POV. PENULIS.Flora dan rombongan berangkat ke Bangkok dengan menyewa pesawat pribadi. Sesuai kesepakatan mereka di Bangkok hanya dua hari, begitu tiba meninjau proyek, meeting membahas pembayaran termin yang ditunda pembayaran oleh Mr.Chackrii .Esoknya mengikuti soft opening hotel Hin Hua sesudahnya kembali ke Singapura. Begitu sampai di Bangkok, Mr. Chackrii sudah menunggu mereka di ruang VVIP penjemputan tamu di bandara, tangannya memegang buket bunga besar.“Jangan menghirup wangi bunganya, kamu terima serahkan kepada Stephanie,” bisik Mc.Bride begitu melihat Mr.Chackrii menuju ke arah mereka. Wajah Mr.Chackrii langsung sumringah, ” Akhirnya anda datang juga,”katanya sambil menyerahkan buket bunga kepada Flora.Sambil tersenyum menahan napas Flora menerima buket bunga agar terlihat natural dia berkata,”Buket bunga yang indah,” lalu menyerahkan kepada Stephanie.Terlihat ketidaksukaan di wajah Mr.Chakrii ketika Flora memberikan buket bunga kepada Stephanie yang menerima bu
Graham Mc.Bride, menahan marah , usahanya untuk bertemu Chiang Prakat gagal. Padahal sebelumnya dia telah mengadakan komunikasi dengan Chiang Prakat atas informasi yang diberikan Somsat kepadanya. Chiang Prakat tahu keadaan sebelum Mr. Jatmika meninggal. Antara Mr.Jatmika dan Mr.Chackrii sempat terjadi perdebatan seru. Sedang membicarakan proyek, tiba-tiba pengawal pribadi merangkap sekretaris menyampaikan sesuatu, langsung Mr.Chackrii meninggalkan proyek di Hin Hua.Ia bisa merasakannya. Itu bukan kesalahan informasi yang ditugaskan untuk menghubungi Chiang Prakat. Masalah yang terbesar adalah dia tidak tahu rencana Mr.Chackrii yang sebenarnya, selama ini dia bagaikan mengejar hantu dalam kegelapan.Graham Mc.Bride memandang Flora dan rombongan masuk ke dalam hotel yang sudah rampung Sembilan puluh persen. Mr.Chackrii bersikeras bahwa besok, hari yang tepat untuk soft opening dengan mengundang tamu untuk melihat hotelnya. Matahari mulai sedikit berkurang teriknya, pandangannya langsu
“Apakah anda sudah negosiasi mengenai pembayaran termin?” tanya Graham Mc.Bride.“Belum,” sahut Andara.“Hum, sebaiknya percepat negosiasinya. Filingku mengatakan anda dalam bahaya.Saya tidak tahu rencana licik apa yang akan mereka lakukan terhadap anda, mungkin juga terhadap kita. Sebaiknya anda segera mandi dan berganti pakaian kasual, sebaiknya pakai jins. Saya mau cek dulu isi diska mungkin ada data atau informasi yang disampaikan Chiang.”Graham Mc.Bride mengeluarkan laptop, memasukkan diska lepas, matanya lekat tertuju ke computer, kadang dia menghembuskan napas kuat-kuat tanda kesal , disusul dengan kata-kata makian,”God damn it!”“Andara cepat bilang sama nyonya untuk percepat mandinya.”“Nyonya belum mandi, dia sedang menerima telepon dari Liza.”“Suruh nyonyamu keluar dari kamar mandi, saya akan periksa kamar mandi.”Andara melakukan apa yang dikatakan Graham Mc.Bride, mengetuk pintu kamar mandi. Flora keluar masih memakai baju yang sama . Tanpa memperdulikan Flora yang masih
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop tubuhku tak bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu menoleh kea rah Andara,”Tolong hubungi Mr.Krishn
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka dan menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekeli
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya dan kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ada rasa k
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride dan penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian mengetu
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno dan rumah Mc. Bride. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno.Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela Mc.Bride melepas lelah dia bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya dengan sayu.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas getak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, ak
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya.Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh M
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Kamu menaklukkanku dengan aroma tubuh maskulin dan jemarimu , membuatku selalu ingin lebih,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora.“Kamu yang liar membuatku harus bisa mengendalikanmu.”“Ishh, aku bukan kuda .” Bisik Flora.“Hum.. kuda liarku,” bisik Mc.Bride di telinga Flora membuat Flora mencubit pinggangnya.Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggalam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride .
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride dan penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian mengetu
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya dan kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ada rasa k
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka dan menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekeli
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop tubuhku tak bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu menoleh kea rah Andara,”Tolong hubungi Mr.Krishn