Jared Landon adalah pemuda 28 tahun, tampan dan memiliki fisik kasar layaknya seorang pria yang sesungguhnya. Pria yang menyukai pekerjaan fisik, bukan pria pesolek atau berdasi yang suka berpenampilan rapi. Telapak tangannya kasar, genggamannya mantap dan gumpalan ototnya adalah struktur yang tepat untuk berkelahi. Tipe yang akan membuat para pria kurang suka melihatnya. Karena pemuda miskin yang tetap mencuri perhatian wanita adalah kombinasi yang membuat muak bagi sebagian orang.
Walaupun sekarang Jared telah mewarisi kekayaan melimpah dari keluarga Loghan tapi dia sudah biasa hidup miskin dan tidak keberatan untuk terus hidup seperti itu. Hidup miskin hanya sering diabaikan, pendapatnya juga tidak penting untuk didengar.
Selain mengurus kuda keahlian Jared yang lain hanyalah mengotak atik mesin mobil yang dia pelajari secara otodidak. Sudah tiga tahun belakangan ini Jared juga bekerja di bengkel Tuan Norton dan baru kali ini dia dituduh mencuri.
"Aku tidak mengambil apapun dari mobil, Anda!" Jared bersikeras menolak disebut pencuri oleh seorang pelanggan bengkel yang menuduhnya mengambil ponsel dari laci dasboar.
"Ponsel itu masih ada di laci ketika aku tingalkan untuk membeli minuman!" Mr. Robinson adalah duda tua yang tinggal di utara sungai Riverwood dan sudah lama tidak menyukai Jared.
"Aku hanya membenahi rem mobil, tidak mengambil apapun dari laci mobil Anda!"
"Tidak akan ada pencuri yang mau mengaku!" Mr. Robinson melotot hingga biji matanya seolah ingin keluar. "Aku mau memeriksa pakaianmu!"
"Aku bukan pencuri dan tidak akan mencuri!" Jared menolak tegas dengan membanting pintu mobil Mr. Robinson yang belum selesai dia kerjakan kemudia pergegas pergi.
"Pemuda brengsek! kau mau kabur!" Pria itu terus mengejar. "Tangkap pencuri itu!" teriak Mr. Robinson pada pekerja bengkel yang lain. "Aku akan melaporkan ini pada Mr. Norton!"
Pria berdagu runcing itu mengambil ponselnya yang lain dari dalam saku dan baru akan menelepon sang pemilik bengkel ketika tiba-tiba Jared berpaling mengayunkan tinju tepat ke hidungnya yang bengkok.
Tubuh kurus Mr. Robinson langsung terhuyung hampir terjungkal ke tanah dengan hidung mengucurkan darah segar. Jared juga tidak tahu kenapa dirinya akan selalau mudah terprofokasi untuk mengunakan otot dari pada otak. Jared mengeluarkan dompet dari sakunya, mengeluarkan semua lembar uang yang tersisa untuk dia lempar ke hadapan Mr. Robinson.
"Gunakan untuk mengobati hidungmu!"
Jared langsung pergi tanpa menoleh semua rekan kerjanya yang cuma jadi penonton. Jared tidak pulang dia malah pergi berkeliara tanpa tujuan. Dia kesal, ingin mara, bukan marah pada orang lain, tapi marah pada dirinya sendiri yang semakin gila.
*****
Sudah nyaris setengah hari Jared mengayunkan kampak pembelah kayunya, suara bongkahan-bongkahan balok kayu yang terus dia lempar sudah mulai menggunung tapi rasanya dia masih belum lelah atau sebenarnya dia hanya belum puas untuk menghantam lagi dan lagi.
Jared tidak hanya handal membelah balok kayu dia juga handal berkelahi. Otot tubuhnya yang sudah biasa berkerja berat sejak masih anak-anak membuatnya tumbuh menjadi pria dewasa dengan struktur otot liat, gesit dan tidak mudah dipukul.
"Sudah Nak, itu sudah cukup untuk persediaanku selama musim dingin, " panggil wanita tua berambut perunggu yang baru menyusul ke halaman belakang.
"Tidak apa-apa, Bibi juga tidak perlu membayarku kali ini."
Jared masih belum juga berhenti terus mengayunkan kampaknya membelah serat kayu tebal hanya dalam sekali ayunan.
Bibi Marie adalah janda tua yang sering membayar Jared untuk membelah kayu persediaan di rumahnya selama musim dingin, karena dari dulu Bibi Marie tinggal seorang diri, tidak pernah ada anak laki-laki di rumahnya yang bisa dia suruh untuk membelah kayu.
"Jika kau tidak mau upah pasti kau masih mau sup jamur buatanku bukan? " wanita itu mengelilingi punggung Jered untuk bertanya dari sisi dapan.
"Aku sudah membuat sup jamur makanlah selagi hangat."
Jared berhenti mengayunkan kampaknya dan mendongak. Keringatnya basah bercucuran, rambut setengah ikalnya juga basah apa lagi dengan kemeja flanelnya yang sudah merekat di badan. Aroma keringat, serpihan kayu kering, dan sup jamur sepertinya tidak akan menjadi perpaduan yang lezat.
"Aku akan mandi dulu?"
Jared menggeletakkan kampaknya di samping tumpukan kayu kemudian berjalan ke pikap merah kusamnya untuk mengambil pakaian ganti.
Karena bekerja di bengkel dan bisa sangat kotor, jadi Jared sudah biasa membawa persediaan pakaian ganti untuk pulang bekerja. Bahkan untuk hari ini ketika dia kabur dari pekerjaanya dan malah membelah kayu.
Ada sungai berarus deras dengan banyak bebatuan besar di belakang pekarangan bibi Mari tempat biasanya Jared bisa langsung mandi di sana seusai membelah kayu. Sebenarnya wanita tua itu sudah sering menawarkan kamar mandi di rumahnya yang memiliki pancuran air hangat, tapi Jared tidak pernah mau. Sejak kecil jared sudah biasa berkeliaran dan tidak terlalu terurus jika dia tidak mengurus dirinya sendiri. Mandi air dingin di sungai ataupun di rawa sudah biasa bagi Jared yang untungnya tidak pernah sakit.
Jared menjatuhkan pakaian kotornya begitu saja di tanah kemudian berjalan telanjang ke dalam sungai tanpa rasa risih karena sudah biasa seperti itu. Jared memiliki struktur tubuh yang elok penuh pilinan otot maskulin dan berbokong kencang. Meski kumpulan pria yang iri sering menyebutnya payah karena cuma mengandalkan batang besar, tapi Jared tidak perduli. Walaupun miskin Jared tetap akan selalu mendapat wanita tiap kali pergi ke klub.
Air sungainya jernih dan semakin dingin menjelang akhir musim gugur. Sungai di tempat ini juga memiliki sumber air yang sama dengan sungai-sungai yang mengalir sampai ke kota Leeds, tapi di sini lebih jernih dan tidak tercemar, tepat untuk membersihkan kepenatan di kepala Jared. Sebenarnya hari ini Jared masih harus bekerja walaupun akhir-akhir ini ia juga mulai malas untuk pergi ke bengkel.
Jared kembali menenggelamkan dirinya ke dalam air cukup lama sampai kemudian muncul lagi dengan napas tersengal dan menyaruk kasar rambut ikal tebalnya mengunakan jari. Jantungnya masih berdentam-dentam panas karena kekurangan oksigen, napasnya memburu kasar seolah mengamplas tengorokan. Rasanya persis seperti efek dari obat terkutuk yang selama ini terus dia telan. Kecanduannya sudah seperti oksigen, tidak bisa dia tahan. Dada Jared akan mulai panas dan nyeri bahkan fisiknya sendiri tidak akan sanggup mengehentikannya. Sama seperti saat tiba-tiba dia tadi melompat dari dalam air karena kekurangan udara. Akan selalu ada ambang batas di mana otak tidak akan mampu menekanya lagi hingga reaksi fisik yang akan bertindak mengambil alih.
Jared mengenggam miliknya sendri yang sudah mengeras di dalam air. Mengenggamnya erat-erat dan mulai memikirkan Geby. Jared mulai terus mengeram di antara batu sungai, membayangkan istri dari kakak laki-lakinya untuk dia dera sampai merintih dan memohon ampun. Jared tidak akan mengampuninya jika mendapat kesempatan, Geby memang akan sangat nikmat untuk ditengelami. Pingulnya berlekuk veminim, kencang berisi dan pas untuk menjepit sekujur batang laki-laki yang membengkak. Jared yakin dirinya bisa benar-benar gila jika terus seperti ini. Jared mendapatkan pelepasan dengan geraman, dalam dan panjang sampai otot kejangnya yang meregang kembali rileks.
Setelah selesai, Jared segera kembali berpakaian, Jared berjalan pulang ke rumah bibi Marie melalui halaman samping, melewati barisan pohon mapel berdahan rendah yang daunnya sudah menguning berguguran. Tumpukan balok kayu yang tadi dia belah juga masih berserakan di sana tapi bibi Marie sudah menyingkirkan kampaknya, mungkin agar Jared berhenti membelah kayu. Dulu saat Jared masih anak-anak bibi Marie sering menghadiahinya cookies setiap kali dia selesai membantunya merapikan tumpukan kayu di gudang belakang, sampai sekarang gudang batu itu juga masih di gunakan untuk menyimpan persediaan kayu bakar selama musim dingin.
Ada pagar kayu rendah mengelilingi halaman belakang yang tidak terlalu luas dari rumah batu tua itu, tahun lalu Jared sudah membenahi pagarnya tapi sekarang sudah terseok miring lagi. Jared masuk melalui pintu samping yang langsung bersebelahan dengan dapur. Aroma dari sup jamur yang bercampur rempah bawang dan kayu manis segera menyergap hidungnya. Bibi Marie juga koki yang handal, tidak kalah dengan adik perempuannya yang bekerja di dapur rumah keluarga Loghan. Bibi Marie adalah kakak perempuan dari bibi Beatris yang merupakan juru masak di rumah bangsawan kaya raya tempat Jared juga pernah bekerja sebagai pengurus kuda. Jared sering minta makan di dapur mereka. Bibi Beatris serta bibi Marie nyaris mirip dan hampir seumuran.
Bibi Marie langsung mendongak dari panci sup-nya yang masih mengepul begitu mendengar suara derap langkah kaki pemuda yang baru memasuki pintu dapurnya.
"Kupikir kau masih bekerja di hari Kamis?" Bibi Marie langsung menyambut Jared dengan pertanyaan.
Sebenarnya, tadi Bibi Marie memang terkejut ketika mendengar suara ayunan kampak pembelah kayu di halaman belakang.
"Aku pulang cepat karena sedang tidak ada pekerjaan."
"Baru kali ini kudengar bengkel Tuan Norton sepi pelanggan."
"Kami masih menunggu pasokan suku cadang yang terhambat." Jared tidak berbohong mengenai hal itu, dia hanya bohong tentang tidak ada pekerjaan.
Sebenarnya tadi Jared sedang bekerja ketika tiba-tiba dimaki oleh salah seorang pelanggan. Jared dituduh mencuri. Jared sudah berusaha menghindar tapi pria itu tetap bersikeras mengejar Jared dan menuduhnya sebagai pria miskin pencuri dengan meneriakinya di depan semua orang. Jared langsung berpaling dan memberinya sebuah tinju keras hingga hidung bengkoknya mengucurkan darah segar. Sekarang dirinya mungkin bukan cuma pria miskin pengangguran, tapi juga pemabuk dan berandalan.
"Aku akan tetap membayarmu meskipun kau menghabiskan semua supnya," kata bibi Marie mendekati Jared dan meletakkan selembar amplop tipis di depan mejanya.
"Tidak Bibi, kau tidak perlu membayarku." Jared menolak kemudian mendorong amplop di depannya. "Aku sendiri yang tadi ingin membelah tumpukan balok di gudangmu."
Tadi Jared memang hanya sedang tidak sengaja melintas di depan pekarangan rumah Bibi Marie dan tiba tiba menghentikan mobilnya untuk mengambil kampak kemudian membelah kayu. Jared juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak bisa dihubungi setelah keributan yang dia buat di bengkel tadi. Jared sudah tidak perduli jika bakal dipecat dari pekerjaannya, dia bisa pergi ke manapun tanpa perlu ada yang mencarinya, dia hanya yatim piatu miskin yang sudah lama menganggap dirinya anak haram.
Walaupun kemarin sudah kabur seperti bajingan brengsek, tapi hari ini Jared masih kembali datang ke bengkel Tuan Norton. Jared bukan pengecut dan ternyata dia tetap perlu pekerjaan. Tidak mudah untuk mencari pekerjaan di kota belakangan ini, apa lagi hanya dengan modal kemampuan otodidaknya yang juga tidak pernah memiliki sertifikat pelatihan apapun mengenai mesin. Uang di dompet yang kemarin dia lemparkan itu adalah sisa terakhir dari gajinya bulan kemarin. Mustahil Jared terus-menerus mendatangi dapur Bibi Marie setiap hari untuk minta makan. Walaupun masih punya tabungan tapi itu hanya untuk kebutuhan mendesak antara hidup dan mati, jumlahnya juga tidak banyak. Selama ini Jared sudah bekerja sangat keras tapi cuma habis untuk mendatangi para terapis yang bicara omong kosong dan hanya memberinya kapsul terkutuk.Jared baru menginjak Gerbang bengkel Norton ketika sang pemilik langsung berteriak padanya."Kau memang brengsek! jika bukan karena permintaan putriku aku tidak akan menerima
Jared sedang berjalan di trotoar setelah dia keluar dari toko suku cadang bekas di sisi jembatan River Wood ketika tiba-tiba dia mendengar suara seorang wanita memanggilnya."Jared!" suaranya kecil melengking cocok dengan leher tinggi dan tulang hidungnya yang runcing.Jared melihat Josephine Norton sedang berlari kecil ke arahnya, wanita tinggi kurus itu baru keluar dari mobil merah yang juga baru berhenti di pinggir jalan. Entah perkara apa yang membuat wanita itu begitu antusias menghampirinya. Mereka memang pernah berkencan tapi dulu sekali ketika Jared baru bekerja di bengkel ayahnya, sampai lama-lama mungkin dia bosan sendiri berkencan dengan pemuda miskin yang juga susah dinasehati."Kau kemana saja? bahkan ayahku tidak bisa menghubungi ponselmu.""Sudah kujual untuk membeli suku cadang." Jared sengaja mengankat bungkusan onderdil bekas di tangan kirinya."Mustahil kau sampai semiskin itu!" tolak Josephine mendengar Jared sampai menjual ponsel untuk mebeli suku cadang bekas."Ke
Untuk meyembuhkan dirinya sendiri Jared pergi meninggalkan Inggris dan berpetualang di tempat antah berantah di mana tidak ada satu orang pun yang mengenalinya. Tapi dapatkan Jared menyembuhkan dirinya? atau justru dia malah akan terlibat dengan masalah baru karena segala tempramennya yang tidak normal?Jared belum sadar jika semua hal tidak normal dalam dirinya adalah sebuah keistimewaan yang suatu saat akan dia ketahui.*****Jared pergi tanpa berpamitan dengan siapapun. Jared pergi hanya dengan membawa ransel seperti biasanya ketika dia berangkat bekerja. Cuma ada beberapa lembar pakaian di dalam benda tersebut. Jared bukan tipe pria yang bakal mau repot mengurusi penampilan, baginya yang terpenting tubuhnya bersih, rambutnya pun selalu kelewat panjang untuk bercukur.Sampai Jared pergi kemarin, paman serta bibinya juga tidak tahu jika dia sudah diusir dari bengkel Norton dan sedang jadi pengangguran. Meskipun kemarin Josephine mengatakan bahwa ayahnya ingin dia bekerja lagi, tapi J
Jared segera kembali memakai celana panjangnya untk menghampiri gadis muda yang sedang merintih kesakitan di atas rumput. "Maaf apa kau tidak apa-apa?" Jared tidak tahu dari mana datangnya gadis muda itu. bibirnya meringis kesakitan karena terlempar dari punggung kuda. "Kakiku terkilir." "OH, Tuhan!" Jared segera mengangkat tubuh gadis itu, tidak berat karena masih seperti anak-anak belia. Jared membawanya ke dalam pondok untuk dia periksa. "Bagian mana yang sakit?" Jared melihat gadis itu mulai menangis disertai air mata. "Ini sakit sekali..." dia masih merintih sambil memegangi lututnya. Jared berjongkok untuk memeriksa lebih dekat. "Biar kuperiksa." "Kau tidak bisa!" gadis itu menolak. " Aku memakai celana panjang!" pipinya merona malu. "Apa kau mau aku memanggilkan seseorang?" Jared juga terlihat bingung karena masih baru di tempat ini belum ada sehari. "Kau siapa?" Gadis itu segera menghapus sisa air matanya agar bisa melihat lebih jelas jika pria yang setengah berjong
Pagi hari di tempat baru ternyata juga membuat udara akhir musim gugur semakin sejuk untuk dihirup. Jared baru membuka jendela kamarnya dan sebenarnya pemuda itu sudah langsung tergoda untuk kembali berenang seandainya saja dirinya tidak segera ingat jika telah membuat seorang anak gadis celaka. Hari ini Jared akan mulai bekerja, sebenarnya Jared ingin segera ke istal untuk menengok para kuda, tapi karena ingat Anelies dia jadi harus memastikan kondisinya dulu. Tadi malam Anelies sudah bisa tidur ketika dia tingalkan untuk kembali ke pondok. Jared sengaja pergi ke rumah utama berlari karena hari masih pagi jadi sekalian dia berolah raga. Dia berlari melewati tepian garis hutan ada jalanan berpagar kayu yang melengkung sampi ke sisi samping rumah utama. "Hai Jared!" panggil Carolina "Apa kau mau sarapan anak muda?" Tentu Jared mau dan segera menghampirinya. "Bagaimana dengan Anelies?" "Sepertinya sudah jauh lebih baik, tadi Mateo yang mengangkatnya ke toilet." Mateo adalah salah
"Jared ..!" pekik gadis yang sedang ia himpit ke sudut istal. Tangan rapuhnya mencengkram erat pada pagar tiang pengait kuda, berusaha mencari pegangan apa saja ketika tubuhnya semakin bergoncang-goncang.Jared terus mendesaknya meskipun tau gadis itu sudah sangat kesakitan dan berulang kali memohon agar dirinya berhenti."Kau sakit ...." pekiknya sekali lagi "Oh ...!""Hentikan! kau menyakitiku .... "Tapi Jared tetap tidak bisa berhenti, dia senang melakukannya dan justru semakin terpacu untuk menumbukkan pingulnya lebih keras lagi. Dirinya sangat besar keras dan kejang, sekujur tubuhnya panas seperti api ketika sedang terbakar seperti ini.Sebenarnya Jared sangat membenci kekerasan tapi sisi iblis di dalam dirinya yang lain selalu penasaran bagaiman menyakiti bisa memberi sensasi kepuasan. Jared sudah kecanduan dengan dorongan tersebut dan sudah tidak bisa berhenti mengkonsumsinya sebagai kenikmatan. Tidak perduli sebanyak apapun kapsul yang tel
Jared melihat pintu kamar Anelies yang sedikit terbuka dan sudah berniat mengurungkan niatnya karena dia pikir mungkin gadis itu sedang tidur."Jared apa itu kau?""Ya."Tadinya Jared memang hanya berniat untuk menengok Anelies sebentar sampai tiba-tiba gadis itu malah memangilnya."Kemarilah."Jared mendorong pintu kamar Anelies untuk terbuka lebih lebar baru kemudian dia ikut masuk."Apa kau sudah lebih baik?" tanya jared pada Anelies yang baru saja menutup buku tulis di pangkuannya."Ya, karena kau yang mengurusku." Anelies memperhatikan pemuda tampan bermata coklat yang kali ini sedang berdiri di hadapannya. Rambut Jared masih agak basah sepertinya baru kembali mandi.Anelies tersenyum kemudian memberi isyarat pada Jared agar lebih mendekat.Jared ikut duduk di tepi ranjang kemudian menyentuh kaki Anelies yang ditutup mengunakan selimut."Aku sudah bisa berjalan sendiri tapi pelan-pelan."Anelies memili
Sebentar lagi akan menghadapi musim dingin dan beberapa tahun belakangan ini musim dingin bisa menjadi lebih ekstrim, bahkan tahun kemarin sampai mencapai titik terendah minus 10 derajat celcius di bulan Januari. Dari sekarang semua pengurus istal harus bersiap agar dapat bertahan sampai musim semi tahun depan. Semua penghangat di istal harus dipersiapkan dan memastikan semua mesinnya berfungsi dengan baik. Karena sudah lama tidak digunakan kali ini juga menjadi pekerjaan tambahan Jared untuk memastikan semua penghangat masih berfungsi normal. Sebenarnya kemarin Mato sudah hendak memanggil tukang servis tapi Jared melarangnya dan menawarkan diri karena itu kadang hanya Mato yang menemaninya bekerja sampai malam ketika harus melembur pekerjaan tersebut. Sebagai kepala pengurus istal Mato juga merasa ikut bertanggung jawab dan tentunya dia juga menyukai Jared yang tidak pernah pilih-pilih pekerjaan. Dia mau memegang pekerjaan apa saja asalkan dia bisa dan tidak pernah perhitungan karena
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut