Beranda / CEO / HOPELESS ROMANTIC / SANG PUTERA MAHKOTA

Share

HOPELESS ROMANTIC
HOPELESS ROMANTIC
Penulis: Kumara

SANG PUTERA MAHKOTA

Penulis: Kumara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hujan yang sudah seminggu lebih kerap mengguyur kota Jakarta membuat suhu udara lebih dingin dari biasanya. Awan gelap masih merajai cakrawala, tampaknya hujan disertai petir akan segera turun lagi seperti semalam.

Seorang gadis bertubuh ramping keluar dari sebuah kafe dengan tangan kiri memegang sebuah cangkir kopi hangat sedang tangan kanannya masih erat menggenggam ponsel pintar yang menempel pada daun telinga. Angin menerbangkan ujung anak rambutnya yang mencuat dari ikatan ekor kuda. Sebentar dia rekatkan jaket kelabu yang menutupi tubuh mungilnya.

“Iya ... iya, ini aku udah di jalan, kok! Sebentar lagi juga aku sampe!” pungkasnya pada si penelepon.

“Buruan dong, Bel! Kamu tau kan kalau hari ini tuh bos kita bakal datang?! Bisa-bisanya telat!” Terdengar omelan dari ujung panggilan.

“Bos? Bos siapa?!” kening gadis bernama Bella itu mengerut, sesaat dia mengingat-ingat apakah ada sesuatu yang dia lupakan.

“Tuh kan! Udah aku duga, pasti kamu lupa lagi! Anaknya bos kita kan bakal datang hari ini dari Turki! Yusuf! Yusuf!”

Kaki kanan Bella tepat berhenti di ujung bahu jalan, matanya yang dibingkai kaca mata rabun jauh terbelalak. Sebuah ingatan dari rapat minggu lalu mendadak berputar di kepalanya, hari ini anak sulung direktur majalah mode tempat Bella bekerja memang akan datang!

Tepat saat itu sebuah taksi berhenti di dekat bahu jalan, di depan Bella.

“Bel?! Bella?! Kamu dengar aku, kan?!” Si penelepon bertanya lagi.

“Gila! Aku lupa banget! Bentar, ini jam berapa?!” Bella melirik jam tangan kecil di pergelangan tangan kirinya, menunjukkan hampir pukul 10. “Dia belum datang, kan?! Aku tutup teleponnya sekarang!”

Tanpa berpikir panjang, Bella bergegas menutup panggilan itu kemudian cepat-cepat membuka pintu taksi yang seolah telah ditakdirkan untuknya.

“Pak! Tolong ngebut, Pak!” serunya kepada sang sopir.

Beberapa waktu lalu saat rapat direksi dengan para atasan, memang diumumkan bahwa Yusuf yang selama ini menetap di Turki akan datang untuk mengecek perusahaan milik ayahnya yang ada di Jakarta, dan sebagai seorang editor baru, tentu Bella semestinya berada di kantor saat ini untuk ikut menyambut sang putera mahkota dengan karpet merah.

Untuk berada di posisinya sekarang jelas bukan perkara mudah, Bella masih bisa mengingat jelas segala perjuangannya untuk dapat membuktikan diri, dengan segala drama rivalitas yang menyita energi dan kadang membuatnya tak bisa tidur bermalam-malam. Akan sangat lucu bila gara-gara persoalan sepele ini dia akan diturunkan dari jabatannya sebagai editor. Terlebih sekarang dia bekerja untuk majalah GLAM, majalah mode nomor satu di Asia yang telah memiliki banyak cabang di berbagai negara mulai dari Eropa sampai Amerika, Bella tak bisa melakukan kesalahan sedikit pun.

Selama di dalam taksi, Bella terus mengecek jam tangan yang seolah tengah memburunya. Bella bahkan tak pernah tahu seperti apa rupa dan karakter Yusuf, tapi menurut pengakuan beberapa karyawan yang pernah ditugaskan ke Istanbul, Yusuf bukan pribadi yang mudah.

Pria yang katanya berusia akhir 20-an itu berdarah campuran, ibunya asli Indonesia sedang ayahnya yang juga merupakan bos besar Bella adalah pria asli Turki. Keluarga mereka telah bertahun-tahun mewarisi perusahaan yang bergerak di bidang mode dan fashion.

Namun, meski keluarga itu begitu terkenal dan berada, sampai saat ini Bella belum pernah bertemu langsung dengan istri sang direktur, ibu Yusuf, wanita itu masih menjadi misteri. Hampir tak pernah ada karyawan yang membicarakannya.

***

Suasana kantor majalah GLAM berbeda dari biasanya, pagi-pagi yang lazim diisi dengan sapa dan senda gurau dibarengi gosip terhangat kini tak terlihat, berganti dengan kegiatan merapikan meja kerja masing-masing serta mengecek penampilan masing-masing.

Seorang karyawan perempuan muda terlihat berulang kali memastikan rambutnya telah disisir rapi sambil sesekali mengecek jam dinding. Kegelisahannya yang terlihat jelas mengundang perhatian seorang karyawan laki-laki yang justru tampak santai menyesap kopinya.

“Tenang aja kali, By. Sesangar-sangarnya Yusuf, nggak bakal kali dia makan orang,” celetuk pemuda tinggi berkulit pucat dengan name-tag bertuliskan Taufan di dada kiri kemeja putihnya.

Gadis bernama Ruby itu menatap balik dengan tajam, tanda tak senang dengan sikap sepele Taufan. “Bukan soal Yusuf! Kamu nggak sadar?! Bella belum datang juga!” sungutnya.

Barulah saat itu Taufan mengedarkan pandangan, tak terlihat si gadis ceroboh yang biasanya pagi-pagi sudah asyik menonton video klip musik K-Pop di meja kerjanya.

“Udah gila kali dia, baru aja diangkat jadi editor junior, udah bikin masalah! Kenapa kamu baru ngomong sekarang?” Taufan yang panik buru-buru mengeluarkan ponsel pintar dari saku celana khakinya.

“Nggak perlu, tadi juga udah aku telepon kok, dia udah di jalan sekarang,” sahut Ruby datar. Matanya memicing. “Lagian, tumben kamu nggak perhatian sama dia, biasa juga kamu nggak mau lepasin mata dari dia!” ledeknya memancing.

Gosip soal perasaan bertepuk sebelah tangan Taufan kepada Bella memang bukan rumor baru di kantor, sampai OB pun sudah tahu kabar itu.

Taufan mendecakkan lidah kesal. “Ini waktunya buat bahas kayak gituan, ya? Males banget!”

“Jadi bener nih ... kamu emang ada perasaan sama dia?” pancing Ruby lagi.

“Bodo, ah! Nggak usah dipanjangin!” tandas Taufan tak nyaman.

Ruby tersenyum miring penuh arti lalu membuang muka tanpa melanjutkan pembicaraan. Dia sendiri enggan mengakui bahwa Taufan sudah menarik perhatiannya sejak pertama bertemu, tapi dia tak mungkin mengatakannya sebab selama ini mata Taufan hanya terarah pada Bella, sahabatnya, dan Ruby tak akan merusak persahabatan mereka bertiga hanya karena satu sisi perasaannya saja.

***

Dari sebuah mobil BMW X4 berwarna hitam mengkilap yang baru berhenti di depan gedung majalah GLAM, turun seorang pria tinggi berjas dengan warna serupa. Tubuhnya yang tegap berisi terlihat tinggi menjulang, dengan rambut klimis tebal berwarna hitam pekat. Kulitnya kecokelatan bersih, dengan rambut-rambut halus tumbuh subur menghias wajahnya yang berpahatan tegas. Bola matanya berwarna cokelat terang, dengan bulu mata lentik dan alis yang tebal dan tinggi. Hidungnya pun mancung terbilang besar, tidak terlihat seperti tipe hidung orang indonesia kebanyakan.

Seorang wanita muda ber-blouse biru terang menghampiri, lalu membungkuk ramah. "Selamat datang, Pak Yusuf! Akhirnya Anda sampai juga di Jakarta!" sapanya dengan kikuk dibarengi senyum yang dipaksakan. "Saya Ana, saya yakin Anda sudah mengenal siapa saya, saya adalah pemimpin redaksi yang bertugas--"

"Tolong siapkan kopi," potong Yusuf dengan cueknya. Dari dialek dan caranya bicara yang agak tersendat, bisa dipastikan bahwa bahasa indonesia bukanlah bahasa pertamanya.

"Hah?" Ana melongok tak percaya dengan apa yang baru dia dengar.

"Ya. Kopi, gulanya dikit aja. Saya mau langsung ketemu karyawan yang lain, saya tunggu kopinya di dalam," pungkas Yusuf cepat, kemudian buru-buru meninggalkan Ana yang masih diam membeku di tempat semula.

Sial! Dia kira aku ini office girl apa?! gerutu Ana dalam hati sambil memandang tajam punggung lebar Yusuf yang perlahan menjauh di balik pintu kaca.

Bab terkait

  • HOPELESS ROMANTIC   MASALAH BARU

    Jantung Ruby berdetak mengikuti irama derap sepatu Yusuf yang mendekat. Bersama karyawan satu divisi lainnya, gadis itu berdiri teratur dengan kedua tangan terlipat di depan perut."Sampe sekarang Bella belum datang juga," bisik Taufan yang ikut berdiri di samping Ruby."Baru sekarang kan kamu panik. Kalau ternyata Yusuf orangnya sama kayak Pak Abizard, bisa mampus dia."Percakapan keduanya sudah harus diakhiri lantaran pintu kaca yang terdorong disusul masuknya sesosok pria bertubuh tinggi tegap. Sempat tergagap, para karyawan yang sudah berbaris cepat-cepat membungkuk menyapa dibarengi senyum lebar."Selamat datang Pak Yusuf Aktas," sapa Ruby seraya menegakkan kepalanya lagi.Alih-alih menjawab sapaan Ruby, Yusuf justru menyisir seisi ruangan dengan mata elangnya yang tajam. "Semua udah datang?" tanyanya pelan tapi menusuk.Ruby melirik Taufan sedetik lalu menelan air ludahnya sendiri dengan gugup. Hening. Tak satu pun berani menjawab pert

  • HOPELESS ROMANTIC   PASANGAN SEMPURNA

    "Masuk," titah Yusuf sambil membukakan pintu mobil mewahnya untuk Bella.Bella mematung terheran-teran. "Ma-mau ke mana ini, Pak?""Masuk!" ulang Yusuf tegas.Mau tak mau, Bella masuk dan duduk di sebelah kursi pengemudi, kemudian Yusuf ikut masuk dan duduk di belakang kemudi.Cuma berdua? Batin Bella makin kebingungan. "Pak ... Ini mau ke mana, ya ...?" lirih Bella sambil memijat kedua tangannya di atas paha.Tanpa penjelasan, Yusuf menginjak gas dan melajukan mobilnya membelah jalanan Jakarta yang padat merayap.Selama di perjalanan, keduanya sama-sama diam, Bella bungkam dalam kegelisahan sekaligus ribuan tanda tanya. Satu yang pasti, aroma parfum Yusuf yang maskulin begitu menyengat hidung Bella sampai rasanya gadis itu melayang dibuatnya.Dan setelah hampir dua puluh menit berputar-putar di jalanan ibu kota, mereka akhirnya sampai di sebuah mal besar. Setahu Bella, pusat retail itu juga milik keluarga Pak Abizard, tapi dia sama s

  • HOPELESS ROMANTIC   FASHION SHOW

    Mobil mewah milik Yusuf berhenti tepat di depan sebuah rumah besar berlantai tiga dengan halaman luas yang ditumbuhi rumput jepang serta dipagari pohon-pohon taman setinggi rata-rata orang dewasa.Dengan wajah tak senang, Yusuf masuk ke dalam rumah, dan segera disambut oleh seorang pelayan paruh baya. "Pak Abizard sudah pulang, Beliau menunggu Anda di meja makan," ungkapnya tanpa basa-basi.Seolah sudah mengetahui hal tersebut, Yusuf tak bereaksi sama sekali. "Bilang saya sudah makan," katanya tawar seraya bersiap untuk menaiki anak tangga.Namun sebelum Yusuf menginjak anak tangga pertama, sebuah suara menahan langkahnya, "Kamu nggak kangen sama Papa, Yusuf?"Yusuf melirik ayahnya dengan berat hati, "Aku capek, lain kali aja ngobrolnya.""Kamu tau Papa sangat menghargai kerendahan hati kamu yang sudah bersedia untuk datang ke sini membantu bisnis Papa.""Bukan berarti semuanya udah balik normal, Pa," tegas Yusuf."Papa tau Papa bersa

  • HOPELESS ROMANTIC   AFTER PARTY

    "Apa-apaan itu tadi? Kamu nggak tau berapa banyak wartawan di depan? Kamu nggak sadar kamu keliatan kayak orang aneh berdiri sendirian di sudut gitu?"Bahkan sampai setelah mereka berada di aula, Yusuf tak berhenti mengomeli Bella."Ya ... sekuritinya nggak bolehin masuk, Pak.""Ya wajar! Emang itu tugas dia!" sambar Yusuf cepat sambil merogoh sakunya. "Sini hape kamu!" pintanya cepat.Walau sempat bingung, Bella buru-buru menyerahkan ponsel pintarnya kepada Yusuf, dan beberapa detik kemudian dikembalikan."Udah saya save nomor saya di situ. Hubungi kalau penting," kata Yusuf datar. Bella mengangguk sekenanya sambil memasukkan ponsel pintarnya kembali ke dalam tas tangan.Pandangan Yusuf beredar sebentar menyisir aula sebelum kembali terarah pada Bella, barulah dia sadari penampilan Bella seutuhnya. "Kamu kira ini pesta kawinan apa?" kritiknya sambil mendecakkan lidah lagi."Ma-maaf, Pak ... terlalu kasual, ya?" Bella menggaruk tengku

  • HOPELESS ROMANTIC   SALAH PAHAM

    Bella masih terkekeh dengan tubuh sempoyongan ketika Yusuf menyeretnya ke area parkir hotel berbintang tersebut."Ngerepotin aja!" damprat Yusuf sambil menuntun Bella untuk duduk di kursi depan mobilnya.Setelah dia memasangkan sabuk pengaman di tubuh Bella, Yusuf duduk di kursi pengemudi dan mulai menyalakan mesin. Namun tiba-tiba tubuhnya tercekat, "Tunggu ... rumah kamu di mana?"Bella yang tadi masih setengah sadar dalam keadaan agak oleng kini telah sepenuhnya kehilangan kesadaran. Yusuf mendecakkan lidah sebal. "Harus ke mana cewek ini dibawa?" lirihnya memutar otak, untung terbersit satu lokasi.Satu tempat yang diyakinkan Yusuf akan aman untuk Bella, bukan rumah ayahnya tentunya, melainkan studio apartemen milik pribadinya, tempat yang kadang dikunjungi Yusuf apabila dia butuh waktu untuk sendiri.***Sinar mentari yang terik menembus kaca jendela besar, jatuh tepat di atas wajah Bella yang masih tertidur di atas sebuah tempat tidur

  • HOPELESS ROMANTIC   MALIK

    Masih terekam jelas di memori Yusuf, peristiwa menyakitkan yang terjadi sekitar dua puluh tahun lalu. Ketika pertama kali dia mengetahui soal wanita lain yang dimiliki oleh ayahnya. Perempuan itu diketahui bekerja di sebuah resort, dia bertemu dengan Pak Abizard saat pria itu sedang berlibur ke Bali. Cinta timbul di antara mereka meski saat itu Pak Abizard jelas telah menikah, bahkan memiliki seorang putera kecil yang belum genap menginjak usia sepuluh.Semua menjadi lebih rumit tatkala wanita ke-dua itu mengaku tengah hamil, dan datang untuk meminta pertanggung jawaban. Ibu Yusuf terguncang detik itu juga, hati istri mana yang tak teriris mengetahui dia bukanlah satu-satunya di hati suaminya.Dengan mata gelap dan tertatih-tatih, suatu malam ibu Yusuf pergi begitu saja, meninggalkan Yusuf tanpa mengucap sepatah kata perpisahan. Sampai Yusuf menginjak usia remaja, hanya sesekali dia datang menjenguk puteranya, tapi setelah Yusuf menginjak usia dua puluh, wanita itu len

  • HOPELESS ROMANTIC   TAWARAN GILA

    "Se-sebetulnya ... Ada urusan apa ya, Pak?" tanya Bella sambil berusaha mengimbangi langkah Yusuf yang cepat.Mampus, jangan-jangan ada kesalahan lagi yang aku buat? Minimal pas jam kerja kek marah-marahnya! Pekik Bella dalam hati.Yusuf membuka pintu ruang kerja lalu menarik Bella masuk. "Saya cuma mau ditemani makan siang, itu aja," jawabnya pendek sambil menutup pintu ruang kerjanya kembali.Mata Bella terbelalak. Nggak salah dengar aku? Apa? Batinnya heran.Di dalam ruangan itu rupanya sudah tersedia meja makan bundar yang dipenuhi aneka menu serta minuman dingin yang menyegarkan. Yusuf menarik salah satu kursi untuk mempersilakan Bella duduk."Kenapa bengong? Duduk!" titah Yusuf, Bella buru-buru menurut meski masih dilanda kebingungan."Ini ... Bapak benar-benar ngajak saya buat makan?""Ya jadi? Menurut kamu ada makanan buat diapain? Dijogetin?" sambar Yusuf judes.Selama lebih dari sepuluh menit keduanya kompak diam memb

  • HOPELESS ROMANTIC   ACARA KELUARGA

    "Bel, mau balik?" tanya Taufan yang menyetop mobilnya di depan bella yang sedang berdiri di depan gedung kantor majalah GLAM."Ya iyalah, jadi mau ngapain lagi? Aku lagi nunggu taksi pesanan datang," jawab Bella, memang gadis itu termasuk salah seorang yang tak pernah berani untuk latihan mengemudikan sepeda motor maupun mobil, semenjak kecelakaan yang pernah dia alami waktu pertama kali latihan menyetir."Ayo masuk, aku antar aja. Ngapain sih kamu ke mana-mana naik taksi, buang-buang uang," ajak Taufan sambil membukakan pintu mobilnya untuk Bella.Bella sempat kagok, ini pertama kali Taufan terang-terangan menawarkan tumpangan untuknya. "Ayo, Bel ... aku antar, tenang aja, nggak bakal ngebut-ngebut, kok." Taufan membujuk sekali lagi.Meski kikuk, Bella melangkahkan kaki kanannya, hendak masuk ke dalam mobil Taufan. Namun, sebelum dia sempat masuk ke dalam mobil sedan putih itu, sebuah tangan besar meraih pergelangan tangannya."Ayo pulang," ucap Y

Bab terbaru

  • HOPELESS ROMANTIC   EXTRA CHAPTER - SUAMI MANJA

    Tiga tahun telah berlalu sejak pernikahan Malik dan Leila berlangsung dengan lancar. Keduanya memutuskan untuk pindah ke Turki tahun lalu sebab bisnis fashion yang dikelola oleh Leila berkembang pesat di Turki seperti yang dia harapkan. Sama halnya dengan Malik dan Leila, hubungan Bella dan Yusuf pun terbilang stabil selama tiga tahun ini. Deniz kini telah menginjak usia lima tahun, baru-baru ini dia telah masuk ke Taman Kanak-kanak, dan hari-harinya pun lebih banyak dihabiskan di rumah neneknya, entah itu bersama Erika maupun Tiara yang kerap datang untuk menjemputnya. Seperti pada minggu pagi hari ini, suasana rumah Bella terlalu senyap, nyaris tak ada suara terdengar. Deniz sedang berada di rumah Erika menghabiskan libur akhir pekannya, di rumah hanya ada Bella dan Yusuf. Suami istri itu masih terlelap di atas tempat tidur empuk mereka meski jam telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Semalam entah berapa kali Yusuf menggempur Bella tanpa tahu waktu dan lel

  • HOPELESS ROMANTIC   SELAMANYA

    Janji Yusuf sungguh dia tepati. Berkat dirinya, Malik hanya mendapat hukuman satu tahun penjara, dengan beberapa syarat tentunya. Setelah lepas sebagai tahanan kota selama enam bulan pula, Malik akhirnya bisa pulang ke Indonesia. Ada rencana besar yang akan dia laksanakan di sana. Seluruh keluarga dan kerabat berkumpul di rumah induk yang kini ditempati Yusuf dan Bella untuk menyambut kepulangannya.Selain rasa kangennya terhadap puterinya sudah menggunung, dia pula telah berencana untuk menikahi Leila. Kabar itu sudah lebih dulu diketahui Yusuf dan Bella, keduanya mendukung niat mulia Malik.Sejak menjanda, Leila memang tidak punya niatan untuk mencari pengganti Yusuf, fokusnya hanya merawat puterinya yang diberi nama Aisyah Aktaf. Aisyah seusia dengan Deniz, sekarang usianya telah lebih dari dua tahun, sedang gemar-gemarnya berlatih bicara dan berjalan, sedang usia-usia paling gemasnya.Ketika tahu Malik ak

  • HOPELESS ROMANTIC   BUKAN LAGI BAYANGAN

    Sejak lama, nama lain Malik adalah BAYANGAN. Dia memang tak lebih dari bayangan Yusuf. Sejak lahir, Yusuf telah mendapat pengakuan, sesuatu yang tak pernah didapat oleh Malik. Seluruh keluarga dan kolega bisnis Pak Abizard melihat Yusuf sebagai penerus yang mampu, disegani, terpandang, dan punya karisma sebagai calon pemimpin hebat.Hal lain diperoleh oleh Malik. Dia adalah kebalikan, dia adalah aib yang harus disembunyikan, ibarat sampah yang harus ditimbun, atau dibuang jauh-jauh agar tak tercium baunya.Ketika kecil dulu, Malik selalu menatap iri sekaligus kagum kepada Yusuf. Yusuf sungguh sempurna di matanya. Sebagai anak yang tumbuh seorang diri, dia melihat Yusuf tak ubahnya seorang kakak, kakak yang dia harapkan bisa menjaga dan melindungi dia. Malik pernah beberapa kali mencoba mendekati Yusuf, ingin mengajaknya bermain selayaknya anak pada umumnya.Namun, pandangan Malik terhadap Yusuf seketika

  • HOPELESS ROMANTIC   HARAPAN BERSAMA

    Air mata Bella tak kunjung berhenti mengalir, dia terus berada di samping Yusuf yang telah berada di ruang perawatan. Pikiran-pikiran buruk terus mengisi benaknya.“Mas Yusuf ... Tolong jangan tinggalin aku sama Deniz, Mas bahkan sekarang lagi jauh dari Deniz. Aku mohon, Mas. Tolong kuat untuk anak kita ... Kita baru aja menikah, akhirnya kita bisa bersama, tapi kenapa semua langsung jadi buruk lagi?” isak Bella tak kuasa menahan kesedihan.Yusuf yang baru siuman dengan perut diperban berucap tawar, “Apa, sih kamu? Berisik banget, aku mau istirahat, tau.”“Mas Yusuf!” pekik Bella sambil mengguncang tubuh Yusuf. “Ya Tuhan ... aku kira Mas nggak akan bangun lagi! Aku udah panik banget tau, nggak?! Aku panggil Dokter ya sekarang!”“Nggak usah,” sahut Yusuf seraya bangkit untuk duduk.“Jangan dipaksa

  • HOPELESS ROMANTIC   PENUSUKAN

    “Kamu yang psikopat! Kamu yang nggak sadar diri kamu siapa!” teriak Bella sambil berusaha mendorong Malik agar menjauh darinya.Dengan senyum miring yang tampak mengerikan, Malik menarik Bella agar lebih dekat dengannya. “Aku dengar kamu melahirkan anak laki-laki, sayang banget ya, Bella ... seharusnya bayi itu perempuan ...”Mata Bella terbelalak mendengarnya, seolah dia tahu yang akan dikatakan Malik selanjutnya.“Kamu tau kenapa? Supaya aku bisa menyentuh dia juga suatu saat nanti. Hi hi~”“Nggak punya otak! Padahal kamu sendiri yang sekarang udah punya anak perempuan! Sadar kamu!”“Aku enggak anggap anak itu adalah anak aku, sayang sekali, Bella ...”Tawa Malik terdengar begitu menggelikan sekaligus mencekam. Bella yang sudah naik pitam berniat melayangkan satu pukulan di rahang Malik, tapi

  • HOPELESS ROMANTIC   LAKI-LAKI SINTING

    Usai berjalan-jalan bersama dan menikmati keindahan kota Kapadokia, Ririn mengajak Yusuf dan Bella untuk mengunjungi kedai kopi yang dia kelola sendiri. Kedai kopi itu juga masih berada di sekitar kota Kapadokia, orang-orang bisa menikmati segelas kopi di teras sambil memandang jalan-jalan dan kota yang indah.“Ya beginilah kerjaan aku sekarang, Suf. Aku udah nggak mau kerja kantoran lagi, menurut aku lebih enak buka usaha begini,” ujar Ririn sambil meletakkan nampan berisi tiga gelas kopi espresso. “Malik juga kemarin datang ke sini buat minum kopi. Dia juga kayaknya lagi betah di sini.”Bella langsung mengerling menatap Yusuf seolah ada teror di depan matanya. “Malik? Buat apa dia di sini?” Spontan Bella bertanya.“Kenapa emangnya?” Ririn balik bertanya. “Malik juga kan separuh orang Turki, sama kayak Yusuf. Dia juga udah sering kayaknya bolak-balik ke sini.&r

  • HOPELESS ROMANTIC   CAPPADOCIA

    Enam bulan setelah menikah, Bella dan Yusuf memutuskan untuk melaksanakan bulan madu mereka yang tertunda, yaitu pergi ke Kapadokia, Turki.Lantaran Deniz masih berumur sekitar 7 bulan, dia tak dibolehkan Yusuf untuk ikut. Dan karena itu pula mereka hanya akan pergi selama satu minggu. Deniz sementara akan dirawat dan dijaga oleh seorang perawat yang khusus diminta datang ke rumah.Berat betul hati Bella untuk meninggalkan Deniz selama satu minggu, meskipun ASI bahkan telah dia siapkan selama satu minggu ke depan, namun rasanya tetap berat untuk meninggalkan Deniz yang masih bayi.“Apa kita tunda aja lagi Mas sampe dua tahun? Tiga tahun?” tanya Bella pada malam sebelum berangkat.Yusuf yang sedang menyiapkan pakaian ke dalam koper mengerling sebal. “Nggak sekalian tunda sepuluh tahun? Kamu tenang aja, Deniz di tangan yang tepat, kok. Anggap aja kamu ibu pekerja yan

  • HOPELESS ROMANTIC   SAHABAT

    Hari yang telah lama ditunggu-tunggu Bella dan Yusuf akhirnya tiba juga, hari pernikahan mereka. Sebelumnya hari bahagia ini tak pernah mereka kira akan tiba, terutama bagi Bella. Semua masih terasa bagai mimpi baginya. Menikah dengan Yusuf? Terdengar seperti lelucon tidak lucu, tapi kali ini sungguh bukan lelucon.Jauh-jauh hari segala persiapan telah dipastikan Yusuf tidak ada kesalahan. Mulai dari gedung pernikahan, dekorasi, tema, sampai siapa-siapa saja yang diundang, dia tak mau ada kesalahan sedikit pun. Semua harus sempurna.Tema yang dipilih oleh Yusuf adalah putih, white wedding, sebab putih adalah simbol kesucian, bersih, sebagai permulaan yang baru baginya dengan Bella. Di matanya, Bella bukanlah bekas istri orang lain, pun di mata Bella, Yusuf bukanlah seorang duda dari Leila. Bagi mereka, ini adalah pernikahan pertama untuk mereka masing-masing.Jantung Bella rasanya mau copot, sejak semal

  • HOPELESS ROMANTIC   JALAN BAHAGIA

    “Apa kegiatan Mama akhir-akhir ini?” tanya Yusuf berbasa-basi.“Biasalah, Mama sekarang merawat bunga, kebun kecil di rumah. Tapi, sebentar lagi Mama akan pergi,” beber Tiara.Alis Yusuf terangkat sedikit. “Ke mana? Buat apa?”“Baliklah, Suf. Udah terlalu lama Mama di sini. Udah seharusnya Mama pulang ke Amerika, ada bisnis yang harus Mama kerjakan lagi. Kamu kan nggak bisa ikut juga.”“Hm. Aku harus menjaga Bella sama Deniz sekarang, seenggaknya Mama tunggu sampe aku nikah bulan depan.”“Iya ... pasti.”Tiara duduk di bangku taman, keduanya kompak terdiam selama beberapa detik. Tiara membasahi bibir sendiri, menutupi rasa gugup yang menyerangnya. “Yusuf ... untuk semua yang terjadi, Mama betul-betul minta maaf, ya. Mama akui, Mama memang bersalah.”

DMCA.com Protection Status