RAMIKAN DULU VOTENYA
Brandon sama sekali tidak menghiraukan peringatan dari petugas kepolisian yang sedang berjaga di pintu masuk, dia tetap menerjang panel pendeteksi logam yang sedang berbunyi nyaring karena senjata api yang terselip di pinggangnya. Brandon memang sudah siap menembak kepala siapa saja yang berani menculik Lily. Brandon sudah nyaris gila mencari Lily yang menghilang dari sekolah sejak kemarin dan langsung berlari kemari begitu mendengar gadis itu telah ditemukan. "Lily!" Brandon berhenti dengan dada berdegup kencang dan napas masih bergemuruh setelah berlari. Lily sedang berada di samping Jeremy Loghan sehingga pemuda itu tidak terlalu berani mendekat setelah kemarin mereka sudah nyaris berkelahi. Sementara itu Lily juga masih tertegun kaku karena belum bisa mempercayai apa yang dia lihat. Brandon masih hidup dan utuh tidak kurang satu apapun. Semuanya juga nampak normal, tidak ada yang terkejut dan dari tadi memang tidak ada yang membahas kematiannya. Seolah-seolah memang tidak ada b
Carla berencana membuat kejutan untuk ulang tahun Brandon yang ke tujuh belas, kebetulan Brandon masih berada di Highland dan besok lusa baru kembali. Carla diam-diam ingin meletakkan hadiahnya di laci kamar Brandon.Siang itu rumah sedang sepi hanya ada pelayan yang melihat kedatangan Carla. Karena Carla dan Brandon sudah biasa bermain bersama sejak kecil jadi Carla sudah sering datang ke rumah David Lington kadang juga menginap.Carla masuk pelan-pelan ke kamar pemuda itu dan tidak mengira jika ternyata Brandon sudah pulang."Kupikir kau masih di Highland?" kaget Carla."Apa yang kau bawa?" pemuda itu balas menanyakan bingkisan di tangan Carla."Oh, bukan apa-apa ini hanya ... " gugup Carla segera menyembunyikannya ke belakang pinggang."Ayo kemarikan!""Tidak!" Carla beringsut mundur tapi kalah cepat."Brandon, kembalikan padaku!" Carla melompat-lompat untuk meraih kembali bingkisan kecil yang kali ini sudah dianggkat tinggi-tinggi."Apa ini hadiah ulang tahunku?""Oh, kemarikan ayo
Setelah video sex yang dilakukan Carla dengan seorang pemuda yang diduga Brandon beredar di lingkungan sekolah. Semua orang ikut menuduh Brandon meskipun posisi siswa itu sedang memunggungi kamera. Tidak ada yang mempercayai pembelaan Brandon termasuk David Lington sendiri. David memang tidak pernah menduga jika Samuel bisa kabur.Brandon sangat marah karena merasa dituduh oleh semua orang atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan. Brandon kabur ke Highland dan menghabiskan sepanjang musim panas di sana. Bahkan Brandon tidak perduli ketika mendengar putri keluarga Lington sudah berada di Glasgow.Brandon kembali murka ketika mendengar Carla berteman dengan Lily dan membuat pesta di rumahnya. Brandon benar-benar tidak bodoh untuk menebak jalan pikiran Carla. Setelah tidak berhasil mencemarkan namanya kemudian dia berniat utuk merusak reputasi putri keluarga Loghan. Brandon juga yakin Carla tidak bekerja sendiri. Brandon mendatangi ruang kepala sekolah untuk meminta semua file rekama
KEMATIAN NICOLAS Carla mendatangi Brandon yang dia dengar baru kembali dari Yorkshire. Brandon masih lelah karena menyetir sendiri selama berjam-jam. Brandon hanya ingin tidur tapi Carla sudah ribut mengganggunya. Carla ribut karena kecemburuannya terhadap Lily dan terus menggerutu mengenai masalah orang tuanya yang baru resmi bercerai. Sepertinya Carla memang sedang sangat tertekan tapi Brandon tetap tidak mau menghiraukannya. "Aku juga tahu apa yang kau rasakan terhadap orang tuamu," pancing Carla untuk menarik simpati Brandon. "Aku tidak bodoh sepertimu!" Brandon bangkit berdiri dari ranjang tapi masih acuh. "Aku baru sadar jika kau memang benar." Selama ini Carla memang sering marah dan mencemooh Brandon yang mau menerima perjodohannya dengan putri keluarga Loghan. Carla menuduh Brandon pengecut karena mau dikendalikan orang tuanya. "Sekarang aku baru paham dengan apa yang sedang kau lakukan." Carla menatap sepasang netra hijau milik Brandon yang memang berbeda dengan milik
