Seorang pria yang tadi tubuhnya terhempas ke aspal, kini sedang menatap pria lain yang ada di sana, dengan tatapan tidak percaya. Namun dari kejadian yang baru saja dia alami, pria bertubuh kekar itu yakin kalau yang menghempas tubuhnya, bukan angin kencang. Karena dia tidak merasakan apapun yang berhubungan dengan angin saat tubuhnya terhempas."Apa kamu sedang bercanda?" tanya pria tersebut sembari bangkit dari aspal. Badannya sedikit terasa sakit karena tubuh besarnya terhempas dengan cukup keras. Namun begitu, pria tersebut masih menunjukan ketidak percayaannya. Baru saja tubuhnya tegap berdiri, pria itu kembali dibuat terkejut sampai matanya membelalak."Apa yang kamu lakukan!" serunya dengan lantang. Wajah pria itu seketika panik saat menyadari dengan apa yang terjadi pada tubuhnya. "Turunkan tubuhku!" titahnya. Saat itu juga suaranya berubah dan dia terlihat ketakutan. Pria itu sungguh tidak bisa berbuat apapun saat ini. Tubuhnya terangkat dan dia langsung yakin dan percaya kal
Hari kini telah berganti. Di sana di dalam kamarnya, Jasuke menatap wanita yang masih terlelap sejak beberapa jam yang lalu. Entah sampai pukul berapa hubungan intim yang dilakukan Jasuke dengan wanita itu, tapi yang pasti, Jasuke terlihat senang karena misinya kali ini kembali berhasil.Meskipun cukup lelah, Jasuke sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Sebagai Dewa, rasa lelah yang dirasakan Jasuke tentu saja berbeda dengan rasa lelah pada diri manusia. Jika manusia bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan terlelap, berbeda dengan Jasuke. Cukup berdiam tidak lebih dari lima menit, rasa lelahnya pasti akan langsung hilang.Namun, hal itu tidak berlaku jika nanti Jasuke bertemu dengan Dick. Entah pertarungan seperti apa yang akan terjadi antara dua dewa kematian tersebut, yang pasti, rasa lelahnya akan jauh lebih besar karena untuk saat ini keduanya sama sama memiliki kekuatan yang seimbang.Di saat Jasuke masih sibuk menatap wanita tanpa busana di sebelahnya, telinga Jasuke mendenga
Di tempat yang berbeda, terlihat Dick saat ini sedang memakai pakaiannya. Matanya sesekali menatap dua wanita yang terbaring di atas ranjang, pasrah tanpa busana, dengan segala rasa lelah yang mendera tubuh mereka. Tubuh dua wanita itu masih terlihat berkeringat, sebagai tanda kalau mereka baru saja menyelesaikan hubungan intim dengan satu pria yang ada di kamar itu,"Baru kali ini, aku menemukan pria yang sangat kuat, saat sedang bercinta," salah satu wanita bergumam dengan terus menatap Dick yang sudah mengenakan celananya. "Anda sungguh sangat memuaskan, Tuan. Tidak sia-sia aku diminta menemani anda sampai pagi. Aku sungguh terkesan dengan milik Tuan yang sangat perkasa."Dick yang mendengar pujian tersebut hanya menyeringai. Sebenarnya dia tidak butuh pujian seperti itu. Meski dia sangat menikmati percintaannya bersama manusia, tapi bukan itu tujuan utama Dick untuk saat ini. Ada hal lain yang lebih penting daripada becinta dengan banyak wanita. "Aku juga sangat beruntung," wani
Setelah mendengar penjelasan dari Mato, ketiga dewa yang saat ini masih duduk di ruang tamu, terdiam untuk beberapa saat. Meskipun mereka diam, tapi otak ketiga dewa tersebut, saat ini sedang bekerja lebih keras, memikirkan semua informasi yang sangat mengejutkan bagi tiga dewa itu."Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita berada diantara dua pilihan yang cukup sulit," ucap Zano kepada dua dewa yang masih terdiam. Mato sendiri saat ini sudah beranjak menuju salah satu kamar untuk istirahat, makanya, para dewa berani membicarakan tentang tugas mereka dengan cukup leluasa. "Bagaimana, Jasuke? Apa yang akan kita lakukan? Bukankah kita harus bertindak secepatnya, agar kekuatan itu tidak merasuk ke dalam tubuh Dick?" kali ini Nano yang bersuara. Dari raut wajahnya jelas sekali kalau dia cukup panik begitu mendengar tentang kisah kota Jalla. "Jangan sampai kekuatan itu berhasil dikuasai Dick. Yang ada nanti malah umat manusia terkena bencana besar.""Aku tahu," sahat Jasu
"Permisi, Mahadewa, ada pesan yang ingin saya sampaikan untuk anda," seorang dewa tiba-tiba muncul di antara para dewa tertinggi yang sedang berkumpul dan berdiskusi seperti biasanya. Mahadewa dan para dewa yang lain tertegun dengan kehadiran sosok dewa terendah dari kalangan Dewa kematian, yang datang ke tempat itu tanpa adanya pemberitahuan."Ada apa? Apa ada hal penting, sampai kamu menghadap saya tanpa pemberitahuan?" tanya Mahadewa dengan sikap yang hangat seperti biasanya. Meskipun Mahadewa berada pada tingkat yang lebih tinggi, dia tetap menghormati setiap tingkatan Dewa yang menghadapnya. Hal itu merupakan nilai lebih dari seorang Dewa. "Tadi saat saya bertugas di bumi, saya bertemu dengan dua penjaga yang sedang menjalani hukuman mereka di bumi manusia, Mahadewa. Mereka menitip pesan kepada saya agar secepatnya memberitahu pesan ini kepada Mahadewa karena ini sangat penting," ucap Dewa kematian dengan badan yang masih sedikit membungkuk sebagai tanda menghormati para dewa ya
Setelah pertemuannya dengan Mahadewa, Jasuke memperhatikan dengan tatapan lekat, cacatan yang kini berada di tangannya. Sejak Mahadewa pergi beberapa saat yang lalu, Jasuke sama sekali belum membuka dan membaca isi dari cacatan tersebut. Dia masih tidak menyangka dengan tugas tambahan yang dia terima.Bukannya Jasuke tidak senang dengan tugas baru yang dia terima. Namun sebagai dewa yang sedang menjalani hukuman, Jasuke ingin secepatnya mengakhiri masa hukumannya. Dia ingin kembali menjadi dewa yang tidak dipusingkan dengan segala masalah yang dia hadapi. Selama menjadi Dewa, Jasuke hanya menjalankan tugasnya, tanpa memikirkan yang lainnya. Tapi sekarang, dia harus memikirkan banyak hal sejak dirinya mendapat hukuman.Meskipun tidak dipungkiri, Jasuke juga sangat dendam kepada Dewa yang telah menyebabkan dia mendapatkan hukuman, tapi Jasuke juga tidak menyangka, hukumannya akan bertambah seberat ini. Sebagai Dewa yang sedang menjalani hukuman, tentu saja dia tidak bisa menolak permint
Jasuke sedikit tercengang, begitu mendengar alasan wanita yang pernah bercinta dengannya datang ke kota ini karena mencari dirinya. Jasuke tidak menyangka, kalau wanita itu datang bersama seorang teman wanita dengan tujuan yang tidak terduga, yaitu ingin membuat temannnya hamil oleh dewa berwujud manusia tersebut.Meskipun informasi tersebut cukup membuat Jasuke senang, tapi Jasuke harus memastikan dulu tentang kebenaran dari keinginan dua wanita itu. Jasuke melakukan penyelidikan itu karena dia tidak mau benihnya terbuang sia-sia jika tujuan dua wanita itu mencarinya hanya untuk bersenang-senang, bukan ingin mendapat keturunan setelah bercinta dengan Jasuke.Jasuke tersenyum sembari menatap dua wanita di hadapannya secara bergantian. "Baiklah. Tapi sebelum kita bercinta, apa saya boleh tahu alasan anda ingin dihamili oleh saya, Nona?" tanya Jasuke kepada wanita yang memakai dres biru muda dan memiiliki rambut dengan panjang hanya sebatas bahu.Sebelum menjawab, wanita itu terlebih da
"Wahh! Rumahnya sangat nyaman!" puji salah satu wanita begitu memasuki rumah yang belum lama dihuni oleh tiga dewa. Mata dua wanita itu mengedar ke sekitar dengan penuh rasa kagum dari semua yang mereka lihat di dalam rumah tersebut. Jasuke sendiri hanya tersenyum mendengar segala pujian yang keluar dari mulut ke duanya."Tuan, anda mau kemana?" tanya salah satu wanita yang memiliki nama panggilan Venita. Wanita itu tertegun saat melihat Jasuke yang terus melangkah tanpa mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk terlebih dahulu di sofa ruang tamu.Mendengar pertanyaan dari Venita, Jasuke seketika menghentikan langkah kakinya dan membalas tatapan dua wanita. Mereka saling diliputi tanda tanya satu sama lain atas sikap mereka saat ini. "Bukankah kita akan bercinta?" tanya Jasuke heran."Iya," jawab Venita yang wajahnya nampak terlihat bingung, "apa Tuan mau ke kamar?"Jasuke semakin merasa aneh dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita dengan rambut bergelombang tersebut. "Apa kali
Setelah terjadi percakapan yang cukup panjang dengan kedua rekan dewanya, saat ini Jasuke memilih duduk menyendiri, merenungi semua nasehat yang menghampiri dirinya. Saran dan nasehat dari dua dewa berwajah kembar, cukup membantunya untuk merenung agar Jasuke bisa mengambil pilihan yang tepat.Jasuke duduk termenung sembari menatap langit. Pikirannya menerawang pada semua hal yang telah dia lalui. Jasuke membandingkan dirinya sendiri, kala dirinya masih bertugas menjadi dewa dengan saat dia menjalani kehidupan layaknya manusia.Cukup lama sosok dewa itu merenung di halaman rumahnya. Bahkan dia merasa bosan kala jalan pikirannya terasa buntu karena sama sekali tidak menemukan solusi yang tepat menurutnya. Jasuke pun kembali berpikir untuk mengalihkan dilema yang bergelayut dalam benaknya."Apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lavena saja ya?" gumamnya kala teringat satu nama wanita yang akan menjadi tempat terakhir Jasuke untuk menanam benih. "Benar, sebaiknya aku ke sana. Mungkin saja
Dick terduduk dengan perasaan yang sangat kacau. Matanya menatap nanar ke arah cahaya merah yang mengandung kekuatan besar, yang baru saja dia miliki. Dick tidak menyangka, kekuatan yang sangat dia harapkan, hanya sekejap bersarang pada tubuhnya. Marah dan menyesal kini berbaur dalam benak sosok dewa itu. Dick menyesal bukan karena kesalahannya yang telah berbuat curang kepada rekan sesama dewa, tapi Dick menyesal, karena dia memilih terlebih dahulu datang ke markas naga merah demi menguasai kelompok tersebut.Dick berandai-andai, jika dia memilih untuk langsung menyerang dunia para dewa, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Dick masih memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya. Bahkan, bisa saja dia berhasil mewujudkan keinginannya itu berkat kekuatan besar yang dia miliki.Namun sayang, harapan tinggal harapan. Dick sudah tidak bisa berkutik lagi karena saat ini dia sudah tidak berdaya sama sekali. Dick bahkan merasa kekuatan lain yang dia miliki juga ikutan lenyap bersam
"Apa yang terjadi? Kenapa ruangan menjadi gelap begini?" tanya Nano disela-sela dirinya sedang mencari keberadaan Mato. Sosok dewa itu nampak terkejut dengan perubahan keadaan yang berlangsung mendadak di depan matanya. Ruangan yang tadinya nampak cerah karena cahaya matahari yang menembus dari atap kaca, tiba-tiba menjadi gelap dengan keadaan langit yang sangat mendung. Perubahan cuaca secara signifikan tersebut tentu saja membuat dua dewa yang ada dalam satu ruangan merasa heran."Apa mungkin, ini pengaruah dari kekuatan jahat yang ada dalam tubuh Dick?" tanya Zano menyimpulkan segala yang dia pikirkan sejak perubahan susana itu terjadi."Wah, bisa jadi itu! Jangan-jangan saat ini, Dick sedang mengeluarkan kekuatannya?" Nano mendadak panik kala mengungkapkan dugaannya yang tidak sengaja terbesit dalam pikirannya. "Bagaimana ini? Kita lanjutkan mencari Mato apa membantu Jasuke terlebih dahulu?"Zano menggeleng. "Aku tidak tahu. Saat ini keduanya sangat penting," jawabnya. Nano pun
Jasuke menyeringai. Sosok dewa itu sama sekali tidak merasa gentar kala matanya menangkap sosok Dick, yang penampilannya jelas sangat berbeda. Bahkan dalam benak Jasuke, dia sudah tidak sabar untuk menaklukan dewa yang dia buru, sejak beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Jasuke bukan baru datang ke tempat itu. Dia sudah sejak beberapa waktu yang lalu, sampai di markas Naga merah. Jasuke dan dua dewa berwajah kembar memilih fokus mencari keberadaan Mato, yang kemungkinan berada di salah satu ruangan, setelah tadi mereka mendapat surat ancaman.Namun, kala mereka memasuki ruang utama markas tersebut, Jasuke dikejutkan dengan suara perdebatan. Jasuke pun penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Dia dan dewa berwajah kembar, memilih mendekat ke ruang yang nampak ramai dengan persebut. Namun Betapa terkejutnya Jasuke kala dia mengetahui, siapa yang sedang berdebat di sana.Jasuke sempat terperangah melihat keadaan Dick yang jauh berbeda. Bahkan, dari penampilannya saja, Jasuke sudah me
Empat sosok dewa masih berbincang sampai detik ini. Mereka membahas sesuatu yang menurut mereka penting sangat penting.Mereka berbagi pendapat dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi jika sosok dewa yang menjadi buruan mereka, datang dan mengusik ketenangan dunia dewa.Pyar!Tiba-tiba sebuah suara keras, terdengar dari arah halaman depan rumah. Keempat dewa tentu saja kaget mendengar suara tersebut. Tanpa pikir panjang salah satu dari mereka, bangkit dan beranjak keluar untuk mengecek keadaan."Apa ini?" gumam salah satu sosok dewa sembari memungut sesuatu yang tergeletak di atas rumput. Di sana, sosok dewa itu juga menyaksikan salah satu tempat tanaman hias yang terbuat dari tanah liat, nampak pecah dan tanahnya berserakan.Setelah memungut sesuatu yang dia temukan, Sosok dewa itu kembali beranjak masuk untuk menunjukan benda yang dia bawa. "Apa yang pecah, Zano?" tanya Nano begitu melihat Zano menghambiri ketiga dewa lainnya."Tempat tanaman yang ada di at
"Orang rumah pada kemana? Kok sepi?" Jasuke nampak terkejut begitu dirinya sudah sampai di kediamannya dan rumah terlihat sepi.Mata Jasuke mengedar ke segala penjuru ruangan, tapi hanya hening yang dia dapatkan. Jasuke pun berteriak memanggil dua nama dewa. Sekian detik dia berteriak, sama sekali tidak ada sahutan."Apa mereka sedang pergi?" gumam Jasuke sembari mendaratkan pantatnya di atas sofa. Dia merogoh kantung jubah yang dia kenakan dan mengeluarkan ponsel miliknya. "Astaga! Ponselnya mati," keluhnya baru sadar. Entah ponsel miliknya mati sejak kapan, Jasuke sama sekali tidak mengetahuinya. Namun bukannya segera menambah daya, Jasuke malah meletakan ponsel tersebut di atas meja dan dia merebahkan tubuhnya."Mungkin mereka sedang pergi, biarin aja lah," Jasuke kembali bergumam dan dia memilih bengong di sana. Namun, tak lama setelah itu, Jasuke malah dkejutkan dengan kedatangan sosok yang dia kenal secara tiba-tiba dan sudah berdiri di hadapannya."Mahedewa!" pekiknya. Jasuke
Jasuke terdiam sembari mendaratkan pantatnya di tepi ranjang. Sesekali dia memperhatikan wajah wanita yang terlelap di atas ranjang tersebut. Dia begitu Cantik dan kelihatan masih muda. Saat itu juga Jasuke kembali teringat akan sikap wanita itu yang mendadak marah hanya karena candaannya.Jasuke masih diselimuti rasa heran dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang dengan mudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati seorang pria, hanya karena wajah pria yang tampan. Apa semua wanita seperti itu.Namun kala Jasuke kembali mengingat semua kejadian yang telah dia lalui, terutama yang terhubungan dengan wanita, Jasuke malah jadi senyum-senyum sendiri kala menyimpulkan sebuah fakta, memang beberapa wanita selalu ingin kembali bercinta dengannya dengan alasan yang sama, yaitu, wajah Jasuke yang sangat tampan."Tuan Jas, Nikmatilah tubuh saya, Tuan, Ayok, Aku siap," tiba-tiba Lucia mengigau dan tentunya Jasuke kaget mendengarnya. Sosok dewa yang tadi se
Pada akhirnya Jasuke dibuat bimbang karena isengnya. Wanita yang telah dia tolong, justru terlihat agresif dalam menanggapi ucapan Jasuke yang berawal dari candaan. Jasuke bahkan sampai terdiam untuk beberapa saat, mencari cara untuk mengatasi masalah yang menurutnya cukup rumit dan membuat Jasuke berpikir keras."Kenapa anda malah diam? Apa anda sedang berpikir untuk mencari alasan agar bisa pergi dari sini dan menghindari saya?" tuduhan Lucia membuat Jasuke seketika tersentak. "Baiklah. Mungkin memang anda ingin menghindar dari keadaan seperti ini, sebaiknya aku masuk kamar."Belum sempat Jasuke mengeluarkan suaranya, Lucia terlebih dahulu beranjak meninggalkan Jasuke di ruang tamu. Jasuke pun semakin merasa tidak enak hati karena telah mengecewakan si pemilik rumah.Setelah lama terdiam dengan merenungi apa yang baru saja terjadi, begitu Lucia masuk kamar, Jasuke pun memilih beranjak menuju kamar yang sudah disediakan Lucia untuk dirinya beristirahat serta menjalankan misinya.Se
Pada akhirnya malam ini Jasuke harus menginap di rumah Lucia. Demi sebuah misi yang sebentar lagi akan berakhir, sosok dewa itu tidak ada pilihan lain lagi, yang bisa dia gunakan selain bermalam di rumah wanita yang dia tolong. Setelah banyak hal yang dia bicarakan dengan sepasang suami istri yang hendak dia tolong, Saat ini Jasuke sudah kembali berada di rumah Lucia."Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri? Apa ada sesuatu yang sangat menyenangkan, sampai kamu tersenyum sendiri seperti itu?" tanya Jasuke kala matanya menangkap raut wajah Lucia yang nampak bahagia. Sedari tadi diam-diam, Jasuke memang memperhatikan tingkah wanita muda yang bersamanya saat ini.Lucia nampak kaget mendengar ucapan tamunya. Tapi itu hanya sebentar saja, karena selebihnya dia kembali tersenyum dan kali ini senyuman wanita itu cukup lebar. "Tentu saja saya tersenyum karena saya sedang merasa senang. Hari ini banyak kejadian yang membuat saya senang dan tentunya saya merasa sangat bahagia tanpa beba