Jordan terlihat begitu payah saat berhadapan dengan dokter Aulia di ruang kerja sang dokter. Terlihat bagaimana Jordan tidak mampu menyembunyikan kesedihannya atas peristiwa yang terjadi belakangan ini. Jordan pun merasa ini adalah hal yang tidak pernah bisa di duga oleh dirinya. Bagaimana ia mulai merasa bersalah atas sikap yang ditunjukkan kepada Rahma. Dokter Aulia memahami kesedihan yang saat ini sedang dialami oleh Jordan. Dia mengelus lembut rambut Jordan. Mencoba memberikan sedikit semangat yang bisa dilakukan. Dokter Aulia memahami persoalan yang saat ini sedang dialami oleh Jordan. Sehingga sang dokter berusaha untuk meyakinkan Jordan akan semangat untuk jauh lebih baik lagi di hari mendatang. "Apa kamu masih yakin dengan hari ini?" tanya dokter Aulia. "Saya benar-benar sedang dilema parah, Dok." jawab Jordan dengan sedikit lesuh. "Apa yang membuat kamu dilema seperti ini" tanya dokter Aulia kembali. "Kemarahanku pada Rahma. Aku pikir itu sudah cukup. Tapi aku tidak tahu
Egi langsung mendatangi apartemen dari seorang Rahma. Di mana Egi merasa ada satu hal yang janggal telah terjadi. Ada photo di mana Egi dan Rahma berpelukan di atas sofa. Padahal tidak ada orang di apartemen saat itu. Hanya ada Siti yang merupakan asisten pribadi dari Rahma. Ini jelas menjadi pertanyaan besar bagi seorang Egi. Terlebih photo itu kini berada di tangan seorang Joanna. Keanehan itu tentu harus didiskusikan dengan Rahma. Di mana ada sedikit rasa curiga yang mulai dirasakan oleh Egi akan Siti. Mungkin saja dia yang memotret secara diam-diam Rahma dan Egi. Sehingga dia yang mengirimkan semua photo miliknya pada Joanna. Kedatangan dari Egi yang tiba-tiba, tentu menjadi pertanyaan besar bagi Rahma. Apalagi Egi datang di waktu malam yang hampir larut. Di mana Rahma sudah siap tidur saat itu. "Egi, tumben malam-malam kamu datang ke sini." ucap Rahma dengan wajah kaget. "Maafkan aku Rahma. Tapi malam ini aku harus katakan, ada hal yang harus kamu tahu." ucap Egi. "Tahu apa?
Rahma turut menyambut gembira ajakan makan siang yang diberikan oleh Jordan. Sekalipun keduanya sempat bertengkar perihal teman semasa SMA. Tetapi Rahma tetap antusias untuk datang ke acara makan siang yang diadakan oleh Jordan. Rahma tampil cantik dengan pakaian super minim. Di tambah dengan sebuah bandu berwarna biru muda. Semakin menambah kecantikan dari Rahma. Dia pun datang lebih awal, daripada Jordan dan dokter Aulia. Rahma segera memesan minuman untuk melepas dahaga yang ada saat ini. Satu gelas es teh sepertinya akan menjadi minuman yang begitu menyegarkan. Apalagi dengan cuaca panas seperti saat ini. Tentu saja akan semakin menambah kesan sejuk yang Rahma ingin segera dapatkan. "Untuk makanannya, Kakak ingin pesan apa?" tanya pelayan restoran. "Es teh dulu saja. Untuk makanan. Nanti saya menunggu teman saya datang terlebih dahulu. Mohon tunggu sebentar yah Mas." jawab Rahma dengan begitu manisnya. "Baik jika seperti itu. Pesanan Kakak akan segera tiba dalam hitungan meni
Egi langsung terkejut saat melihat keberadaan Siti yang sedang berbincang hangat dengan Rosa. Di mana ini merupakan pemandangan yang sulit untuk bisa dijelaskan. Bagaimana pun juga, Rosa dan Rahma adalah musuh bebuyutan. Tetapi Siti terlihat begitu akrab dengan Rosa yang merupakan musuh dari Rahma. Beberapa gambar langsung di ambil oleh Egi sebagai bukti yang bisa dia berikan pada Rahma. Gambar yang memperlihatkan bagaimana Siti dan Rosa yang terlihat begitu akrab. Mereka nyaris seperti seseorang yang sudah lama berteman. "Mana mungkin bisa, mengapa dia terlihat begitu akrab dengan Rosa. Bukankah perempuan itu adalah musuh bebuyutan dari Rahma. Aku harus tahu yang sebenarnya. Mengapa Siti bisa begitu akrab dengan Rosa. Tidak mungkin pertemuan ini tidak di sengaja. Mereka pasti sudah mempersiapkan pertemuan ini sebaik mungkin. Aku harus mencaritahu lebih lagi." ucap Egi dengan wajah penuh curiga. Egi segera mengirim gambar itu pada Rahma. Di mana Egi ingin mengetahui apa respon dari
Satu photo yang di unggah oleh dokter Aulia di akun sosial media miliknya. Seketika membuat heboh keluarga besarnya sendiri. Apalagi ibunya yang begitu memiliki perhatian besar pada dokter Aulia. Merasa apa yang dilakukan oleh dokter Aulia adalah hal yang begitu fatal. Dia berphoto dengan seorang Jordan yang merupakan seorang pemeran video asusila dari Rahma. Ibu dari dokter Aulia pun langsung marah melihat photo dari dokter Aulia yang terlihat begitu mesra dengan Jordan. Di mana mereka saling merangkul pundak satu sama lain. Kepulangan dari dokter Aulia di malam ini pun menjadi sedikit horor. Mengingat ada ibunya yang sudah siap mengultimatum dokter Aulia untuk tidak berhubungan dengan sosok Jordan yang memiliki skandal besar. Sehingga dokter Aulia tidak akan terbawa akan skandal yang sedang di hadapi oleh Jordan saat ini. Baru akan berjalan ke dalam kamar, dokter Aulia langsung di jegat oleh ibunya sendiri. Beberapa pertanyaan dari ibunya pun langsung membuat dokter Aulia sedikit
Satu suara batuk dari Rahma, langsung mengejutkan Siti yang hendak berjalan ke dalam kamarnya. Rahma langsung beranjak dari kursinya. Sebelum menghampiri Siti yang sedikit mabuk tersebut."Boleh kita bicara sebentar?" tanya Rahma dengan wajah serius."Mau bicara apa yah Mbak?" tanya balik Siti ketakutan. "Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. Mungkin ini bukan hal yang sulit, tapi tergantung dari sisi kamu juga sih. Tapi saya harus bertanya ini. Sebab ini adalah hal yang penting untuk saya tanyakan pada kamu." jawab Rahma dengan tegasnya. Siti yang sudah ketakutan pada Rahma. Seketika berpura-pura pusing, dia pun terlihat memasang wajah pucat. Tidak hanya itu saja, Siti juga seperti seorang yang tidak memiliki banyak energi. Sehingga Rahma pun mulai sedikit iba melihat wajah Siti yang tiba-tiba menjadi pucat tersebut.."Kamu baik-baik saja?" tanya Rahma dengan wajah paniknya. "Sepertinya tidak." ucap Siti sedikit sempoyongan. Melihat Siti terlihat begitu sudah tidak berdaya.
Egi terlihat begitu sumringah saat melihat bagaimana lahapnya Rahma makan menu makan siang di hari ini. Entah ini menu yang disukai oleh Rahma. Tetapi terlihat dengan jelas, bagaimana Rahma begitu santai menikmati setiap suapan yang ada. Tidak ada sedikitpun rasa gugup yang ada. Rahma begitu menikmati suasana restoran yang begitu baik. Hanya melihat dirinya makan saja, tentu menjadi satu pertanyaan besar dari dalam diri seorang Rahma akan Egi. Bagaimana bisa, Egi hanya melihat dirinya makan saja. Padahal di hadapan seorang Egi, sudah ada sepiring makanan yang sudah siap di santap. "Apa kamu tidak ingin memakan makanan yang ada di hadapan kamu. Aku pikir, saat makanan itu sudah dingin. Rasanya akan berbeda lagi." ucap Rahma kembali menguap. Egi mulai menyentuh makanan yang di pesan oleh dirinya dengan garpu dan sendok. Dia tidak memakannya, hanya memainkan menu makanan yang ada di hadapannya tersebut. "Sebenarnya alasan aku mengajak ke restoran di siang ini, bukan untuk makan siang
Jordan langsung terkejut saat melihat keberadaan dari Rahma di depan klinik dokter Aulia. Begitu juga dokter Aulia yang merasa heran dengan keberadaan dari Rahma di depan klinik. Seperti hal yang tidak biasa terjadi. Tetapi mereka melihat bagaimana Rahma terlihat begitu santai berada di depan klinik. "Kamu ingin konsultasi dengan dokter Aulia?" tanya Jordan dengan wajah penuh tanya. "Tidak. Aku hanya ingin berdiskusi dengan kalian berdua." jawab Rahma dengan santainya. "Berdiskusi dalam hal apa?" tanya dokter Aulia penasaran. "Tentang seseorang yang menjadi musuh dalam selimut." jawab Rahma dengan wajah tegas. "Maksud kamu?" tanya Jordan dengan wajah terkejut. "Bagaimana jika kita berbicara di dalam saja. Sepertinya tidak enak jika harus berbicara di tempat ini." tawar dokter Aulia. Baik Jordan, maupun Rahma. Sama-sama setuju untuk berbicara di dalam ruang praktek dari dokter Aulia. Di mana mereka bisa bebas berbincang apapun. Sehingga tidak ada batasan yang akan membuat mereka