KEMATIAN CARLACarla merasa sedikit lega setelah kasus kematian Mikey dan Nicolas akhirnya ditutup. Meskipun bukan Carla yang membunuh mereka berdua tapi Carla jelas tahu siapa pelakunya dan secara tidak langsung dia telah ikut terlibat.Carla sudah tidak bisa tidur tenang sama sekali bahkan dia masih seperti melihat Nicolas yang melotot menatapnya dengan leher terjerat tali tiap kali ia mulai memejamkan Mata. Carla semakin sadar jika Samuel bukan hanya gila tapi juga sadis. Bukan hal yang aneh jika David Lington mengirimnya ke pengasingan dan salah Carla sendiri yang telah melepaskan seekor monster.Carla meneliti bekas lebam di bahunya yang belum memudar akibat perbuatan Samuel yang tega menjeratnya dengan kasar. Carla terus diperas untuk melayani fantasi seksualnya yang sangat menyimpang, bahkan lebih menyimpang dari saudara laki-lakinya yang juga suka bertindak kasar. Brandon dan Samuel sebenarnya memiliki sifat dasar yang sama.Carla masih tidak tahu kapan Samuel akan berhenti mem
Geby berusaha menarik napasnya dengan teratur karena perutnya mulai kram sejak mendengar Lily menembak Tobias. Semua bencana mengerikan untuk diakui oleh gadis muda yang belum genap tujuh belas tahun."Aku sangat panik dan ketakutan, aku kabur dengan meninggalkan tubuhnya tergeletak di tengah hutan." Meskipun takut luar biasa tapi Lily harus jujur pada pamannya."Bagaimana kau bisa kabur bersama Tobias Harlot!" tuntut Jeremy."Aku sangat bingung, sampai sekarangpun aku masih bingung." Lily berpaling pada Brandon yang kebetulan masih duduk di sampingnya. "Seharusnya kau juga sudah mati." Lily masih menatap Brandon. "Aku melihatmu mati dengan mulut berbusa setelah meneguk minuman kaleng beracun."Sebenarnya Brandon sama sekali tidak bersedih atas berita kematian Tobias Harlot yang sedang mengejutkan semua orang. Tapi karena hal itu sepertinya Brandon jadi harus ikut jujur, dia tidak memiliki pilihan di hadapan seorang Jeremy Loghan yang juga sedang menunggu penjelasanya."Dia Samuel, sau
"Kau masih beruntung karena dia hanya menembak perutmu!" kesal Jane setelah membebatkan perban ke perut Tobias.Tobias memang sangat beruntung karena memiliki wanita seperti Jane yang akan selalu mengurusnya seperti bayi."Jangan sampai nanti anakmu lahir tanpa ayah!" tambah Jane masih dengan nada ketus ketika memasangkan klip pengait di ujung tepi perbannya."Apa!" kaget Tobias setelah beberapa detik mencerna ucapan Jane. "Kau hamil?"Jane sudah tidak mau menjawab, dia justru menatap Tobias dengan sadis. "Aku yang membuatmu hamil?" Tobias langsung ingin bangkit kemudian ia meringis nyeri."Tetap berbaring jika kau tidak mau jahitanmu kembali terbuka!" Jane memperingatkan sambil mendorong bahu Tobias.Jane memang benar-benar kesal karena baru tahu beberapa minggu ini jika dirinya sedang hamil. Padahal Jane yakin mereka selalu memakai pengaman tiap kali berhubungan intim, kecuali Tobias memang sengaja berbuat curang karena selama ini Tobias yang paling bersikeras ingin membangun keluar
"Jadi kau hamil?" tanya Nathan ketika menghampiri Jane yang sedang berdiri menatap keluar jendela."Kupikir aku sudah tidak bisa hamil."Diam-diam Jane kembali meraba bekas sayatan kecil di bawah pusarnya. Jane pikir dirinya memang sudah tidak mungkin hamil setelah tindakan sterilisasi rahimnya beberapa tahun lalu. Meski masih tetap ada kemungkinan untuk hamil tapi sangat kecil, bisa dibilang satu banding seribu. Karena itu Jane sangat terkejut ketika beberapa minggu lalu mengetahui dirinya sedang hami. Lagi pula Jane juga selalu memastikan untuk tetap memakai pengaman tiap kali ia dan Tobias berhubungan intim. Atau mungkin ada kaitannya dengan genetika dari anak-anak spesial, semuanya masih sangat mungkin karena memang belum pernah ada yang melakukan penelitian sampai di situ."Kita akan merahasiakannya jika kau menginginkan bayi itu."Tanpa perlu bertanya lagi pun sebenarnya Nathan tahu seperti apa perasaan Jane. Jane yang selama ini hanya sibuk mengurus mereka sejatinya juga sangat
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut