tanpa terasa. Kehidupan Hanna seakan terjungkir balik ketika ia mendapat kabar bahwa kedua orangtuanya sudah sama-sama sepakat untuk menjodohkannya dengan cowok yang sampai saat ini masih ia anggap sebagai musuh bebuyutannya.Ya, entah bagaimana ceritanya, tahu-tahu saja tadi malam ibu negara membicarakan perihal yang sangat penting dengannya di depan Milo juga sang papa. Dan sangatlah mengejutkan ketika Milo sudah tahu lebih dulu soal perjodohan ini. Hanna begitu kaget luar biasa.Pantas saja selama ini Milo dan Devano sering bertegur sapa melalui pesan singkat yang tak jarang Hanna temukan ketika ia sedang duduk bersebelahan dengan kakaknya. Rupanya, inilah alasan dari balik sikap akur kedua cowok itu. Tapi yang membuat Hanna semakin dongkol ialah, kenapa Milo selalu menghindar setiap kali dirinya bertanya soal ia yang menjadi begitu akrab dengan Devano.Padahal seingatnya, bukankah selama ini Milo selalu muak jika harus berintera

  • Hanna (Bukan Gadis Biasa)   37. Aneh tapi Nyata

    "WOY, COWOK GAK TAU DIRI. KELUAR LO! BERANI-BERANINYA LO BIKIN ADIK KESAYANGAN GUE NANGIS. KALO LO NGERASA GENTLE, SINI LO BAKU HANTAM AJA SAMA GUE. GAK ADA AHLAK BANGET LO PAKE ACARA NANGISIN ADIK GUE. MINTA GUE HAJAR APA GIMANA LO?"Di siang seterik ini, Hanna yang sedang rebahan santai di atas tempat tidurnya pun seketika terperanjat kaget kala mendengar suara teriakan penuh emosi dari luar sana. Ya, secepat kilat Hanna pun beranjak dari posisinya guna memeriksa keadaan di luar sana melalui balkon kamarnya. Lalu, ketika ia mendapati Devano yang sedang berdiri dari balik pagar rumahnya, matanya pun memelotot kaget sekaligus teringat akan setitik masalah yang ia ketahui telah diciptakan oleh kakaknya sendiri."Bencana besar ini sih. Si iblis Devano jelas gak akan terima kalo tau adiknya punya masalah sama Bang Milo. Sementara itu, emosi Abang gue sendiri pun masih belum stabil setelah gue tegur dia kayak tadi. Wah, bisa-bisa perang dunia ke 3 bakalan pec

DMCA.com Protection Status