VOTE YA , SEBELUM KEMBALI KE BAB YANG MENEGANGKAN
Brandon benar-benar tidak sehat, dia bukan hanya dominan tapi juga sangat sakit. Lily memperhatikan pantulan punggungnya di depan cermin, penuh jejak kemerahan mengerikan akibat hisapan dan gigitan. Lily khawatir jika kesehatan jiwanya juga sudah mulai ikut terganggu karena membiarkan Brandon berbuat demikian. Lily kembali mengambil tisu untuk membersihkan sisa cairan lengket di punggungnya. "Mandilah," ajak Brandon yang sedang berdiri di bawah guyura shower air hangat. Lily menggeleng, dia tidak mau mandi bersama. Lily sedang butuh jarak sejenak untuk mengembalikan kesehatan jiwanya yang benar-benar sedang terganggu akibat perbuatan Brandon barusan. Mereka sudah terlalu jauh, sudah terlalu berani dan mustahil untuk berhenti lagi. Walaupun Brandon masih menepati janji untuk tetap menjaganya dengan baik tapi sekarang Lily malah mulai mengkhawatirkan dirinya sendiri. Lily sudah kembali duduk di atas ranjang saat Brandon keluar dari bilik kamar mandi. Brandon berjalan sambil membawa ha
"Dia sudah tidak bernapas!" kata salah satu anak laki-laki yang tadi berlari dari lorong bersama kekasihnya.Aula pesta yang semula tenang dengan musik lembut iba-tiba menjadi riuh dan kacau. Napas Lily ikut terjeda dan terasa berat untuk dihirup. Gadis itu masih terlalu syok mendengar kembali terjadi tragedi mengerikan di lingkungan sekolahnya.Semua anak berlari keluar karena ingin tahu siapa yang bunuh diri di ruang gim pada saat yang lain sedang berpesta. Ketika semua anak berlarian panik, kaki Lily justru sedang tertancap di lantai tidak bisa bergerak karena memperhatikan Brandon, sepertinya pemuda itu tidak terkejut sama sekali. Saat aula menjadi sepi dan hanya meninggalkan beberapa anak, saat itu Brandon baru sadar jika sedang ada yang sedang berdiri kaku memperhatikannya.Lily segera membuka topeng bulu penutup wajahnya dengan tangan lemas dan napas berangsur pelan tanpa rasa karena otaknya juga masih kebas. Brandon nampak syok dengan keberadaan Lily di tengah kekacauan ini ka
Meski sudah dicurigai sebagai tindakan bunuh diri tapi petugas kepolisian tetap harus mendata semua anak yang menghadiri pesta serta meminta keterangan dari beberapa saksi yang terakhir bersama dan melihat Nicolas."Kenapa kalian bisa berada di ruang gim sementara yang lain sedang berpesta?" tanya Inspektur Conrald pada kedua saksi sekaligus demi untuk mempersingkat waktu penyidikan."Kami mencari tempat yang sepi dan terdapat matras," jujur bocah laki-laki yang juga masih duduk gugup di samping kekasihnya."Kami benar-benar tidak tahu sejak kapan tubuh korban tergantung di sana." Anak perempuan itu kembali menangis dengan sisa make-up nya yang sudah berantakan. Gadis itu terlihat sangat syok dan ketakutan. "Tolong biarkan kami pulang."Inspektur Conrald cuma menghela napas berat oleh kasus beruntun yang sepertinya juga tidak terjadi secara kebetulan. Dia yakin pasti masih ada hubungannya meski yang kali ini terkesan murni tindakan bunuh diri. Karena sangat kebetulan jika semua kamera
Brandon mengantarkan Lily pulang ke tempat tinggalnya. Walaupun Lily tidak mengajak Brandon ikut turun tapi pemuda itu tetap mengikuti Lily sampai naik ke kamarnya dan menutup pintu. "Katakan di mana kau saat kejadian?" tanya Lily begitu mereka berdua sudah di dalam kamar. "Aku berada di pesta." Lily tahu Brandon masih pilih berbohong. "Kau datang terlambat!" Lily juga kembali melirik lengan Brandon. "Kenapa lengan kananmu yang terluka?" Lily tahu Brandon tidak kidal, luka di lengan kanan jelas di akibatkan oleh orang lain. Brandon tidak menjawab, dada pemuda itu terlihat bergerak naik turun menghela udara kasar ke dalam paru-parunya yang juga sedang panas seperti terbakar. Lily juga jadi kembali teringat dengan kasus pemukulan Nicolas yang tadi disinggung kembali oleh Inspektur Conrald. "Katakan jika kau tidak terlibat kasus pemukulan Nicolas!" tuntut Lily. "Kenapa kau tidak tanya kepada Carla untuk apa dia mau ikut berbohong dan berputar-putar mencari rumah ayahnya!" "Apa ma
Tragedi mengerikan kembali terjadi di lingkungan sekolah elite milik keluarga Lington. Kali ini salah seorang siswanya ditemukan sudah tak bernyawa dengan tubuh tergantung di tiang pull up. Nicolas Christoper Yuan adalah seorang konten kreator dan influencer dengan jutaan follower. Ayahnya berkewarganegaraan Kanada, imigran dari Cina yang sudah menetap di Kanada lebih dari dua puluh tahun. Setelah kedua orang tuanya bercerai Nicolas ikut bersama ibunya pulang ke Inggris. Sudah dua tahun Nicolas menjadi salah satu siswa di sekolah elit milik keluarga Lington. Karirnya sebagai influencer juga sedang melejit ketika berita kematiannya seketika menghebohkan semua media pemberitaan.Proses penyidikan sedang berjalan tapi berbagai spekulasi mengenai kematian Nicolas sudah menjadi pembicaraan hangat. Berbagai gelombang dukungan dari para followernya yang menuntut transparasi penyidikan juga ikut menjadi trending taggar di berbagai media sosial. Demi ketenangan proses penyidikan sekolah di libu
Semua orang tua siswa merasa lega karena akhirnya kasus mengerikan di sekolah anak-anak mereka dapat terselesaikan. Anak-anak bisa kembali ke sekolah dengan normal. Tapi bagi Lily rasanya tetap tidak ada yang bisa kembali Normal. Semuanya hanya seperti dejavu. Tiap pasang mata kali ini sedang menatapnya seperti mahluk asing yang berasal dari Mars. Meskipun sulit untuk dibuktikan tapi sebenarnya semua orang sudah menduga jika pelaku pemukulan atas Nicolas adalah Brandon, jadi memang sangat masuk akal jika Mikey menjadi korban salah sasaran dari rencana Nicolas. Benar-benar tragedi mengerikan yang hanya dimulai dari perkara sepele, yaitu kedatangan putri keluarga Loghan yang memicu kecemburuan. Lily berusaha untuk tidak menghiraukan tatapan semua teman-temannya. Dia tetap berjalan mendekati loker milik Nicolas yang jadi sepi sejak semua orang tahu Nick yang membunuh Mikey. Semua simpati yang semula diberikan padanya ikut lenyap berganti predikat sebagai pembunuh sadis. Lily menempelk
Lily sudah akan pulang ketika melihat Brandon menyeret lengan Carla untuk dia bawa masuk ke ruang gim. Lily segera berhenti untuk bersembunyi di sisi loker sambil meraba dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang. Sungguh Lily ingin tahu apa yang mereka lakukan tapi mustahil untuk ikut masuk, dia pasti ketahuan.Akhirnya Lily tetap menunggu di samping Loker, dia menunggu untuk sekedar memastikan berapa lama Carla dan Brandon berada di dalam sana. Kira-kira sekitar sepuluh menit Brandon yang keluar lebih dulu. Lily menegakkan punggungnya untuk lebih rapat ke diding agar tidak ketahuan sambil terus berdoa semoga Brandon keluar melalui lorong sebelah kana. Detik-detik itu menjadi penuh ketegangan karena tiap butir udara yang sedang Lily hidup tiba-tiba jadi terdengar semakin berisik nyaring.Lily memejamkan mata dengan pasrah dan baru merasa lega begitu mendengar suara langkah kaki Brandon yang menjauh. Lily juga buru-buru keluar dari lorong di sebelah kiri yang tembus ke halaman samping.
Masalah ini bukan lagi maslah sepele dari pria iseng yang ingin mendapatkan fantasi sex dengan memeras gadis muda. Masalah ini sudah melibatkan tindakan kriminal dan telah mengakibatkan lenyapnya beberapa nyawa. Lily tidak mau main-main lagi."Lepas mantelnya di sini!" ibu Brandon mengajak kedua anak muda itu ke salah satu ruangan dengan perapian yang sudah menyala.Lily mengikuti Brandon untuk menggantung mantelnya di tiang khusus. Setelah bergulung-gulung di halaman bersalju sekarang sepatu serta kaus kaki Lily menjadi lembab dan basah. Salju yang tadi menempel langsung mencair begitu ia bawa masuk ke dalam rumah berpenghangat."Duduklah di dekat perapian agar kakimu tidak keriput," saran dari ibu Brandon dan Lily mengikutinya dengan patuh.Ada sofa yang cukup nyaman tepat di samping kiri perapian berdinding narmer, beberapa foto masa kecil brandon terlihat berjejer di atasnya. Lily langsung duduk untuk melepas kaus kakinya yang tidak nyaman. Lily memakai kaus kaki tebal hingga ke pa
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut