Mobil semakin memasuki taman luas dan berhenti di tempat pakir.
Raven dan Romeo keluar tergesah-gesah untuk membebaskan Ruster yang di sandera Zeus.
“Jangan gegabah,” ucap Rayyan yang menarik kedua kerah baju belakang putranya.
Raven dan Romeo mengerutkan dahi semakin dalam, melihat ayah mereka yang menarik kerah baju mreka dengan kuat.
“Jangan terlalu waspada, Yan. Zeus tidak akan memasang jebakkan atau mengaktifkan system apapun di kastil ini. Karena ia sengaja memancing kita datang ke sini dengan arti lain, ia sedang menunggu kita di depan pintu!” jelas Reihan yang berjalan duluan dan menendang pintu dengan kakinya, kemudian mengeluarkan pistol khusus yang ia selipkan di belakang pinggang.
“Welcome master,” saut Zeus dengan santainya, bahkan tidak ada ketakutan di wajahnya.
plang
Daripada memilih menembak Zeus, Reihan memilih membuang pistolnya ke arah samping. Kemudian ia langsung memukul
“Mom,” ucap keduanya bersamaan.“Kalian berdua ikut Mommy kelantai satu, kita butuh bicara sekarang!” perintah Reina mutlak.Reihan dan Rayyan melihat ke datangan Reina dengan menarik kuping kedua anaknya. Hanya bisa berdiam dan tidak berani bersuara.Reina melihat ke arah Keith.“Keith, bisa minta tolong awasin para pelayan yang di dapur yang memanaskan air panas?” ucap Reina dengan senyumannya.“Baik,” balas Keith yang berlari keluar dari ruangan tamu sambil bertanya pada pelayan di mana arah dapur.Di ruang tamu, ke empat pria duduk bersamaan di salah satu sofa yang luas. Yang bisa menampung lima orang. Mata Reina menatap kedua anaknya dengan penuh amarah.“Kalian berdua di larang memasuki kamar Ruster satu langkahpun.”“Tapi Mom,” protes keduanya bersamaan.“Pilih mematuhi perintah atau…” ucap Reina mengantung dan tidak lupa ia
Saat keduannya akan protes, Reina mengeluarkan selembar surat cerai yang sudah di tanda tangani oleh Ruster. Wajah keduanya memucat, mereka semakin ketakutan.“Punya siapa itu?” tanya keduanya bersamaan.“Menurut kalian? Sisa selembar lagi, maka Zeus akan mengantikan posisi kalian berdua. Ngomong-ngomong dia pria baik. beda dengan kalian berdua yang otak selangkangan,” cibir Reina dengan nada menusuknya.“Kami kan mirip ayah,” protes keduanya bersamaan.“Mirip dalam hal otak selangkangan, tapi yang lain nol besar. Ayah kalian berdua lebih romantis dan tahu bagaimana menyenangkan hati wanita,” lanjut Reina dengan cibirannya. Bahkan ia terang-terangan meminta Rayyan memasakkan ia sup jamur. Saat Rayyan baru turun dari atas tangga sambil menguap.“Mau sedikit asin atau biasa?” tanya Rayyan dengan tatapan lembut dan mengecup kening Reina.Kedua tanga Reina masih melingkar di pinggang Ra
Ruster masih diam. Ia membiarkan keduanya memeluk tubuhnya berapa menit.“Sesak, sakit…” lirih Ruster yang tetiba sakit perut.Raven dan Romeo langsung melepaskan pelukkan. Kemudian Raven menekan tombol lampu di dekat nakas.“Apa masih sesak dan sakit?” tanya raven penuh perhatiannya.“Sakit di mana, apa perlu dokter?” tanya Romeo yang seperti biasa panik seorang dan berjalan mondar-mandir.Raven yang jengkel dengan Romeo yang hanya menambah kekalutan, ia melemparkan satu bantal ke arah Romeo.“Lebih baik diam, jangan memancing orang lain tahu.”Romeo memikirkan apa yang di katakan oleh Raven ada benarnya. Ia segera naik ke atas ranjang dan matanya menatap Ruster dengan tatapan lirih.Ruster yang tidak ingin melihat wajah keduanya. Langsung menyembunyikan diri di balik selimut.Raven dan Romeo menarik selimut tersebut dengan sekuat tenaga.Ruster yang kalah da
“Aku menginginkan cream sup kentang kemarin, aku hanya mau makan itu!” tegas Ruster yang membuat Raven dan Romeo saling melihat satu sama lain.Keduanya kompak menghabiskan makanan pagi tersebut tanpa tersisa. Kemudian bergegas keluar dari kamar Ruster dengan Romeo yang memegang nampan.“Kita harus segera masak, Meo.”“Ya, kita harus segera masak!” balas Romeo yang tidak ingin membuat Ruster kelaparan.Saat keduanya melewati ruang keluarga, mata keduanya tertuju pada kedua ayah mereka yang ahli menyusui bayi dengan botol susu dan ibu mereka di tengah dengan memainkan mainan yang menghibur.Zues sibuk mengupas buah apel.“Ven, aku penasaran dengan Zeus. Dia itu Ruzel atau bukan sih?” tanya Romeo tetiba. Karena ia kurang akrab dengan Ruzel selama ini. Lebih akrab kepada Jack yang mulut ember.“Zeus adalah manusia cloning dari sel Ruzel. Sejak awal dia di besarkan oleh kakek di
Romeo memejamkan matanya sejenak, ia tidak mungkin ia menyentuh Ruster yang masih dalam keandaan lemah. Pasca melahirkan anak ketiganya. tapi Romeo tidak bisa membendung nafsu liar yang meminta pelepasan secepatnya.Romeo berdiri dan melangkah cepat ke kamar mandi. ia terpaksa melakukan solo sex sejak seminggu terakhir membayangkan persetubuhannya dengan Ruster dan bahkan lebih liarnya saat mereka melakukan threesome."Ahhh.." desah Romeo dengan menghela nafas panjangnya, lalu mengenakan celananya lagi. ada perasaan lega saat sudah mendapatkan pelepasannya.Setelahnya Romeo membersihkan sisa spermanya dan memutar kran air shower untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Selesai mandi, Romeo kembali masuk ke dalam kamar mendapati Raven yang sudah duduk di tepi tempat tidur mengusap kepala Time dengan lembut."Kau baru pulang dari Inggris?" tanya Romeo pada Raven yang sibuk mengantar kedua putranya kembali kerumah orangtuanya.Kedua putranya y
"Aku pergi ke perusahaan," pamit Romeo pada istrinya yang masih di atas ranjang dengan selimut menutupi tubuh kurusnya.Raven melihat wajah kembarannya yang menampakkan kecemasan."Jangan cemas, aku akan mengurus istri kita berdua. Kamu selesaikan pekerjaan di perusahaan," Jelas Raven yang sudah mulai malas-malasan pergi ke perusahaan. Tepatnya ia ingin merawat istrinya sendiri, selain ia memiliki masalah kesehatan yang tidak baik di musim dingin."Aku heran deh. Wanita lain habis melahirkan masih berbadan gajah. Tapi kenapa istri kita jadi gini. Kurus kepeng kayak mumi?" ucap Romeo yang tidak bisa habis pikir, padahal semua makanan bergizi sudah ia persiapkan di dalam rumah.Apa yang di katakan oleh Romeo membuat Raven ikutan cemas juga. Pasalnya istrinya terlalu kurus dan ia takut Ruster kenapa-napa juga.“Aku akan meminta Lius memeriksanya,” ucap Raven tetiba.Romeo menyepitkan kedua matanya sampai sipit.“Ven, ap
Raven mengantar pamannya sampai ke dalam mobil.“Jangan lupa, jaga kesehatanmu. Biar istrimu tidak di ambil oleh pria lain, seperti kehadiran mantannya. Mengharapkan Romeo, rasanya mustahil. Apalagi kalian berdua terikat satu sama lain,” nasehat James Holland yang duduk di kursi penumpang, karena ia sudah ahli soal percintaan yang akan ada mantan yang hadir.“Aku mengerti dan titip salam untuk Shean dan lainnya,” balas Raven dengan senyuman.“Ya, akan aku sampaikan pada mereka.”Raven menatapi mobil hitam brand mayback dengan nomor 13 yang pergi dari hadapannya. Hanya keluarga Holland yang mengunakan angka 13 untuk plat kendaraan.Raven berjalan masuk ke dalam rumah, ia membuatkan sedikit sarapan pagi untuk Ruster. Kali ini, akan tegas pada istrinya, jika tidak maka di pastikan istrinya akan cepat sakit. Mengingat wanita yang sudah melahirkan lentang kena penyakit. karena tubuh melemah.Sesampai di dalam k
Ruster mengulum senyumannya dengan menatap menatap Raven dengan bergairah.“Kali ini aku menang, tuan Raven Van Diora.”“Ck,” decak Raven yang tidak suka menahan gairahnya. Tapi demi keselamatan wanita yang kini mengisi hatinya. Ia terpaksa menahan birahinya.“Ayolah Ven, kau tidak mungkin menjadikan aku sebagai janda dengan tiga anakkan?” ucap Ruster yang masih mengelus dada bidang Raven yang di tumbuhin bulu-bulu halus.Dahi Raven berkerut dalam.“Baiklah, aku akan meminum obatnya dan menemanimu tidur. Sekarang panggil Romeo kembali dan urusan kantor serahkan pada Jack,” balas Raven yang akhirnya kalah mempertahankan keras kepalanya. Ia teringat dengan Zeus yang ada hati dengan Ruster bahkan sangat hebat mengasuh kedua anaknya. lebih sialnya lagi, kedua anak kembarnya juga lengket dengan Zeus. yang bisa-bisa mengantikan posisi sebgai ayah dengan mudahnya.Ruster langsung turun dari atas pangk
"Aku sayang padamu," ucap keduanya dengan memeluk Ruster bersamaan.Dahi Ruster semakin mengerut dalam, tetapi ia menikmati permainan kedua suaminya kali ini.Romeo mengandeng tangan Ruster di kiri dan Raven di kanan.Pintu utama di buka.Kedua mata Ruster terbelalak besar. ia melihat banyak tamu undangan yang hadir dan ada ibu juga adiknya."Ini?" tanya Ruster heran."Acara pernikahan kita," balas keduanya bersamaan."Ha?" balas Ruster yang masih binggung. tapi masih mengikuti keduanya berjalan ke altar."Dulu kita menipumu pakai pastor palsu untuk menikah, sekarang kita pakai yang asli. tepatnya kita akan menikah hari ini," jelas Romeo.Ruster melihat ke wajah Raven untuk meminta penjelasan."Maafkan kami berdua yang menipumu selama berapa tahun ini, pernikahan dulu tidak sah. ini yang sah," ucap Raven dengan senyuman lembut yang membuat hati Ruster meleleh."Jahat, kalian berdua sangat jahat. sampai aku
Romeo dan Raven saling memandang satu sama lain."Baik Bu. kami akan mempertaruhkan nyawa untuk menjaga Ruster selamanya dan tidak akan membiarkan siapapun mendekatinya," balas keduanya secara bersamaan.Ibu Ruster terkejut dengan tekat keduanya. lebih terkejut lagi, kenapa ia bisa melihat ada kembar yang segila keduanya yang mau berbagi istri.Selesai dengan acara pernikahan Keith dan Aelin.Ruster mengeluh sakit kaki, ia meminta kedua suaminya untuk memijat-mijatkan kedua kakinya. dengan posisi terbaring terlentang di atas ranjang yang besar dan empuk."Apa aku sudah tua? jadi badan aku sakit semua?" tanya Ruster kepada Raven dan Romeo."Siapa bilang kamu tua," balas Romeo yang tidak terima dengan perkataan Ruster yang mengatakan kata tua.Sedangkan Raven hanya diam. otaknya sedang sibuk dengan rencana selanjutnya. rencana yang akan membuat Ruster terkaget-kaget."Ven..." sahut Ruster pada Raven yang diam mematung sejak
Ruster melihat ke arah belakang, ia melihat tinggi sampai suara kedua suaminya memang sama satu sama lain."Kenapa aku baru sadar?" batin Ruster yang selama ini hanya bisa membedakan keduanya. kecuali orang lain akan susah."Mungkin aku spesial," lanjut Ruster dalam hati dengan perasaan bangga.Selesai memilih pakaian, ketiganya memutuskan segera pulang ke rumah. karena perut Raven sudah berbunyi nyaring.Romeo mengerutkan keningnya yang menatap Raven dengan tatapan jengkel."Sekarang perut Raven yang berbunyi, kemarin dirimu. kalian berdua ini selalu kompak deh," ucap Ruster dengan wajah senang. karena ia sudah malas mau jalan ke tempat lain lagi, beruntungnya nasib baik berpihak padanya.Raven hanya diam dengan wajah tidak senang. ia bisa saja memaksakan diri makan junk food atau makan luar. tetapi permintaan Ruster yang membuatnya tidak bisa mengatakan kata tidak.Sesampai di rumah, Ruster segera masuk ke kamar untuk melihat keanda
"Ven, kita harus menyelesaikan semua ini secepatnya. sebelum ketahuan oleh Ruster!" perintah Romeo kepada Raven."Kau juga, jangan sampai bocor. kita akan memperlihatkan pernikahan terindah dan termewah untuk Ruster," balas Raven dengan sikap seriusnya.Kedua kembar saling berpelukan, lalu tertawa renyah bersamaan."Kalian berdua kenapa?" tanya Ruster yang heran melihat kelakuan kedua suamianya yang super ajaib hari ini."Biasa, kita teringat permainan masa kecil. permainan yang kalah dan menang," dusta Romeo yang mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. sedangkan Raven memasang wajah masam.Ruster tertawa pelan, ketika melihat wajah Raven yang masam yang menandakan kalah permainan."Jangan marah lagi, ayo berangkat bersama-sama!" perintah Ruster menarik kedua tangan si kembar.Kedua pria sengaja jatuh ke dalam pelukkan Ruster dan bermanja-manja.
Ruster yang jengkel dengan kelakuan keduan suaminya. Ia memilih duduk di kursi lain daripada duduk di kursi yang membuatnya susah memilih. salah-salah di antara kedua suaminya akan bertengakr karena menganggap dirinya piluh kasih.Raven dan Romeo langsung pindah tempat duduk, melihat Ruster memilih duduk di tempat lain. daripada duduk di kursi yang mereka berdua tawarkan.Keduanya mengelus paha Ruster secara bersamaan sebagai arti lain.Ruster melototkan kedua matanya.Kedua pria kembar tersenyum lebar tanpa merasakan kesalahan.Ruster ingin mengumpat kedua suaminya kurang ajar. Tapi ia sudah terlena dengan sentuhan liar kedua suaminya yang semakin naik ke atas pahanya.Kryukkkk KryukkkkSuara perut Romeo yang super nyaring, membuat dahi Raven berkerut dalam. Lagi-lagi kesenangannya terhenti oleh ulah Romoe."Maaf," ucap Romeo
Jika orang yang sedang senyum itu adalah Romeo. mereka berdua tidak akan kaget seperti ini. tapi orang ini adalah Raven. maka di pastikan bencana akan datang dalam waktu dekat.Takut mendapatkan kemarahan, keduanya segera pamit dengan alasan mau fitting baju pegantin untuk acara bagian malam.Ruster sebenarnya sedikit terkejut dengan keputusan keduanya. yang tetiba pergi begitu tergesah-gesah.Sedangkan Raven masih duduk santai dengan kedua mata menatapi isi undangan pernikahan yang telalu simpel dan elegan.Jika di pikir-pikir, ia dan Romeo tidak pernah memakai kertas undangan untuk pernikahan Ruster. sesaat Raven merasa ia menajdi pria menyedihkan di dunia. untuk kertas seperti ini saja tidak mampu ia persiapkan untuk undangan tamu, saat menikahi Ruster."Sedang melihat apa?" tanya Ruster yang penasaran dengan sikap Raven yang diam sejak tadi."Melihat kertas undangan ini, begitu simple dan elegan. jika di pikir-pikir, aku dan Romeo tidak
"Lapar dalam arti apa?" tanya Raven yang berpura-pura bodoh. ia tahu Ruster meminta hal lain. Ruster yang kesal, langsung memukul wajah Raven dengan lembut. "Jangan pura-pura bodoh," seru Ruster yang dengan nada sedikit marahnya. Kemarahan Ruster di tangkapi dengan tawa oleh Raven. "Kau mulai jadi wanita binar," balas Raven yang menatapi Ruster dengan tatapan penuh nafsu. "Binar untuk suami sendiri, tidak salah kan?" balas Ruster yang mengedipkan salah satu mata dan mengigit bibir bawahnya. "Ya, tidak salah. justru sangat menyenangkan. aku suka itu," ucap Raven yang langsung menahan tengkuk Ruster. lalu mencium bibir Ruster semakin dalam di sertai dengan pangutan. Klekkk... Pintu terbuka dan Resti merasa bersalah. ia tidak tahu kedua tuannya sedang bermestraan di dalam ruangan kerja. "Ma-maaf... saya tidak sengaja," ujar Resti jujur. Raven hanya mendengus kesal. sedangkan Ruster berusaha mera
Kedua ayah hanya menatapi kedua anak kembar dengan tatapan kaget, bagaimana tidak, di usia yang masih belum 10 tahun, keduanya sudah akan masuk kuliah. "Daddy, kita mau pergi main-main dengan paman Zeus. boleh ya?" pinta Karlos memohon kepada Raven. "Ayolah Daddy, kita tidak akan nakal dan membuat Daddy cemas. boleh ya," pinta Raph kepada Romeo. Romeo melirik ke arah Raven dan begitu juga dengan Raven. keduanya saling menghela nafas panjang. bagaimanapun mereka sangat susah untuk memgatakan tidak kepada kedua anak kembar yang kini mulai tumbuh besar. "Janji jangan melakukan hal macam-macam yang membahayakan nyawa?" ucap Romeo pada akhrinya. "Tentu saja," jawab keduanya bersamaan. Raven mengelus kepala putra kesayangnya dan memeluknya dengan cinta. "Belajar yang cepat, agar bisa mengantikan daddy di masa depan. daddy capek kerja," ucap Raven kepada Karlos yang akan mengantikan dirinya di masa depan. Karlos menatapi
Melihat keduanya masih diam, Lius berjalan selangkah ke depan. Devan langsung mengakui apa yang terjadi barusan.BukSatu tinju melayang di wajah Devan Holland.Tanpa kata-kata Lius berjalan ke arah Romeo. satu kali pukulan juga di terima oleh Romeo. Tidak ingin menghabiskan banyak waktu, Lius memilih mencari ruangan Raven dan ia melakukan serangkaian pemeriksaan. Lalu matanya melihat ke arah Raven yang tertidur dengan tenang.Devan dan Romeo masih di luar menunggu dengan was-was.Kali ini Lius tidak marah, ia hanya berjalan keluar dan hal ini membuat keduanya terheran.Romeo memilih kembali ke dalam kamar yang merupakan kamar Ruster, tetapi ia tidak menemukan Ruster di manapun.Panik, itu lah yang di rasakan oleh Romeo. ia mencari istrinya di semua tempat dan terakhir mengingat kamar raven. tebakan Romeo benar, ia melihat Ruster duduk di samping Raven dan mengenggam jemari Raven yang dingin."Apa yang terjadi," tanya Ruster me