Rubby didalam toilet sibuk menambahkan lipstik nude nya, melihat tampilan dirinya didepan cermin toilet dan dia tersenyum puas, crop top yang dia gunakan sangat pas dengan tubuhnya juga rok hitam yang dia kenakan. Saat Rubby keluar dari toilet dia begitu terkejut melihat Andreas disana menunggunya.
"Oh my god, what are doing here?" Aksen british itu terlihat jelas dipengucapan Rubby."Ikuti aku sekarang Rubby !" Rubby mengikuti Andreas lagi keruangannya seperti semalam dia dipanggil keruangan itu tapi sepertinya kali ini Andreas marah kepadanya. Wajar saja jika bos nya itu marah, apalagi dengan kelakuannya semalam.
"Rubby apa kau tahu siapa pria yang kau goda semalam dengan ucapan konyolmu?"
Rubby menaikkan bahunya dengan wajah cuek."Tidak. Aku hanya tahu dia pria tidak sopan yang menurunkan ku begitu saja dari mobilnya padahal sebelumnya dia menolongku. Dan kau tahu Andreas aku sepertinya menggilainya, apalagi setelah semalam dia melihatiku dari hujung rambut sampai ujung kaki ku, rasanya aku ingin mendesah saat itu juga." Rubby tersenyum dengan imajinasinya.
"Gadis gila. Dia adalah pemilik tempat ini dan juga dia itu bos besar." Mata Rubby membesar mendengarnya dia seperti terkejut, dan Andreas tersenyum karena mengira Rubby tersadar akan kebodohannya.
"Serius, waw kalau begitu target ku pas. " Andreas menepuk jidatnya kencang dan Rubby berhambur memeluknya.
"Rubby aku peringatkan kau untuk tidak macam-macam, dia berbahaya untuk dirimu Rubby dan dia tidak memiliki keinginan menikah."
Rubby diam tapi dia tersenyum sedetik kemudian."Kau tahu Andreas banyak pria diluar sana menungguku untuk menghancurkan ranjang mereka, tapi aku tidak berminat. Jadi kau tenang saja dan lihat kemampuanku."
"Aku hanya tidak ingin kau kecewa, jadi tolong dengarkan aku by." Rubby merengut mendengar panggilan itu.
"Sekali lagi kau memanggilku by, by, aku patahkan adik mu itu." Lirik Rubby kebenda pusaka Andreas.
Setelah percakapan panjang itu Rubby keluar untuk melanjutkan pekerjaannya dia bernyanyi seperti biasa membuat semua orang mengikuti irama musik dan suaranya.Setelah dua jam berlalu lagi-lagi Andreas mendekat kepanggung dan membisikkan sesuatu kepada Rubby."Serius dia menyuruhku untuk bernyanyi diruangan nya?" Andreas mengangguk dan Rubby bersemangat, tapi ternyata Rubby salah menduga, ruangan itu bukan hanya diisi oleh Kenan Rexton tapi juga tiga orang pria lagi yang sepertinya teman bisnis pria ini.
Rubby melangkah dan mengambil micropon yang ada didalam ruangan itu lalu musik diputar oleh Andreas sendiri. Disana ada empat orang wanita penghibur yang bermanja-manja dengan masing-masing pria seketika Rubby malah memberikan senyuman mematikannya membuat mau tidak mau Kenan mengangkat sebelah alisnya melihat senyuman itu."No matter what you feel, no matter you do I only want do bad things to you, so good....."
Rubby masih bernyanyi dan sesekali menanggapi senyuman nakal para pria menjijikkan yang ada disana, tapi sepertinya Kenan tidak terpengaruh akan tubuh menggiurkan Rubby. Dan Rubby seketika kesal saat salah satu pria mencoba memegang bokongnya, dia mencekram tangan pria itu lalu keluar begitu saja dari ruangan itu."Andreasss panggil wanita kurang ajar itu keruanganmu sekarang juga." Kenan membentak Andreas dengan tegas, dia benar-benar kesal dengan wanita bernama Rubby itu.
Rubby duduk diruangan Andreas setelah para penajaga Club menyeretnya masuk kedalam ruangan itu dengan paksa karena tadi Rubby ingin pergi dari sana.
Andreas diluar ruangan hanya bisa berdoa semoga dia dan Rubby diberikan ampunan oleh Mr.Rexton .Surai Rubby yang sudah sedikit berantakan membuat Kenan tersenyum sinis memandang wanita yang mencuri sedikit waktunya itu, mencuri waktu untuk sedikit mengingat ocehan dan juga perilakunya.
"Jadi kau tahu tugasmu disini?" Rubby menatap Kenan dengan tak gentar dia tersenyum semanis mungkin disaat hatinya terasa panas."Tau, tugasku adalah bernyanyi dengan baik di tempat milik anda ini."
"Lalu apa yang kau lakukan tadi?" Kenan berdiri mendekat kepada Rubby yang duduk disofa depannya.
"Aku melakukan pekerjaan ku dengan baik sebelum pria brengsek itu menyentuh ku kurang ajar."
Jawab Rubby sengit."Bukankah kau yang mengisyaratkan untuk melemparkan tubuhmu tadi?"
Rubby berdiri lalu menatap Kenan dan tersenyum genit dia mengalungkan kedua tangannya keleher Kenan membuat kenan tersengat dan ingin mengurung Rubby diranjang nya ."Aku ingin melemparkan tubuhku untukmu tuan Rexton, bukan dijamah oleh mereka." Lalu Rubby melepaskan tangannya dari tempatnya tadi, membuat Kenan kehilangan.
"Kau boleh pergi sekarang," kata Kenan membuat Rubby tak percaya.
"Jadi aku tidak dipecat bukan?" Tanya Rubby bersemangat.
"Hm," kata Kenan menjawab, tapi Rubby masih terdiam disana.
"Apa? Cepatlah keluar atau kau aku pecat ." Rubby menggeleng dan keluar dari sana, dia mendekat kearah Kenan sebelum pergi setelah mencium pipi kiri Kenan.
****
Malam pun semakin larut jam kerja Rubby pun sudah selesai, dia sangat lelah rasanya hingga tak menyadari kalau ada orang yang mengikuti taksi yang dia pakai untuk pulang ke flat nya.
Taksi tiba-tiba berhenti dan dua orang pria membuka pintu lalu menyeretnya keluar dari sana.Rubby dipaksa masuk kedalam sebuah mobil berwarna putih dia terkejut saat seorang pria mencoba menyingkap roknya dengan kedua tangannya dipegang oleh salah seorang pria yang menyeretnya.
"Ah......jangan, please jangan." Rubby meronta dan menendang angin didepannya saat pria itu membuka resletingnya."Kau tadi bernyanyi begitu erotis nona," kata pria itu dan Rubby tahu siapa pria bejat yang ingin memperkosanya ini.
Rubby berpikir bajunya sudah dikoyak oleh sebuah pisau membuat Rubby terkesiap lalu dia mendengar suara tembakan dua kali.Tangannya terlepas dan pria berotot tadi jatuh ke aspal yang legam itu. Keadaan pintu mobil yang terbuka membuat Rubby tahu kalau Kenan yang menembak pria tadi.
"Lepaskan dia Marthin, atau peluruku mempercepat kematianmu."Marthin menaikkan lagi resleting celananya dan Rubby duduk dengan menutup bagian tubuhnya dimobil itu, dia sangat malu saat ini."Kenapa kau menyelamatkan penyanyi murahan ini Mr.Rexton apa dia special bagimu?" Sudut bibir Kenan terangkat sedikit dan dia menembak salah satu anggota Marthin itu.
"Jangan banyak bicara Marthin, yang harus kau tahu jangan lagi mengganggunya atau aku melakukan hal yang tidak pernah kau bayangkan."
Hari itu juga Rubby sadar kalau pria dengan wajah tampan penyelamatnya itu adalah orang yang berbahaya, terlihat dari bebasnya dia menembak orang-orang dengan tanpa ragu.Seketika ingatan tentang ayah dan juga saudara lelakinya menghantui Rubby sebutir air mata itu jatuh begitu saja saat wajah mereka hadir dalam ingatan Rubby saat itu juga.Sebuah tangan yang cukup dingin menyentuh tangannya, Kenan melihat air mata dipipi Rubby dan hatinya meringis sakit karenanya. Dia menghapus air mata itu dan memberikan jas nya tanpa berbicara Rubby juga sama dia hanya menikmati setiap perlakuan Kenan terhadapnya. Kenan membawa Rubby ke salah satu Hotel didekat jalan Road Abey membuat Rubby berbicara.
"Apa kau mau meniduriku juga?"
Seketika Kenan menepikan mobil dan mengerem mobilnya dengan mendadak membuat Rubby terkejut, tapi yang lebih mengejutkannya lagi Kenan mencium bibirnya dalam dan menuntut. Satu tangan Kenan meraih tombol untuk menidurkan kursi Rubby, dia terus memperdalam ciumannya hingga membuat Rubby tidak bisa bernapas. Tahu akan hal itu ciuman Kenan beralih keleher jenjang Rubby mencicipi rasa dan wangi Rubby secara bersamaan, tanpa Kenan sadari hanya wangi dan rasa itu yang akan selalu dia ingat .Rubby mendesah saat Kenan menghisap lehernya memberikan tanda merah disana, baju Rubby yang tadinya terkoyak membuat Kenan melihat dengan jelas indah tubuh Rubby didalam jas nya yang sudah tidak berfungsi lagi.
"Bukankah kau akan melemparkan tubuhmu padaku?"
Rubby tidak bisa mencerna apa yang dikatakan kenan."Hilangkan mimpi itu dari otak mu nona, karena malam kita bersama tidak akan pernah terjadi kau begitu payah dalam berciuman dan aku yakin kau tidak bisa memuaskanku."
Semua yang dikatakan Kenan berbanding terbalik dengan apa yang diiginkannya saat itu. Rubby yang masih terkejut pun hanya bisa diam, dia melihat Kenan melajukan kembali mobilnya hingga sampai didepan flat nya."Apa yang kau katakan itu serius ? Apa aku tidak menarik?" Rubby menatap bodoh kedua kakinya dan dia turun dari mobil Kenan saat tidak mendapatkan jawaban.
"Kau tahu tuan, aku tidak tahu kenapa aku terpesona olehmu saat pertama kali melihatmu dimobil. Tapi sepertinya wajar aku terhipnotis karena kau tampan." Kenan melajukan mobilnya saat ucapan Rubby belum selesai. Membuat dia ingin menagis saja karena diabaikan.
BERSAMBUNG....
Jreng....jreng...sudah puas ???
Mau lagi ??
Aku menggedor pintu Flat Betty sahabatku itu dengan tak sabaran, masalahnya aku harus secepatnya berbicara dengan Betty bukan berbicara lebih tepatnya curhat. Tak berapa lama wanita dengan kaca mata tebal itu pun membuka pintu untuk diriku .Ada apa dengan wajahmu? tanya ku dan masuk begitu saja ke dalam flat Betty.Aku pikir kau kakakku. Betty dengan cepat mengunci pintu flatnya dan menyusul ku yang sudah membongkar dapurnya untuk mencari makanan."Kakakmu menghubungimu lagi?" Tanya ku sambil mencari makanan.Jadi, kenapa kau di sini? Kau tidak bekerja? tanya Betty bersandar pada pintu kulkas, dan sepertinya Betty mengalihkan pembicaraan kami.Aku melirik jam sebentar, Sebentar lagi aku berangkat. lalu aku berjalan mendekat dan meraih bahu Betty, Tapi kali ini kau harus mendengarkanku dulu.Apa? tanya Betty tidak antusias.Ikut aku dan pasang telingamu
"Kumohon jika ak_u mati lunasi hutangku de_ngan sa_habat_ku Betty. Dia be_kerja di perpu_stakaan Cur_zon str_eet." Dan setelah mengatakan itu dengan susah payah aku merasakan gelap menyelimuti pemandanganku, dingin menjelajar ditubuhku membuatku merasa nyaman dengan kegelapan ini.****Kenan yang sangat terkejut tidak dapat mencerna dengan baik perkataan Rubby, dia menatap gelisah wanita yang membuatnya pusing belakangan ini dan bodohnya lagi dia terpengaruh dengan tingkah absurd wanita ini."Chris, cepat telpon Dr.Margareth." Kenan mengangkat tubuh Rubby sendiri masuk kedalam mobilnya dan supirnya menjalankan mobil itu dengan kecepatan luar biasa hingga tiba di The Royal London Hospital.Darah dari bahu sebelah kiri Rubby sudah membasahi hampir separuh kemeja putih gading yang Kenan kenakan, dia ikut mendorong brankar Rubby menuju UGD. Rubby langsung dibawa masuk ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan secepatnya, kenan sang
Kenan mengisi pistolnya dengan jumlah peluru yang tidak banyak, kedua pistolnya itu dimasukkan kedalam jaket kulitnya yang berwarna hitam.Diatas Mansionnya sudah siap helikopter yang akan membawa dirinya untuk ke bandara, akan ada transaksi yang harus dia lakukan bersama rekan bisnisnya yang berasal dari Rusia. "Chris apa Marthin sudah mendapatkan balasan yang setimpal?" Tanya Kenan saat dia baru akan masuk kedalam helikopter."Sudah Mr.Rexton gudang penyimpanan terbesar perusahaannya sudah kami ledakan dan anaknya yang bernama Jack sedang berada didalam gudang sehingga dia harus dirawat dirumah sakit dengan keadaan yang mengenaskan.""Bagus, dia harus tau siapa yang ingin dia ajak bermain. Pantau semuanya dengan teliti selama aku pergi jangan ada yang kau lewatkan untuk memberitahukanku.""Baiklah, apa itu termasuk urusan nona itu?" Kenan lama menatap Chris, ingatannya akan Rubby tadi membuatnya yakin harus b
Sekitar enam mobil berwarna hitam membelah jalanan Britania Raya malam itu, Kenan menghembuskan asap rokoknya dan meregangkan otot lehernya dia sedikit pemanasan sebelum membuat remuk seluruh otak Marthin, bajingan yang ingin membuatnya murka.Rem mobil menandakan kalau dia sudah sampai dihalaman Rumah besar milik Marthin, anak buah pria itu keluar dari tempat-tempatnya dan siap menembak dia dan anak buahnya, Kenan keluar dari dalam mobilnya dengan tatapan tajam yang menyalang."Katakan kepada Marthin kalau aku disini, dan suruh dia menghadapi ku," ucapan Kenan langsung ditanggapi anak buah Marthin dengan berlari masuk kedalam rumah.Tak begitu lama pria berperut buncit itu keluar dengan wajah murka . Tanpa aba-aba Kenan menembak tepat dijantung Marthin dari jarak lebih kurang sepuluh meter, napas pria itu tercekat dan dia sekarat anak buahnya yang ingin menembak Kenan terpaksa berhenti karena Chris sudah keluar dengan istri Marthin.Gaya po
Ponsel Kenan bergetar membuat dirinya terbangun dari tidur nyamannya, diraihnya ponsel itu dengan sebelah tangan sedang tangannya yang satu masih menjadi bantal bagi Rubby."Ya Chris, oke baiklah satu jam lagi kita berangkat."Kenan mengakhiri telpon itu dan matanya menatap tubuh Rubby yang masih terlelap.Semalam dia menggendong paksa Rubby kekamarnya yang tak jauh dari ruangan home theater, dan wanita itu kesenangan dia langsung memeluk tubuh Kenan dan memejamkan matanya. Tubuh Rubby yang hanya menggunakan bra dan panty membuat Kenan gelisah sepanjang malam, wanita ini sengaja menggodanya dan sekaligus menyiksanya. Geram dengan kejadian semalam Kenan mencium bibir Rubby yang sedikit terbuka membuat wanita itu melenguh karena tidurnya diganggu. Kenan yang gemas masih mengganggunya dengan menciumi leher serta meraba perut Rubby membuat Rubby sangat tidak nyaman dan matanya terbuka. Karena sudah sadar dengan keadaan Rubby membuka mata
Rubby turun dari taksi di depan sebuah Mall ternama di Britania Raya, dia ingin membeli beberapa barang yang dia perlukan. Sekitar lima belas menit dia berkeliling mencari toko yang pas tapi tidak juga menemukannya, dan saat matanya melihat ke kaca toko dia melihat dua pria dibelakangnya Rubby berpura-pura tidak tahu dan dengan santainya dia masuk kedalam toko sambil mengecek tas nya, memastikan kalau cuter yang dia bawa dari Mansion Kenan tadi masih ada. Rubby membeli beberapa coklat ditoko khusus coklat itu, saat akan mengeluarkan kartu dari Kenan dia berhenti sejenak seakan berpikir, lalu Rubby meminta maaf kepada kasir didepannya karena sudah menunggu dirinya melamun tadi. Rubby memberikan kartu Kenan tadi dan keluar membawa satu paper bag berlogo toko coklat tadi.Rubby masih terus santai karena sepertinya pria yang membuntutinya itu tidak ada lagi. Dia masuk kedalam toilet wanita berdiam diri disana selama lima menit, lalu kelua
Rubby terbangun dari tidurnya, dengan menggeliat dia mulai sadar akan suasana yang ada.Rubby membuka matanya dan melihat sekitar, jidatnya dia tepuk karena Kenan berhasil membawanya ke Mansion pria ini lagi.Rubby mengecek pakaiannya dan dia tersenyum karena Kenan tidak menyentuhnya lebih. Pantas saja dia merasa sangat hangat dan nyaman semalam, ternyata pria pujaannya berada didekat dirinya.Tas nya yang berada dimeja dekat lampu tidur memudahkan Rubby untuk menjangkaunya. Diambilnya ponselnya dan dia membuka fitur kamera.Rubby mengirim foto itu kepada Betty lalu turun dari tempat tidur itu mencari dimana sosok Kenan.Karena tidak ada dikamar Rubby mencari keluar, salah satu pelayan melewatinya dan Rubby bertanya kepada pelayan itu."Apa kau melihat dimana Kenan?"
Setelah kejadian didalam pesawat Rubby menjadi banyak diam daripada mengganggu Kenan dengan tingkah nya, dia terus berpikir apakah Kenan salah satu musuh ayahnya ? Atau pria ini hanya Rekan bisnis, tapi kenapa ayahnya bisa menjalin bisnis dengan Kenan? Berapa umur pria ini hingga dia tahu sosok ayahnya? Pintu kamar hotel terbuka memperlihatkan Kenan yang lengkap dengan jas hitamnya, matanya menatap sosok Rubby dingin mencari tahu apa yang menimpa wanita genit didepannya ini."Kau tidak bersiap?" Rubby menggeleng. Setelah tadi turun dari pesawat dan hingga tiba di hotel bintang lima di Shibuya Jepang, Rubby semakin membuat Kenan gelisah."Ada yang salah?" Rubby menggeleng lagi membuat Kenan jengah."Baiklah aku akan pergi terlebih dulu, kau pakai lah gaun yang kuberikan, nanti Chris akan menjemputmu."Kenan membalik tubuhnya berjalan menuju pintu, meninggalkan Rubby yang bergerak bangkit dari duduknya untu
Saat Kenan dan Rubby tiba di tempat rekan mereka yang lain, keadaan sudah sepi. Banyak tubuh tergeletak tak berdaya dengan mengenaskan bahkan ada beberapa yang masih sekarat menanti ajal.Tapi tidak terlihat dimana Keyond dan yang lainnya.Mereka terus berjalan sampai sebuah tawa membuat mereka menuju asal suara itu. Kenan dan Rubby terus awas dengan keadaan sekitar mereka.Ipad yang Rubby jaga mati-matian tergantung dibalik jaket kulitnya menggunakan rantai yang dibuatkan Kenan dimalam sebelum mereka berangkat.Kenan mengintip dari samping pintu yang terbuka disana mereka melihat Salvator sedang duduk dan tertawa seolah mengejek.Kenan dan Rubby keluar dari tempat mereka karena menyadari kalau Salvator sudah mereka dapatkan."Oh hai...Haslyn dan Mr.Rexton aku tahu kalian pasti terlambat karena mengurus Arlan," katanya lalu tertawa. "Gunakan waktu mu Haslyn, jangan seperti si Rexton yang malang karena harus membunuh adiknya sendiri." Iblis itu benar-benar tertawa meski sudah dipastika
Kenan masih memaksa Rubby untuk melakukan malam panas dengannya seperti hal yang sering mereka lakukan dulu. Tapi Rubby benar-benar keras kepala dengan tidak mau Kenan menyentuhnya.Kenan kesal dan ingin terus memaksa tapi dia tahu Rubby sedang hamil.Kenan mendudukkan Rubby di atas pangkuannya, menyentuh lembut pipi Rubby dan menatap mata wanita itu dalam."Aku benar-benar menginginkan mu terus berada di sisiku By. Jangan pergi, aku berjanji akan membuat semua lebih baik dan tidak akan ada yang berani menyentuh kalian berdua." Rubby tersenyum tulus, dia mengecup telapak tangan Kenan yang menyentuh pipinya."Aku minta maaf Ken, maaf karena aku meragukan mu." Kenan tersenyum lembut, menyatukan keningnya dan Rubby."Jadi apa jenis kelamin anak kita ? kau sudah periksa pagi tadi bukan ?""Kau tahu ?" tanya Rubby dan Kenan mengangguk membuat Rubby gemas."Kita memiliki anak kembar Ken," ujarnya. Kenan sangat bahagia mendengar hal itu, dia mencium bibir Rubby. "Mereka berdua akan secantik
Tiga hari Rubby menghilang dari jangkauan Kenan. Rubby sengaja mematikan akses Kenan menghubunginya begitu juga dengan Ron. Tidak boleh ada yang mengetahui apapun saat ini tentang Rubby, dan awalnya Kenan mengira Rubby tak ingin di ganggu karena dia sedang fokus dengan kesembuhan Arlan.Tapi nyatanya nihil saat Chris mengatakan mendengar tentang pernikahan yang sedang direncanakan Ron untuk Rubby dan Eldier.Sebelumnya Eldier diselamatkan oleh Rick teman Kenan yang membantunya karena sebelum mereka tiba di Kuril semua keluarga Eldier di bunuh oleh Demitry karena Eldier melindungi Rubby dan memberi tahu kepada Kenan apa rencana Demitry.Kenan meminta Rick menolong Eldier dan membawanya ke markas Kenan lalu Ron menjemput Eldier.Kenan sangat menyesali keputusannya menyelamatkan Eldier, dan apa tadi kata Chris. Ron menyiapkan pesta pernikahan Rubby dengan Eldier.Sial ! Rubby benar-benar sialan. Wanita itu memperlalukan dirinya sesuka hati tanpa berpikir tentang dirinya."Hubungi Ron den
Saat Kenan dan Rubby tiba di tempat rekan mereka yang lain, keadaan sudah sepi. Banyak tubuh tergeletak tak berdaya dengan mengenaskan bahkan ada beberapa yang masih sekarat menanti ajal.Tapi tidak terlihat dimana Keyond dan yang lainnya.Mereka terus berjalan sampai sebuah tawa membuat mereka menuju asal suara itu. Kenan dan Rubby terus awas dengan keadaan sekitar mereka.Ipad yang Rubby jaga mati-matian tergantung dibalik jaket kulitnya menggunakan rantai yang dibuatkan Kenan dimalam sebelum mereka berangkat.Kenan mengintip dari samping pintu yang terbuka disana mereka melihat Salvator sedang duduk dan tertawa seolah mengejek.Kenan dan Rubby keluar dari tempat mereka karena menyadari kalau Salvator sudah mereka dapatkan."Oh hai...Haslyn dan Mr.Rexton aku tahu kalian pasti terlambat karena mengurus Arlan," katanya lalu tertawa. "Gunakan waktu mu Haslyn, jangan seperti si Rexton yang malang karena harus membunuh adiknya sendiri." Iblis itu benar-benar tertawa meski sudah dipastika
"Rubby aku menemukan seorang pria dan aku yakin ini Arlan Ozier." suara Keyond membuat Rubby berhenti dari pekerjaannya.Kenan yang sudah melepaskan jaket kulitnya karena basah ikut terdiam di belakang Rubby. Satu ledakan juga mengejutkan mereka."Aku akan ke posisi mu Key." Kenan memberi jawaban."Bergegaslah, aku harus menyelamatkan Veila.""Ken," kata Rubby."Jangan pikirkan apapun, lekas selesaikan ini lalu kita kesana memastikannya." Rubby membalik tubuhnya dengan cepat menyalin data ke Ipad lalu menentukan titik kordinat kemana kapal itu akan dijalankan sesuai rencana mereka semua.****Kenan meminta Rubby berlari pelan didepannya sementara dia yang menjaga dibelakang. Keadaan tempat itu sangat kacau, gedung pertama sudah hangus terbakar dan kobaran api itu lah yang membuat Rubby mundur."Rubby," panggil Kenan."A-aku...""Pegang tanganku dan tutup matamu, hanya tetap berjalan kau paham ?" Rubby mengangguk melakukan hal yang diminta Kenan."Ken aku meninggalkannya di pintu bagia
Sore itu pun tiba, dimana mereka semua sudah siap dan pergi dengan tidak mencolok.Kenan sudah menghubungi orang-orangnya untuk bersiap menyerang dermaga itu.Rubby memilih menggunakan celana berbahan training agar mudah untuk dia bergerak, serta tank top hitam di lapisi dengan jaket kulit pemberian Kenan. Didalam jaket itu sudah ada beberapa senjata yang akan dia bawa, dan yang paling dia sukai adalah senjata pemberian Kenan.Kenan sendiri sudah siap dengan pistol dan senjata laras panjang yang dia gantungkan menyelimpang di dalam jaketnya. Ada beberapa bom dalam saku dalam jaket.Earpiece mereka sudah terpasang sesuai dengan koneksi radio yang dibuat Rubby. Kenan juga memberikan alat itu kepada empat kepala anggota yang dia perintahkan agar mudah berkomunikasi.Dengan mengikat tinggi rambutnya lalu mengalungkan rantai yang dibuatkan Kenan untuk mengikat Ipad-nya Rubby benar-benar siap, begitu juga yang lainnya yang sudah membekali diri mereka dengan senjata dan alat-alat yang mereka
Sosok pria dengan penuh ambisi berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Di kiri dan kanan terdapat dua pria sebagai pengawal yang selalu menemaninya.Pria itu tersenyum saat melihat salah satu orang kepercayaannya mendekat dari arah yang berlawanan."Sir, Haslyn sudah berada di pulau ini." Lapor pria tersebut dan senyuman tipis tercipta di wajah si pria tua."Aku tahu gadis pintar itu tidak akan membuang kesempatan untuk mengejar ku," ucap Salvator kepada Demitry yang hanya memasang wajah datar.Mereka lalu berjalan menuju sebuah ruangan. Pintu ruangan itu terbuka setelah Salvator tiba didepan pintu.Beberapa orang dengan setelan berwarna putih tampak terdiam saat Salvator datang."Bagaimana ? Apa kalian sudah melakukan tugas kalian dengan benar ?""Sir maaf tapi sepertinya Mr.Ozier tidak sembarangan mengunci semua data yang dia punya termasuk sistem pengendali kapal selam itu." Salah seorang ilmuwan yang membantu Salvator berbicara.Salvator berdecak lalu berjalan mendekati Arlan Oz
Hari sudah gelap saat Kenan kembali, dia memang tadi tidak langsung kembali ke tempat mereka menginap. Dia pergi menemui beberapa orang yang ingin dia minta bantuan. Kenan yang memiliki jaringan luas tentu sangat tahu kepada siapa dia bisa mempercayakan keselamatan Rubby.Katakan Kenan egois karena dia hanya mementingkan Rubby, dia sudah menyusun rencana jika ada hal buruk terjadi kode yang dia berikan akan membawa Rubby dari dermaga itu secara paksa. Dan Kenan tentu tidak akan memberitahukan hal ini kepada Rubby.Dengan negosiasi yang alot akhirnya semua yang dia inginkan disetujui oleh rekannya. Kenan pun kembali menuju rumah tempat dimana mereka menginap.***Rubby mencebik melihat Kenan datang sudah gelap. Entah kenapa dia merasa Kenan habis bersenang-senang dengan wanita lain di luar, tapi saat Kenan mendekat pikiran Rubby tadi hilang.Konyol, pikirnya. Kenan bukanlah tipe pria yang suka genit dengan wanita. Usahanya saja sangat luar biasa dulu untuk menjerat Mr.Rexton ini."Hei k
Veila dan Keyond sepertinya sudah sampai, Rubby mendengar suara mobil lalu membuka cctv untuk memastikan.Dan benar itu Keyond dan Veila.Rubby mengutak atik lagi komputernya lalu menggeser sedikit kursi untuk menjangkau laptop yang sedikit jauh darinya.Sinyal mereka sudah semakin kuat saat Rubby mengeceknya.Rubby men-setting rancangannya agar bisa segera berfungsi. Dan melihat apakah Salvator sangat ingin tahu apa yang akan mereka bicarakan.Rubby menepuk tangannya tepat saat Keyond dan Veila menemuinya."Ada apa ?" kata Veila dan Rubby mulai akan menjelaskan lagi."Radio untuk alat komunikasi kita sudah terpasang, jika nanti aku akan mengganti frekuensinya aku akan katakan kepada kalian. Tapi untuk saat ini kita memakai frekuensi ini." Rubby menul