Setelah mengingat sesuatu, Jasuke segera saja melangkahkan kakinya mencari tempat dimana Dick kemarin malam membuat rusuh. Jasuke sangat penasaran, apa yang terjadi pada Dick sampai dia berani mengeluarkan kekuatannya dihadapan manusia biasa. Kalau Dick mengeluarkan kekuataannya di depan anggota Mamando, mungkin itu hal yang wajar karena demi sebuah kekuasaan, Dick sampai menggunakan kekuatannya. Namun, menurut Jasuke, Dick terlihat aneh karena sampai mengeluarkan kekuatannya di depan umum. Jasuke merasa Dick benar-benar haus kekuasaan sampai dia berani membuat warga takut karena kekuatan itu. Apa lagi berita itu sudah menyebar dari mulut ke mulut dengan cepat, membuat suasana kota kecil itu sedikit mencekam karena ulah dewa yang menjadi buronan tersebut."Permisi, Tuan," sapa Jasuke kepada salah satu penjual makanan yang ada dipinggir jalan. "Apa saya boleh bertanya?"Pedagang itu terlihat sedikit terkejut karena saat itu dia sedang melayani pembeli. "Iya, Tuan, ada apa?" tanya si p
"Apa!" pekik Jasuke begitu mendengar ucapan perawat yang mengatakan kalau dirinya adalah suami dari wanita yang tadi jatuh dari motor. Jasuke tidak habs pikir, kenapa wanita itu malah mengatakan hal yang tidak masuk akal. Jasuke ingin menyangkalnya saat itu juga, tapi melihat semua mata yang ada di sana memandang kepadanya, Jasuke lantas memilih mengurungkan niatnya."Lebih baik anda temui istri anda dulu, Tuan," ucap pria berpakaian serba putih. Jasuke hanya mendengus lalu dia mengikuti langkah perawat itu menuju ke salah satu ruang dimana wanita yang tadi jatuh dari motor saat ini berada. "Berhubung lukanya tidak terlalu parah dan juga tidak ada luka yang serius, maka istri anda sudah diperbolehkan pulang, Tuan," ucap si perawat begitu Jasuke sudah sampai di tempat tujuannya."Sudah, aku bil ...""Oh iya, terima kasih," wanita itu segera menyambar ucapan Jasuke sampai sosok dewa berwujud manusia itu ternganga. "Urusan administrasi nanti biar suami saya yang menanganinya.""Baik, Ny
Setelah memberi penawaran yang cukup mengejutkan, Jasuke dengan wanita yang duduk di atas brangkar, saling menatap lekat satu sama lain. Keduanya terdiam untuk beberapa saat dengan pemikiran yang cukup berkecamuk. Namun tidak dipungkiri, Jasuke berharap, malam ini, wanita itu mau bercinta dengannya karena memang wanita seperti itulah yang Jasuke cari."Kenapa kamu percaya diri sekali mengajakku untuk bercinta?" diluar dugaan, wanita itu malah melempar pertanyaan yang seakan mengandung pesan kalau wanita itu menolak ajakan Jasuke secara halus. "Kita itu baru saling kenal, tidak sepantasnya kamu mengajakku untuk melakukannya. Apa lagi di saat keadaanku terluka seperti ini? ternyata kamu mesum juga orangnya.""Hahaha ..." Jasuke malah terbahak mendengar ejekan yang terlontar untuknya. "Bukannya mesum, akuhanya ingin mewujudkan keinginan kamu saja. Anggap saja itu sebuah solusi lain. Lagian apa salahnya kalau kita baru bertemu lalu kita melakukan hubungan intim. Bukankah di dalam tempat h
Malam itu, di dalam sebuah rumah, tepatnya di atas sofa yang terletak di ruang tamu, senyum Jasuke melebar saat matanya menatap cincin yang melingkar di jari tengah tangan kirinya. Satu warna yang ada di cincinnya kembali berubah menjadi warna emas, dan itu tandanya kalau dewa berwujud manusia tersebut, kembali berhasil menjalankan tugas dari hukumannya.Setelah puas menatap cincin pemberian Mahadewa, Jasuke mengalihkan pandangannya kepada wanita yang saat ini terbaring di pangkuannya. Wanita itu nampak semangat menciumi dan memainkan benda berbulu milik Jasuke meski benda itu kotor dan basah oleh keringat serta cairan lainnya. Wanita itu sama sekali tidak terlihat jijik."Apa punyaku sangat enak?" tanya Jasuke sambil terus menatap wanita yang mulutnya sedang menikmati benda di bawah perut miliknya. "Padahal itu kan sangat kotor, habis kena benih di dalam lubang kamu?"Wanita itu menatap Jasuke lalu tersenyum sekilas. "Kalau tidak enak, mana mungkin aku doyan," jawabnya dengan enteng.
Seorang pria yang tadi tubuhnya terhempas ke aspal, kini sedang menatap pria lain yang ada di sana, dengan tatapan tidak percaya. Namun dari kejadian yang baru saja dia alami, pria bertubuh kekar itu yakin kalau yang menghempas tubuhnya, bukan angin kencang. Karena dia tidak merasakan apapun yang berhubungan dengan angin saat tubuhnya terhempas."Apa kamu sedang bercanda?" tanya pria tersebut sembari bangkit dari aspal. Badannya sedikit terasa sakit karena tubuh besarnya terhempas dengan cukup keras. Namun begitu, pria tersebut masih menunjukan ketidak percayaannya. Baru saja tubuhnya tegap berdiri, pria itu kembali dibuat terkejut sampai matanya membelalak."Apa yang kamu lakukan!" serunya dengan lantang. Wajah pria itu seketika panik saat menyadari dengan apa yang terjadi pada tubuhnya. "Turunkan tubuhku!" titahnya. Saat itu juga suaranya berubah dan dia terlihat ketakutan. Pria itu sungguh tidak bisa berbuat apapun saat ini. Tubuhnya terangkat dan dia langsung yakin dan percaya kal
Hari kini telah berganti. Di sana di dalam kamarnya, Jasuke menatap wanita yang masih terlelap sejak beberapa jam yang lalu. Entah sampai pukul berapa hubungan intim yang dilakukan Jasuke dengan wanita itu, tapi yang pasti, Jasuke terlihat senang karena misinya kali ini kembali berhasil.Meskipun cukup lelah, Jasuke sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Sebagai Dewa, rasa lelah yang dirasakan Jasuke tentu saja berbeda dengan rasa lelah pada diri manusia. Jika manusia bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan terlelap, berbeda dengan Jasuke. Cukup berdiam tidak lebih dari lima menit, rasa lelahnya pasti akan langsung hilang.Namun, hal itu tidak berlaku jika nanti Jasuke bertemu dengan Dick. Entah pertarungan seperti apa yang akan terjadi antara dua dewa kematian tersebut, yang pasti, rasa lelahnya akan jauh lebih besar karena untuk saat ini keduanya sama sama memiliki kekuatan yang seimbang.Di saat Jasuke masih sibuk menatap wanita tanpa busana di sebelahnya, telinga Jasuke mendenga
Di tempat yang berbeda, terlihat Dick saat ini sedang memakai pakaiannya. Matanya sesekali menatap dua wanita yang terbaring di atas ranjang, pasrah tanpa busana, dengan segala rasa lelah yang mendera tubuh mereka. Tubuh dua wanita itu masih terlihat berkeringat, sebagai tanda kalau mereka baru saja menyelesaikan hubungan intim dengan satu pria yang ada di kamar itu,"Baru kali ini, aku menemukan pria yang sangat kuat, saat sedang bercinta," salah satu wanita bergumam dengan terus menatap Dick yang sudah mengenakan celananya. "Anda sungguh sangat memuaskan, Tuan. Tidak sia-sia aku diminta menemani anda sampai pagi. Aku sungguh terkesan dengan milik Tuan yang sangat perkasa."Dick yang mendengar pujian tersebut hanya menyeringai. Sebenarnya dia tidak butuh pujian seperti itu. Meski dia sangat menikmati percintaannya bersama manusia, tapi bukan itu tujuan utama Dick untuk saat ini. Ada hal lain yang lebih penting daripada becinta dengan banyak wanita. "Aku juga sangat beruntung," wani
Setelah mendengar penjelasan dari Mato, ketiga dewa yang saat ini masih duduk di ruang tamu, terdiam untuk beberapa saat. Meskipun mereka diam, tapi otak ketiga dewa tersebut, saat ini sedang bekerja lebih keras, memikirkan semua informasi yang sangat mengejutkan bagi tiga dewa itu."Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita berada diantara dua pilihan yang cukup sulit," ucap Zano kepada dua dewa yang masih terdiam. Mato sendiri saat ini sudah beranjak menuju salah satu kamar untuk istirahat, makanya, para dewa berani membicarakan tentang tugas mereka dengan cukup leluasa. "Bagaimana, Jasuke? Apa yang akan kita lakukan? Bukankah kita harus bertindak secepatnya, agar kekuatan itu tidak merasuk ke dalam tubuh Dick?" kali ini Nano yang bersuara. Dari raut wajahnya jelas sekali kalau dia cukup panik begitu mendengar tentang kisah kota Jalla. "Jangan sampai kekuatan itu berhasil dikuasai Dick. Yang ada nanti malah umat manusia terkena bencana besar.""Aku tahu," sahat Jasu
Setelah terjadi percakapan yang cukup panjang dengan kedua rekan dewanya, saat ini Jasuke memilih duduk menyendiri, merenungi semua nasehat yang menghampiri dirinya. Saran dan nasehat dari dua dewa berwajah kembar, cukup membantunya untuk merenung agar Jasuke bisa mengambil pilihan yang tepat.Jasuke duduk termenung sembari menatap langit. Pikirannya menerawang pada semua hal yang telah dia lalui. Jasuke membandingkan dirinya sendiri, kala dirinya masih bertugas menjadi dewa dengan saat dia menjalani kehidupan layaknya manusia.Cukup lama sosok dewa itu merenung di halaman rumahnya. Bahkan dia merasa bosan kala jalan pikirannya terasa buntu karena sama sekali tidak menemukan solusi yang tepat menurutnya. Jasuke pun kembali berpikir untuk mengalihkan dilema yang bergelayut dalam benaknya."Apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lavena saja ya?" gumamnya kala teringat satu nama wanita yang akan menjadi tempat terakhir Jasuke untuk menanam benih. "Benar, sebaiknya aku ke sana. Mungkin saja
Dick terduduk dengan perasaan yang sangat kacau. Matanya menatap nanar ke arah cahaya merah yang mengandung kekuatan besar, yang baru saja dia miliki. Dick tidak menyangka, kekuatan yang sangat dia harapkan, hanya sekejap bersarang pada tubuhnya. Marah dan menyesal kini berbaur dalam benak sosok dewa itu. Dick menyesal bukan karena kesalahannya yang telah berbuat curang kepada rekan sesama dewa, tapi Dick menyesal, karena dia memilih terlebih dahulu datang ke markas naga merah demi menguasai kelompok tersebut.Dick berandai-andai, jika dia memilih untuk langsung menyerang dunia para dewa, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Dick masih memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya. Bahkan, bisa saja dia berhasil mewujudkan keinginannya itu berkat kekuatan besar yang dia miliki.Namun sayang, harapan tinggal harapan. Dick sudah tidak bisa berkutik lagi karena saat ini dia sudah tidak berdaya sama sekali. Dick bahkan merasa kekuatan lain yang dia miliki juga ikutan lenyap bersam
"Apa yang terjadi? Kenapa ruangan menjadi gelap begini?" tanya Nano disela-sela dirinya sedang mencari keberadaan Mato. Sosok dewa itu nampak terkejut dengan perubahan keadaan yang berlangsung mendadak di depan matanya. Ruangan yang tadinya nampak cerah karena cahaya matahari yang menembus dari atap kaca, tiba-tiba menjadi gelap dengan keadaan langit yang sangat mendung. Perubahan cuaca secara signifikan tersebut tentu saja membuat dua dewa yang ada dalam satu ruangan merasa heran."Apa mungkin, ini pengaruah dari kekuatan jahat yang ada dalam tubuh Dick?" tanya Zano menyimpulkan segala yang dia pikirkan sejak perubahan susana itu terjadi."Wah, bisa jadi itu! Jangan-jangan saat ini, Dick sedang mengeluarkan kekuatannya?" Nano mendadak panik kala mengungkapkan dugaannya yang tidak sengaja terbesit dalam pikirannya. "Bagaimana ini? Kita lanjutkan mencari Mato apa membantu Jasuke terlebih dahulu?"Zano menggeleng. "Aku tidak tahu. Saat ini keduanya sangat penting," jawabnya. Nano pun
Jasuke menyeringai. Sosok dewa itu sama sekali tidak merasa gentar kala matanya menangkap sosok Dick, yang penampilannya jelas sangat berbeda. Bahkan dalam benak Jasuke, dia sudah tidak sabar untuk menaklukan dewa yang dia buru, sejak beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Jasuke bukan baru datang ke tempat itu. Dia sudah sejak beberapa waktu yang lalu, sampai di markas Naga merah. Jasuke dan dua dewa berwajah kembar memilih fokus mencari keberadaan Mato, yang kemungkinan berada di salah satu ruangan, setelah tadi mereka mendapat surat ancaman.Namun, kala mereka memasuki ruang utama markas tersebut, Jasuke dikejutkan dengan suara perdebatan. Jasuke pun penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Dia dan dewa berwajah kembar, memilih mendekat ke ruang yang nampak ramai dengan persebut. Namun Betapa terkejutnya Jasuke kala dia mengetahui, siapa yang sedang berdebat di sana.Jasuke sempat terperangah melihat keadaan Dick yang jauh berbeda. Bahkan, dari penampilannya saja, Jasuke sudah me
Empat sosok dewa masih berbincang sampai detik ini. Mereka membahas sesuatu yang menurut mereka penting sangat penting.Mereka berbagi pendapat dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi jika sosok dewa yang menjadi buruan mereka, datang dan mengusik ketenangan dunia dewa.Pyar!Tiba-tiba sebuah suara keras, terdengar dari arah halaman depan rumah. Keempat dewa tentu saja kaget mendengar suara tersebut. Tanpa pikir panjang salah satu dari mereka, bangkit dan beranjak keluar untuk mengecek keadaan."Apa ini?" gumam salah satu sosok dewa sembari memungut sesuatu yang tergeletak di atas rumput. Di sana, sosok dewa itu juga menyaksikan salah satu tempat tanaman hias yang terbuat dari tanah liat, nampak pecah dan tanahnya berserakan.Setelah memungut sesuatu yang dia temukan, Sosok dewa itu kembali beranjak masuk untuk menunjukan benda yang dia bawa. "Apa yang pecah, Zano?" tanya Nano begitu melihat Zano menghambiri ketiga dewa lainnya."Tempat tanaman yang ada di at
"Orang rumah pada kemana? Kok sepi?" Jasuke nampak terkejut begitu dirinya sudah sampai di kediamannya dan rumah terlihat sepi.Mata Jasuke mengedar ke segala penjuru ruangan, tapi hanya hening yang dia dapatkan. Jasuke pun berteriak memanggil dua nama dewa. Sekian detik dia berteriak, sama sekali tidak ada sahutan."Apa mereka sedang pergi?" gumam Jasuke sembari mendaratkan pantatnya di atas sofa. Dia merogoh kantung jubah yang dia kenakan dan mengeluarkan ponsel miliknya. "Astaga! Ponselnya mati," keluhnya baru sadar. Entah ponsel miliknya mati sejak kapan, Jasuke sama sekali tidak mengetahuinya. Namun bukannya segera menambah daya, Jasuke malah meletakan ponsel tersebut di atas meja dan dia merebahkan tubuhnya."Mungkin mereka sedang pergi, biarin aja lah," Jasuke kembali bergumam dan dia memilih bengong di sana. Namun, tak lama setelah itu, Jasuke malah dkejutkan dengan kedatangan sosok yang dia kenal secara tiba-tiba dan sudah berdiri di hadapannya."Mahedewa!" pekiknya. Jasuke
Jasuke terdiam sembari mendaratkan pantatnya di tepi ranjang. Sesekali dia memperhatikan wajah wanita yang terlelap di atas ranjang tersebut. Dia begitu Cantik dan kelihatan masih muda. Saat itu juga Jasuke kembali teringat akan sikap wanita itu yang mendadak marah hanya karena candaannya.Jasuke masih diselimuti rasa heran dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang dengan mudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati seorang pria, hanya karena wajah pria yang tampan. Apa semua wanita seperti itu.Namun kala Jasuke kembali mengingat semua kejadian yang telah dia lalui, terutama yang terhubungan dengan wanita, Jasuke malah jadi senyum-senyum sendiri kala menyimpulkan sebuah fakta, memang beberapa wanita selalu ingin kembali bercinta dengannya dengan alasan yang sama, yaitu, wajah Jasuke yang sangat tampan."Tuan Jas, Nikmatilah tubuh saya, Tuan, Ayok, Aku siap," tiba-tiba Lucia mengigau dan tentunya Jasuke kaget mendengarnya. Sosok dewa yang tadi se
Pada akhirnya Jasuke dibuat bimbang karena isengnya. Wanita yang telah dia tolong, justru terlihat agresif dalam menanggapi ucapan Jasuke yang berawal dari candaan. Jasuke bahkan sampai terdiam untuk beberapa saat, mencari cara untuk mengatasi masalah yang menurutnya cukup rumit dan membuat Jasuke berpikir keras."Kenapa anda malah diam? Apa anda sedang berpikir untuk mencari alasan agar bisa pergi dari sini dan menghindari saya?" tuduhan Lucia membuat Jasuke seketika tersentak. "Baiklah. Mungkin memang anda ingin menghindar dari keadaan seperti ini, sebaiknya aku masuk kamar."Belum sempat Jasuke mengeluarkan suaranya, Lucia terlebih dahulu beranjak meninggalkan Jasuke di ruang tamu. Jasuke pun semakin merasa tidak enak hati karena telah mengecewakan si pemilik rumah.Setelah lama terdiam dengan merenungi apa yang baru saja terjadi, begitu Lucia masuk kamar, Jasuke pun memilih beranjak menuju kamar yang sudah disediakan Lucia untuk dirinya beristirahat serta menjalankan misinya.Se
Pada akhirnya malam ini Jasuke harus menginap di rumah Lucia. Demi sebuah misi yang sebentar lagi akan berakhir, sosok dewa itu tidak ada pilihan lain lagi, yang bisa dia gunakan selain bermalam di rumah wanita yang dia tolong. Setelah banyak hal yang dia bicarakan dengan sepasang suami istri yang hendak dia tolong, Saat ini Jasuke sudah kembali berada di rumah Lucia."Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri? Apa ada sesuatu yang sangat menyenangkan, sampai kamu tersenyum sendiri seperti itu?" tanya Jasuke kala matanya menangkap raut wajah Lucia yang nampak bahagia. Sedari tadi diam-diam, Jasuke memang memperhatikan tingkah wanita muda yang bersamanya saat ini.Lucia nampak kaget mendengar ucapan tamunya. Tapi itu hanya sebentar saja, karena selebihnya dia kembali tersenyum dan kali ini senyuman wanita itu cukup lebar. "Tentu saja saya tersenyum karena saya sedang merasa senang. Hari ini banyak kejadian yang membuat saya senang dan tentunya saya merasa sangat bahagia tanpa beba