Hari pertama Claire bekerja, wakil manajer malah memberinya begitu banyak pekerjaan. Mulai dari membantu menyalin laporan, memfoto copy bahkan menaruh berkas yang sudah tidak berguna ke dalam gudang. Claire menyandarkan tubuhnya di tembok, menarik nafasnya dalam. "Tidak apa-apa, aku pasti bisa melakukan semuanya." "Apa kau lelah?" Suara lembut dari wakil manajer mengagetkan Claire. "oh.. Tidak pak Lendra, saya hanya sedang istirahat sejenak." Jawab Claire sembari tersenyum. "Sudah tahu aku lelah, kenapa masih bertanya!" cerca Claire dalam hati pastinya. Baiklah, kalau begitu kembalilah segera ke mejamu." Lendra menyerahkan banyak tumpukan kertas kepada Claire, "Ubah Data dari berkas ini menjadi laporan yang ringkas dan mudah di pahami." "Baiklah, Saya akan segera menyelesaikannya." Lendra lalu melihat ke arloginya, "Kamu harus mengumpulkannya sebelum jam pulang kantor di meja saya." "Se..sekarang?" Claire sedikit terkejut. Pasalnya, saat ini saja sudah jam 2 sian
POV Claire Boom.... Party popper yang berisi kertas potongan warna warni Papa pecahkan untuk merayakan hari pertama Putri tersayangnya bekerja. Aku sangat bahagia, hari pertamaku bekerja dengan menyembunyikan identitas asliku sebagai Tuan Putri keluarga Pratama telah berhasil. Mama memelukku erat, Aku yang sudah berusia 25 tahun seperti sedang memeluk putrinya yang masih berusia 7 tahun. Walau sudah dewasa, tetapi Mama tetap saja menganggapku masih seperti anak kecil. Terlebih Kak Axel, sebagai kakakku satu-satunya, Kak Axel menjadi sangat menyayangi hingga menjadi sangat protektif sekali terhadapku. "Perayaan ini untuk Tuan Putri Claire yang sudah bisa memenuhi mimpinya untuk bekerja seperti yang di inginkannya." ucap Papa sembari mengecup keningku. Mama dengan lembut membelai kepalaku, "Ternyata Putri mama sudah dewasa, sudah tahu apa yang di inginkannya." "Mama dan Papa serta Kak Axel saja yang selalu memperlakukan diriku seperti aku ini masih anak kecil." seruku ber
Axel melihat arlogi mahalnya yang bermerk R yang berharga milyaran. Wajahnya nampak sumringah seolah tidak sabar untuk datang ke tempat tujuannya. Mobil Axel memasuki area apartement mewah bergaya Eropa. Apartemen yang memiliki 5 lantai, khusus orang kaya atau yang memiliki pekerjaan yang bagus yang bisa tinggal di apartemen cupid.Segera Axel memasukkan kode pintu apartemen tersebut. Setelah membuka pintu Axel langsung mendapat pemandangan yang sangat mempesona.Seorang wanita yang cantik walau tidak terlalu tinggi tetapi memiliki tubuh yang seksi. Dadanya yang cukup besar sangat menggoda ketika dia menggunakan lingerie tipis berwarna maroon. "Mas Sayang..." Ujar wanita cantik bernama Anjani itu kepada Axel.Tanpa membuang waktu Axel segera memeluk Anjani dengan begitu erat, seolah kerinduannya yang sudah lama terbendung bisa segera dia lampiaskan."Kamu Seksi sekali, sayangku. Aku sangat menyukaimu." Bisik Axel dengan nada nakal. Lalu Axel mulai melumat bibir seksi milik Anjani
POV Axelo Saat itu aku baru pulang dari study ku di luar negeri. Papa memintaku untuk langsung datang ke kantornya. Dengan patuh aku mendatangi kantor papa. "Perkenalkan, ini adalah putraku, Axelo Putra Pratama. Dia yang akan menjadi CEO di perusahaan ini." Ucap Papa saat memperkenalkan diriku di hadapan banyak karyawannya. Ada sekitar 700ribu karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan M&P Group. Sebagai anak laki-laki tunggal di keluarga Pratama, aku sudah di gariskan untuk melanjutkan takhta perusahaan. Semua karyawan mulai memperkenalkan diri mereka padaku, namun pandanganku seketika tertuju pada sosok wanita yang memakai kerudung dan tersenyum sangat manis. "Saya Anjani Safeeya, Pak. Senang bisa bekerjasama dengan Pak Axelo." Anjani mengulurkan tangannya untuk menjabatku, tapi aku masih terpana melihat kecantikannya. Wajah khas timur tengah, dengan alis mata tebal juga bulu mata lentik dan kedua matanya yang indah. Apalagi saat dia tersenyum, seolah mam
