Share

Bab 36

Penulis: Asri Faris
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-10 12:56:11

Keduanya menuju mobil yang sudah siap menunggu di depan rumah. Pria itu lebih dulu membukakan pintu mobilnya untuk Tsabi, lalu berjalan cepat menyusul masuk. Duduk tepat di belakang kemudi.

"Pakai sabuk pengamannya Tsabi!" interupsi Shaka pada istrinya yang nampak kesusahan. Refleks, pria itu mendekat lalu membantunya.

Pergerakan Shaka yang begitu mendadak, tak ayal membuat Tsabi terkesiap sampai menahan napasnya. Ia terdiam dengan perasaan resah menguasai debaran jantung yang mendadak deg-degan. Tepat di saat pria itu terdiam di depannya menatap begitu dalam.

Tsabi sampai menelan saliva gugup mendapati jarak mereka yang begitu dekat. Bahkan wangi maskulin dari tubuh suaminya begitu terasa.

Pria itu terpaku kala merasakan wangi tubuhnya begitu menggoda. Manis, itulah rasa yang sempat tertangkap oleh indera penciumannya. Hingga menimbulkan gejolak bernama syahwat jika tidak sadar akan perjalanan keluar.

"Sudah," kata Shaka menarik diri dengan perasaan yang sulit diartikan. Seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Duma Candrakasi Harahap
waduh jgn jgn ini jebakan,,,gk mungkin aj
goodnovel comment avatar
Marsiah Yuliana
shaka kerja ap sih tuh orng smpe2 punya bini 1 aj kerjaanny di culik orng mlulu.........pntes aj ska g mau punya bini atuh itu iye maenanny culik2an trus...
goodnovel comment avatar
Senja Indah
diculik mulu kmu Tsabi,selalu dlm bhaya..jgan sampe di lecehkn deh ya torrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 37

    "Mari ikut saya Nona!" ajak seorang pria mempersilahkan. Perempuan itu berjalan mengikuti langkah seseorang yang katanya suruhan Shaka. Dia tidak berpikir buruk tentangnya, dan mungkin memang benar. Namun, entahlah hatinya mendadak ragu saat pria di depannya itu bukan jalan ke arah luar melainkan ke sebuah lorong untuk menuju ruangan tertentu. "Shaka di mana? Bukankah tadi katanya menunggu di mobil?" tanya perempuan itu dalam hati. Ia merasa tidak tenang, atau jangan-jangan pria itu mengirimkan dirinya pada bahaya. "Ada apa Nona? Kenapa berhenti? Mari ikut saya Tuan Shaka sudah menunggu," ujar pria itu menginterupsi. "Ada yang tertinggal di meja tadi, bolehkah aku mengambilnya dulu," ujar Tsabi beralibi. Dia merasa pria di depannya bukanlah orang yang pernah terlihat sebagai bawahannya Shaka. Walaupun Tsabi tidak paham benar, dia belum pernah menjumpai pria itu ada di lingkungan tempat tinggalnya yang biasanya salah satu dari orang yang menjaga kediaman mereka, ataukah mungkin oran

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 38

    "Enyah kau!" sarkas pria itu meluapkan emosinya. Tidak begitu kawan, kalau dia mengusik kehidupannya, itu artinya siap berhadapan dengannya. Perkelahian kedua pria itu pun tak terelakkan lagi. Shaka hampir lepas kontrol kalau saja tidak sadar istrinya ketakutan melihat dirinya. Shaka langsung berhenti begitu melihat Tsabi berlari menjauh. Sementara Saga sudah tergeletak tak berdaya. "Tsabi! Tunggu Tsabi!" seru Shaka menghempaskan Saga lalu berlari mengikuti langkah istrinya. Wanita itu terus berjalan tanpa mendengar panggilan suaminya. Membuat Shaka gemas lalu menarik lengannya. "Aku bilang berhenti, apa kamu tidak dengar!" sentak Shaka membuat tubuh perempuan itu membeku di tempat. Air matanya tanpa sadar berdesakan keluar. "Lepas Mas," pinta Tsabi memohon. Namun, Shaka malah mencengkeramnya makin kuat takut istrinya tiba-tiba berlari. "Kembali ke hotel. Kenapa harus meladeni Saga?" tanya pria itu sangat tidak suka wanitanya disentuh-sentuh orang. Dia pasti akan menghukumnya de

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 39

    Atas dasar permintaan istrinya, jadilah malam itu tidak ada kegiatan panas seperti yang sudah digadang-gadang pria dewasa itu. Terpaksa harus menundanya lagi walau sebenarnya hatinya kesal. "Jangan menatapku seperti itu Mas," tegur Tsabi yang kini sudah menempati ranjang. Dia sengaja memakai pakaian panjang tanpa melepas hijabnya. Tidak ingin memancing syahwat suaminya barang kali memang menginginkan itu. Ada rasa berdosa pada diri Tsabi, tetapi dia harus melakukannya demi sebuah masa depan yang jelas. Bagaimana jika suaminya terbukti suka gonta-ganti pasangan menularkan sebuah penyakit dan naasnya Tsabi yang tidak tahu menahu pun terkena getahnya. Bukankah itu sangat miris dan disayangkan. Sebelum semuanya terjadi, Tsabi ingin berjaga-jaga. Walaupun pandangan Shaka jelas menyiratkan kekesalan. Itung-itung latihan sabar, bukankah melakukan ritual suami istri itu harus dasar sama-sama rasa nyaman dan tentunya tidak membahayakan untuk keduanya. Shaka tidak menjawab, setengah berbari

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 40

    "Aku yang buka, atau kamu yang buka," kata pria itu penuh penekanan, menatap tajam istrinya. "Nggak apa Mas, aku hanya sedikit pegal, jadi tidak apa-apa," kilah Tsabi menyembunyikannya dari suaminya. Wanita itu menahan tangan Shaka yang mencengkram gamisnya. "Kalau kamu merasa tidak apa-apa, biar aku yang buka." Kesal dengan sikap Tsabi pria itu sampai beranjak dari kursi lalu mengambil gunting hendak memotong bagian gamisnya. Membuat Tsabi seketika melotot tak percaya. "Jangan dipotong!" pekik Tsabi merebut gunting dari tangan Shaka. Apa-apaan suaminya itu, membuat Tsabi panik saja. "Buka!" titahnya dingin. Wanita itu melepas tangannya yang sedari tadi menahan, membiarkan Shaka memeriksa kaki bagian atasnya. Pria itu menaikkan gamis Tsabi dengan hati-hati. Tatapannya jeli memperhatikan kulit Tsabi. "Sakit kenapa nggak bilang? Bagaimana bisa ini terjadi. Aku bilang tidak usah sibuk sendiri di dapur, biar orang lain yang mengerjakan," omel Shaka melihat luka kemerahan di paha Tsa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 41

    "Aa ... Mas!" Tsabi tergeragap panik menarik handuk di gantungan. Karena terburu-buru membuatnya terjatuh membentur lantai. Wanita itu mengaduh resah seraya menutupi tubuhnya yang setengah polos. "Tsabi!" Shaka terkejut melihat istrinya kepleset. Langsung mendekat hendak menolongnya. "Jangan dilihat! Dasar mesum!" omel wanita itu refleks memukul kepala Shaka dengan botol sabun berukuran jumbo yang terdampar di dekat bak rendam. "Aww ... sakit Tsabi, kenapa memukulku," keluh pria itu agak sedikit pening. Kenapa istrinya mendadak galak sekali akhir-akhir ini, dan anehnya Shaka merasa sikap Tsabi masih cukup dimaklumi. "Astagfirullah ... maaf Mas aku tidak sengaja. Kenapa matamu jelalatan," ucap perempuan itu sedikit menyesal. Banyak nggaknya sebab merasa kesal. Salah siapa menerobos masuk tanpa permisi. "Aku hanya ingin membantumu, apanya yang salah," kata pria itu mengusap kepalanya yang agak berdenyut. "Kenapa nekat masuk? Itu tidak sopan. Kalau sudah dikunci artinya tidak boleh

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 42

    Karena permintaan Tsabi tidak mungkin dibuatkan oleh tangannya sendiri yang sekarang hanya tinggal berdua, akhirnya Shaka delivery order minuman yang Tsabi minta. Pria itu benar-benar mewujudkannya walau dengan wajah muram. Pria itu masuk ke kamar, lalu menaruhnya pesanan itu begitu saja di nakas. Bahkan tidak ada basa-nasi sedikit pun. Namun, berhubung Tsabi haus, ya diminum saja dengan nikmat. "Ini apa?" tanya perempuan itu menilik cup dalam kemasan yang terbungkus rapih. Pura-pura tidak tahu saja. Tsabi tersenyum begitu melihat isinya, ia bergumam terima kasih walau tanpa jawaban. "Mau ke mana?" tanya Tsabi melihat suaminya seakan tengah bersiap pergi dari rumah. Kepo sembari menyedot green tea boba di tangannya. "Rumah sakit," jawab pria itu datar. "Jadi chek kesehatan? Harusnya nungguin aku biar aku yakin hasilnya." Takut dimanipulasi, Tsabi bertekad untuk ikut agar bisa tahu hasilnya langsung. Jujur, ia agak takut kalau-kalau suaminya itu bekas dijamah banyaknya cabe-cabea

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 43

    "Huhf .... " Shaka mendesah datar. Melihat respon istrinya yang hanya diam, dia langsung menunjuk luka Tsabi di kaki bagian atasnya. Memastikan kalau luka istrinya sudah sembuh benar. "Aku akan memeriksanya, apakah sudah sembuh? Sudah tidak sakit?" Pria itu menyingkap gamis yang menjulur panjang menutupi kakinya. "Udah nggak sakit kok, cuma kakiku yang masih sakit sedikit. Masih sabar kan?" sahut perempuan itu harap-harap cemas. Hanya luka terkilir kemarin yang masih terasa. "Menurut kamu?" tanya Shaka menatap lekat. Tsabi tersenyum, menurunkan gamisnya yang terbuka. "Masih sangat amat sabar Mas, pria sejati tidak akan memaksanya," kata wanita itu menatap cemas. "Kamu akan menumpuk dosa kalau menunda, dan menundanya lagi. Pakai gaun malam terbaikmu Tsabi, pastikan kamu sudah siap saat aku pulang nanti," pesan Shaka sebelum beranjak dari kamar. Terdengar sangat serius seperti biasanya. Wajahnya irit senyum, dengan ekspresi datar. Glek! Rasanya Tsabi resah mendengar perkataannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 44

    "Tundukan tatapanmu, dan keluarlah!" titah Shaka melembutkan suaranya."Aku tidak mau sebelum kamu membiarkan aku mengobatimu lukamu," sahutnya tenang. Apa yang terjadi dengan Shaka. Kenapa tiba-tiba dia terluka. Apakah seseorang telah mencelakainya? Saat ego itu runtuh oleh kelembutan hati yang memperlakukannya dengan begitu perhatian. Ia tak lagi menyela bahkan hanya dengan perkataan yang enak didengar atau terang marah memendam kesal. Membiarkan tangan terampil itu menyelesaikan urusannya. Pria itu menghela napas kasar, berjalan cepat dari kamar mandi lalu terduduk di bibir ranjang. Tsabi langsung mengekor dengan kaki yang masih sedikit pincang. Perempuan itu sudah lepas kruk hanya saja masih sedikit ngilu. Berjalan pelan mengambil kotak obat di rumah itu. Dia tahu Shaka mengizinkannya dengan berjalannya pria itu keluar. Wanita itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya mendekat membantu pria di depannya melepas kemejanya sepenuhnya. Menyisakan tubuh polos Shaka yang kekar. Sedikit gr

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15

Bab terbaru

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 150

    "Tapi apa Mas?" Tsabi yang penasaran langsung mencicipinya. Tidak ada masalah, rasanya juga cukup enak. Namun, ia sedikit eneg ketika mendapati isian bawang bombainya."Hehehe. Seharusnya kamu bikin lebih banyak lagi. Aku suka, kalau ukurannya kecil gini kurang sayang.""Ish ... bikin worry saja. Habisin semuanya Mas, aku kenyang.""Kapan kamu makan?" Sedari bangun Shaka belum melihat istrinya mengisi perutnya."Lihatin kamu udah kenyang. Aku belum lapar, udah minum susu tadi," jawab Tsabi benar adanya."Sini aku suapin," ujar pria itu membagi sisa gigitannya.Sebenarnya Tsabi agak mual dengan bawang bombay, tetapi isian itu kurang menarik tanpa umbi satu itu.Tsabi baru mengunyah beberapa suapan, tetapi dia merasa semakin eneg. Wanita itu langsung beranjak dari kursi seraya menutup mulutnya.Shaka yang melihat itu langsung berdiri menyusul. Paling tidak bisa melihat istrinya dalam kesusahan."Sayang, maaf, kamu beneran mual?" ucap pria itu iba. Kasihan sekali melihat Tsabi yang menda

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 149

    "Kamu juga capek kan Mas, kenapa mijitin?" tanya wanita itu sembari menyender di kepala ranjang. "Lelahku hilang saat melihat senyum kamu sayang," ujar Shaka jujur. Sedamai itu ketika menatap wajahnya yang teduh. Selalu menenangkan. "Bisa aja kamu Mas," jawab Tsabi tersenyum. Ditemani gini saja sudah mengembalikan moodnya. Apalagi dipijitin begini, sungguh Mas Shaka suami yang romantis dan pengertian. Perlahan netra itu mulai berat. Seiring sentuhan lembut yang mendamaikan. Tsabi terlelap begitu saja. Melihat itu, Shaka baru menyudahi pijitanya, dia membenahi posisi tidur istrinya agar lebih nyaman. Sebenarnya ada hasrat rindu yang menggebu, apalagi memang pria itu sudah beberapa hari tak berkunjung. Namun, nampaknya waktu dan keadaan kurang memberikan kesempatan. Tsabi juga terlihat lelah akibat aktivitas seharian di luar. Shaka akan menundanya besok sampai waktu memungkinkan. Agar keduanya sama-sama nyaman. Terutama Tsabi yang saat ini tengah hamil muda. Kadang moodian. Shaka h

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 148

    "Nggak jadi aja ya, perasaan aku nggak enak," kata Shaka yang sebenarnya takut kalau nanti istrinya bakalan sakit hati lagi. "Kenapa, kalau dia nggak mau ketemu sama aku, mungkin mau dijengukin kamu. Kita bisa bawakan makanan kesukaan Angel dan mukena. Aku yakin dia mau berubah. Kita tidak boleh memusuhinya Mas.""Kenapa sih kamu jadi orang baik banget. Dia udah jahat banget loh sama kamu, sama keluarga kita. Wajar kan kalau pada akhirnya aku nggak respect.""Sangat wajar, itu namanya naluriah. Ketika seseorang disakiti terus membalas. Aku cuma mau kasih ini Mas, mana tahu dia bisa terketuk hatinya untuk melakukan kebaikan.""Oke, nanti aku antar," ucap Shaka pada akhirnya. Mereka benar-benar mengunjungi Angel yang saat ini dalam tahanan. Akibat perbuatannya, Angel harus menerima sanksi berat. Mendapatkan kurungan yang tak sebentar. Karena mencoba melakukan penganiayaan dan juga pembunuhan."Ngapain kalian ke sini? Puas lihat aku di sini seperti ini," sentak Angel menatap sinis pasu

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 147

    Sepekan telah berlalu, tapi kesedihan nampaknya masih membekas di hati Shaka. Suasana hatinya beberapa hari ini sedang tidak baik-baik saja. Beruntung Tsabi adalah istri yang begitu perhatian dan pengertian. Wanita itu sangat sabar menemani suaminya yang dalam suasana duka.Hari ini pria itu sudah mulai beraktivitas kembali seperti biasanya. Toko dan bengkelnya juga sudah mulai dibuka kembali. Setelah sepekan tutup total karena dalam suasana berkabung. Ibunya memang belum meninggalkan banyak kenangan manis dengannya. Namun, sebagai seorang anak pasti sangat kehilangan ditinggalkan orang yang telah melahirkannya untuk selamanya. "Mas, ini ganti kamu hari ini," ujar Tsabi menyiapkan pakaian ganti suaminya. Walaupun beraktivitas di samping rumahnya, tentu Tsabi tak pernah lupa mengurusi pakaian suaminya juga untuk kesehariannya. Santai, tapi bersih dan tertata. "Makasih sayang," jawab Shaka memakainya begitu saja di depan istrinya. Sudah tidak tabu lagi. Bahkan menjadi pemandangan men

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 146

    Tepat pukul lima sore hari Nyonya Jesy menghembuskan napasnya yang terakhir. Shaka sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Pria itu tersedu sembari membacakan ayat-ayat suci di dekat ibunya. Tsabi mengusap lembut punggung Shaka setelah menyelesaikan surat yasin menutup doa ibu mertuanya. "Yang ikhlas Mas, biar mommy tenang," ucap Tsabi menguatkan. Dia tahu ini berat, hanya doa terbaik untuk almarhum mommy yang sekarang bisa ia lakukan. Wanita itu langsung menghubungi keluarganya. Ummi Shali, Ustadz Aka, dan Khalif serta beberapa orang abdi dalem langsung bertolak ke rumah sakit. Tentu saja untuk mengurus kepulangan dan juga pemakamannya. Beberapa orang lainnya nampak sudah bersiap menunggu jenazah pulang ke rumah duka. Suasana mengharu biru saat jenazah itu tiba dan hendak disholatkan. Ustadz Aka sendiri yang mengimaminya. Berhubung waktu belum terlalu malam, almarhum langsung dikuburkan malam itu juga. Tepatnya setelah sholat maghrib. Semuanya seakan berjalan begitu cepat. Padah

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 145

    "Tsabi, apa yang terjadi sayang?" Ummi Shali dan suaminya langsung bertolak ke rumah menantunya begitu mendapatkan kabar dari Shaka. "Zayba jatuh Ummi, dia sepertinya sangat kaget," jelas Tsabi mengingat bocah kecil itu terlepas dari troli. Salah satu karyawan toko yang menggendongnya dan langsung mengamankan bayi itu. "Astaghfirullah ... Mas, cucuku gimana ini. Kita bawa ke tukang pijat.""Kenapa bisa sampai seteledor itu menjaga anak kecil. Bukankah kamu di rumah?""Tsabi tidak enak badan abi, tadi habis periksa. Aku nitip ke mommy, tapi malah ada musibah begini.""Kamu sakit?" tanya Ummi Shali menatap dengan serius. "Sakit, tapi sebenarnya—" Tsabi terdiam, agak ragu berkata jujur saat ini. Namun, bukankah kabar baik itu harus berbagi. "Sebenarnya apa?" tanya Abi Aka giliran yang menatapnya. "Zayba mau punya adik, Ummi," kata Tsabi malu dan ragu membagi kabar bahagia tersebut. "Kamu hamil lagi?" tanya Ummi cukup kaget. Baby Zayba belum genap satu tahun sudah mau punya bayi. Ba

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 144

    "Ide menarik, boleh dicoba kalau nanti gagal.""Maaf ya, belum bisa bahagiakan kamu," ucap Shaka tiba-tiba. Baru saja mau bangkit, sepertinya ada saja halangannya. "Aku nggak ngerasa gitu kok, maaf juga kalau masih banyak mengeluh selama jadi istri kamu." Tsabi mencoba menerima dan bersabar dengan ujian yang datang dari keluarga Shaka. Dia juga harus bisa menerima keluarganya juga bukan. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir satu purnama Angel menumpang di rumah mereka. Semua Tsabi lalui dengan tidak mudah. Karena wanita itu sering berulah dengan sengaja. Beruntung Shaka yang pengertian memperlakukan Tsabi dengan penuh perhatian. "Sayang, kamu pucet sakit?" tanya Shaka memperhatikan istrinya yang sepertinya kurang enak badan. "Agak pusing Mas, perlu minum obat kayaknya." Beruntung ini hari libur, jadi Tsabi tidak harus berangkat mengajar. "Ya sudah tiduran saja, mumpung libur juga. Tidak usah mengerjakan apa pun. Zayba hari ini full sama abi.""Makasih Mas," jawab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 143

    "Nggak bisa Mas, aku kan kemarin sudah izin. Kamu sarapan dulu ya, terus minum obat. Nanti biar Zayba sama Mbok Tini. Kemarin juga seharian sama Mbok Tini."Shaka yang tengah rebahan meraih pinggang istrinya agar duduk makin dekat. Pria itu memposisikan kepalanya tepat di pangkuan istrinya dengan manja. "Obatnya kamu," katanya sembari menenggelamkan wajahnya ke perut Tsabi. Tangan kanannya memeluk erat. Seolah tidak mengizinkan wanita itu untuk beranjak dari sisinya."Aku bikinin sarapan ya, terus minum obat.""Pingin sarapan kamu, yank, aku tidak semangat," kata pria itu mode rewel. Bisa begini juga ternyata cowok yang super dominan itum"Dih ... aku belum bersih lah. Tapi udah mau sembuh kok. Kamu kenapa jadi manja gini sih Mas. Nanti aku kabari kalau udah selesai.""Kangen, namanya juga kangen ya gini. Kamu cuek banget dari kemarin."Repot kalau suaminya mode rewel. Sakit sedikit manjanya ngalahin bayi. Tsabi tidak leluasa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Zayba juga merengek. Tsab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 142

    "Kamu ngapain sih Mas ngikutin mulu, tidur sana!" omel Tsabi melihat suaminya mengekor dirinya. "Ya itu Zayba rewel, mana tahu kamu butuh bantuan.""Nggak, aku pikir kamu malah nggak ingat pulang," jawabnya ketus. Efek lelah dan juga tubuhnya sedikit tidak enak badan, membuat Tsabi sewot sendiri. "Kok ngomongnya gitu, aku pasti pulang lah. Ya walaupun akhirnya malam. Maaf, tadi ikut ngaji dulu.""Ya nggak pa-pa kan, aku juga nggak pernah ngelarang juga. Kamu mau ngapain aja terserah kamu. Lagian ada Khalif kok yang bisa bantuin ke mana-mana.""Memangnya tadi ke mana? Kamu nggak telpon kan?""Seharusnya kamu ingat memberi kabar. Bukannya nungguin aku hubungi kamu. Memangnya aku sempat apa telpan telpon terus Zayba sakit begini.""Zayba masih sakit?" Tsabi tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan merotasi matanya jengah. Bukankah pria itu tahu tadi pagi juga Tsabi sudah mengeluh kalau bayinya sakit. Apa seorang pria tidak sepeka itu. Perempuan itu kembali masuk ke kamar seraya me

DMCA.com Protection Status