Rubby mengetuk pintu yang juga belum dibuka oleh pemilik flat nya, padahal sudah jam tujuh tapi apa mungkin betty belum pulang dari perpustakaan ya? Pikir Rubby, dia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon Betty.
"Bett, kamu dimana?" Tanya Rubby langsung, jujur dia sedikit panik, masalahnya Betty pernah bercerita kalau dia pernah melihat mayat disekitar gang yang menuju flat mereka.
________
"Syukurlah, aku didepan pintu flat mu tapi kau tidak ada," kata Rubby menjelaskan.
________
"Tidak ada, hanya aku merindukanmu." Rubby tertawa sendiri sedangkan Betty disana mendengus.
"Baiklah, besok pagi sebelum kau pergi kerja aku akan mampir untuk melepaskan rindu ya my Beib." Tawa Rubby pecah saat Betty lagi-lagi menarik napas kesal.
Rubby berbalik menuju flat nya yang kebetulan bersebelahan dengan flat milik Betty.
Rubby bertemu dengan Betty saat dia baru-baru pindah ke flat nya, tapi bukan kenal karena bertetangga melainkan karena Betty menolongnya saat Rubby terkilir akibat jatuh memakai high heels didepan perpustakaan yang menjadi tempat kerja Betty, dari sana hubungan mereka semakin dekat ditambah mereka bertetangga, sehingga Rubby menjadi nyaman dan tidak sungkan dengan Betty.Betty paling mengerti sifat dirinya yang sangat menyebalkan itu, dengan adanya betty dia bisa merasakan memiliki keluarga. "Oh Betty betapa ku cinta padamu," kata Rubby nyaring dan dia terkekeh sendiri dengan kegilaannya.
Setelah berada didalam flat nya Rubby bingung akan kemana, hari ini dia memang libur bekerja jadi dia memutuskan untuk tidur seharian sedari pulang dari salon, niat ingin bertemu Betty malah wanita itu lembur diperpustakaan.
Rubby mengambil mantelnya yang berwarna coklat, memakai boat shoes nya dan siap pergi keluar membeli makanan yang murah untuk isi perutnya. Sambil bersenandung Rubby berjalan menatap langit dan juga sekelilingnya, tiba-tiba tangannya ditarik jauh dari trotoar yang dia lewati. Rubby mencoba berteriak tapi mulutnya sudah disumpal oleh sapu tangan yang diberi bius hingga dia tidak sadarkan diri.
Rubby tidak tahu apa yang telah terjasi padanya saat dia membuka mata dia hanya melihat lampu berwarna kuning dia mengerjapkan mata dan langsung duduk, dia berada didalam mobil?? Tanya Rubby pada dirinya sendiri.
"Ehm," suara seseorang membuatnya tersadar akan seorang pria yang berada di bangku depan mobil mewah ini.
"Kenapa aku disini?" Tanya Rubby meneliti pakaiannya yang ternyata masih lengkap dan wajah pria itu berdecih melihat gelagat Rubby.
"Kamu siapa?" Tanya Rubby lagi tidak takut sama sekali.
"Lain kali berjalanlah dikeramaian, kau bisa turun dari mobilku jika sudah selesai meneliti bentuk baju dan tubuhmu." Rubby melotot tak percaya, pria yang luar biasa gagah dan tampan ini berbicara seakan dia tidak penting, tapi kenapa hati Rubby bergetar mendengar suara berat pria itu.
"Hei nona apa sudah selesai?" Rubby yang dipanggil hanya tersenyum salah tingkah, dia mengerti sekarang mungkin pria ini sudah menyelamatkannya.
"Tunggu apa kau menyelamatkanku?"
"Menurutmu, apa ada penculik atau pencopet yang membiarkan targetnya pergi dan juga melihat wajahnya?"
Rubby tersenyum lagi dan kali ini lebih lebar dari tadi membuat pria penolongnya itu muak."Keluarlah, aku ada urusan." Rubby yang masih betah lama-lama melihat pria tampan harus muram karena diusir oleh pemilik wajah itu padahal dia cantik juga seksi, tapi kenapa pria ini tidak mengantarkannya pulang? Atau setidaknya mengajaknya berkenalan? Rubby merasa direndahkan saat ini.
"Apa kau tidak ingin mengantarkanku pulang? Bagaimana jika mereka tadi datang lagi?" Rubby masih berusaha tapi tetap gagal.
"Turun," suara rendah dan dingin itu membuat Rubby takut tapi dia tidak menghiraukannya dia masih memberikan senyumnya dan mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih, padahal aku tidak punya uang jika pun mereka ingin mencopetku."
"Tu_run. Jangan buat aku menyesal menolongmu." Pria itu masih berbicara tanpa melihatnya, Rubby keluar dari dalam mobil pria itu dengan gemas, mobil hitam metalik itu langsung pergi dua detik dari Rubby menginjakkan kakinya ke aspal lagi dengan kecepatan tinggi.
"Ganteng-ganteng kok jahat sih, aduh dinginnya," ujar Rubby dan teringat kemana mantel yang dia pakai tadi. Dia memukul kepalanya sendiri, sudah jelas tadi mantelnya dijadikan bantal oleh pria itu untuknya.
Perut lapar dan kedinginan, lengkap sudah penderitaan Rubby.Dengan pasrah Rubby kembali ke Flat nya setelah membeli sebuah king burger untuk dijadikannya pengganjal perutnya.Rubby masih memikirkan wajah pria yang menolongnya tadi dan dia tersenyum sendiri, dia menatap langit dan berbicara sendiri.
"Oh bintang, jika aku bertemu dengannya lagi pada malam hari aku akan mengejar pria itu, oke?" Rubby mengedipkan sebelah matanya lalu masuk kedalam bangunan flat nya dengan menggigil karena sangat kedinginan.
"Dingin-dingin enaknya diangetin ih," gerutu Rubby lagi pada dirinya, merasa malang karena dia sudah menjadi wanita jomblo dua tahun ini.
Bersambung...
🌼 Hai... Nadra minta reviewnya boleh ya...
Rubby bernyanyi dengan suara nya yang khas, sedikit menggoyangkan badannya mengikuti irama dari musik DJ teman sekerjanya Evan. Sesekali Rubby melirik Evan dan memberikan senyuman kepada pria itu yang juga tersenyum."Oh I need some just real Freinds,......."Rubby yang asik bernyanyi itu tanpa sengaja melihat seseorang yang dia kenal."Betty," gumamnya dalam hati tapi dia tidak percaya dengan penglihatannya itu. Tapi wanita itu tadi benar-benar mirip Betty dengan kaca mata tebal yang bertengger di hidung wanita berambut blonde sama sepertinya.Setelah selesai gilirannya bernyanyi Rubby turun dari panggung dan digantikan temannya yang lain, mereka memang bergantian untuk meramaikan suasana di Bar itu.Rubby mencari tempat duduk disisi sebelah kanan panggung, rok yang hanya sebatas
Rubby ditaksi masih memikirkan pria yang menolongnya itu, dia tersenyum saat pria itu menatapnya tajam."Kelu_ar," kata pria itu tadi kepadanya, membuat Rubby mengatakan hal konyol lainnya."Anda sangat suka menyuruh saya keluar tuan, apa anda takut jatuh cinta pada saya," Rubby terkekeh sendiri karena tingkahnya tadi dia besok harus bertanya kepada Andreas siapa pria yang membuatnya menjadi sedikit gila ini.Rubby turun didepan gang menuju bangunan Flat nya, saat dia hampir sampai Rubby ditarik-tarik seakan pria dengan topi hitam itu ingin mengambil tasnya. Tas Rubby pun terlepas dan pria itu berlari dan tentu saja Rubby ikut mengejarnya masih menggunakan heels delapan centi nya.Karena merasa tidak akan mampu mengimbangi pria dengan topi hitam itu Rubby mengambil asal kayu balok yang teronggok didekeatnya lalu melemparkan kayu itu dengan kuat, pria itu terjatuh akibat kayu yang mengenai kepalanya kuat.
Seorang pria dengan kemeja putih dan jas hitam yang terbuka berjalan buru-buru masuk kedalam mobil diikuti anak buahnya yang berjumlah enam orang, dia masuk kedalam mobilnya sendiri dan diikuti dari belakang 'Kenan Rexton' bos dari Rexton company serta beberapa Bar,diskotik,dan Club itu menjalankan mobil Force nya dengan kecepatan penuh bagai tidak ada yang bisa menghalanginya.Dia sampai di salah satu tempat usahanya, berjalan dengan aura mematikan hingga beberapa mata yang memandangnya pun tidak berani menatapnya.Anak buah yang mengikutinya dibelakang memegang dua koper petak berwarna silver mengikuti langkah Kenan menuju ruangannya.Pintu otomatis itu terbuka dan Kenan masuk sambil membuka kaca mata hitamnya, tatapannya lurus menatap sosok tegap duduk menunggunya seorang diri. Senyuman sedikit menghiasi kedua wajah tampan yang saling bertatapan itu.
Rubby didalam toilet sibuk menambahkan lipstik nude nya, melihat tampilan dirinya didepan cermin toilet dan dia tersenyum puas, crop top yang dia gunakan sangat pas dengan tubuhnya juga rok hitam yang dia kenakan. Saat Rubby keluar dari toilet dia begitu terkejut melihat Andreas disana menunggunya."Oh my god, what are doing here?" Aksen british itu terlihat jelas dipengucapan Rubby."Ikuti aku sekarang Rubby !" Rubby mengikuti Andreas lagi keruangannya seperti semalam dia dipanggil keruangan itu tapi sepertinya kali ini Andreas marah kepadanya. Wajar saja jika bos nya itu marah, apalagi dengan kelakuannya semalam."Rubby apa kau tahu siapa pria yang kau goda semalam dengan ucapan konyolmu?"Rubby menaikkan bahunya dengan wajah cuek."Tidak. Aku hanya tahu dia pria tidak sopan yang menurunkan ku begitu saja dari mobilnya padahal sebelumnya dia menolongku. Dan kau tahu Andreas aku sepertinya menggilainya,
Aku menggedor pintu Flat Betty sahabatku itu dengan tak sabaran, masalahnya aku harus secepatnya berbicara dengan Betty bukan berbicara lebih tepatnya curhat. Tak berapa lama wanita dengan kaca mata tebal itu pun membuka pintu untuk diriku .Ada apa dengan wajahmu? tanya ku dan masuk begitu saja ke dalam flat Betty.Aku pikir kau kakakku. Betty dengan cepat mengunci pintu flatnya dan menyusul ku yang sudah membongkar dapurnya untuk mencari makanan."Kakakmu menghubungimu lagi?" Tanya ku sambil mencari makanan.Jadi, kenapa kau di sini? Kau tidak bekerja? tanya Betty bersandar pada pintu kulkas, dan sepertinya Betty mengalihkan pembicaraan kami.Aku melirik jam sebentar, Sebentar lagi aku berangkat. lalu aku berjalan mendekat dan meraih bahu Betty, Tapi kali ini kau harus mendengarkanku dulu.Apa? tanya Betty tidak antusias.Ikut aku dan pasang telingamu
"Kumohon jika ak_u mati lunasi hutangku de_ngan sa_habat_ku Betty. Dia be_kerja di perpu_stakaan Cur_zon str_eet." Dan setelah mengatakan itu dengan susah payah aku merasakan gelap menyelimuti pemandanganku, dingin menjelajar ditubuhku membuatku merasa nyaman dengan kegelapan ini.****Kenan yang sangat terkejut tidak dapat mencerna dengan baik perkataan Rubby, dia menatap gelisah wanita yang membuatnya pusing belakangan ini dan bodohnya lagi dia terpengaruh dengan tingkah absurd wanita ini."Chris, cepat telpon Dr.Margareth." Kenan mengangkat tubuh Rubby sendiri masuk kedalam mobilnya dan supirnya menjalankan mobil itu dengan kecepatan luar biasa hingga tiba di The Royal London Hospital.Darah dari bahu sebelah kiri Rubby sudah membasahi hampir separuh kemeja putih gading yang Kenan kenakan, dia ikut mendorong brankar Rubby menuju UGD. Rubby langsung dibawa masuk ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan secepatnya, kenan sang
Kenan mengisi pistolnya dengan jumlah peluru yang tidak banyak, kedua pistolnya itu dimasukkan kedalam jaket kulitnya yang berwarna hitam.Diatas Mansionnya sudah siap helikopter yang akan membawa dirinya untuk ke bandara, akan ada transaksi yang harus dia lakukan bersama rekan bisnisnya yang berasal dari Rusia. "Chris apa Marthin sudah mendapatkan balasan yang setimpal?" Tanya Kenan saat dia baru akan masuk kedalam helikopter."Sudah Mr.Rexton gudang penyimpanan terbesar perusahaannya sudah kami ledakan dan anaknya yang bernama Jack sedang berada didalam gudang sehingga dia harus dirawat dirumah sakit dengan keadaan yang mengenaskan.""Bagus, dia harus tau siapa yang ingin dia ajak bermain. Pantau semuanya dengan teliti selama aku pergi jangan ada yang kau lewatkan untuk memberitahukanku.""Baiklah, apa itu termasuk urusan nona itu?" Kenan lama menatap Chris, ingatannya akan Rubby tadi membuatnya yakin harus b
Sekitar enam mobil berwarna hitam membelah jalanan Britania Raya malam itu, Kenan menghembuskan asap rokoknya dan meregangkan otot lehernya dia sedikit pemanasan sebelum membuat remuk seluruh otak Marthin, bajingan yang ingin membuatnya murka.Rem mobil menandakan kalau dia sudah sampai dihalaman Rumah besar milik Marthin, anak buah pria itu keluar dari tempat-tempatnya dan siap menembak dia dan anak buahnya, Kenan keluar dari dalam mobilnya dengan tatapan tajam yang menyalang."Katakan kepada Marthin kalau aku disini, dan suruh dia menghadapi ku," ucapan Kenan langsung ditanggapi anak buah Marthin dengan berlari masuk kedalam rumah.Tak begitu lama pria berperut buncit itu keluar dengan wajah murka . Tanpa aba-aba Kenan menembak tepat dijantung Marthin dari jarak lebih kurang sepuluh meter, napas pria itu tercekat dan dia sekarat anak buahnya yang ingin menembak Kenan terpaksa berhenti karena Chris sudah keluar dengan istri Marthin.Gaya po
Saat Kenan dan Rubby tiba di tempat rekan mereka yang lain, keadaan sudah sepi. Banyak tubuh tergeletak tak berdaya dengan mengenaskan bahkan ada beberapa yang masih sekarat menanti ajal.Tapi tidak terlihat dimana Keyond dan yang lainnya.Mereka terus berjalan sampai sebuah tawa membuat mereka menuju asal suara itu. Kenan dan Rubby terus awas dengan keadaan sekitar mereka.Ipad yang Rubby jaga mati-matian tergantung dibalik jaket kulitnya menggunakan rantai yang dibuatkan Kenan dimalam sebelum mereka berangkat.Kenan mengintip dari samping pintu yang terbuka disana mereka melihat Salvator sedang duduk dan tertawa seolah mengejek.Kenan dan Rubby keluar dari tempat mereka karena menyadari kalau Salvator sudah mereka dapatkan."Oh hai...Haslyn dan Mr.Rexton aku tahu kalian pasti terlambat karena mengurus Arlan," katanya lalu tertawa. "Gunakan waktu mu Haslyn, jangan seperti si Rexton yang malang karena harus membunuh adiknya sendiri." Iblis itu benar-benar tertawa meski sudah dipastika
Kenan masih memaksa Rubby untuk melakukan malam panas dengannya seperti hal yang sering mereka lakukan dulu. Tapi Rubby benar-benar keras kepala dengan tidak mau Kenan menyentuhnya.Kenan kesal dan ingin terus memaksa tapi dia tahu Rubby sedang hamil.Kenan mendudukkan Rubby di atas pangkuannya, menyentuh lembut pipi Rubby dan menatap mata wanita itu dalam."Aku benar-benar menginginkan mu terus berada di sisiku By. Jangan pergi, aku berjanji akan membuat semua lebih baik dan tidak akan ada yang berani menyentuh kalian berdua." Rubby tersenyum tulus, dia mengecup telapak tangan Kenan yang menyentuh pipinya."Aku minta maaf Ken, maaf karena aku meragukan mu." Kenan tersenyum lembut, menyatukan keningnya dan Rubby."Jadi apa jenis kelamin anak kita ? kau sudah periksa pagi tadi bukan ?""Kau tahu ?" tanya Rubby dan Kenan mengangguk membuat Rubby gemas."Kita memiliki anak kembar Ken," ujarnya. Kenan sangat bahagia mendengar hal itu, dia mencium bibir Rubby. "Mereka berdua akan secantik
Tiga hari Rubby menghilang dari jangkauan Kenan. Rubby sengaja mematikan akses Kenan menghubunginya begitu juga dengan Ron. Tidak boleh ada yang mengetahui apapun saat ini tentang Rubby, dan awalnya Kenan mengira Rubby tak ingin di ganggu karena dia sedang fokus dengan kesembuhan Arlan.Tapi nyatanya nihil saat Chris mengatakan mendengar tentang pernikahan yang sedang direncanakan Ron untuk Rubby dan Eldier.Sebelumnya Eldier diselamatkan oleh Rick teman Kenan yang membantunya karena sebelum mereka tiba di Kuril semua keluarga Eldier di bunuh oleh Demitry karena Eldier melindungi Rubby dan memberi tahu kepada Kenan apa rencana Demitry.Kenan meminta Rick menolong Eldier dan membawanya ke markas Kenan lalu Ron menjemput Eldier.Kenan sangat menyesali keputusannya menyelamatkan Eldier, dan apa tadi kata Chris. Ron menyiapkan pesta pernikahan Rubby dengan Eldier.Sial ! Rubby benar-benar sialan. Wanita itu memperlalukan dirinya sesuka hati tanpa berpikir tentang dirinya."Hubungi Ron den
Saat Kenan dan Rubby tiba di tempat rekan mereka yang lain, keadaan sudah sepi. Banyak tubuh tergeletak tak berdaya dengan mengenaskan bahkan ada beberapa yang masih sekarat menanti ajal.Tapi tidak terlihat dimana Keyond dan yang lainnya.Mereka terus berjalan sampai sebuah tawa membuat mereka menuju asal suara itu. Kenan dan Rubby terus awas dengan keadaan sekitar mereka.Ipad yang Rubby jaga mati-matian tergantung dibalik jaket kulitnya menggunakan rantai yang dibuatkan Kenan dimalam sebelum mereka berangkat.Kenan mengintip dari samping pintu yang terbuka disana mereka melihat Salvator sedang duduk dan tertawa seolah mengejek.Kenan dan Rubby keluar dari tempat mereka karena menyadari kalau Salvator sudah mereka dapatkan."Oh hai...Haslyn dan Mr.Rexton aku tahu kalian pasti terlambat karena mengurus Arlan," katanya lalu tertawa. "Gunakan waktu mu Haslyn, jangan seperti si Rexton yang malang karena harus membunuh adiknya sendiri." Iblis itu benar-benar tertawa meski sudah dipastika
"Rubby aku menemukan seorang pria dan aku yakin ini Arlan Ozier." suara Keyond membuat Rubby berhenti dari pekerjaannya.Kenan yang sudah melepaskan jaket kulitnya karena basah ikut terdiam di belakang Rubby. Satu ledakan juga mengejutkan mereka."Aku akan ke posisi mu Key." Kenan memberi jawaban."Bergegaslah, aku harus menyelamatkan Veila.""Ken," kata Rubby."Jangan pikirkan apapun, lekas selesaikan ini lalu kita kesana memastikannya." Rubby membalik tubuhnya dengan cepat menyalin data ke Ipad lalu menentukan titik kordinat kemana kapal itu akan dijalankan sesuai rencana mereka semua.****Kenan meminta Rubby berlari pelan didepannya sementara dia yang menjaga dibelakang. Keadaan tempat itu sangat kacau, gedung pertama sudah hangus terbakar dan kobaran api itu lah yang membuat Rubby mundur."Rubby," panggil Kenan."A-aku...""Pegang tanganku dan tutup matamu, hanya tetap berjalan kau paham ?" Rubby mengangguk melakukan hal yang diminta Kenan."Ken aku meninggalkannya di pintu bagia
Sore itu pun tiba, dimana mereka semua sudah siap dan pergi dengan tidak mencolok.Kenan sudah menghubungi orang-orangnya untuk bersiap menyerang dermaga itu.Rubby memilih menggunakan celana berbahan training agar mudah untuk dia bergerak, serta tank top hitam di lapisi dengan jaket kulit pemberian Kenan. Didalam jaket itu sudah ada beberapa senjata yang akan dia bawa, dan yang paling dia sukai adalah senjata pemberian Kenan.Kenan sendiri sudah siap dengan pistol dan senjata laras panjang yang dia gantungkan menyelimpang di dalam jaketnya. Ada beberapa bom dalam saku dalam jaket.Earpiece mereka sudah terpasang sesuai dengan koneksi radio yang dibuat Rubby. Kenan juga memberikan alat itu kepada empat kepala anggota yang dia perintahkan agar mudah berkomunikasi.Dengan mengikat tinggi rambutnya lalu mengalungkan rantai yang dibuatkan Kenan untuk mengikat Ipad-nya Rubby benar-benar siap, begitu juga yang lainnya yang sudah membekali diri mereka dengan senjata dan alat-alat yang mereka
Sosok pria dengan penuh ambisi berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Di kiri dan kanan terdapat dua pria sebagai pengawal yang selalu menemaninya.Pria itu tersenyum saat melihat salah satu orang kepercayaannya mendekat dari arah yang berlawanan."Sir, Haslyn sudah berada di pulau ini." Lapor pria tersebut dan senyuman tipis tercipta di wajah si pria tua."Aku tahu gadis pintar itu tidak akan membuang kesempatan untuk mengejar ku," ucap Salvator kepada Demitry yang hanya memasang wajah datar.Mereka lalu berjalan menuju sebuah ruangan. Pintu ruangan itu terbuka setelah Salvator tiba didepan pintu.Beberapa orang dengan setelan berwarna putih tampak terdiam saat Salvator datang."Bagaimana ? Apa kalian sudah melakukan tugas kalian dengan benar ?""Sir maaf tapi sepertinya Mr.Ozier tidak sembarangan mengunci semua data yang dia punya termasuk sistem pengendali kapal selam itu." Salah seorang ilmuwan yang membantu Salvator berbicara.Salvator berdecak lalu berjalan mendekati Arlan Oz
Hari sudah gelap saat Kenan kembali, dia memang tadi tidak langsung kembali ke tempat mereka menginap. Dia pergi menemui beberapa orang yang ingin dia minta bantuan. Kenan yang memiliki jaringan luas tentu sangat tahu kepada siapa dia bisa mempercayakan keselamatan Rubby.Katakan Kenan egois karena dia hanya mementingkan Rubby, dia sudah menyusun rencana jika ada hal buruk terjadi kode yang dia berikan akan membawa Rubby dari dermaga itu secara paksa. Dan Kenan tentu tidak akan memberitahukan hal ini kepada Rubby.Dengan negosiasi yang alot akhirnya semua yang dia inginkan disetujui oleh rekannya. Kenan pun kembali menuju rumah tempat dimana mereka menginap.***Rubby mencebik melihat Kenan datang sudah gelap. Entah kenapa dia merasa Kenan habis bersenang-senang dengan wanita lain di luar, tapi saat Kenan mendekat pikiran Rubby tadi hilang.Konyol, pikirnya. Kenan bukanlah tipe pria yang suka genit dengan wanita. Usahanya saja sangat luar biasa dulu untuk menjerat Mr.Rexton ini."Hei k
Veila dan Keyond sepertinya sudah sampai, Rubby mendengar suara mobil lalu membuka cctv untuk memastikan.Dan benar itu Keyond dan Veila.Rubby mengutak atik lagi komputernya lalu menggeser sedikit kursi untuk menjangkau laptop yang sedikit jauh darinya.Sinyal mereka sudah semakin kuat saat Rubby mengeceknya.Rubby men-setting rancangannya agar bisa segera berfungsi. Dan melihat apakah Salvator sangat ingin tahu apa yang akan mereka bicarakan.Rubby menepuk tangannya tepat saat Keyond dan Veila menemuinya."Ada apa ?" kata Veila dan Rubby mulai akan menjelaskan lagi."Radio untuk alat komunikasi kita sudah terpasang, jika nanti aku akan mengganti frekuensinya aku akan katakan kepada kalian. Tapi untuk saat ini kita memakai frekuensi ini." Rubby menul