"Laporan macam apa ini!" Tristan melemparkan laporan yang Claire berikan. Kertas itu berterbangan lalu jatuh ke lantai. Sebelum berserakan di lantai kertas itu seolah menghujani Claire. "Maaf pak.. jika boleh tahu, laporan saya ada kesalahan di bagian mana? Biar saya bereskan segera kesalahan saya." "Semua yang kamu kerjakan salah! Apakah kamu tidak berpendidikan sehingga membuat laporan saja bisa salah semua!" Bentak Tristan dengan wajah begitu murka. Claire menahan emosinya, lalu memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai itu. "Saya akan segera perbaiki laporan ini!" Tidak mau mendebat Presdir perusahaan, lebih baik Claire diam dan segera pergi dari ruangan tersebut. Dada Claire menjadi sesak, seumur hidupnya sama sekali belum pernah merasakan di bentak ataupun orang berbicara dengan nada keras kepadanya. Tangan lentik itu menyusut air matanya, "Ayolah Claire, tidak perlu bersedih. Kamu pasti bisa melewati ini." Dengan tubuh bergetar Claire mencoba untu
Ada adegan kekerasan , harap menyikapi dengan bijak.*****Pagi ini, Tristan terlihat tidak suka melihat sebuah bingkisan ada di atas mejanya, Bingkisan berwarna Pink di bungkus dengan begitu cantik. Ada sebuah surat di atasnya. Walau malas, Tristan harus membacanya agar tahu dari siapa bingkisan itu dikirim. [Pak Tristan, Saya ingin meminta maaf karena sudah terlalu lancang kemarin. Harusnya saya meminta maaf langsung kepada Bapak. Tapi saya terlalu pengecut untuk melakukan itu, Kue ini dibuat oleh mama saya sendiri, rasanya sangat lezat. Ku harap kue ini bisa membuat perasaan Pak Tristan sedikit membaik. dari : Claire] Tristan mendengus, "Kue? Dasar kampungan!" Tristan justru membawa bingkisan itu ke arah tong sampah, kue itu hendak di buang. Tetapi Lendra masuk ke ruangan Tristan di saat yang tepat. "wow.. Kue itu terlihat sangat enak, Tan." Tanpa menunggu persetujuan Tristan, Lendra langsung menyambar bingkisan berisi Kue coklat itu. "Hei.. kenapa kamu asal amb
Untuk menenangkan dirinya, Claire memilih untuk ke ruang istirahat khusus untuk karyawan wanita. Dirinya butuh waktu untuk mencerna semua sikap dari Tristan padanya tadi. Pintu ruangan di buka oleh seseorang, nampak Noura memasuki ruangan dan mendekati Claire yang tengah berbaring di sofa panjang. "Siapa kamu!" ucap Noura dengan nada tidak suka. Sontak Claire terkejut, diruangan itu hanya ada dirinya dan Noura saja. Claire menunjuk dirinya sendiri, "Saya?" "Hal apa yang kamu lakukan hingga pak Tristan mendekati dan begitu marah padamu seperti itu!" "Maksud Bu Noura, bagaimana?" Claire masih bingung maksud dari ucapan Noura. "Saya tidak melakukan apapun pada Pak Tristan." "Jika kamu tidak berbuat salah, kenapa pak Tristan mesti memegang tanganmu, hah!" Suara Noura semakin meninggi, "Apakah kamu 'gatal' kepadanya? "Apa ini? masalah lain belum selesei kenapa harus ada masalah baru?" Batin Claire. "Sepertinya ibu Wakil manajer telah salah paham kepadaku, Saya tidak p
Liukan tubuh seksi Anjani yang berbalut lingerie berwarna merah maroon tampak begitu menggoda, Anjani sengaja memakai pakaian seksi tersebut untuk menggoda suaminya yang masih saja sibuk bekerja. Padahal mereka tengah berbulan madu di Singapura. Sebenarnya, Axel dan Anjani tengah mengadakan perjalanan bisnis ke Singapura. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, Axel merencanakan bulan madu juga. Memesan kamar dengan Connector room, agar mereka bisa leluasa bergairah bersama. Di kantor Axel dan Anjani saling menutupi pernikahan mereka, diam-diam saling pandang dan berkirim pesan mesra. Hingga orang kantor dan orangtua Axel tidak mengetahui pernikahan mereka. Kedua netra Axel tidak berkedip sama sekali saat melihat istrinya mendatangi dirinya dengan dandanan yang begitu menggoda. "Apa ini? Aku masih bekerja." seru Axel dengan menatap sayu kearah Anjani. Lalu Anjani dengan berani menaikkan satu kakinya dan memperlihatkan 'miliknya' pada Axel. Melihat pemandangan indah itu, Axel