Setelah beberapa kelebat bayangan dalam gelap, perlahan bayangan-bayangan tersebut menjadi lebih jelas seperti berbagai cuplikan dari begitu banyak kejadian yang diputar ulang dalam rol film usang. Bukan hanya dari berbagai tempat asing tapi juga dari berbagai era, seperti cuplikan film yang terus diputar cepat, tentang banyak kehidupan, cinta, tangis , kebahagian, bahkan berbagai kejahatan yang tersembunyi dari orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal. Entah bagaimana otak bisa merekam kejadian sebanyak itu, terus meluap hingga rasanya seperti ledakan.
Sepasang netra birunya terbuka dalam sengatan hebat dan seketika benderang. Jantungnya berdenyut kuat, konstan dan lebih kencang memompa ke tiap penjuru nadinya. Seluruh sel syaraf di tubuhnya berdenyut hidup, meregang sigap dan siaga. Napas yang berangsur kemudian adalah panas, sangat panas membakar hingga membuat rongga dada bergem
YUK VOTE DAN BANTU KASIH ULASAN MENARIK UNTUK CERITA INI BIAR YANG LAIN IKUTA BACA . LUV U .... POKONYA HARUS SURVIVE!
Jared merunduk untuk mencium bibir Mara karena wanita itu masih belum bergeming. "Kau tidak sedang bermimpi." bibir bawahnya digigit pelan dan ditarik kemudian dihisap mengunakan bibir Jared yang masih basah, bibirnya basah dan segar, mendesak. Jared langsung mengangkat tubuh Mara untuk dia bawa kembali ke bilik shower. Tubuh Jared basah menetes-netes ketika menaungi Mara di bawah derasnya air shower. Mara memejamkan mata ketika Jared menyapu pipinya dengan janggut dan rahangnya yang kasar, wanita yang sangat cantik, lembut dan pasrah. Mara juga rindu dan sangat ingin, Mara tidak perduli jika pun kali ini dia sedang bermimpi. Mara menurunkan sendiri pakaian tipisnya sampai terjatuh kelantai dan membiarkan tubuhnya disentuh. Mara benar-benar rindu di sentuh seperti itu, kepala Mara berputar gelisah ketika melihat jari Jared memasukinya
Jared masih berbaring diam membiarkan Mara menyusuri wajahnya. Mereka baru selesai bercinta dan sedang saling berbaring untuk memberi jeda. Mara menyentuh alis, garis hidung dan bibir lelakinya yang sedang memejamkan mata, membelai rahang Jared yang kasar dan menangkup wajahnya beberapa kali untuk dia cium. "Kau adalah adik laki-laki dari Jeremy Loghan?" "Hemmm ... " jawab Jared membenarkan. "Kau yang membeli semua aset keluargaku? " "Hemmm ... " Jared kembali membenarkan. "Kau juga yang menyuruh Tobias Harlot datang ke peternakan untuk menolong kami?" "Hemmm ... " " Kenapa kau melakukanya?" Baru kemudian Jared membuka mata. "Karena aku mencintaimu." Pemuda itu menatap Mara dengan sepasang netra birunya yang cemerlang meskipun dalam pencahayaan yang agak remang. "Kau pergi jauh dari Inggris, meninggalkan semua keluarga yang mencintaimu hanya untuk menjadi pekerja istal, Jared Landon!" Mara mempertegas karena Mar
Jared juga tidak menyangka jika semua keanehan yang selama ini hanya bisa dia simpan dan dia rasakan sendiri itu ternyata memang bukan sesuatu yang alami. Sejak kecil Jared sudah sering dipukul dan dicambuki oleh ayah tirinya ketika dia dikurung di gudang tapi Jared memang tidak pernah menangis karena anak-anak spesial ternyata memang memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap rasa sakit. Jared tidak pernah kedinginan, tidak pernah sakit walaupun hanya sekedar flu, dia mampu terus beraktifitas di segala musim tanpa pernah merasa lelah. Jared juga akan selalu bangun paling pagi dan sigap dengan semua instingnya. Semua hal yang baru Jared pahami sekarang. Selama ini Jared sudah membuang banyak waktu mendatangi begitu banyak terapis, bahkan rela pergi jauh meninggalkan keluarganya untuk bisa menyembuhkan diri. Jared selalu mengira dirinya sedang mengalami trauma berat karena berbagai mimpi mengerikan yang sering berulang-ulang dan menyi
"Tobias Harlot!" Sebuah layar monitor sedang di penuhi full wajah seorang pemuda tampan dengan netra kehijauan dan rambut gelap. Muda, tampan, dan sangat cerdas. "Dia putra dari orang kepercayaan keluarga Loghan." Terang pria yang sedang mengerakkan kursor di layar monitor. "Tidak mengherankan." Tebak pria lebih kecil di sebelahnya. " Masih tidak jauh dari keluarga Loghan dan orang-orang mereka." Orang-orang yang bisa menjaga loyalitas seperti iman dalam hidup mereka lebih sulit untuk dikuak dari pada data yang disembunyikan dengan skuriti tinggi. Bahkan mereka juga baru mengetahui keberadaan Tobias Harlot sebagai salah satu dari anak berkemampuan khusus. "Kita harus hati-hati dalam mendekatinya," kata pria besar beralis tegak yang masih duduk di depan layar. "Dia memiliki kecerdasan di atas rata-rata jenisnya dan akan tahu jika sedang diikuti." Pria tinggi besar itu kembali membuka data yang telah dia selidiki mengenai Tobias Harlot.
Lizie meperkenalkan temanya bernama David kepada Mara ketika mereka sedang berkumpul bersama di halaman belakang. "Senang bertemu Anda Mrs. Landon." Mara ikut menerima uluran tangan pemuda itu meski ternyata dia belum terbiasa dipanggil menggunakan nama belakang suaminya. "Selain tampan dia juga pandai memanggang daging," pamer Lizie sambil menepuk salah satu punggung David . "Dia koki kita hari ini." Mereka semua sedang berkumpul di halaman belakang ruman Sky Adington. Jeremy Loghan sedang mengejar putranya yang sedang berlarian di pantai sementara Geby, Sky, Tobias dan Jared duduk di dekat kolam bersama kelima putri kembar Geby yang sedang ribut. "Biarkan saja mereka ber
Hari masih pagai dan Mara baru membuka kelopak matanya ketika mendapati tempat tidur di sebelahnya sudah dingin dan kosong, Jared sudah tidak ada di sampingnya. Sepertinya Mara terbangun karena dikagetkan oleh telepon dari Geby yang ingin memberitahu jika Lizie sudah melahirkan. "Jared!" Mara buru-buru turun dari ranjang dan keluar dari kamarnya untuk mencari Jared yang ternyata sedang berenang di halaman belakang. "Jared!" panggil Mara. Jared segera keluar dari air menyisir rambutnya yang masih basah menetes-netes dengan jari kemudian mengeryitkan mata pada Mara yang berjalan gugup menghampirinya. "Kita harus pergi ke rumahsakit, Lizie baru saja melahirkan!"
Jared di beri waktu satu tahun oleh paman Mara untuk membuktikan jika dirinya bisa menjaga Mara dengan baik tapi kali ini Mara malah hilang. Jared meninju daun pintu sampai suaranya seperti ledakan ketika terhempas ke dinding. Mara di culik dan Jared yakin apapun itu karena dirinya. Jared segera menghubungi Tobias Harlot. "Mara hilang!" Tobias syok dan belum sempat berpikir. "Cari tahu tentan Nathan, aku hanya tahu mereka menyebutnya nomor empat!" perintah Jared, "Aku akan kembali ke New York." Jared sudah langsung kembali menutup teleponnya. Jared juga langsung kembali terbang ke New York menggunakan penerbangan komersil. Setiap kelenjar di tubuh Jared seperti siap meledak tiap
Jared sudah berusaha membantu Mara untuk mengingat tapi Mara tetap tidak bisa mengingat apa-apa. Memang yang terpenting bagi Jared sekarang adalah Mara sudah kembali padanya dan baik-baik saja, tapi dari peristiwa kemarin Jared jadi memiliki kecemasan baru. Bagaimana Mara bisa diambil dengan begitu mudah dari sisinya dan bagaimana seolah orang tersebut sepertinya juga tahu dengan apa yang akan dia lakukan. Dari semua itu Jared hanya bisa menyimpulkan jika kemungkinan siapapun itu, dia mungkin juga bisa melihat seperti dirinya. Jared tetap harus selalu waspada dan ingat pesan Nathan untuk benar-benar menjaga anak dan istrinya. Cukup Jared yang memikirkannya, dia tidak mau Mara ikut cemas. Mara tidak perlu tahu bisa semengerikan apa jika identitasnya sampai terbongkar. Jared akan melakukan apapun untuk menjaga keluarganya. Selama Jared dan Mara tinggal di Hampton kemarin, hampir delapan puluh persen pembangunan di peternakan sudah selesai. Mereka tidak hanya memiliki beber
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut