JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
[Aku ingin melihatmu dari belakang] Lily segera mengambil posisi dengan memunggungi kamera ekstra yang sudah terkoneksi dengan ponselnya. Lily juga melakukan pengeditan mengunakan beberapa pin gambar berukuran besar agar identitasnya tidak bisa diketahui meski rasanya masih jijik ketika harus disuruh berbuat seperti itu . [Berlutut dan buka kakimu] Lily memang masih memakai pakaian dalam tapi sedang dalam posisi wanita yang rentan untuk diserang. Lily memiliki pinggul bulat kencang, benar-benar mengairahkan untuk ditikam dari belakang. [Sentuh menggunakan tanganmu sendiri dan jangan berhenti sampai aku memberitahumu sudah selesai] Lily menyelipkan tangannya dengan rahang terkatup rapat dan melakukanya dengan gigi menggigil marah. [Bayangkan aku yang sedang mengisimu dengan sesak di dalam sana] Seperti biasa Lily jijik luar biasa dengan berbagai pesan kotor yang dikirim padanya. Lily berusaha untuk memejamkan mata tapi sialnya dia malah teringat perbuatan Brandon yang sedang men
Lily terus mengikuti Brandon samapi di kamar tamu karena dia menolak untuk sarapan dan hanya ingin tidur."Jadi kau menyetir sendiri dari Glasgow?""Ya.""Di tengah malam?""Ya."Perjalanan dari Glasgow ke York kurang lebih sekitar tujuh jam dan entah apa yang sedang dipikirkan Brandon sampai mau melakukanya."Apa sebenarnya yang kau pikirkan?" tanya Lily agak cemas karena perjalanan malam seorang diri memang cukup berbahaya."Aku memikirkanmu." Brandon masih acuh kemudian menjatuhkan tubuh besarnya ke atas ranjang dan meraih bantal untuk dia peluk sambil tertelungkup."Aku berada di rumah keluargaku tidak akan ada yang menggangguku di sini.""Aku sama sekali tidak percaya dengan Tobias Harlot!" ketus Brandon masih sambil tertelungkup dan menutup kepalanya dengan bantal agar bisa lekas tidur."Kau memang menyebalkan!" balas Lily dengan tidak kalah ketus.Lily juga segera pergi meninggalkan Brandon yang sepertinya memang benar-benar lelah dan ngantuk tapi tetap saja membuat kesal.Begit
"Jangan pikir aku tidak tahu permainan kalian!" tuduh Brandon pada Tobias yang masih duduk tenang."Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan." Tobias ikut bangkit berdiri."Jika kalian berani mendekati Lily aku juga tidak akan main-main dengan keluarga Harlot!""Apa itu sebuah ancaman?" Tobias malah langsung pergi tidak menghiraukan."Aku menantangmu sebagai laki-laki!" Brandon mengepalkan tangan dan Tobias hanya berhenti sebentar untuk menoleh tapi tetap berjalan keluar karena ingat jangan sampai terprovokasi.Setelah Tobias pergi Brandon masih berada di perpustakaan keluarga Loghan, berdiri meperhatikan barisan rak buku yang menempel di dinding. Meski tak sebesar perpustakaan keluar Lington di Highland tapi Brandon yakin banyak buku tua yang juga di simpan oleh keluarga Loghan. Selain memperhatikan rak buku Brandon juga memperhatikan lukisan yang digantung di dekat perapian. Lukisan dari Sir William Loghan serta kedua cucunya James Loghan dan Jeremy Loghan. Brandon juga tidak luput mem
Brandon ikut duduk satu meja dengan Jeremy Loghan, pria karismatik yang langsung menyambutnya dengan sikap dingin. Sayangnya Brandon bukan tipe pemuda yang mudah terintimidasi meskipun Jeremy Loghan juga bukan pria yang terlihat mudah untuk dihadapi."Senang bisa bertemu Anda Mr. Loghan." Brandon tahu jika kehadirannya tidak pernah diharapkan, tapi Brandon masih sangat percaya diri dan langsung ikut duduk setelah Lily memperkenalkannya ke semua anggota keluarga.Sebenarnya ini juga kali pertama Brandon berhadapan Langsung dengan Jeremy Loghan. David Lington sudah sering mengingatkan agar putranya tidak membuat masalah dengan seorang Jeremy Loghan. Tapi siapa yang menduga dengan apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak muda, darahnya masih mudah mendidih dan tertantang.Brandon duduk menegakkan punggungnya di sandaran kursi kemudian meraih tangan Lily yang sedang berada di atas meja untuk dia genggam. Jelas sekali jika anak muda itu tidak hanya ingin menunjukkan sikap posesifnya di h
Hari masih pagi dan Lily baru terbangun ketika melihat Brandon dan Tobias sedang memacu kuda mengelilingi perbukitan."Apa yang mereka lakukan?" gumam Lily masih heran mengingat udara di luar yang sudah nyaris beku.Brandon menantang Tobias untuk berlomba mengelilingi perbukitan dan anak-anak Geby yang mereka jadikan jurinya.Karena kehebohan yang diciptakan anak-anak, nampaknya bukan hanya Lily yang terkejut. Geby yang baru membuka tirai jendela kamarnya juga ikut syok melihat pemandangan di halaman belakang."Pemuda itu benar-benar mirip denganmu!" komen Geby ketika menoleh pada Jeremy.Geby juga melihat lily ikut berlari ke halaman menghampiri anak-anak yang sedang memberi tepuk tangan dan berteriak ribut penuh semangat.Tobias lebih sering berkuda di arena elite pertandingan polo, sementara Brandon sudah terbiasa berkuda di kawasan Highland, tentu Tobias akan tetap kalah jika harus memacu kuda di perbukitan. Brandon menunggangi sekor thoroughtbred yang terkenal bisa berlari sepe
Brandon segera kembali ke rumah keluarga Loghan untuk menyampaikan kabar gembira itu kepada Lily. Dia baru turun dari kuda dan langsung menghampiri anak-anak yang sedang berada di sekitar air mancur untuk memberi makan ikan."Di mana Lily?""Dia tadi pergi berkuda untuk menyusulmu.""Sejak kapan?""Mungkin satu jam yang lalu."Jelas tadi Brandon tidak melihat Lily di manapun. Brandon segera melompat kembali ke punggung kudanya dan memacu kuda jantan tersebut ke arah Utara. Brandon tidak mengenali tanah keluarga Loghan tapi dia yakin Lily berkuda ke arah Utara, karena jika ke Selatan pasti mereka sudah bertemu. Brandon terus memacu kudanya mengikuti jalan setapak yang licin. Perbukitan di sebelah Utara lebih banyak memiliki lembah dan rawa. Brandon melihat cukup banyak kawanan domba yang sedang merumput di dekat sumber air, dia juga melihat seekor kuda tapi tidak ada Lily.Brandon segera mengedarkan pandanganya ke sekeliling dan saat itu dia baru melihat Lily sedang berusaha menarik in
Brandon benar-benar tidak sehat, dia bukan hanya dominan tapi juga sangat sakit. Lily memperhatikan pantulan punggungnya di depan cermin, penuh jejak kemerahan mengerikan akibat hisapan dan gigitan. Lily khawatir jika kesehatan jiwanya juga sudah mulai ikut terganggu karena membiarkan Brandon berbuat demikian. Lily kembali mengambil tisu untuk membersihkan sisa cairan lengket di punggungnya. "Mandilah," ajak Brandon yang sedang berdiri di bawah guyura shower air hangat. Lily menggeleng, dia tidak mau mandi bersama. Lily sedang butuh jarak sejenak untuk mengembalikan kesehatan jiwanya yang benar-benar sedang terganggu akibat perbuatan Brandon barusan. Mereka sudah terlalu jauh, sudah terlalu berani dan mustahil untuk berhenti lagi. Walaupun Brandon masih menepati janji untuk tetap menjaganya dengan baik tapi sekarang Lily malah mulai mengkhawatirkan dirinya sendiri. Lily sudah kembali duduk di atas ranjang saat Brandon keluar dari bilik kamar mandi. Brandon berjalan sambil membawa ha
"Dia sudah tidak bernapas!" kata salah satu anak laki-laki yang tadi berlari dari lorong bersama kekasihnya.Aula pesta yang semula tenang dengan musik lembut iba-tiba menjadi riuh dan kacau. Napas Lily ikut terjeda dan terasa berat untuk dihirup. Gadis itu masih terlalu syok mendengar kembali terjadi tragedi mengerikan di lingkungan sekolahnya.Semua anak berlari keluar karena ingin tahu siapa yang bunuh diri di ruang gim pada saat yang lain sedang berpesta. Ketika semua anak berlarian panik, kaki Lily justru sedang tertancap di lantai tidak bisa bergerak karena memperhatikan Brandon, sepertinya pemuda itu tidak terkejut sama sekali. Saat aula menjadi sepi dan hanya meninggalkan beberapa anak, saat itu Brandon baru sadar jika sedang ada yang sedang berdiri kaku memperhatikannya.Lily segera membuka topeng bulu penutup wajahnya dengan tangan lemas dan napas berangsur pelan tanpa rasa karena otaknya juga masih kebas. Brandon nampak syok dengan keberadaan Lily di tengah kekacauan ini ka
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut