Share

77. Pilihan Satu

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-05 01:28:12

"Aku rasa kamu terlalu berlebihan."

Sandi mengernyitkan alisnya saat sebuah kalimat merayap menyapa pendengarannya. Ia baru saja keluar dari kamar mandi yang terletak tak jauh dari dapur dan taman tempat pesta sederhana teman- temannya berlangsung. Begitu berbalik badan, dia menemukan gadis yang cukup dikenalnya bersandar pada tembok sembari bersidekap di depan dada memandangnya dengan jenis tatapan aneh.

"Maksudnya?"

Mau tak mau Sandi menghentikan langkahnya, memberi pertanyaan sekaligus raut tanya pada sang pelempar kalimat.

Vela menghela nafas lalu berjalan mendekat, refleks membuat Sandi mundur karena tak mau terlalu dekat. Ingat sekali bahwa sekarang ada hati yang harus dia jaga, hehehe.

Melihat Sandi mundur dua langkah membuat Vela otomatis mengembangkan seringaian tipis. Biasanya Sandi tidak pernah berlaku seperti itu sebelumnya. Laki- laki yang dikenalnya sedari remaja itu tipikal yang santai dalam pergaulan dengan siapapun.

"Aku gak tau kalau selama tinggal di Jakarta kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
carsun18106
vela...vela....kamu malah merendahkan diri kamu sendiri klo gini mah
goodnovel comment avatar
carsun18106
si vela ini so full of herself ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   78. Truth or Dare Jilid 2

    Semuanya kembali duduk di taman dekat kolam renang. Memulai sesi makan cemilan santai, minum-minum dan sesekali meledek siapapun yang kebetulan menjadi sasaran. Adegan kekerasan berupa jewer menjewer bahkan menggeplak duo Upin Ipin yakni Kevin Nathan juga tak ketinggalan dilakukan oleh Julie yang seolah berperan menjadi Kak Ros. Mereka duduk melingkar di taman belakang, dekat dengan kolam renang yang bahkan belum sempat mereka jajal sama sekali selama berada disini. Obrolan dan gelak tawa kali ini juga pastinya tak lepas dari permainan tadi siang yang pada akhirnya mereka lanjutkan. Truth or Dare. Biarpun awalnya Kevin dan Nathan sempat berkomentar miring soal games yang sudah terlalu umum ini, pada akhirnya mereka semua bergabung dalam satu kesatuan. Bedanya, kali ini terdapat sanksi bagi mereka yang tidak menjawab atau melakukan dare. Minum dua gelas minuman beralkohol yang baru saja keluar dari koleksinya James. "Yaelah, niat banget ya lo pengen bunuh gue?" Nathan melengos s

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-09
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   79. Hot Hangover

    "Mau sekali lagi?" Dinara seolah mati rasa. Begitu kalimat ambigu yang diucap oleh bibir seksi itu merayap menyapa rungunya, gadis itu mendadak punya tenaga lebih untuk loncat dari kasur empuk tempatnya berbaring tadi. Dia menarik selimut lalu duduk meringkuk di depan walk in closet sembari menggigit bibir gelisah. Ini tidak seperti yang terjadi pada film-film, kan? Tanah serasa bergetar, pun kepalanya masih pening serta perut rasanya seperti diobrak abrik. Dinara meringis saat merasakan nyeri disekujur tubuhnya. Ditambah lagi kini netranya yang perlahan fokus seperti efek bukaan pada bokeh kamera baru semakin tajam. Dinara menggigit bibir bawahnya gelisah, apa yang Sandi Arsena lakukan diatas ranjangnya shirtless seperti itu? Laki- laki itu tersenyum bak iblis sembari menyangga kepalanya dengan tangan sebelah kanan, menatap Dinara bak om-om pedo yang hendak menyergap mangsa. "Good morning sweet heart! Feel better?" Sandi kembali berujar santai seolah tak ada yang salah dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   80. Road To The New Trip

    Usai menyelesaikan sarapan hampir kesiangan dan merapikan aneka barang- barang di Villa Ubud, rombongan itu akan mulai bergerak menuju Pelabuhan Padang Bay guna menyebrang ke Nusa Penida. Tentunya mereka sudah mengkompress barang- barang menjadi lebih sedikit dari sebelumnya karena Kiran dibantu ciwi- ciwi sudah menyeleksi mana- mana saja yang benar- benar perlu dibawa. Sisanya dititipkan di Villa dan nanti akan bantu dikirim balik ke Jakarta oleh James. Kalo gak nyusahin, ya bukan Kiran namanya! Mereka semua bekerja keras menata barang masuk ke dalam mobil. Sementara perjalanan kali ini akan menggunakan dua mobil karena muatan mereka juga bertambah. Selain menggunakan mobil milik James, ada mobil Sandi juga yang akan bergerak menuju pelabuhan. Dinara masih menjadi objek utama bahan ledekan oleh teman- temannya yang pada akhirnya mengetahui fakta bahwa Dinara dan Sandi memang tengah dalam status hubungan. Sedikit memalukan baginya karena ternyata akibat alkohol sialan semalam Dina

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-11
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   81. Hari Santai

    Sedikit ricuh kala manusia- manusia rempong itu turun dari fastboat di Pelabuhan rakyat. Boat menurunkan penumpang di pesisir sehingga mereka harus sedikit nyebur sebelum bisa menapakkan kaki di pasir yang lebih kering. Untungnya mereka diwanti- wanti sebelumnya untuk menggunakan pakaian nyaman dan celana pendek sehingga drama ribet pakaian dan basah bisa diminimalisir. Khusus untuk liburan di Nusa Penida, barang- barang bawaan mereka sudah dikompres sedemikian rupa, dipilah sehingga tidak terlalu banyak. Biar bagaimanapun, para lelaki juga yang akan repot kalau ada terlalu banyak barang yang dibawa. Seperti sekarang ini, para gadis turun boat tanpa menjinjing apapun, sementara laki-laki membawa masing-masing tas ransel dan tas jinjing."Pusing banget ! Gak lagi-lagi deh naik fastboat!" celetuk Kiran yang merasa mabuk laut setelah empat puluh lima menit berada dalam terjangan ombak."Terus baliknya mau naik kapal besar? Tapi sampainya jadi agak lama tuh nanti," sahut Viviane. Biar

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   82. My Girl

    "Kamu kok wangi banget?" Dinara yang tengah duduk santai diatas sofa sempat kaget karena ada deru nafas yang tiba- tiba menggelitik kulit lehernya. Apalagi suara bariton lelaki yang mengalun tepat di telinganya tanpa ada aba- aba. Dia tidak tahu sejak kapan Sandi berdiri dibelakang sofa yang dia duduki dan mengambil posisi seolah mengukung Dinara dari belakang. Dia menggeser tubuhnya sedikit karena mendadak berdebar, bahkan setelah beberapa waktu berdekatan dan bersentuhan fisik pun dia masih saja sering gugup kalau berada terlalu dekat dengan laki- laki yang baru saja resmi jadi kekasihnya itu. "Namanya juga habis mandi, ya pasti wangi, lah!" Dinara berusaha menjawab dengan sedikit jutek—seperti dia biasanya. Sebenarnya sih hanya alibi untuk menyamarkan salah tingkahnya saja. Sandi kembali mengacak rambut kekasihnya dengan pelan sebelum memilih untuk duduk diatas sandaran sofa. Kaki panjangnya seolah tak perlu banyak usaha untuk menaiki sandaran sofa yang lumayan tinggi itu. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   83. Sunrise

    Dengan semua aktivitas fisik yang telah dijalani seharian, semua anak itu jelas merindukan istirahat di kasur yang empuk. Tak terkecuali Dinara yang juga sudah tiduran dengan nyaman di kasur kamar—bersama dengan Kiran yang kembali jadi partner sekamarnya. Gadis disebelahnya sudah lelap mungkin sejak melemparkan tubuh sendiri diatas ranjang, sayang sekali Dinara entah mengapa tidak bisa begitu. Padahal tubuhnya sudah lelah sekali tapi tidurnya justru tak nyenyak. Entah berapa kali Dinara terbangun dan bahkan terus memaksa untuk menutup matanya karena sadar dia sangat butuh tidur. Hari-hari liburannya ini memberi banyak sekali warna baru bagi hidupnya. Dari kegalauan dan ketakutan untuk menerima cinta Sandi hingga pada akhirnya justru resmi menjadi kekasih. Dari ketakutan akan serangan fans gila hingga hampir tak peduli lagi dengan mereka. Efek siapa sehingga Dinara benar-benar jadi begitu labil sekarang?Dinara sudah melakukan beragam cara. Dia sudah minum susu hangat sebelum tidur, m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   84. Cerita Masa Lalu

    Memang Nathan sialan! Lambe satu itu memang paling susah dijaga volume suaranya. Berkat kejadian pagi tadi, sampai sore hari ini Dinara jadi enggan berdekatan dengan Sandi. Malu sekali digep apalagi diteriaki kencang seperti itu. Jadilah Dinara terus menjaga jarak dengan sang kekasih. Jelas membuat Sandi ikut kesal dan kemusuhan dengan sohibnya itu. Sejak pagi mereka semua sudah mulai jalan- jalan dengan dibantu tour guide lokal. Mulai dari Pantai Kelingking, menyaksikan tebing, beberapa goa wisata, dan makan siang di resto dekat villa. Setelah ini mereka berencana untuk istirahat di villa sebentar sebelum nanti sore hendak berenang di pantai. "Sandi! Woi! Ah Elah! Jangan ngambekan dong lo kayak cewek!" Nathan merajuk karena turut jadi korban silent treatment dari Sandi. Tapi jelas Sandi masih bodo amat. Dia lebih sibuk mengamati preview foto hasil jepretannya hari ini yang jelas saja didominasi oleh candid nya Dinara. Meskipun gadis itu ngambek dan tidak mau berada di dekatnya, bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   85. Lima Langkah

    “Kalau bukan karena wisuda, kayaknya gue bakal extend di Bali lebih lama,” sungut Julie ketika mereka semua pada akhirnya kembali menjejakkan kaki dan menghirup udara di kota asalnya. Usai sudah liburan menyenangkan mereka, saatnya kembali pada realita. Padahal baru saja sampai, tapi sepertinya Julie sudah rindu Bali yang beberapa hari belakangan dia jelajahi. Dia merasa perlu lebih banyak waktu di masa depan untuk mengitari destinasi lain yang ingin dia eksplorasi selanjutnya. Kalau dalam liburan kali ini dia lebih banyak ke daerah pantai, mungkin selanjutnya Julie akan menargetkan daerah dingin sebagai destinasinya.Rombongan mereka berpisah di Denpasar siang tadi. Nathan dan Kevin masih ada pekerjaan disana, sementara Vivianne memutuskan untuk menemani kekasihnya di Ubud untuk sementara waktu. Jadilah hanya Dinara, Sandi, Julie, Kiran, Kanaya dan Cakra saja yang kembali ke ibukota. “Dihh, terus mau kemana lo? Sama siapa? Emangnya Vivi mau quality time bareng James disisipin silum

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15

Bab terbaru

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   125. D'DAY

    Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari dan seterusnya sampai tak terasa bahwa waktu berjalan terlalu cepat. Ini tepat dua tahun setelah malam dimana Dinara dan Sandi digoda untuk membicarakan pernikahan oleh kedua pihak keluarga. Tidak langsung mengiyakan. Malam itu mungkin titik balik hubungan keduanya. Alih-alih menerima usulan duo mami untuk langsung menikah, baik Sandi maupun Dinara sepakat mengundurnya. Sandi benar-benar menepati janjinya untuk menunggu Dinara. Gadis itu ingin menikah setelah mereka berdua cukup settle. Baginya, terlalu dini untuk berpuas diri pada keadaan. Apalagi saat itu keduanya masih dalam misi untuk bisa naik jabatan. Sampai akhirnya, tiga bulan lalu Sandi memantapkan diri melamar Dinara. Alhasil, hari ini keduanya berjalan di altar dan mengucap janji sehidup semati. Hari dimana rasanya tidak akan pernah siap dia jalani. Pada kenyataannya, hari itu terjadi juga. Dua tahun belakangan bukan waktu yang mudah. Setelah beragam drama dan

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   124. Deep Talk with Camer

    Sore ini Sandi sudah mewanti-wanti Dinara untuk pulang bersama. Rencananya hari ini Sandi mau pulang ke rumah keluarganya, sekalian mengantar Dinara. Tidak lupa bahwa mereka tetangga, kan? Sandi menyetir dengan satu tangan, tak lupa satunya lagi dia gunakan untuk sesekali menggenggam jemari Dinara. Sandi Bucin Arsena selalu punya tingkah menggemaskan yang kadang membuat Dinara jadi geleng- geleng kepala.Netra si cantik akhirnya tertuju pada gantungan polaroid yang dipasang Sandi tempo hari. Menampakkan foto lawas mereka saat liburan dulu.“Eh, kamu masih ada foto ini? Ya ampun, padahal nggak lebih dari dua tahun, tapi kok kita kelihatan muda banget ya?” Sandi tersenyum tipis, akhirnya Dinara notice keberadaan selfie mereka waktu liburan di Nusa Penida dulu. “Waktu itu soalnya belum terlalu mikirin kerjaan,” respon santai Sandi ternyata langsung dicegat oleh Dinara. Keningnya berkerut, “ah enggak juga. Waktu itu aku kan juga udah kerja,” ucapnya. Sandi tersenyum tipis, “ya tapi w

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   123. Makan Siang Mencekam

    Ketidaktenangan Sandi berlanjut. Setelah pesan menyebalkan pagi itu, Sandi harus kembali menahan kecemburuannya saat menemukan Dinara tertawa lepas di cafe depan kantor barunya bersama dengan Valdi. Yap, Valdi yang itu! Valdi rekan kerja Dinara di kantor lama Dinara yang sempat membuat Sandi agak insecure karena lelaki itu kelihatan punya perangai yang mirip dengan Dinara. Sebagai sama-sama lelaki, Sandi pun menyadari bahwa Valdi punya intensi khusus pada Dinara. Apa lagi kalau bukan naksir?Kok bisa-bisanya mereka bertemu lagi disin? Bukankah jarak antara kantor lama dan kantor Dinara yang sekarang cukup jauh, ya?Sandi yang berniat mengajak Dinara untuk makan siang bersama pun mengurungkan niatnya sebentar. Dia menjaga jarak dan mengamati keduanya dari posisi agak jauh. Meskipun sebenarnya hatinya ketar-ketir mendapati pemandangan itu. Dibanding teman-teman lelaki Dinara yang lain, Sandi paling tidak suka pada Valdi. Pasalnya, radar Sandi menangkap bahwa Valdi ini juga golongan le

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   122. Astaga, Kamu Ini Berdosa Banget!

    Sandi mengerutkan kening sejak subuh tadi. Tangan kanannya masih sibuk mengutak-atik ponsel milik Dinara yang menyala. Sejak pertama kali mereka berpacaran dua tahun lalu, ini mungkin kali pertama Sandi nekat mengusik privasi gadisnya itu. Dia melirik Dinara yang masih terlelap disampingnya, memastikan bahwa gadis itu masih berada di alam kapuk. Kalau sampai Dinara tahu dia melakukan ini, entah pasal saling percaya mana lagi yang akan Dinara gaungkan.Lelaki itu menahan gemeretak di gigi, sorot matanya yang sebenarnya kurang tidur ini terlihat jelas. Awalnya dia baik-baik saja sampai ketika dia menyadari bahwa ponsel Dinara terus saja menyala dan mendentingkan nada pertanda pesan masuk. Sandi yang gemas akan hal itu pada akhirnya berusaha untuk mengaktifkan mode hening. Alangkah terkejutnya dia saat menemukan beragam notifikasi dari nomor yang tak dikenal serta nama-nama asing di akun instagram Dinara. Maka itulah yang mengawali aktivitas stalking Sandi. Menjudge pria-pria yang meng

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   121. Cuddly

    “Apa kabar Dinara?” Satu kalimat pendek yang Alana layangkan pertengahan januari lalu membuka kembali komunikasi antar mantan rekan kerja itu. Alana tak mau banyak basa-basi dan langsung menawarkan pekerjaan meskipun dia tahu Dinara masih dalam masa menyelesaikan studinya. Alana cukup tahu kapasitas kerja Dinara Jeandra. Dia mengenal Dinara sejak gadis itu masih magang di perusahaan lama. Apa yang dia tawarkan saat itu juga merupakan sesuatu yang fleksibel yang untungnya disanggupi oleh Dinara sendiri. Meskipun pada awalnya wanita muda itu agak meragukan dirinya sendiri. Bisa dibilang, Alana pada akhirnya dengan percaya memberikan posisi tetap pada Dinara. Syukur juga Dinara berkesempatan lulus lebih awal sehingga dia bisa kembali ke Indonesia lebih dulu. Dan disinilah dia sekarang. Tanah kelahirannya yang amat dia rindukan. Berdiri dengan anggun memperkenalkan diri sebagai junior manager salah satu cabang perusahaan milik keluarga Alana. Pertemuannya dengan Sandi disini pun sebe

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   120. It's Me

    “Kalau bukan karena Kak Alana, gue nggak bakal bela-belain dateng, sih!” Arkasa tertawa kecil menyambut kedatangan sepupu kesayangannya yang berjalan kearahnya dengan wajah setengah cemberut. Tapi siapapun tahu bahwa raut itu jelas dibuat-buat karena beberapa detik kemudian si pelaku justru menjabat tangan Arkasa dengan santai dan menampilkan senyuman lebarnya. Wajahnya jadi agak lucu, kontras dengan setelan desainer serta sisiran rambutnya yang ditata rapi. Lelaki itu kemudian lanjut bersalaman dengan pemilik utama perhelatan, Alana Diandra Yasmin. “Katanya lo maraton kesini setelah dari acaranya Damian, ya?” tanya Alana memastikan info yang dia dapat dari asistennya.Sang suami lebih dulu menambahi, “Udah makin sering gantiin Om Seno di event-event gede! Tinggal nunggu peresmian aja sih kalau gini,” godanya.Sandi Arsena memasang wajah malas, pun menggeleng sebagai tanggapan lanjutan. Memang setelah hampir setahun mengabdi di anak perusahaan, akhirnya secara resmi Sandi diperkena

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   119. Piggyback

    Memang benar bahwa waktu adalah hal paling berharga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya baru sebentar berkunjung ke museum, foto-foto di beberapa bagian town square, belanja ke toko buku dan lanjut mengisi perut di restoran terdekat. Namun sekarang ini langit gelap telah menyapa dua insan berbeda gender yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan malam Cambridge. Jangan tanya kenapa destinasi wisata keduanya jadi terlihat akademis begitu. Mau bagaimana lagi? Tempat semacam itulah yang dimiliki oleh salah satu wilayah institusi pendidikan ini. Dinara paling malas kalau harus berkendara jauh, sementara Sandi juga tidak terlalu mengenal banyak tempat disana. Maka dari itu keduanya memilih untuk berwisata sesuai panduan di internet, mendatangi tempat-tempat sekitar mereka yang jadi pilihan turis. Dinara sempat membeli beberapa buku dan sangat menikmati kunjungannya. Sementara Sandi sih sebenarnya sama sekali tidak masalah mau kemanapun, poin pentingnya adalah dia harus menghabiskan wak

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   118. Rencana

    Terbangun dari mimpi indahnya yang seakan hanya berlangsung dua detik. Dinara mendapati dirinya telah berada dalam kamar asrama—masih dengan pakaian semalam karena gadis itu ternyata justru ketiduran. Melirik jam di meja, masih ada waktu sekitar dua jam sebelum dia harus ke kampus untuk mengumpulkan hardcopy tugas. Semuanya sudah siap, Dinara tinggal mandi dan siap-siap sedikit lalu berjalan menuju kampus yang hanya sekitar lima menit dari asrama. Pandangannya kini tertuju pada langit-langit kamar, memandang kosong atau bahkan lebih tepatnya memutar kembali memori semalam yang masih berbekas. Kali pertama dia melangkah lebih jauh dengan Sandi—maksudnya ya belum sampai dijebol tapi sepertinya ini sudah sangat intim baginya.Dinara masih ingat pandangan kelam dan bibir bengkak Sandi dihadapannya, begitu juga selatannya yang jelas terasa mengganjal. Cahaya remang-remang dan bahkan mereka hanya berdua dini hari kemarin. Meskipun Sandi berhasil menyentuh kulitnya lebih banyak, tetap saja

  • Halo, Kisah Lama Belum Kelar!   117. Rayuan Dini Hari

    Pada akhirnya, dua insan yang sempat terpisah jarak dan waktu itu hanya bisa duduk dalam diam. Dinara yang masih berusaha menenangkan lidahnya yang terbakar serta Sandi yang merasa terlalu meluap-luap hingga berprasangka buruk begitu saja. Canggung? Tentu. Setelah semua yang terjadi, bagaimana bisa Sandi bersikap seolah tak terjadi apa-apa? Itu yang mendasari pada akhirnya kata maaf meluncur beberapa kali. Meskipun sebenarnya Dinara masih sedikit gondok menghadapinya.“Besok kamu ada kelas jam berapa?” tanya Sandi pada akhirnya.Dinara meliriknya sebentar, “sekitar pukul sebelas, hanya submit tugas,” jawabnya. Sandi mengangguk paham, “aku disini seminggu kedepan. Kapan ada waktu luang? Temenin jalan-jalan, bisa?” tanya Sandi lagi.“Kemana?” Dinara mau, tapi sejujurnya dia tidak terlalu tahu banyak tempat disini. Seperti yang sudah dia jelaskan sebelumnya, Dinara bahkan sama sekali belum sempat jalan-jalan. “Kemana aja. Kamu nggak akan nyasar, kok!” ucap Sandi seolah menjawab kekh

DMCA.com Protection Status