Share

37. Ancaman Kedua

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-25 14:38:34
No.Name || Hi, gimana kabarnya? Semoga Dede bayinya cepet mati!

No.Name || Cie pasti lagi ketakutan, dikiranya iseng tapi kejadian. Ya gak sih?

No.Name || Puas-puasin ya lo sekarang, sayangnya... ada orang yang bikin gue leluasa ganggu lo.

Namun di balik semua itu, ada satu teror yang membuatnya bingung. Ada dua nomor tak dikenal yang membuat ancaman, tapi menurutnya keduanya adalah orang yang sama karena kalimatnya hampir sama.

No.Name2 || Hello!

No.Name2 || Gue sih cuma nonton sambil ketawa, lo rasain dah tuh dihantui oleh maut.

No.Name2 || Btw, gue pingin liat sejauh mana lo bertahan Dea.

No.Name2 || Gue gak akan biarin lo seneng dalam waktu yang lama. Lo harus merasa terancam dan hidup dalam bayang-bayang kesedihan.

No.Name2 || Tapi sekarang, gue cuma bisa nonton dulu sih....

Dea tidak menjawab dua pesan itu, ia mendapat informasi dari ayahnya kalau Juna akan beraksi melakukan pencegahan pada pelaku kejahatan yang sudah ia ketahui berpusat pada Melka.

Namun Aron menje
Blue Rose

Btw, yang Ketua Himpunan Mahasiswa Magang aku ngarang namanya ya hehe

| 2
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hamil Anak Om Miliarder   38. Aku Belum Mulai

    "Bukan aku, Ar!" teriak Melka. Ia diculik oleh Juna untuk memancing orang-orang di baliknya. "Udah ketahuan masih aja gak mau ngaku, lu kira gue bego?" "Hiks!" isak tangisnya terdengar memilukan. Juna tidak memperdulikan isak tangis Melka. Ia sudah biasa dengan berbagai drama yang Melka buat. Lucunya, setiap drama itu menempatkan semua orang senagai penjahat dan Melka sendiri yang menjadi protagonis atau korban. Drama seperti ini adalah salah satu drama paling ringan yang Melka buat, karena drama lainnya sudah ia lakoni. Selamanya jika ia masih bersama Melka, ia akan selalu menjadi antagonis dalam hidup mereka. Harusnya perpisahan adalah jalan terbaik untuk mereka daripada memaksakan persatuan, sementara Melka merasa tidak bahagia. Obsesi Melka yang terlalu dalam mencintai Juna justru melukainya dan membuatnya tertekan. Juna memang sabar, tapi ia punya batas. Ia tak perduli jika publik menghinanya, karena telah lama pacaran dan bertunangan dengan Melka tapi nikahnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Hamil Anak Om Miliarder   39. Bertemu Mantan Camer

    Mobil hitam mewah terparkir di depan gerbang yang masih tertutup, setelah Juna melihat beberapa dari mulai keluar mobil, ia pun segera memerintahkan anak buahnya untuk membuka gerbangnya. Setelah gerbang dibuka, 10 mobil hitam dan mewah itu langsung masuk dengan tertib. Juna yang mengamatinya dari jendela lantai dua pun bisa merasakan kalau mereka sudah siap untuk duel atau melakukan tindak kekerasan lainnya. Meski tak pernah tau apa yang akan terjadi, ini bukan kali pertamanya ia berinteraksi dengan ayah dari mantan tunangannya itu. Kali ini ia yakin mereka bisa berdiskusi tanpa pertumpahan darah. Ia pun segera turun ke lantai dasar dengan perlahan untuk menemui mantan calon mertuanya bersama antek-anteknya. "Apakabar, Tuan Eagle!" sapanya santai. Orang yang dipanggil Eagle itu adalah ayah dari Melka, itu bukan nama asli tetapi nama organisasi berbahaya itu. "Basa-basi tidak akan menyelamatkanmu, Anak Muda. Sekarang, di mana anakku?" tanyanya. Pria bule dengan tubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Hamil Anak Om Miliarder   40. Hasil 0

    "Hasilnya?" tanya Aron. "Nol!" jawab Juna. Sudah dua hari setelah Juna pulang untuk membereskan kasus yang menimpa istrinya. Namun, hasil yang didapatkan, bukan hasil yang ia harapkan."Benar apa kata Anda, Pak. Ada orang lain yang bekerjasama dengan Melka," ungkap Juna. "Meski begitu Melka juga bersalah," balas Aron.Mereka berdua sedang ngopi di belakang rumah, merupakan taman juga. Mansion itu memang mengambil konsep nature, jadi dikelilingi oleh taman dan bangunan yang bergaya Jawa Tengah modern. Meski Aron orang luar, ia memiliki selera yang lokal banget.Mereka duduk di sofa yang ada di depan kolam, tempat biasa Dea nongkrong dengan teman-temannya. Itu memang spot terbaik di mansion tersebut. Bangunan luar terlihat sangat lokal dengan desain kayu yang sebenarnya kayu itu hanya melapisi bagian luar saja, bangunan asli tentu menggunakan material yang kokoh sebagaimana bangunan mewah lainnya.Akan tetapi, bagian dalam sangat modern dan simple. Tiap 5 tahun sekali Aron akan meren

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Hamil Anak Om Miliarder   41. Cerita yang Baru Terungkap

    "Besok kan arisan di keluargamu, aku mau coba rebut hati ibumu dengan makanan kesukaannya." Juna terkejut, "Apa harus? Kamu gak perlu pasar dan masak sendiri, Yang," balasnya. "Tapi aku perlu tau, biar tau harga sayuran trus gimana keadaan pasar. Ternyata kalo aku beli segini, murah juga ya dapet banyak!" "Iya Non, tapi beda kalo belinya di mall. Selain karena di mall lebih higienis, di sana mungkin bisa terpengaruh pajak dan biaya yang lainnya," balas Bi Asih. Fyi, Bi Asih lulusan Sarjana bidang Kehutanan, makanya ia juga memiliki tanaman Hidroponik di belakang kamar pembantu. Sebenarnya di Mansion memiliki 5 pembantu, ttapi yang merupakan kepalanya adalah Bi Asih sekaligus ibu asuh Dea sejak lahir. Ini juga merupakan alasan Aron mempekerjakannya. Dulu saat ibu Dea pergi setelah bercerai dari Aron, ia pun meminta Bi Asih--yang saat bekerja sebagai salah satu pembantu di Mansion--untuk merawat Dea. Tak hanya sekedar memberinya pekerjaan khusus, Aron bermaksud untuk menempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Hamil Anak Om Miliarder   42. Tante Usil

    "Ya gaklah Sayangku! Haha!" Juna malah tertawa menanggapi pertanyaan dari istri kecilnya itu. Ada saja ide Dea dalam membalas perkataannya. Kalau salah jawab, bisa mati dia. "Ada-ada aja kamu." Dea pun mendengus, "Lagian alesannya gak memuaskan." "Kan kamu gak ngasih jatah gimana mau puas?" Dea bengong mendengar itu, ingin protes tapi Juna sudah menarkirkan mobilnya di parkiran mansion keluarganya. Seolah menghindari pertengkaran dengan sang istri, ia pun segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya. Berlanjut ia menyambut tangan istrinya layaknya Princess yang turun dari kereta kuda. "Silahkan, My Queen," sambil Juna dengan senyum menawannya. 'Sial! Gantengnya gak bisa ditolak!' teriak Dea dalam hati. Ia kemudian menerima sambutan itu, terlebih banyak yang menonton, tak mungkin ia misuh-misuh padanya. Tak hanya itu, Juna meminta tas Dea dan membawakannya, padahal isinya hanya HP, dompet, dan tempat make up yang ukurannya kecil karena tak banyak ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Hamil Anak Om Miliarder   43. Rusaknya Mood Dea

    Salah satu tante yang terlihat duduk di samping Pevita itu terlihat sangat percaya diri. "4 bulan Tante," jawab Dea ekspresi yang sopan. Ia agak ragu, tapi sepertinya memang kata-kata orang itu menjurus ke memojokkannya. "Kayaknya baru aja ada berita kalian nikah deh," lanjut yang lain. Dea terbengong, ia ingin positif thinking tetapi orang-orang itu terus memancingnya. Namun tiba-tiba, Juna membalasnya dengan lantang. "Ooooh! Berarti Tante tidak membaca berita lengkap. Atau kalau males bacaa, tuh nonton aja di YouTube beritanya, ada kok," balas Juna tanpa rasa bersalah. Hal itu membuat para tante yang tadi julid akhirnya merasa agak takut untuk menjawab. Ia memang terlatih untuk tidak mudah diremehkan dari pendidikan ibunya, ia dilatih untuk menjadi pribadi yang kuat. Namun, espektasi Juna salah. Didikan itu ternyata salah bagi yang mendidiknya. "Juna!!! Apaan sih kamu?! Di sini malah bikin suasana enggak enak banget, gak usah bikin gara-gara deh," bentak Pevita.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Hamil Anak Om Miliarder   44. Cowok Gak Bisa Ditebak

    "Amazing!" ujar Juna. "Hah?!" Kini giliran Dea yang terkejut, "Kamu gak marah?" "Kenapa harus marah? Bagus, aku juga suka balapan kok waktu masih seusiamu," jawab Juna. Melihat ekspresi Dea yang kaget, Juna pun mengerti ternyata Dea mungkin mengira bahwa ia kaget karena tidak suka dengan cewek yang suka balapan. Jadi sepertinya Juna harus menjelaskan agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka. "Aku udah lama temenan sama Papi kamu, di beberapa kesempatan Papi kamu juga mengeluh karena kamu suka balapan. Apalagi kamu perempuan kalau dari sudut pandang aku sih, aku nggak sekolot Papi kamu ya. Memang gak bagus kalau balapan, tapi... kalo kamu suka dengan kebiasaan kamu itu, aku mewajarkan aja. Aku nggak papa kalau kamu tetep mau balapan," ujar Juna.Dea tampak masih belum percaya, mungkin ia mengira orang seusianya akan mempermasalahkan hobinya itu."Aku dulu juga bagian dari orang-orang yang suka balapan. Jadi aku paham di posisi itu, orang lain nganggep kita berandal,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Hamil Anak Om Miliarder   45. Aneh

    "Siapa?" tanya Juna. "Siapa lagi kalo bukan Mira?" Juna agak bingung dengan permusuhan Mira dan Dea, seperti ada sesuatu yang mencurigakan Maksudnya, alurnya tidak tepat. Saat ia mencoba menggali dari sisi Aron, Aron juga memilih bingkam. "Kenapa?" tanya Dea melihat ekspresi suaminya yang serius. "Gak ada. Aku cuma punya ide, gimana kalo kita bikin ayam bakar?" Dea mengeryit, "Emang kamu bisa?" "Bisa dong, mantan anak kost," ujar Juna pamer. Dea hanya tersenyum geli, kadang suaminya bertingkah seperti anak muda seusianya. Setidaknya Juna lebih bisa diajak kompromi daripada ayahnya. "Aku juga pingin merantau," gumam Dea. "Pingin kuliah di luar negeri," lanjutnta. Juna pun terkejut, ia tak tahu kalau Dra mulai banyak terbuka dengannya. Semoga asumsinya benar kalau Dea mulai nyaman dengannya. Ia baru dikasih wejangan oleh Dokter pribadi Dea, kalau ia harus bisa menjadi tempat curhat yang nyaman. Jangan sampai Dea merasa kesepian, ia harus terus merespon hal-hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Hamil Anak Om Miliarder   82. Penasaran Berat

    "Aku... gak bisa bilang. Tapi mungkin kamu bisa tanya ke Papi kamu," ujar Mira. Benar apa yang dikatakan Mira, Dea harus bertanya langsung pada sang ayah. "Fyi, aku juga ragu... tapi aku memilih percaya karena aku suka sama Papi kamu." Dea hanya menghela napas, karena harus menanti jawaban yang membuat ia sulit tidur. "Apa lo terbiasa melakukan hal yang bahkan lo raguin?""Hem... nggak juga sih, tapi mungkin karena aku juga butuh Papi kamu, jadi aku mau.""Berarti lo nggak beda jauh sama teman-teman gue yang jadi Sugar Baby dong, karena butuh."Mira agak terkejut dengan kata-kata itu, tapi kemudian Dea langsung tertawa dan berkata."Haha... cuma bercanda, Mira."Mira pun ikut tersenyum, sebenarnya ia agak tidak enak dengan candaan seperti itu.Ia jelas berbeda posisinya, berbeda metode, dan tujuannya. Mentalnya tidak secetek itu untuk menjual diri hanya untuk menghasilkan banyak uang dari para Om-om yang mungkin sudah beristri dan punya anak."Sorry kalau nyinggung, soalnya bany

  • Hamil Anak Om Miliarder   81. Rumah Sakit Lagi

    Mira membuka matanya, ia menyadari dirinya ada di rumah sakit. Saat ia mengedarkan pandangannya, ada Aron di sana yang sedang bicara dengan dokter."Pak....""Mira?!" Aron dan dokter itu menyadari pergerakan Mira dan langsung menoleh."Gimana perasaannya?" tanya dokter itu pada Mira."Agak pusing dan mual, saya kenapa Dok?" tanya Mira."Anda salah satu korban dari kecelakaan beruntun di Perempatan YXY," ujar dokter."Untunglah kamu mengalami luka ringan, yang lainnya harus dirawat dengan luka cukup parah bahkan ada 3 yang meninggal."Mira terkejut, "Ya Allah...." gumamnya.Mira mengangkat tangan kanan dan kirinya, tangan kanannya diinfus dan tangan kirinya terdapat perban tetapi masih bisa digerakan.Artinya tidak ada luka serius. Kakinya juga bisa digerakan dengan normal."Udah kamu istirahat aja dulu, Dea dan Juna mau ke sini katanya."Mira jadi ingat kejadian tadi pagi, tetapi ia harus terlihat biasa saja."Saya pulang kapan?" tanya Mira.Aron menghela napas mendengar pertanyaan

  • Hamil Anak Om Miliarder   80. Terluka

    Dea terdiam, sebelum menjawab pertanyaan mereka. Ada pergolakan di hatinya yang membuatnya lelah, sedikit bingung apakah harus jujur atau tidak. Namun, ia terlalu takut pada respon kedua temannya itu. "Ya elah, gue cuma kebetulan aja ketawa sama dia. Aslinya mah... gue masih sebel sama dia, lu berdua tahu kan, apa yang terjadi di antara kita." "Hem... iya sih, nggak mungkin kan lu maafin dia, ya kan?" pancing Rani. "Haha... nggak mungkin banget," balas Dea. "Haha, iya ya..." balas Angel. Kemudian mereka melanjutkan obrolan lain, dan mulai kembali dengan percakapan mereka soal semester akhir yang bikin mumet dengan drama skripsi. . Tanpa mereka tau, Mira belum sepenuhnya jauh dari kamar Dea, ia masih bisa mendengar apa yang mereka katakan. Ia tak sengaja, tapi akhirnya ia berhenti di samping pintu mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Dea. Perih itu tercipta dari sebuah fakta pahit, tetapi ia juga ingat posisinya. Ia pernah melukai Dea, lebih dari yang

  • Hamil Anak Om Miliarder   79. Again

    Semuanya panik, dan segera Dea dilarikan ke Rumah Sakit. Mira sampai menangis di sepanjang jalan, takut Dea kenapa-napa. Ia terus memegangi tangan Dea dan mendampinginya selama dibawa ke Rumah Sakit. Dea sendiri masih setengah sadar, tetapi ia hanya bisa merasakan sakit dan meremas erat tangan Mira dan ayahnya yang ada di kanan dan di kiri. Untunglah mereka membawa mobil Alphard yang ruangannya lebih leluasa, sehingga Dea bisa dibawa dengan posisi tiduran. Sementara itu, Juna di samping sopir sambil menyemangati sopir agar lekas sampai di rumah sakit. Mereka semua ribut karena khawatir, dan tak lama kemudian, sampailah di RS lebih tepatnya di UGD. Di sana, Dea langsung ditangani oleh dokter. Lalu ketiga orang yang mengantarnya menunggu di depan ruangan tersebut dengan cemas. Menunggu sejam dengan cemas, ketiganya bergantian bertanya pada perawat dan dokter yang keluar masuk ruangan. Akhirnya, pemeriksaan Dea selesai dan mereka diminta untuk masuk. Ternyata tidak ada hal ya

  • Hamil Anak Om Miliarder   78. Bikin Suami Terpesona

    Setelah Spa selesai, keduanya langsung pulang karena sudah menjelanh Maghrib. Tentu itu hanya awalnya saja, karena mereka akan melanjutkan program kecantikan yang Dea sebut sebagai program untuk 'menjadi istri yang seksi'. Hal itu membuat Mira agak kesulitan untuk mengikuti standar kecantikan Dea, tetapi dua minggu kemudian setelah menemani Dea cek kandungan (karena Juna tidak bisa untuk mengantar istrinya). Setelah itu, Dea mengajak Mira untuk ke suatu tempat yang mana itu adalah toko pakaian muslimah yang cocok untuk Mira. "Dea, ini kan brand yang sangat mahal. Kamu mau dateng kajian?" tanyanya berbinar. Dea tersenyum paksa, "Kajiannya kapan-kapan, tapi yang mau belanja bukan gue, tapi elo!" "Tapi Dea, ini brand yang mahal banget. Gaji aku tiga bulan bisa aja habis buat beli satu produk ini." "Halah! 2 minggu ini lu udah gue ajarin untuk jadi Nyonya Victorious yang Royal, tetapi kamu nggak bisa menangkap itu?" "Ya kan aku bukan orang kaya, Dea." "Yang lu pakai it

  • Hamil Anak Om Miliarder   77. Spa

    Tibalah mereka di sebuah klinik kecantikan, di mana Dea terlihat sangat luwes masuk ke sana. Mungkin ini adalah tempat yang biasa Dea kunjungi, jadi Mira hanya bisa percaya dan mengikutinya. Bagaimanapun Ia senang karena Dea telah membuka hati untuk yang lagi. Kemudian ia dan Dea mendaftar untuk melakukan Spa, langkah pertama untuk treatment. "Tapi De, kenapa aku juga?" "Loh, kan gue udah bilang. Pokoknya lu harus jadi cantik biar Bokap gue nggak pergi ke lain hati," ujar Dea. "Em, oke," balas Mira. Ia agak malu karena resepsionis menatap mereka dengan aneh. "Lu harus paham itu, oke?" "Tapi bukannya mahal ya?" "Aduh! Lagi-lagi lu bilang mahal-mahal! Pala lu tuh isinya mahal aja. Sekarang lu bisa ngelakuin apa aja tanpa mikirin biaya, oke?" "Oke...." "Duit Bokap gue banyak, jadi lu nggak perlu khawatir! Awas aja lu alasan mahal-mahal, gue tempeleng lu!" ancamnya. Mira hanya terkekej mendengarnya. Hal itu membuat beberapa pegawai bingung, percakapan mereka j

  • Hamil Anak Om Miliarder   76. Pasif

    Diam dan menunduk, seolah tak ingin melihat adegan itu. 'Respon macam apa itu?' batin Dea menjerit. "Papi, Tante Lina?!" panggil Dea. Mereka berdua menoleh ke arah Dea, dan Mira. Melihat keberadaan Mira, Lina dan Aron terlihat saling menjauh dan kemudian Dea mendekati mereka. Mira masih di sana, hanya diam di tempat semula, tidak bergerak atau merespon dengan ekspresi lainnya yang menunjukkan kalau ia istri dari pria yang sedang bermesraan dengan perempuan lain itu. 'Minimal jambak kek!' begitulah batin Dea. Asisten Aron juga terlihat pergi dari sana memberikan privasi bagi Bosnya. Sementara itu, Lina langsung menghampiri Dea dan memeluknya seperti biasa dengan senyum cerahnya yang cantik. Bahkan saat berjalan, tubuhnya terlihat luwes dengan pakaian kurang bahan itu. "Halo, Sayang." "Halo, Tan." "Tante mau balik lagi ke Paris, ada fashion show juga di sana. Jadi kayaknya Tante bakalan ke Jakarta lagi dua minggu kemudian." "Dua minggu?" "Iya, jangan khawatir. Setelah

  • Hamil Anak Om Miliarder   75. Promosi Kekayaan Aron

    "Dea...." protes Mira merengek. Dea malah tertawa, hal itu membuat devisi yang ada di samping mereka mulai berkumpul untuk menonton. Mungkin karena banyak karyawan yang juga menonton kejadian itu, membuat Mira tambah malu. Mira pun bergegas pergi dari sana meninggalkan Dea yang cengengesan. Mungkin Dea sudah sangat nyaman di sana, karena ia sudah keluar masuk kantor itu dari kecil. Bahkan saat pertama mereka masuk ke gedung itu, Dea langsung disambut dengan sambutan termanis dan paling hormat. Mira sendiri merasa malu dengan kelakuan Dea yang terus mempromosikan ayahnya, sebagai orang kaya yang bahkan bisa membeli gedung serupa. "Jadi, kalau misalnya lu minta apa aja, buku, baju make up, atau Skin Care yang tadi itu... itu cuma satu di antara bare minimun Bokap gue. Dia gak akan rugi apapun, bahkan kalo lo minta rumah, tinggal minta. Itu udah sangat minumum buat lo." Mira yang dasarnya tak suka keluar lama, sudah kehabisan energi. Orang introvert, jika keluar kelamaan ha

  • Hamil Anak Om Miliarder   74. Papi Aku Kaya, Mira

    Setelah membayar di kasir, mereka pun menyerahkannya ke Bodyguard yang diperintahkan Juna untuk mengawal istrinya dan untuk membawa barang mereka. "Nggak ada rencana mau kuliah lagi apa lu? Lu kan suka belajar?" tanya Dea iseng saat mereka makan siang. "Ya kan nerusin juga butuh biaya, De. Aku gak ada," ujar Mira. "Anjir! Lu masih nggak paham apa yang gue bilang tadi?!" Mira seolah menyadari sesuatu dan meringis. "Inget, Mir! Lu punya suami kaya, anjir! Masa lu selalu mempermasalahkan yang namanya biaya?! Bokap gue tuh kaya! Apa lu nggak percaya kalau Bokap gue kaya?" "Percaya banget, Dea. Tapi kan aku pengen mandiri juga," jaeab Mira. "Lah lu udah mandiri dari dulu, sekarang lu punya suami yang bisa jamin lu. Gue nggak ngerti ya sama jalan pikiran lo yang kelewat goblok itu. Padahal, banyak banget temen-temen gue yang lelah banget buat mandiri dan pengen punya Sugar Daddy, ada yang jadi ayam kampus demi biar dapet duit banyak tapi gak capek." "Aku bukan mereka..." "T

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status