Suara deringan alarm mampu membangunkan Laura yang tertidur lelap. Ia segera bergegas mandi dan memakai seragam sekolahnya. Laura merasa sedikit lesu pagi ini, ia baru bisa tidur pukul dua pagi karena harus mengerjakan tugas akhir Masa Orientasi Sekolah.
Satu minggu penuh kekesalan karena tingkah laku panitia MOS yang menyebalkan. Satu kelompok harus memiliki rasa solidaritas yang tinggi, jika salah satu anggota melakukan kesalahan semua anggota yang akan terkena hukuman.Hari ini adalah hari penutupan MOS, semua siswa kelas sepuluh baru diwajibkan untuk hadir dan mengikuti upacara bendera. Terik sinar matahari yang menyengat membuat banyak siswa kepanasan sambil menggerutu.“Panas banget ih, capek deh” suara bisik-bisik Dezora membuat Laura menganggukkan kepalanya setuju.“Sabar, bentar lagi selesai kok” jawab Laura pelan.“Apaan, nih udah hampir setengah jam pembina upacara ngasih amanat, lama banget dah” “engga cape apa ngomong terus” cerca Dezora kesal. Abella yang berdiri di disebelah Dezora hanya diam tidak bersuara, tetap tegap mengikuti upacara hingga selesai.Upacara penutupan MOS berakhir pukul Sembilan pagi, mereka bertiga memutuskan untuk istirahat di kantin. Mereka bertiga memilih untuk tetap berteman karena sekarang mereka satu kelas juga. Yang namanya takdir memang tidak pernah salah.“Mau makan apa? Biar gua yang pesen” kata Dezora sambil merekomendasikan nasi goreng bi Mumun, yang berada di barisan paling timur. “Yaudah deh nasi goreng aja” jawab Laura dan Abella bersamaan.Makanan pun tiba, tiga piring nasi goreng ekstra telor ceplok, yang menjadi makanan legendaris di sekolah ini.“Enak banget..” teriak Laura saat memasukkan satu sendok nasgor kedalam mulutnya.“Bener kan, gua mana pernah bohong soal makanan”“Lo dapet rekomendasi darimana?” tanya Abella penasaran. Sebab dari satu minggu mereka menginjakkan kaki di sekolah ini, mereka bertiga belum pernah makan dikantin. Karena diharuskan untuk membawa bekal dari rumah.“Dari kakak sepupu, dia sekolah disini”“Hahhh… kok gapernah bilang lo ada sepupu disini” Laura berbicara dengan sangat heboh hingga beberapa pasang mata menatapnya. Dezora tidak pernah cerita bahwa ia punya kakak sepupu yang sekolah disini.“Siapa sih? Kelas berapa?” belum sempat menjawab pertanyaan dari Abella, perhatian mereka bertiga teralihkan oleh kedatangan tiga cowok ganteng yang baru saja memasuki area kantin. Abian Randika, Darrel Sadewa, Sagara Wijaya, tiga cowok paling popular yang duduk dibangku kelas 11-1.Semua siswa-siswi yang ada di kantin, menatap kehadiran mereka dengan terpesona. Bahkan Laura dan Dezora sampai manganga melihatnya.“Gua tau gua emang ganteng ra, tapi biasa aja dong liatnya. Sampe mangap gitu, tar lalat masuk baru tahu rasa” suara serat cowok itu membuat Laura terkejut,“Apaan sih, lagian gua ga liatin lo ya” jawab Laura cepat. Abian duduk disebelah Laura diikuti oleh Darrel dan Sagara yang duduk dihadapannya sekarang.“Lu ngapain sih disini” ujar Laura pelan ditelinga Abian, berharap dua laki-laki lain itu tidak mendengarnya.“Ya kenapa? Emang ini kantin punya nenek buyut lo apa” sahut Abian dengan suara keras.“Engga sih, tapi lo kan bisa cari tempat duduk lain” Laura menendang kaki Abian agar berbicara pelan-pelan saja.“Udah penuh semua,” Laura dan Abian masih terus beradu mulut. Laura yang kesal baru saja akan melemparkan makian pada Abian tapi tidak sengaja netra matanya melihat Sagara yang sedang menatapnya.“Kita gabung ya, meja yang lain penuh” suara lembut dari Sagara membuat Laura memberikan seulas senyuman pada bibirnya.“Iya kak, gapapa santai aja” kini Laura benar-benar merasa salah tingkah karena ditatap oleh Sagara.Jawaban Laura pada Sagara sangat berbanding terbalik saat ia berbicara dengan Abian. Jika dengan Abian ia bicara dengan keras dan ngegas, maka jika dengan Sagara ia akan mengubah intonasi suaranya menjadi lebih halus dan lembut.Sejak pertama kali menginjakkan kaki di SMA Nirmala, pandangan Laura tidak luput dari cowok tinggi yang sering bermain basket di lapangan sekolah. Sagara adalah atlet basket sejak SD, dan saat ini akan diangkat menjadi kapten tim basket.“Oooh iya, udah pada daftar ekskul apa aja?” tanya Sagara pada tiga gadis yang satu meja dengannya.“Gua sih ciliders aja kak” jawab Dezora sambil meminum jus alpokat miliknya.“Bahasa inggris,” Abella memang sangat suka belajar, maka ekskul yang dia pilih masih tetap dibidang akademik.Semua orang yang duduk disana kini menatap Laura yang tak kunjung memberikan jawaban.“Lo udah milih ekskul kan ra?” tanya Sagara menatap kearahnya.“Masih bingung nih kak, pengen cari no ribet, yang penting sih no akademik dan no olahraga berat, hehe” sahut Laura, diiringi kata hehe dibelakang kalimatnya.“Renang dong kalau gitu” jawab Abian asal, merekomendasikan ekskul renang, karena ia adalah ketua dari ekskul tersebut.“Renang kan tinggal nyemplung aja di kolam, ga susah dan santai banget” lanjut Abian.“Lo mau liat gua mati kelelep ya, gua kan gabisa renang” jawab Laura kesal.“Kan bisa belajar, semuanya juga butuh proses kali. Orang pinter perlu belajar, ga mungkin baru lahir udah bisa jawab soal matematika” ujar Abian sok bijak.“terus ekskul apa dong?” tanya Sagara,“Aku jawabnya nanti aja ya pas udah nentuin” ujar Laura.Bel pulang sekolah berbunyi, Abian mengajak Laura untuk pulang bersamanya.Jalanan yang padat, tidak membuat Abian takut untuk memacu gas motornya dengan kecepatan maximal, “Abian lu gila ya!!!” teriak Laura yang tidak dihiraukan oleh Abian.Dada Laura membentur bahu Abian yang baru saja mengerem mendadak, Abian benar-benar tidak mendengar ucapan Laura, dia hanya bisa pasrah sambil memejamkan matanya, merapalkan doa-doa agar selamat sampai di rumah. Hingga Abian memarkirkan motornya di halaman rumah Laura. Laura turun dari motor dan menoyor kepala Abian dengan keras.“Gila ya lo, tadi kalau kita kenapa-kenapa gimana?” ucap Laura setelah menahan rasa takut saat di jalan tadi.“Ya tapi kan akhirnya juga selamat sampai tempat tujuan” Abian langsung melongos masuk kedalam rumah Laura yang sepi.“Gua mau ganti baju dulu” Laura langsung naik tangga menuju kamarnya, sedangkan Abian duduk di sofa ruang tengah dengan kaos hitam yang ia pakai.Laura turun dengan baju kaos biasa dan celana pendek, membawa satu bungkus cemilan yang baru saja ia ambil dari dapur.“Kok cuman bawa satu? Buat gua mana?” kata Abian bertanya-tanya.“Lo kan punya kaki buat jalan, punya tangan buat ambil. Jadi jangan manja udah gede” ketus Laura lalu mendudukkan dirinya diatas sofa.“Tapi gua kan tamu disini” ujar Abian mengeluh, ia ingin dilayani layaknya tamu sungguhan.“Peduli banget lo soal itu, biasanya juga ambil sendiri sesuka hati” lagi-lagi Laura menjawab dengan ketus.Berdebat dengan Laura memang tidak ada habisnya, Abian mengalah dan mengambil cemilan yang ia suka.Tiga bungkus cemilan besar, satu kotak beng-beng dingin serta minuman jeruk yang Abian bawa membuat Laura terkejut.“Lo dikasih ambil sendiri, malah ngelunjak ya” Laura terkejut saat Abian meletakkan makanan itu diatas meja.“kenapa sih? santai aja kali. Lo kan masih bisa beli lagi kalau habis” jawaban yang sangat simple.Abian dan Laura menonton serial kartun siang yang disiarkan di TV sambil memakan cemilan.“Gua mau ikut ekskul chiliders aja kali ya?” Abian yang sedang minum tersedak mendengar ucapan Laura yang tiba-tiba.“Lo kan gaboleh panas-panasan Laura Gistava”“Tar yang ada sakitnya kambuh” jawaban Abian membuat ia sadar.“Tapi gua pengen bisa deket-deket sama kak Sagara, gimana dong”“Bukannya lo suka nyanyi ya? Kenapa ga ikut ekskul Musik aja” tanya Abian sambil membuka satu bungkus kacang kulit yang ada ditangannya.“Iya juga ya, tapi takut ah, ketuanya Kak Darrel. Salah dikit gua bakal diomelin pasti, udah jutek serem lagi. Poin plusnya cuma karena dia ganteng aja”“iya sih, Darrel gasuka sama cewek banyak omong, alay, lebay. Yang kaya lo gini nih, cewek yang paling dihindari Darrel”Laura masih bimbang dengan pikirannya sendiri, ia ingin ikut chiliders, agar bisa dekat dengan Kak Sagara. Tapi ia yakin, pasti tidak akan diijinkan oleh kedua orang tuanya. Laura suka bernyanyi, tapi ia takut karena Darrel ketuanya. Banyak orang yang bilang bahwa Darel sangat serius menyangkut Harmony. Harmony adalah nama untuk ekstra kulikuler Musik di SMA Nirmala. Banyak anak-anak yang masuk ekskul Harmony, tapi dikeluarkan begitu saja oleh Darrel karena menurutnya orang-orang itu hanya asal-asalan memilih ekskul atau mungkin hanya untuk mencari perhatian Darel. Laura membuka ponselnya, melihat Dezora yang mengirim poster Harmony yang open recruitment.*Dezora*Dezora: “Pendaftarannya tinggal besok loh ra, awas nyesel”Pagi ini Laura dapat menghirup udara segar di halaman SMA Nirmala. Masa Orientasi Sekolah sudah usai, jadi tidak ada lagi yang namanya “siap kak” “baik kak” “terima kasih kak.” Tidak perlu takut jika berpapasan dengan kakak kelas. Laura menyeli
TIGA Pulang sekolah ponsel Laura berdering tanda pesan masuk. Ia terkejut mendapati pesan dari nomer tidak dikenal, karena penasaran Laura membuka isi pesan tersebut.*085xxx”085xxx: “send a picture”085xxx: “Kalau masih mau ambil kesini”085xxx: “Garuda Apart, Jl. Kenanga No 9. Kamar nomer 135”Formulir untuk bergabung ekstra kulikuler music ternyata masih ada, tanpa basa-basi ia segera memesan taxi online untuk mengantarnya ke alamat tersebut. Abian tidak pulang bersama Laura karena Abian masih ada urusan lain disekolah. Saat sudah sampai di depan gedung apartemen besar itu, orang yang memiliki nomer tadi mengirim pesan lagi. *085xxx*085xxx: “Cepetan ya, tiga menit harus sudah sampai.”Membaca pesan itu Laura langsung berlari, ia tidak tahu kamar nomer 135 ada dilantai berapa. Jadi ia harus bertanya pada Resepsionis.“Hallo, selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?” ucap resepsionis itu ramah.“Kamar nomer 135 ada dilantai berap
Sebagai anak tunggal jelas saja Abian melakukan semuanya sendiri. Orang tuanya yang sibuk bekerja di luar kota, membuatnya kesepian. Ia tidak mendapat perhatian penuh, meskipun uang yang diberikan orang tuanya cukup. Abian tetap merasa ada yang kurang, karena ia perlu kasih sayang orang tuanya. Untungnya saat masuk kelas sepuluh, ia dikenalkan pada Laura oleh kedua orang tuanya. Sejak satu tahun yang lalu Abian dan Laura sudah menjadi sahabat dekat, berkat orang tuanya yang berkerabat. Mereka berdua akrab dengan sangat cepat, mungkin karena factor sama-sama anak tunggal. Tidak jarang ia merasa iri pada Laura, meskipun kedua orang tuanya juga sibuk. Tapi perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada Laura sangatlah cukup. Abian membutuhkan suasana damai, berkumpul dengan keluarganya. Serta berbagi kisah hari-hari yang mereka lalui setiap saat. Abian kecil tumbuh menjadi pria remaja yang mandiri. Berhasil menarik perhatian lawan jenis karena wajahnya yang tampan. Abian mengambil pons
Sore ini Abian memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah Laura. Bermain PS, laki-laki yang masih mengenakan seragam putih abu itu duduk dibawah sofa. Laura hanya memonton Abian bermain sambil mengunyah keripik yang ada didalam mulutnya. Pasalnya jika ia ikut bermain Abian akan marah, karena Laura tidak jago bermain PS mereka selalu kalah setiap kali Laura mencoba bergabung. Laura memilih untuk memainkan ponselnya, melihat feed Instogram cowok yang paling ia sukai, yaitu @sagara.wjy. Tidak heran jika cowok satu ini memeliki lebih dari 10k followers, karena postingan yang ia unggah sangat aesthetic. Laura yang sedang scrolling Instogram Sagara, menekan profil Sagara yang menampilkan foto yang baru saja Sagara unggah. “Bi, ini kayanya foto lama ya?” Laura memperlihatkan layar ponselnya, Abian tidak menoleh sama sekali, laki-laki itu lebih asik dengan dunianya sendiri. Hingga Laura harus menggunakan kekerasan setiap kali ingin direspon oleh Abian. Perempuan itu lalu m
Laura keluar dari aula sendirian. Ia baru saja mengikuti rapat anggota baru Harmony. Tidak ada yang namanya pelantikan, seperti ekskul yang lain. Harmony hanya memiliki beberapa acara bersama, untuk menjaga solidaritas, serta kekeluargaan antar anggota. Ekskul dimulai minggu depan, menyesuaikan dengan semua ekskul yang ada di SMA Nirmala. Setiap hari selasa dan sabtu, Laura akan pulang telat, karena mengikuti kegiatan ekskul yang diadakan diluar jam belajar sekolah. Laura memulai langkah kakinya, meninggalkan aula yang kini sudah sepi. “Kak Gara” teriaknya, ketika melihat Sagara membawa ranselnya keluar dari dalam kelas. “Eh, Laura” sapa Sagara menghampiri gadis itu. “Mau kemana nih kak, bolos ya?” tebaknya yang langsung disanggah oleh Sagara.“Engga kok, ini mau latihan di Gor. Sekalian persiapan tanding bulan depan” jelas Sagara agar tidak salah paham. “Ohhh, gitu toh. Maaf ya kak aku gatau, btw semangat ya! Aku bakal dukung kak Gara selalu!” mendeng
Abian mengirim pesan, meminta Laura untuk datang ke atap sekolah. Abian memilih bolos karena malas belajar matematika. Membuatnya pusing menghitung rumus-rumus matematika yang rumit. Sedangkan Laura merasa bosan karena jam kosong di kelas.Laura melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga. Lalu membuka pintu rooftop yang tertutup, ia mendapati Abian yang berdiri membelakangi tubuhnya. Mendengar suara langkah kaki, membuyarkan lamunan Abian. Laura melangkah sambil tersenyum,menghampiri Abian yang sudah menunggunya. Lalu mereka berdua duduk diatas kursi panjang, berwarna coklat. Abian mengeluarkan satu kantong totebag yang ia bawa, mengeluarkan satu kotak makanan. “Lo sakit Bi?” tanya Laura binggung, ia menaruh tangannya diatas kening Abian. “Ga panas kok” ujar Laura. Ia tidak pernah melihat Abian membawa bekal dari rumah sebelumnya. Abian hanya melirik ke arah Laura sekilas, lalu membuka kotak makan yang ternyata ada nasi goreng didalamnya. Abian mema
Laura memasukkan buku-bukunya yang berada diatas meja kedalam tas. Bel pulang sekolah sudah berdering tiga menit yang lalu. Laura berjalan keluar kelas bersama dengan dua temannya itu, Dezora dan Abella. “Kita balik duluan ya, Ra” ujar Dezora sambil memegang tangan Abella.“Iya, hati-hati ya” dua temannya itu mengangguk, lalu berjalan pergi meninggalkan Laura sendiri. Laura berjalan menuju ruang Ekskul Harmony, sambil bersenandung pelan.Laura sedikit terkejut, ketika melihat semua orang sudah berkumpul di ruangan ini. Ia melihat jam tangannya sudah lewat satu menit, masih belum terlambat untuk ikut bergabung. Laura berlari kecil dan mengambil barisan paling belakang. Tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa membuat ia mendongak, dan menoleh kearah kanan. Darrel menarik tangannya, dan membawa Laura ke barisan paling ujung. “Lo terlambat!” “Lo lupa sama peraturan Harmony? Anggota yang terlambat bakal dapet hukuman” Jelas Darrel dengan tegas. Laura hanya menund
*Cecan Harmony*Sarah: “Pada dimana nih, gengs?” Mia: “Rumah”Yuni: “2”Siska: “3”Vina: “4”Yuni: “Laura, mana nih?”Laura: “Hadir”Siska: “Harus diabsen dulu ya, Ra”Siska: “Baru mau keluar,”Laura: “Hahaha”Vina: “Share Location”Vina: “Jam tiga ya, guys…”Siska: “Ok”Yuni: “2”Laura: “3”Sarah: “4”Mia: “5”Vina: “Ini keywordnya pada kaga isi abc apa gimana dah”Yuni: “Males ngetik”Siska: “2”Sarah: “Kaga usah dilanjut ya”Vina: “Yaudah sana, pada siap-siap dulu gih”Sarah: “Okeee, see u guys..”Laura keluar dari roomchat grup tersebut, ia bangun dari posisi rebahannya. Lalu bersiap untuk bertemu teman-teman barunya. Laura hanya mengoleskan bedak tipis pada wajahnya, menggunakan liptint peach untuk mempercantik bibirnya. Laura mengambil satu jepit rambut motif bintang, lalu memakainya. Laura memperhatikan dirinya di depan cermin, dengan seulas senyum ia mengambil tasnya, lalu keluar dari kamar.
Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an
Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.
Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k
Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,
Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki
Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu
“Laura!” panggil Sagara yang sedang berdiri didepan koridor kelas sepuluh. Perempuan itu tersenyum, menunggu kedatangan Laura yang berjalan menghampirinya. “Kok sendirian aja?” tanya Sagara saat mereka sudah berhadapan sekarang. “Yang lain udah pada pulang duluan, kak Gara kenapa disini?” tanya Laura penasaran. “Lo sibuk ga? Gua ada dua tiket bioskop nih, mau nonton bareng?” Sagara memperlihatkan dua tiket bioskop yang sudah ia pesan. “Tadinya gua mau nonton bareng Darrel, tapi dia tiba-tiba ngecancel gitu aja. Sayang kalau dibuang” ujar Sagara lagi. Laura tidak mau menyianyiakan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, dengan cepat ia setuju dengan ajakan Sagara. “Boleh deh” sahutnya bersemangat. Mereka berdua dengan cepat meninggalkan sekolah, Laura naik keatas motor besar milik Sagara. Tidak perlu waktu lama, mereka sampai di mall. Mereka berdua masuk kedalam mall lalu naik kelantai tiga tempat cinema21 berada. Karena mereka sampai tepat waktu jadi dua remaja itu langsu
**Abian mengendarai motornya pulang, ia meminta Darrel mengantar Nayla sedangkan Sagara dengan menawarkan dirinya untuk mengantar Laura. Abian masuk kedalam rumahnya yang seperti biasa pasti sepi, inginnya ada kejutan dari kedua orang tuanya yang tiba-tiba datang. Ponsel Abian berdering, panggilan masuk dari mamanya membuat ia buru-buru mengangkat telfon itu. “Hallo ma, kenapa?” tanya Abian, “Selamat ya sayang, dari tadi mama telfonin kenapa ga diangkat sih” “Makasih ma, maaf mah tadi Abi abis bareng temen-temen jadi ga pegang hp” ujarnya menjelaskan. “Minggu depan kosongin jadwal ya, kita liburan bareng, rayain kemenangan kamu” ujar mama membuat Abian gembira. “SERIUSAN MAH..” “Iya, seriusan mama ga bohong kok” “Aaaa mau banget banget banget, gasssin lah” ujarnya bersemangat. “Yaudah kalau gitu mama matiin telfonnya ya, nanti kita bahas mau liburan kemana” “Iya ma, seman
***Abian: “Ra, besok gua dispen ya. lo mau nebeng sama siapa ke sekolah? Atau gua anterin dulu aja?” Laura: “Gausah Bi, gua bareng temen gua aja” Abian: “Temen lo yang mana?”Abian: “Dezora sama Abella kan bawa supir” Laura: “Iya, gua bareng Vina aja” Abian: “Kalau dia gabisa lo langsung call gua ya. biar gua aja yang anter” Laura: “Iya Bi, udah malem juga mending lo istirahat gih. Biar besok fit” Abian: “Lo nonton kan Ra? Bisa kali bolos kelas siang” Laura: “Gua usahain ya Bi” Abian: “Okedeh. Good night, Laura” Abian mengecass ponselnya sebelum tidur, sudah menyetel alarm juga agar bangun pagi. Besok adalah waktu pembuktian, dia sudah berlatih jauh sebelum perlombaan diumumkan. Abian dan para anggota ekskul sudah menyiapkan diri, mereka harus mendapatkan piala itu. Abian sempat berhenti berlatih renang saat smp kelas 2, kakinya cedera karena terjatuh dari tangga di sekolahnya. Membuat ia merasa frustasi karena renang a