Share

128. Reza Datang

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-02-23 22:45:58

"Selamat ya, Mir. Cumlaude dong... wuih! Gokil!" ujar Dea saat mereka keluar gedung untuk foto-foto.

Mereka pun berpelukan dengan hangat, sementara Baby Adam ada di tangan pengasuhnya.

"Selamat, Mir!"

Paman, ketiga adik Mira, sang ibu, dan Aron bergantian memberi selamat.

Tentunya, Aron memberi buket bunga Lily Putih besar yang membuat Mira agak kesulitan memeganginya.

"Selamat ya, Sayang," ujarnya lembut.

Ia lalu memeluk istrinya sebentar sebelum akhirnya mencium keningnya hikmat.

Interaksi mereka tentu menjadi pusar perhatian. Apalagiada beberapa wartawan yang memaksa mendekat, tetapi Bodyguard Aron mengamankan mereka.

Hal itu menjadi pembicaraan para mahasiswa dan wali mahasiswa.

Gosip mereka benar-benar menyebar, tidak hanya di kalangan anak muda tetapi para orang tua. Apalagi Aron memiliki followers atau fans dari usia yang beragam.

Para pria dewasa, wanita dewasa, atau para anak muda yang memang menyukainya atau mengambil pelajaran bisnis darinya.

Ia mem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hamil Anak Om Miliarder   129. Syukuran

    "Hotel?" tanya Aron melihat hotel miliknya sendiri. Ia seperti muak ke sana, tentu saja itu hotel bintang 5, tapi itu miliknya, jadi ia sudah sangat bosan. Akan tetapi melihat ekspresi keluarga Mira dan Mira yang antusias, ia pun menurunkan egonya dan mengajak mereka masuk ke restoran dan memesankan kamar untuk mereka. "Gede banget, Mbak. Ini beneran di sini nanti malam?" tanya Adik bungsu berbinar. Mira pun mengangguk dan merasa senang saat melihat keluarganya juga sangat senang.Mereka dipersilahkan duduk di meja bundar itu di ruang VIP. Keluarga Mira masih saja mengagumi semuanya dan juga cara pelayannya melayani mereka. Aron bahkan menyebutkan pada sang Manager langsung, sehingga mereka langsung mempersiapkan kamar untuk mereka semua.Mira yang melihat apa yang sudah diberikan Aron pada keluarganya, ia pun mendekati Aron yang sedang memilih menu."Apakah ini gak berlebihan, kan mereka bisa nginep di Mansion?"Aron mengedikkam bahu."Ya karena udah sampai sini, mendinga

    Last Updated : 2025-02-24
  • Hamil Anak Om Miliarder   130. Baby Adam Sakit

    "Maksudnya apa?" tanya Mira menahan pundak Aron agar tidak terlalu jauh. Aron pun seolah tersadar dan langsung menjauhkan wajahnya dari leher istrinya yang masih tertutup hijab itu. "En...enggak. Aku mau ke kamar mandi dulu," ujarnya buru-buru. Ia langsung menurunkan Mira dari pangkuannya dan langsung pergi ke kamar mandi. Sementara Mira yang ditinggal sendirian pun bingung. Kemudian ia menghampiri kamar mandi yang terbuat dari kaca buram, dari siluetnya Aron sepertinya sedang mandi. "Mas, kamu gak papa kan?" tanya Mira khawatir. "Engh... gak papa, Sayang. Kamu tidur aja dulu, aku mau mandi." "Oh gitu, oke deh... kalo ada apa-apa aku di luar ya. Aku belum tidur kok." "Ya!" Setelah itu, ia duduk di ranjang dan menunggu suaminya. Ia merasa penasaran kenapa Aron bersikap demikian, padahal tadi mereka baru saja mesra-mesraan, dan kenapa Aron seperti ingin muntah? Karena saking penasarannya, Mira pun bertanya pada AI tentang apa yang terjadi pada suaminya hingga suami

    Last Updated : 2025-02-24
  • Hamil Anak Om Miliarder   131. Teror Kembali

    "Hiks... Adam," gumam Dea menunggu anaknya diperiksa. Mira dan Aron tidak bisa ikut karena harus mengantar keluarganya pulang. Katanya sih nanti akan menyusul. "Sabar, Sayang. Aku yakin Adam nggak apa-apa," ujar Juna memeluk istrinya. Dea pun membalas pelukannya dan menangis di perlukan sang suami. Mereka menunggu dengan penuh kecemasan di samping ranjang Adam. Tak lama, dokter datang dan keduanya memperhatikan bagaimana dokter memeriksanya dengan seksama. "Baiklah, Adik Adam hanya mengalami demam dan mungkin karena ia masih sangat muda, sehingga perlu penjagaan yang ekstra," jelas sang dokter. "Dok, apakah ini juga termasuk karena kita sering membawanya pergi jauh?" tanya Dea setelah menghapus air matanya. "Nah itu bisa jadi, karena bayi biasanya sangat sensitif dengan lingkungan baru. Hal itu juga bisa membuat bayi stress dan merasa takut dengan lingkungan barunya." "Awalnya dia tidak rewel atau merengek sehingga kita tidak tau kalau dia tidak nyaman, hanya pagi ini dia ba

    Last Updated : 2025-02-24
  • Hamil Anak Om Miliarder   132. Kecurigaan Internal

    "Aduh Cucu Opa, sayang... sakit ya?" gumam Aron menggendong cucunya dengan sayang.Aron memang sosok orang tua yang sangat penyayang, bahkan pada Adam.'Cucunya' Lucu sekali ketika melihat Aron memanggil dirinya sebagai Opa. Hal itu, membuat Mira terkekeh sendiri.Mereka berdua sedang menjaga Adam karena Dea dan Juna sedang keluar karena harus menghadiri beberapa undangan yang penting.Melihat istrinya terkekeh, Aron pun bingung karena tidak ada yang lucu di sana."Kenapa kamu malah ketawa?" tanyanya heran dengan istrinya."Hem... soalnya aku belum terbiasa pas kamu manggilin Adam ke diri kamu sendiri sebagai Opa.""Oh, emang awalnya aneh sih, tapi itulah adanya. Aku gak ada espektasi kalau Dea bakal nikah secepat ini," ujar Aron menimang-nimang Adam dengan lembut."Sama..." gumam Mora agak sendu.Akan tetapi keduanya kemudian tidak memperpanjang topik itu."Kamu tahu nggak sih untuk usia kamu, kamu tuh masih kayak usia 30-an?" tanya Mira iseng. Aron mengangguk, "Iya, aku sadar kok

    Last Updated : 2025-02-24
  • Hamil Anak Om Miliarder   133. Dendam

    Mereka terluka karena ada orang yang menyerang di jalan, sehingga keduanya harus kejar-kejaran menggunakan mobil."Masih sakit?" tanya Juna mengobati luka sang istri di sudut bibirnya.Dea tidak mengalami luka separah Aron, tetapi sudut mulutnya berdarah."Kalo besok Papi tau bisa berabe, kamu nanti diomelin sama dia," ujar Dea khawatir.Ia mengobati luka di wajah suaminya dengan hati-hati."Nggak papa lah, Sayang. Udah konsekuensinya. Aku harus gentle jujur ke Papi kamu," ujar Juna."Nggak bisa gitu dong, aku besok pakai make up yang agak tebal aja biar ketutup," ungkap Dea."Boleh... aku minta maaf ya, aku malah buat kamu kayak gini. Bukannya jagain dan bahagiain kamu, kamu malah menderita sejak menikah denganku," ungkap Juna."Bukan kamu kok yang buat aku kayak gini, itu orang-orang jahat yang ngejar kita tadi. Jadi jangan nyalahin diri sendiri.""Makasih atas perhatiannya, Sayang. Aku gak akn biarin kamu terluka lagi," ujar Juna."Ya, makasih. Tapi kamu juga ingat, lukamu lebih ba

    Last Updated : 2025-02-25
  • Hamil Anak Om Miliarder   134. Baju Provokatif

    "Deaaaaaa!" rengek Mira dari layar ponselnya. Terlihat di sana Mira yang sedang duduk di sofa, yang kalau Dea ingat-ingat itu sofa di kantor ayahnya. Ini sudah pukul 8 malam, otomatis mereka sudah puang ke mansion. Jam kerja kantor Aron memang dari jam 7 sampai jam 4, harusnya. Sementara jika ada tugas karyawan yang belum selesai, bisa ditunda di keesokan harinya. Meski begitu, kantor Aron juga bukan kantor yang bisa dengan mudah dihadapi karena ada target harian."Kenapa lagi sih Mama Mudaku?" tanya Dea menggoda.Ia sedang bersantai sambil ngemil apel di sofa."Ini gara-gara kamu tuh, aku jadi dikunci berdua di kantor Papi kamu bareng dia! Terus aku nggak boleh keluar, dikiranya aku main sama cowok lain. Lagian ya siapa yang mau sama aku selsin dia?!" protes Mira merengek."Haha! Banyak kali Mir! Lu aja yang nggak kerasa kalau lu banyak yang naksir!""Apaan sih! Aku nggak tahu ya, dan gak penting juga... tapi emang iya?" tanya Mira penasaran."Ya... tanya aja itu sama Papi.

    Last Updated : 2025-02-25
  • Hamil Anak Om Miliarder   135. Trauma Mental

    Mira langsung merinding dan overthinking dengan ucapan terakhir Dea. Sialnya, Dea malah menutup video call itu dan biarkan Mira rasa cemas sendiri. . Mira menelan ludahnya sendiri ketika melihat pantulan dirinya yang mengenakan lingeri dan juga make up naturalnya.Make up itu masih sangat biasa, ia hanya mengikuti tutorial di YouTube soalnya.Kemudian ia juga telah menata rambutnya dan membiarkan rambut hitam bergelombangnya tergerai indah. Ini pertama kalinya ia memperlihatkan rambut dan juga tubuhnya yang tanpa pakaian tertutup di depan sang suami.Ia memang belum siap waktu itu, tapi apa yang dikatakan Dea harusnya satu-satunya kunci agar Aron bisa memaafkannya.Jadi ia langsung melakukan apa yang Dea sarankan, dan sekarang ia gugup sendiri melihat dirinya dengan tampilan seperti itu. Ia ragu."Apa dilepaa aja ya? Gak jadi ah! Tapi...."Karena saking malunya, ia mengambil kimono mandi miliknya dan menutupi diri sendiri dengan itu.Hingga tiba-tiba,Ceklek!Suara pintu terbuka d

    Last Updated : 2025-02-25
  • Hamil Anak Om Miliarder   136. Membangun Cemistry

    Mira mengerti, "Itu... aku kira, itu masa lalu yang gak perlu diungkit. Maaf kalo aku gak bisa cerita sejak awal." "Nggak, itu bukan salah lo. Lo yang harusnya minta maaf, karena gue yang gak mau dengerin penjelasan lo waktu itu, gue egois." Dea mendekati Mira, sementara itu Baby Adam sibuk berguling-guling di karpet empuk miliknya sambil menggigit-gigit mainan bayinya. Ada pengasuh yang menjaganya, sehingga Mira bisa fokus pada Dea yang sudah berkaca-kaca itu. Mira kemudian mengajak Dea ke tempat lain, agar Baby Adam mendapat energi sedih dari ibunya. Mereka pindah di taman samping Mansion yang tidak memiliki banyak jenis bunga tapi rapih dan elegan. Desain Mansion itu sangat berbeda dengan Mansion milik Aron. Kalau Mansion Aron lebih natural dan klasik, sementara Mansion milik Juna lebih modern dan memperlihatkan banyak robot-robot canggih di sana. Mira mengelus pundak Dea yang bersandar di pundaknya, ia sungguh menyayangi anak tirinya itu. "Aku minta maaf kalau aku b

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Hamil Anak Om Miliarder   185. Tidak Pulang

    "Mami!" teriak Dea pada sang ibu. Namun yang dipanggil, malah sedang asyik berenang dengan bikininya. "Apa sih Sayang?" tanya Julia dengan santai setelah menepi. Dea pun melihat ibunya dengan tatapan geram. Ia membawa Baby Adam dan langsung menyerahkannya pada sang pengasuh. "Mami apa-apaan sih?!" tanya Dea kesal. "Ke mana Papi sama Mama?!""Oh jadi kamu udah manggil dia Mama?" tanya Julia.Ia bukannya fokus pada apa yang dibahas Dea, malah fokus pada panggilan Dea pada Mira."Mereka lagi pergi," kata Julia santai.Ia duduk di pinggiran kolam sambil memainkan air di kakinya.Dea ingat betul kalau hobi sang ibu adalah berenang, dan kolam renang itu jarang dipakai sejak sang ibu pergi. Hanya Dea yang memakai, dengan mood yang sering tidak singkron."Mami tadi bilang, Mora di sini sama Mami.""Nggak... nggak... Mami cuma alasan doang buat godain kamu. Mami juga nggak ekspek kamu bakal ke sini beneran, Mama kira kamu cuma mengancam doang."Dea tidak mengerto jalan pikiran sang

  • Hamil Anak Om Miliarder   184. Jiwa yang Terluka

    "Sejak awal jiwanya sudah terluka, yang harusnya disembuhkan malah dibiarkan. Bahkan difasilitasi untuk berpikir buruk pada orang lain. Ia mendendam dan terus seperti itu, sampai akhirnya perasaan itu menumpuk dan menjadi sebuah penyakit jiwa."Dea dan Juna mendengarkan penjelasan dokter yang menangani Rani dengan seksama.Lalu, Dea merespon, berharap itu menjadi pendukung data tentang Rani untuk sang dokter."Hem... tapi Rani belum pernah ke dokter atau ke psikiater," ujarnya.Sang dokter tersennyum tipis, "Ya... orang-orang yang akhirnya menjadi gila awalnya karena deni dengan dirinya sendiri atas tekanan psikologos yang ia hadapi. Sejak awal mereka merasa sok kuat menghadapi masalahnya sendiri, padahal mereka tak sekuat itu. Merasa mampu untuk bertahan sendiri, tapi aslinya... mereka adalah manusia biasa yang perlu disembuhkan juga, perlu ditemani dan didengadkan. Mereka perlu sembuh dulu, sebelum menghadapi dunia ini yang keras ini," jelas sang dokter.Dea merenung, benar apa yang

  • Hamil Anak Om Miliarder   183. Mengamuk

    "Aaaaaa!" Bug! Mira diangkat dan ditidurkan di atas kasur empuk di kamar mereka. Hal itu membuat Aron senang, istrinya akhirnya menatapnya dengan benar. Sejak tadi misuh dan melengos, ia jadi tidak bisa melihatnya. "Tolong berikan aku kesempatan untuk menebusnya, Sayang," rayu Aron dengan suara yang lembut.Mira pun menggeleng dan mencoba untuk lepas dari kungkungan suaminya."Ah ggak mau.""Kalau nggak mau, ya udah, aku mending mengunjungi Dede bayi aja," ujar Aron. Mira yang sudah tahu dengan istilah itu pun langsung terkejut dan mencoba untuk mendorongnya, bahkan menendang suaminya tapi, Mira lupa kalau suaminya jauh lebih besar daripada dirinya, dan ototnya juga jauh lebih kuat. Akhirnya, Aron benar-benar melancarkan aksinya untuk mengunjungi Dede Bayi dengan cara bersenggama.Namun hal itu, tentu saja tidak bertujuan untuk menyakiti Mira, itu pure untuk menghentikan penolakan Mira dan memperbaiki hubungan.Sehingga, pasca kejadian itu Mira jadi mau mendengarkannya dan Aron

  • Hamil Anak Om Miliarder   182. Hormon Bumil versi Mira

    "Aku gak bermaksud gitu Sayang." "Tapi kamu begitu... hiks." "Oke-oke, aku minta maaf. Maafin ya." Mira tetap fokus memasukkan barangnya ke dalam tas, ia tak mau lagi tinggal satu atap dengan Julia. Ia tidak ingin menahan diri terus, ia cemburu. "Sayang...." panggil Aron lagi. Mira tetap diam saja, sementara tangannya terus memasukkan barang-barangnya ke tasnya. "Sayang dengerin aku...." Mira tak menjawab, ia benar-benar kesal. Aron juga bingung, ia tak bisa menyalahkan istrinya, tapi situasinya berbeda dari biasanya. "Sayang, ayo bicara dulu," ajak Aron. Namun, Mira tetap diam tak bersuara, ia terus mengabaikan suaminya. Hingga akhirnya, Aron mendekat dan memeluknya tiba-tiba dari belakang. Mira kaget dan secara otomatis berhenti memasukkan barang ke tasnya. "Oh, Sayang, maafin aku ya." Mira mencoba melepaskan, tapi Aron terus saja memeluknya dan malah semakin erat. Hal itu membuat Mira sesak, "Lepaaaas, kegencet Dedenya!" protes Mira. "Hah?! Sakit?!

  • Hamil Anak Om Miliarder   181. Akhirnya Mira Jujur

    "Tuh kan...." bisik Dea pada Juna. "Apa?" tanya Juna. Mereka sedang makan malam bersama di Mansion Dea dan Juna. "Kamu sih nyuruh Papi buat jemput Mami, kan Mira jadi cemburu!" jawab Dea kesal. "Kulihat, Mora diem aja tuh," ujar Juna santai. "Ya iya diem, kamu tuh sama Papi emang sama aja ya, nggak peka banget! Dia jelas diamlah, orang dia karakternya begitu, diem. Lihat deh, dia kayak nggak nafsu makan gitu." "Bukannya ibu hamil emang sering gak nafsu makan gitu?" "No, dia nggak mungkin mau jujur kalau nggak ditanya." "Ya kenapa nggak jujur? Ribet amat," ujar Juna. Dea pun mulai kesal dengan suaminya, tapi kemudian Juna berkata sebelum emosi istrinya meledak. "Ya udah ita, aku minta maaf. Nggak lagi-lagi kayak gitu deh." Dea diam saja berusaha mengendalikan emsoinya. Ukuran meja memang besar, jadi jaraknya agak jauh sehingga jika bisik-bisik, mereka tidak dengar. "Tapi... Mami kamu kok kayak masih suka sama Papi kamu?" "Ya emang iya, makanya aku ngomelin ka

  • Hamil Anak Om Miliarder   180. Kriminal Tetaplah Kriminal

    "Tapi itu berbahaya, Sayang," ujar Dea memperingatkan saminya. Ia khawatit suaminya kenapa-napa. "Iya, tapi penjahat tetaplah penjahat, Sayang. Mereka harus dihukum sebagaimana harusnya! Jika ada yang melawan, aku nggak segan-segan mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya." "Hem... kamu yakin?" Juna mengangguk, "Ya, Sayang. Percayalah sama aku." Dea pun menyetujuinya. Meskipun ia memiliki kekhawatiran, itu wajar tapi, sungguh ia mempercayai suaminya. Ia percaya kalau Juna bisa mengatasi semuanya. ••• Keesokan harinya, tiba-tiba saja ada seorang pembantu yang berteriak. "Aaaaaaaa!" Hal itu membuat kepala pembantu terkejut dan langsung bertanya. "Ada apa sih teriak-teriak?!" tanyanya menggeram. Hampir mengomel, tetapi ia langsung melihat ke arah objek yang membuat pembantu itu berteriak. "Apa-apaan ini?" gumamnya. Pembantu bernama Dila itu menerima paket dan langsung ia ambil dan ia taruh di dapur. Ia kira, itu paket pesanannya karena ia berbelanja online. Di

