Home / Romansa / Haid Pertamaku / Part 59. Sahabat Terbaik

Share

Part 59. Sahabat Terbaik

Author: Pena Asmara
last update Last Updated: 2022-08-29 10:09:05

Amira segera bangkit berdiri, dan langsung berlari untuk menemui Asmah, betapa ia sangat merindukan sahabat terbaiknya itu di dalam penyekapan, sahabat yang selalu perduli terhadapnya. Hanum dan Bik Sumi pun mengikuti di belakang Amira.

"Asmahhh....! Teriak Amira, dari saat mulai menuruni tangga rumahnya, air matanya sudah tumpah semua, perasaan kangen, bahagia juga haru, benar-benar menyelimutinya. Asmah pun berdiri dari tempat duduknya, kedua netranya pun sudah penuh dengan genangan air mata.

"Ra...." ucap Asmah penuh keharuan, saat Amira berhenti tepat satu meter di depan Asmah. Dada Amira merasa sesak, terisak-isak tangisnya, apalagi saat melihat wajah Asmah yang terdapat luka lebam. Asmah mulai mendekati Amira, tubuhnya gemetar, tiada pernah menyangka dapat kembali bertemu dengan Amira.

Mereka saling memeluk erat, bertangis-tangisan, keharuan benar-benar terasa di ruangan tamu ini. Bik Sumi dan Hanum pun sudah ikut menangis, apalagi saat melihat kondisi wajah Asmah yang membuat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Haid Pertamaku   Part 60. Beking Kejahatan

    Dimas yang memang paling mengerti tentang tata cara pelaporan ke pihak kepolisian, yang mengurus semuanya. Langsung menyerahkan berkas laporan ke ruang SPK [ Sentra Pelayanan Kepolisian ] sementara yang lainnya menunggu di ruang tunggu. Tidak beberapa lama, Dimas meminta Amira dan Asmah untuk segera masuk dan dimintai keterangan.Amira dan Asmah menceritakan semuanya secara detail, terlihat beberapa orang petugas, baik yang berseragam ataupun yang memakai pakaian preman ikut mendengarkan, beberapa di antara mereka saling bertatapan dengan penuh makna, lalu ada yang keluar ruangan, juga ada yang baru masuk langsung ikut mendengarkan.Asmah memberikan keterangan tempat dan lokasi penyekapan dengan sangat terperinci dan detail, juga bersama Amira menceritakan tentang bagaimana perlakuan sang mami kepada anak-anak yang ada di dalam penguasaannya. Selesai memberikan keterangan, Dimas dan Darmawan langsung meminta pihak yang berwajib untuk segera mengambil tindakan, karena kasihan dengan na

    Last Updated : 2022-08-29
  • Haid Pertamaku   Part 61. Hal yang Tidak Terduga

    Darmawan benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, semua yang disaksikan diluar dugaannya, bagaimana awalnya pria itu dan Mami Merry bisa saling mengenal. Matanya terus saja mengawasi mereka berdua. Sementara terlihat, dua pria yang bersama Mami Merry sedang menunggu tidak jauh dari pintu masuk restoran tersebut."Sepertinya aku masuk saja, Bang," ucap Dimas. Tatapannya pun terus ke arah Mami Merry berada."Sepertinya tidak bisa, Mas. Muncikari itukan pernah melihatmu saat di rumah makan belum lama ini." Darmawan terus saja berpikir mencari cara agar bisa mendekati mereka."Abang bukannya selalu bawa masker dan topi, jika bepergian?" tanya Dimas."Iya, benar, kenapa baru terpikirkan ya," cetuk Darmawan, lalu mulai membuka kotak penyimpanan kecil di bawah dasboard. Mengambil masker dan topi pet berwarna hitam."Untungnya, aku pakai kacamata hitam juga ya, Bang." Dimas lalu mengambil topi dan masker dari tangan Darmawan."Aku saja, ya, Mas," usul Darmawan, sedikit menahan to

    Last Updated : 2022-08-30
  • Haid Pertamaku   Part 62. Pebisnis Kotor

    Darmawan lantas mempersilahkan Pak Handoko Sasmita, Istrinya, dan Mella untuk duduk di ruang makan keluarga, bersama dengan Sonya, Dimas, Hanum, Amira dan Asmah.Suasana yang tercipta terkesan kaku. Pak Sasmita benar-benar terlihat pucat, rikuh dan serba salah, begitupun dengan Asmah. Sempat ada rasa sesal dalam diri Darmawan telah ikut melibatkan Asmah tanpa memberitahukannya terlebih dahulu, tetapi itu tetap harus dia lakukan untuk membongkar kedok Pak Sasmita.Makan malam bersama ini benar-benar berlangsung sunyi, tidak ada yang memulai bicara, tetapi dari sudut matanya, Darmawan memperhatikan jika Pak Sasmita berkali-kali mencuri pandang terhadap Asmah, sementara gadis malang itu hanya tertunduk saja.Setelah acara makan utama selesai, Darmawan pun berinisiatif untuk memulai percakapan dengan sebuah perkenalan. Tetapi sebelumnya dia ingin mencari tahu dahulu tentang kebenaran nama Pak Sasmita yang sebenarnya."Malam ini, saya mengucapkan terima kasih atas kedatangan Pak Sasmita be

    Last Updated : 2022-08-30
  • Haid Pertamaku   Part 63. Tidak Seperti yang Terlihat

    Part 45Tidak Seperti Yang TerlihatRasa segan dan rasa hormat yang selama ini dirasakan oleh Darmawan terhadap Pak Sasmita lenyap seketika, bukan hanya karena kelakuan nakalnya di luaran sana, tetapi perlakuan kejinya terhadap gadis belia seumur Asmah yang membuatnya gusar.Pak Sasmita, orang yang selama ini dia anggap sebagai pengganti almarhum bapaknya, bisa bersikap seburuk itu kepada seorang perempuan yang seharusnya pantas menjadi cucunya. Tidak habis pikir dia, jika ada manusia sakit seperti Handoko Sasmita ini.Kemarin pun, saat bersama Dimas di restoran cepat saji, selepas Dimas menguping pembicaraan antara Pak Sasmita dan Mami Merry, pengacara muda itu menceritakan, jika orang yang bernama Handoko ini adalah pelanggan setia dari sang muncikari tersebut. Darmawan berpikir, tarif yang dipatok Mami Merry itu sangat tinggi, jika Pak Sasmita sudah menjadi pelanggan dari si mami, telah berapa ratus juta uang yang sudah dia habiskan, untuk hanya sekadar menyalurkan napsu birahi dan

    Last Updated : 2022-08-31
  • Haid Pertamaku   Part 64. Cara yang Licik

    Sifat tidak baik yang memang sudah dimiliki keluarga besar Handoko Sasmita, membuat mereka cepat-cepat merencanakan keinginan jahat mereka. Kebohongan dan dusta, yang terus dimasukkan ke otak istri dan anaknya, membuat kebencian terhadap Darmawan semakin membesar.Rencana jahat pun mulai mereka rancang. Tujuan pertama adalah, menghancurkan bisnis usaha di Jabodetabek, yang sekarang sudah jadi milik Darmawan.Usaha restoran cepat saji yang banyak tersebar di mall-mall area Jakarta dan sekitarnya, yang menjadi target utama mereka.Handoko Sasmita mengumpulkan beberapa kerabat terdekat mereka, lalu kebohongan demi kebohongan pun mulai dia masukkan. Handoko bercerita, jika ia disingkirkan dari kerja sama dengan cara licik, dan culas oleh Darmawan, sehingga para kerabat mereka menganggap jika, saudara mereka sudah di-zalimi oleh Darmawan, dan mereka pun siap membantu rencana jahat Pak Sasmita.Di hari yang sudah ditentukan, mereka mulai menyebar ke restoran-restoran cepat saji milik Darmaw

    Last Updated : 2022-09-01
  • Haid Pertamaku   Part 65. Membongkar Kebusukan

    "Mas Darmawan?" "Kenapa, Mbak Hanum.""Asmah sudah cerita semua, tentang siapa itu Pak Sasmita, yang biasa dikenalnya dengan nama Pak Handoko, dan perasaan saya mengatakan, jika Mas Darmawan sudah mengetahuinya." Hanum menoleh ke arah Darmawan, yang duduk disebelahnya. Darmawan tersenyum."Iya, Mbak, saya sudah mengetahuinya," jawab Darmawan, Dimas pun ikut mengangguk."Asmah bercerita dengan rasa ketakutan, takut jika Pak Handoko akan mengambilnya kembali, dan menyerahkannya kepada Mami Merry, makanya kemarin, saat makan malam, dengan mengundang Pak Sasmita, Asmah terlihat sangat ketakutan dan tidak nyaman. Apakah rencana mengundang Pak Sasmita memang sudah direncakan Mas Darmawan?" jelas dan tanya Hanum lagi."Iya, Mbak, memang sudah saya rencanakan. Saya tahu, itu akan membuat Asmah kaget dan terkejut, tetapi membongkar kebusukan Pak Sasmita itu juga harus dilakukan, dan ternyata buktinya benar, dia sudah berlaku culas selama ini dalam berbisnis dengan saya," jelas Darmawan. "Dan

    Last Updated : 2022-09-02
  • Haid Pertamaku   Part 66. Pembunuh Bayaran

    Jam sembilan malam, mobil yang dikendarai Darmawan, mulai menuju ke arah balik Jakarta, setelah menghadiri pertemuan besar untuk petinggi-petinggi perusahaan tempatnya bekerja di Bandung, yang dihadiri pimpinan utama dari kantor pusat di London, Inggris.Darmawan memang sengaja pulang malam ini juga, agar bisa menginap di villa miliknya, daerah puncak, tempat pertama kali dia bertemu anak kandungnya Amira.Cuaca selepas hujan besar yang membasahi sebagian besar tanah Pasundan, membuat jalan yang dia lewati terasa lengang, genangan air terdapat di mana-mana, rintik-rintik hujan masih terus menyiram bumi, selepas hujan besar tadi. Sebuah panggilan masuk melalui gawainya, yang dia letakkan di depan dashboard. Dengan sedikit mengurangi kecepatan, sembari Darmawan menjawab panggilan telepon tersebut. Putrinya Amira yang menghubungi.-- Halo, Sayang, ada apa?-- Ayah masih di Bandung?-- Sudah arah balik sayang, sekarang masih di Cianjur, tidak lama lagi sampai ke Villa-- Ayah jadi mengina

    Last Updated : 2022-09-03
  • Haid Pertamaku   Part 67. Jangan Bangga Disesatkan

    "Jika tidak ada baju ganti, bapak ada baju bersih buat salat, kamu boleh pakai," ucap Pak tua itu lagi. Yusnia masih terdiam, ragu-ragu, dia mulai berucap."Sudah puluhan tahun saya tidak lagi salat, Pak, saya malu," ujar Yusnia, lalu menunduk. Tangannya terus memegangi tas besar yang ada di pangkuannya. Wajahnya terlihat sangat lelah."Malu'lah jika sama sekali tidak salat, Nak. Jangan bangga jika disesatkan setan, bisikan malu itu datangnya dari setan, agar kamu selalu menjauh, dan terus terpenjara dalam jeratannya," ucap si bapak, panjang lebar. Senyum dan tatapan matanya terlihat lembut, dan mendatangkan rasa kedamaian dalam hati Yusnia, setiap kali melihat pria tua tersebut."Dosaku banyak, pak, apa mungkin akan diterima tobatku," ucap Yusnia lagi. Kepalanya terus menunduk, betapa dia pun merasa lelah menjalani hidup seperti ini. Hidupnya yang penuh dengan hinaan dan cacian, karena berbeda seperti kebanyakan yang lain."Jika dosamu seluas lautan, maka ampunan Allah, seluas samude

    Last Updated : 2022-09-04

Latest chapter

  • Haid Pertamaku   Part 86 Dijebak

    Part 65Diaz ada juga terpikirkan, jangan-jangan, dirinya hanya dimanfaatkan oleh Mella, lebih karena sakit hati karena Darmawan akan menikah dengan Hanum, bukan karena kematian sang mami? Namun tidak mungkin baginya berbicara seperti itu, karena hanya bersifat dugaan dirinya saja. "Kenapa tidak dibicarakan sekarang saja, Mbak? Kenapa harus menunggu nanti malam?" tanya Diaz, mempertanyakan. "Nanti malam, waktunya lebih panjang dan bebas, Sayang. Nanti, Mbak siapkan semuanya. Atau kamu mau kita pergi sekarang saja ke apartemen, Mbak?" ajak Susan, kembali bersikap genit dan menggoda. Mengusap-usap lembut punggung tangan Diaz. Selain Darmawan, tidak ada laki-laki yang mampu menolak pesonanya, dan itu yang sekarang dia akan coba untuk menaklukkan Diaz. "Disiapkan semua? Maksudnya, Mbak?""Semua kebutuhanmu, Sayang, semuanya. Mau, 'kan?" Senyumnya menggoda, matanya mengerling genit, dan Diaz sudah cukup dewasa untuk dapat memahaminya. "Beneran ini, Mbak? Enak dong, saya," goda Diaz sud

  • Haid Pertamaku   85 Surat Perjanjian

    Part 64"Bagaimana Diaz, kamu sekarang percaya 'kan sama, Mbak?" Sambil tangan Mella menggenggam tangan milik Diaz di atas meja tepat di samping handphone milik pemuda tersebut. Telapak tangan Mella yang putih bersih mengusap-usap lembut, dan Diaz membiarkan saja. Pemuda yang memiliki paras tampan ini belum menjawab, terlihat dia masih sedang berpikir dengan semua ucapan dan bukti yang diberikan oleh Mella. "Sekarang begini deh, Diaz. Saat kematian mamihmu, adakah Darmawan datang ke rumah keluarga besarmu untuk mengucapkan ucapan duka cita? Atau ikut hadir di saat pelaksanaan pemakaman? Bahkan, hingga sampai acara tahlilan sampai tujuh hari pun Darmawan tidak nongol batang hidungnya. Benar 'kan, Diaz?"Diaz mengangguk, semua yang dikatakan oleh Mella memang benar adanya. Darmawan tidak datang di acara pemakaman maminya, begitupun di acara tahlilan. Atau karena Darmawan tidak tahu harus menghubungi siapa, karena memang handphone Diaz sendiri hilang beserta SIM card miliknya.Akan tet

  • Haid Pertamaku   Part 84 Alat untuk Membalas Dendam

    Part 63"Darmawan, Diaz. Pelakunya adalah Darmawan."Sesaat Diaz terdiam, lalu tertawa keras terbahak. Diaz menertawakan ucapan dari Mella, yang sudah menuduh Darmawan adalah pelaku utama atas terjadinya peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Tante Sonya. Belum sampai satu bulan kemarin. "Sudahlah, Mbak, saya mau pulang saja. Saya kira Mbak mau ngomong apa?" ucap Diaz yang mulai segan dan segera ingin mengakhiri acara pertemuan ini. Pemuda berusia 23 tahun ini sudah akan bersiap-siap ingin pergi dari coffee shop tersebut. "Mbak tau kamu pasti akan bicara seperti ini. Tidak akan percaya dengan apa yang sudah mbak sampaikan. Tapi mbak punya bukti beserta alasannya kenapa Darmawan ingin melakukan itu," ucap Mella mencoba untuk terus meyakinkan Diaz agar mendengarkan dirinya berbicara terlebih dahulu. Perempuan yang hatinya sudah dipenuhi dengan rasa sakit hati dan dendam ini, karena menganggap Darmawan sebagai penyebab kematian almarhum ayahnya, menolak dirinya ketika diminta untuk

  • Haid Pertamaku   Part 83 Season 2 . Siapa Pelakunya

    HAID PERTAMAKU SEASON 2Acara ijab Qobul antara Yusnanto dan Asmah baru saja selesai dilaksanakan. Isak tangis mewarnai acara pernikahan mereka. Asmah tidak ikut mendampingi Yusnanto saat acara ijab berlangsung, dia hanya menunggu di kamar dengan riasan riasan yang cantik. Asmah memang terlihat sangat cantik sekali. Asmah sempat menangis sebelumnya, saat dia menyadari jika tidak ada satu pun keluarganya di acara pernikahan ini. Tidak ada kerabat, juga kedua orang tuanya, ibu dan bapaknya. Sama halnya seperti Amira sebelumnya, yang tidak mengetahui siapa kedua orangtuanya. Asmah, hingga acara ijab qobul-nya selesai, belum juga bisa menemukan siapa dan ada di mana keluarganya sekarang. Menurut keterangan Yusnanto sendiri, yang mulai hari ini sudah resmi menjadi suami Asmah, jika saat bayi pun istrinya itu sama seperti dengan Amira, ada orang yang datang ke Mami Merry untuk menjual anak, dan Yusnanto yang mengurus dan merawat mereka semua saat itu. Yusnanto pun bercerita, jika balita

  • Haid Pertamaku   Part 82. Bahagia Hingga Akhir

    "Tante Sonya meninggal karena kecelakaan, Mas, empat hari yang lalu."Innalilahi," ucap Darmawan, terkejut. Padahal dia sudah melarang Tante Sonya untuk keluar rumah."Yang mengurus jenazahnya siapa, Mbak?""Adik-adiknya dan keluarga besarnya, Mas?""Semoga Tante Sonya wafat dalam keadaan sudah bertobat," ucap Darmawan."Aammin ya Allah," ucap doa Hanum.Tidak beberapa lama, Amira langsung masuk ke dalam ruang perawatan, dan terlihat sangat senang, saat menyaksikan Hanum sedang menyuapi ayahnya."Maaf Yah, Amira baru dari minimarket, untung ada Kak Hanum yang menyuapi Ayah." Hanum hanya tersenyum, melihat kedatangan Amira."Habis beli apa, Ra?" tanya Darmawan."Biasa Yah, buat keperluan perempuan," jawab Amira polos saja, dan Darmawan mengerti apa maksudnya. Tidak beberapa lama, Amira teringat suatu hal penting yang gagal dia bicarakan dengan sang ayah, saat peristiwa musibah kemarin."Saat Ayah jatuh ke dalam jurang, sebenarnya Amira menelpon Ayah untuk memberitahukan kabar gembira."

  • Haid Pertamaku   Part 81. Bangun Dari Koma

    Menurut informasi dari pihak dokter yang merawat Darmawan dan Yusnanto, kondisi kesehatan mereka mulai stabil, hanya tinggal menunggu proses kesadaran mereka berdua saja.Bik Sumi, sore ini di rumah sakit mendapatkan kabar dari Laela, pembantu baru di rumah Darmawan, anak dari Pak Edi, orang yang sudah membantu mengurus makam almarhumah Khalila yang memberitahukan kepadanya tentang kabar kecelakaan dan kematian yang menimpa Tante Sonya. Sekaligus juga memberitahukan jika jenasah Tante Sonya sepenuhnya akan diurus oleh pihak keluarganya.Dimas sudah kembali balik ke Jakarta sore ini juga, untuk mengurus beberapa pekerjaannya yang belum terselesaikan, tetapi dia berjanji akan segera kembali secepatnya jika urusannya di kantor dan di pengadilan sudah terselesaikan.Ruang perawatan Darmawan dan Yusnanto yang berada di kelas terbaik memang memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik terhadap pasien dan keluarganya. Dengan ruang perawatan yang cukup luas, karena disediakan juga ruang tungg

  • Haid Pertamaku   Part 80. Tante Sonya

    Pagi hari, rumah besar nan megah ini terlihat lenggang, suasana terlihat sunyi dan sepi, yang biasanya ramai di ruang makan keluarga, untuk menikmati sarapan, kini terlihat tidak ada siapapun di situ.Tante Sonya yang baru saja terbangun dari tidurnya. Sepagi ini perutnya sudah terasa lapar, lalu berniat ke dapur untuk mencari makanan di sana.Ibu tiri dari Darmawan itu, sudah berbulan-bulan tidak lagi diperbolehkan Darmawan untuk keluar dari rumah megah ini, dan juga tidak boleh memegang handphone, karena kewaspadaan Darmawan atas keselamatan putrinya Amira. Kedekatan antara Tante Sonya dan Mami Merry yang menjadi masalahnya. Darmawan menaruh curiga bahwa Tante Sonya adalah orang di balik rencana penculikan Amira dan pemukulan terhadap dirinya di daerah sekitar Musium Fatahillah.Sesampainya di dapur, yang berdekatan dengan ruang makan keluarga pun keadaannya juga sama, Sepi. Tidak terlihat beberapa anggota keluarga penghuni rumah indah ini.Sesaat, salah satu kaki tangannya dahulu,

  • Haid Pertamaku   Part 79. Bentrokan Besar

    "Bangun ya, Om. Bik Sumi juga ada bersama Amira sekarang, rindu dengan Om, yang kuat yah, Om, terus berjuang bersama ayah." Amira mulai tersedu, begitupun dengan Asmah. Dia dan Amira sangat tahu, jika Yusnanto ini baik terhadap mereka semua saat berada di penampungan, tidak pernah bersikap ataupun berlaku kasar. Banyak mengajari mereka tentang dunia luar, menulis, ataupun membaca.Asmah pun terus menatap paras wajah Yusnanto, teringat dia akan perhatian dan kebaikan Yusnanto terhadapnya. Pernah ada terbersit harap dalam dirinya, seandainya saja prilaku Yusnanto bisa berubah saat itu. Dia pasti akan menjadi sosok pria yang paling mengerti, sabar, dan perhatian terhadap pasangannya.Yusnanto pun pernah bercerita, bahwa dia sendiri tidak tega jika melihat anak-anak yang berada di dalam penyekapan, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena faktor keadaan dan hutang nyawanya terhadap Mami Merry.Bik Sumi masih menangis dipelukan Hanum, hatinya benar-benar merasakan sakit melihat kondis

  • Haid Pertamaku   Part 78. Ini Emak, Yus?

    "Mas Yusnanto, Bik. Amira dan Asmah mengenalnya dengan nama Tante Yusnia.""Ya, Allah ...." Lirih terdengar suara Bik Sumi, lantas menangis, keterkejutan pun menghinggapi Amira dan Asmah, tiada yang menduga jika pria penyelamat itu adalah Tante Yusnia, orang yang juga sudah menyelamatkan Amira. Hanum lantas memeluk bibiknya, turut menangis bersamanya."Mas Yus, sudah insyaf, Bik, Pak Kyai dan Pak Nanang tadi bercerita," bisik Hanum pelan, di telinga Bik Sumi."Alhamdulillah, Ya, Allah," ucap Bik Sumi mengucap syukur."Mas Yus, sudah menjalani proses pengobatan oleh Kyai Sobri, dan sekarang dipercaya Kyai untuk menjaga musholla dekat sisi bukit, juga sembari berdagang buah-buahan. Mas Yus sudah bertobat," jelas Hanum, hatinya benar-benar merasakan keharuan yang teramat sangat."Terima kasih ya, Allah, tlah kau berikan kesempatan kepada anak hamba untuk bertobat." Doa Baik Sumi lirih, sembari terisak-isak. Hanum, Amira, dan Asmah pun ikut menangis."Berikan kesembuhan kepada putra hamba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status