Rosa yang lupa mengirim makanan pada Siti. Telah membuat Siti hampir mati kelaparan. Tidak ada makanan yang bisa di makan oleh Siti di dalam rumah. Sehingga Siti terlihat tidak mampu untuk bertahan dengan situasi yang ada saat ini. Siti bolak balik ke dapur untuk mencari makanan yang di butuhkan oleh dirinya. Tetapi Siti tidak juga mendapatkan makanan yang memang di butuhkan oleh dia. Makanan yang seharusnya memang di makan di jam ini. "Ke mana perempuan jahat itu. Bukannya dia mengirimkan makanan pada ku. Dia justru malah tidak dapat ke rumah ini. Aku bisa mati kalau seperti ini. Dasar perempuan tidak punya hati. Perempuan yang tidak baik." ucap Siti dengan wajah marah. Siti kembali ke dapur untuk mencari sisa makanan yang mungkin saja bisa dia makan. Dia harus menemukan makanan yang memang seharusnya di makan oleh dirinya. Satu hal yang harus di lakukan oleh Siti saat ini juga. Di mana dia harus mendapatkan makanan yang memang di butuhkan oleh dia. Makanan yang akan membuat Siti
Beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh penyidik terhadap Rosa. Memang bisa di jawab oleh Rosa dengan baik. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang juga tidak bisa di jawab oleh Rosa dengan baik. Sehingga Rosa merasakan perasaan yang cukup bimbang dengan keadaan saat ini. Rosa pun semakin begitu panik dengan apa yang terjadi saat ini. "Aku benar-benar panik. Ada beberapa pertanyaan jebakan yang tadi aku jawab dengan jawaban yang sedikit ambigu. Mungkin saja akan ada pemanggilan kedua untuk ku. Atau mungkin status ku bisa naik. Dari saksi, menjadi tersangka. Aku benar-benar khawatir dengan semua itu." ucap Rosa dengan wajah paniknya. "Memang saya pun merasakan hal itu. Tetapi kamu harus yakin, kamu bisa. Tidak akan ada hal buruk yang akan datang pada mu. Jika kamu sudah bisa melakukan yang terbaik untuk diri mu sendiri. Ingat itu." ucap Amri dengan wajah optimis. Rosa nampak tidak bisa tenang dengan keadaan yang harus di hadapi oleh dirinya saat ini. Keadaan ini benar-benar membuat Rosa
Pagi ini Jordan mulai kembali semangat dengan semua yang sudah terjadi dalam hidupnya. Tidak ada kesedihan yang di rasakan oleh dirinya. Sekali pun Jordan masih cukup cemburu dengan apa yang di lakukan oleh Rahma dan Egi di hadapannya. Kebahagiaan dari seperti Jordan hampir sirna saat dokter Aulia datang ke ruang kerjanya. Sebenarnya Jordan senang bisa kembali bertemu d hasilkan dokter Aulia. Tetapi saat dia melihat sebuah surat undangan di berikan pada dirinya. Seketika ekspresi bahagia yang di rasakan oleh Jordan, sirna begitu saja. Jordan pun merasa begitu terpukul dengan apa yang terjadi pada dokter Aulia. "Aku tidak bisa melihat bagaimana ini terjadi. Tetapi aku merasa ini akan jadi hari yang berat untuk ku. Ini adalah kartu undangan pertunangan ku. Aku harap kamu akan jadi salah satu tamu yang akan memberikan ucapan selamat pada ku." ucap dokter Aulia dengan suara lirih. Jordan yang sama sekali tidak percaya dengan apa yang di berikan oleh dokter Aulia. Seketika terlihat tida
Irwan langsung menerkam wajah Rosa saat Rosa membuka pintu rumah. Di mana Irwan merasa begitu kesal dengan apa yang di lakukan oleh Rosa pada dirinya. Dia meninggalkan Irwan di saat Irwan butuh pertolongan dari seorang Rosa. Tetapi Rosa justru lebih memilih untuk pergi dari hadapan Irwan. Itulah yang membuat Irwan begitu marah pada Rosa. "Kenapa kamu pergi saat aku butuh kamu?" tanya Irwan dengan wajah marah. "Aku tidak pergi. Aku hanya memberikan kamu pelajaran saja. Sikap kamu itu seperti orang bodoh. Tidak berpendidikan." jawab Rosa dengan tegas. Tidak terima dengan apa yang Rosa katakan. Satu tamparan keras langsung di layangkan oleh Irwan pada seorang Rosa. Sontak Rosa pun menangis dengan kekerasan yang di lakukan oleh Irwan pada dirinya.Rosa menangis, mencoba membuat dirinya kembali bangkit dengan situasi yang ada saat ini. Tetapi sepertinya hal yang sulit bagi seorang Rosa untuk bisa kembali bangkit. Dia menangis semakin kencang, melihat bagaimana wajah Irwan yang terlihat
Irwan langsung membanting sebuah pot bunga saat tiba di rumahnya. Dua merasa kecewa dengan apa yang di lakukan oleh Rosa pada dirinya. Sama sekali hal yang tidak di duga oleh Irwan. Di mana Rosa telah berani untuk memutuskan Irwan begitu saja. Padahal Irwan masih berharap Rosa akan memberikan kesempatan kedua bagi seorang Irwan. Adik Irwan yang bernama Aurora pun mencoba menenangkan emosi dari kakaknya tersebut. Dia meyakinkan seorang Irwan untuk tetap tenang dengan kondisi saat ini. Amarah dari seorang Irwan tentu akan berdampak buruk bagi seorang Irwan. Apalagi saat Irwan harus melempar benda yang ada di rumah. Hal yang sama sekali tidak pernah di bayangkan oleh Aurora. "Abang kenapa? kok bisa marah-marah seperti ini?" tanya Aurora dengan wajah panik. "Abang tidak habis pikir dengan Rosa. Dia bisa-bisanya memutuskan Abang begitu saja. Padahal Abang masih sayang sama dia. Tetapi dia justru lebih memilih dekat dengan pria lain. Mungkin Abang tidak setajir laki-laki itu. Tapi Abang
Rahma langsung terhentak saat mendengar ucapan dari ibu Egi. Di mana ibu Egi merasa kedekatan dari Egi dan Rahma adalah kedekatan semu yang harus segera di sudahi oleh keduanya. Ibu Egi tetap tidak memberikan lampu hijau akan kedekatan dari Rahma dan Egi. Sebab video asusila yang ada pada Rahma dan Jordan. Menjadi penyebab restu itu nyaris sulit di dapat oleh Rahma. "Mama harus yakin, jika Rahma bisa berubah Ma. Jadi percaya dia akan berubah seperti apa yang memang di harapkan. Egi harap Mama akan percaya itu. Rahma sudah jauh menjadi lebih baik lagi." ucap Egi meyakinkan ibunya. "Tapi Mama tetap tidak yakin hal itu akan terjadi. Mama tidak yakin semuanya akan menjadi baik-baik saja untuk kamu. Tidak untuk apa yang akan terjadi pada kita. Maafkan Mama Egi." ucap ibu Egi dengan raut wajah sedihnya. "Maaf Sayang. Tapi Mama tetap tidak bisa memberikan restu itu. Mama rasa itu sulit untuk Maka lakukan. Sepertinya Mama tidak akan memberikan restu itu pada mu. Mama yakin hal itu tidak ak
Siti bangun dari pingsannya, masih ada sedikit sisa tenaga dari dalam dirinya. Dia pun menggunakan sisa tenaga yang ada saat ini untuk meminta bantuan pada seseorang. Berteriak sekencang mungkin bisa menjadi pilihan yang harus di ambil oleh Siti. Mungkin saja akan ada orang yang lewat di sekitar rumah. Sehingga Siti bisa mendapatkan pertolongan. Satu teriakan Siti tidak berhasil memanggil seseorang untuk menolong dirinya. Tapi Siti tidak menyerah, dengan tubuh lunglai. Siti tetap berusaha berteriak sekencang mungkin. Sehingga dia bisa melakukan tindakan yang jauh lebih baik lagi. Di teriakan kedua ini, baru Siti bisa mendapatkan pertolongan yang memang di harapkan oleh dirinya. Di mana ada seseorang yang mendengar suara teriakan dari Siti yang terdengar begitu keras tersebut."Seperti ada seseorang yang berteriak di dalam rumah ini. Sepertinya ada orang di rumah ini." ucap seorang pria.Pria itu pun menempelkan telinganya di tembok kamar mandi. Di mana suara Siti terdengar begitu ke
Wajah Rahma yang terlihat begitu murung saat masuk ke dalam rumah. Tentu menjadi sebuah pertanyaan besar bagi seorang Rima. Di mana Rima merasa apa yang terjadi pada Rahma. Sudah pasti menjadi satu hal yang perlu di pertanyakan. Ada sesuatu yang sudah pasti berbau kesedihan yang di rasakan oleh Rahma. Rima menghentikan langkah Rahma saat akan masuk ke dalam kamar. Rima ingin tahu apa yang membuat Rahma begitu bersedih di situasi saat ini. Sudah seharusnya Rahma mulai menatap ke arah masa depan yang cerah. Tidak ada kesedihan yang kembali di rasakan oleh Rahma. Mengingat ada masa depan yang akan menunggu dirinya. "Apa yang membuat kamu bersedih seperti ini? Apakah kamu tidak mau bercerita padaku." tanya Rima dengan wajah penasaran. "Tidak ada yang harus aku ceritakan. Semuanya sudah begitu jelas. Aku tidak mau bercerita dengan semuanya. Aku sudah muak dengan diri ku sendiri. Aku benar-benar merasa hina saat ini. Sebab tidak ada orang yang mau menilai ku baik. Semua orang hanya melih