  • Hamil Anak Om Miliarder   179. Harus Sembuh dari Dalam

    "Rani ketahuan akan bunuh diri, tapi segera digagalkan oleh Tim.""Lalu di mana suami Mamiku?""Pergi. Kami menemukan celah ketika ia pergi, dan kami kemudian menemukan Rani yang ingin bunuh diri di sebuah kamar di rumah yang ada di pedesaan." "Hah?! Bagaimana bisa kejadiannya seperti itu? Padahal, Rani adalah sosok yang sangat kuat selama ini. Dia bahkan selalu menentang orang-orang yang bunuh diri, karena kakaknya pernah mengalami hal itu. Dan sudah meninggal," ujar Dea tak menyangka. Sosok yang selalu menjadi penguatnya ternyata punya masalah jauh lebih banyak."Ya seperti yang dia ceritakan ke kamu, kakaknya benar-benar meninggal karena bunuh diri. Lalu Rani, dia menganggap bahwa aku adalah sumber masalah dari kakaknya, sehingga kakaknya mengakhiri hidupnya. Dia menganggap juga, kalau akulah yang membuat hidup keluarganya hancur!""Bisa-bisanya," gumam Dea tak habis pikir."Rani sangat menyayangi kakaknya, sampai ketika kehilangannya, ia menjadi depresi dan mengalami gangguan me

  • Hamil Anak Om Miliarder   178. Tertangkap

    "Aku udah berhasil ngamankan Mami kamu. Tapi sayangnya, Rani sepertinya dibawa kabur atau disembunyikan oleh ayah tiri kamu." "Serius, terus gimana?!" tanya Dea kaget. "Aku masih mencari, dan sayangnya karena mereka di luar negeri agak susah, tapi tenang aja... aku punya banyak koneksi di sana. Jadi masih bisa diatur, tinggal nunggu hasilnya." "Aku harap dia secepatnya ditangkap," ujar Dea. Ia sama sekali tidak merasa kasihan, ia sudah menumpuk amarah pada temannya itu. Sudahlah hampir membunuhnya dan anaknya, Rani juga menghancurkan rumah tangga ibunya. Setelah pembicaraannya dengan Juna selesai, Dea pun makan sesuatu bersama Mira dan Angel. Kemudian Angel pun pulang, karena sudah dicari ibunya. Untung saja Dea juga sangat akrab dengan orang tua Angel, sehingga kedua orang tua Angel mengizinkan anaknya untuk menghibur temannya itu. Kejadian-kejadian itu kemudian diupload ke media sosial Da, agar orang-orang tidak menyalahkan ia dan Juna terus, terhadap kejadian anak

  • Hamil Anak Om Miliarder   177. Kegilaan Rani yang Lain

    "Tentu saja itu sangat mengejutkan dan menjijikan sekaligus," ujar Dea. "Jadi apa yang harus aku lakukan? Rani dilindungi olehnya kan?" "Betul Mami diancam oleh suami Mami, hiks...""Diancem apa Mami?""Diancem, kalau lapor sama kamu mungkin dia akan melakukan hal yang buruk ke Mami!""Oh my God! Mami! Lebih baik Mami pulang ke Indonesia, Mami bisa tinggal sama aku. Juna akan ngelindungin kita!""Tapi...""Dea nggak mau Mami harus mengalami semua ini, dan bertahan sama pria brengsek yang sakit jiwa itu!""Bukan gitu Sayang, tapi Mami ....""Apa yang kamu bicarakan dengan anakmu?" tanya sebuah suara.Itu suara pria dan..."Ah!"Julia teriakan kencang, suaranya berasal dari seberang sana. Hal itu membuat Dea langsung terkejut, itu jelas suara suami Julia dan Julia berteriak karena sebuah tindakan yang sayangnya tidak Dea ketahui."Mami!!!" panggil Dea panik.Akan tetapi, tidak ada jawaban. Ia berkali-kali memanggilnya, dan sambungannya pun terputus."Apa yang harus aku lakukan sekaran

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status