Share

Guru dingin itu Ayahku
Guru dingin itu Ayahku
Penulis: Gywnee

Chapter 05

Penulis: Gywnee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepulang dari sekolahaan, Gavin mampir ke rumah Leon.

"Bagaiamana? kau sudah melihat sesuatu?" Tanya Leon dengan heran.

"Iya. Ada satu orang yang aku curigai." Jawab Gavin dengan nada datar.

"Axel, jangan terlihat kau mencurigainya aku takut dia melakukan tindakan gila disana." Ucap Leon.

"Tenang saja kau pikir aku siapa bertindak ceroboh begitu," Jawab Gavin.

Leon tersenyum kecil. "Bagaimana kau sudah menemukan anak-anakmu? mereka kembar kan tapi tidak identik." Ucap Leon.

Gavin hanya diam, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Kau menyelidiki anak-anak dan istriku diam-diam atau kau menyelidiki masa laluku?" Tanya Gavin.

"Aku hanya ingin tahu tentangmu saja, tenanglah aku tidak akan ikut campur. Misi kita menemukan teroris itu." Jawab Leon sambil tersenyum. Lalu Gavin pergi keluar tanpa mengatakan apapun ke Leon, dia sudah terbiasa bersikap seperti itu ke Leon dan Leon pun tidak masalah dengan itu.

"Semoga anak-anaknya tidak ada yang punya sifat kayak bapaknya." Gumam Leon dengan cemas.

Cafe!

Vani dan Ivan memakan ice cream berdua di cafe setelah mereka selesai membeli beberapa buku untuk Vani.

"Paman, bagaimana papaku itu?" Tanya Vani dengan heran.

"Eummm...papamu itu pinter, dia banyak di kejar-kejar cewek dulu ya sebut saja dia populer sejak dulu, dari TK, SD, SMP, SMA juga..." Jelas Ivan dengan heran.

"Paman dekat dari papa sejak dulu rupanya," Ucap Vani.

"Iya kita dekat sejak kita bayi malah, kalau kamu penasaran dengan wajah papamu saat muda dulu lihat saja kakakmu itu, Vyan sangat mirip dengan papamu hanya saja sifatnya mirip dengan Keara." Jelas Ivan sambil memakan ice creamnya.

"Aku tidak peduli dengan wajahnya atau apapun, aku hanya ingin tahu kenapa dia meninggalkan kita? apa dia tidak suka sama mama?" Tanya Vani dengan heran.

Ivan menoleh ke Vani lalu dia tersenyum, "Dia suka, dia cinta dengan mamamu hanya saja ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan. Vani kalau waktunya tepat nanti Keara pasti akan menjelaskan ke kalian. Sampai saat itu tiba apa kamu mau menunggunya?" Tanya Ivan sambil tersenyum.

Vani menganggukkan kepalanya, "Iya." Jawabnya dengan singkat lalu dia memakan ice creamnya, Ivan tersenyum kecil melihatnya.

Gavin pulang ke rumahnya. Dia tinggal di apartemen elit di kota ini, banyak artis, pejabat yang juga tinggal di apartemen Gavin. Sampai di dalam rumah, Gavin melepas bajunya dan dia hanya telanjang dada. Setelah itu dia membuat makan malam untuk dirinya sendiri.

Gavin tinggal seorang diri di rumah semewah ini, dia tidak punya pembantu, dia bisa mengerjakan semua pekerjaan rumahnya sendirian tanpa bantuan orang lain.

Setelah selesai memasak, Gavin memakan masakan buatannya dan setelah itu dia mandi.

Gavin berendam di bath up sambil membaca buku dan meminum wine. Dan begitulah cara Gavin hidup sendirian, dia sering menghabiskan waktu dengan hobinya. Di dalam rumah Gavin juga ada beberapa alat gym, dan Gavin sangat rutin berolahraga sebelum dia berangkat kerja.

Vyan baru pulang jam 7 malam, karena dia masih berlatih band setelah taekwondo selesai tadi. Sampai di rumah dia melihat mamanya yang sedang sibuk menyiapkan bahan untuk membuat mie.

"Mama..." Sapa Vyan dengan heboh.

Keara tersenyum kecil, "Kamu sudah makan?" Tanya Keara.

"Iya tadi aku makan sama teman-temanku, apa yang bisa aku bantu ma?" Tanya Vyan sambil melepaskan tasnya.

"Ini sudah selesai kok, tadi Vani sama bibi Hera membantu." Jawab Keara.

"Bibi disini?" Tanya Vyan dengan heran.

"Dia di kamar mandi." Jawab Keara.

"Ohhhh putrakuuuu udah pulangg..." Teriak Hera dengan heboh, dia langsung memeluk Vyan dengan erat, Vyan tersenyum kecil.

"Sudah lama sekali tidak melihat bibi, bibi apa kabar?" Tanya Vyan. Lalu Hera melepaskan pelukannya.

"Baik sayang, kamu gimana?" Tanya Hera.

"Sangat baik." Jawab Vyan sambil tersenyum.

"Bibi bawain buah-buahan kesukaanmu, tapi sepertinya Vani tetap sama ya tidak suka buah dia lebih memakan snack sama cokelat tadi." Ucap Hera.

"Karena itu lebih enak daripada buah," Jawab Vani yang tiba-tiba keluar dari kamarnya sambil memabwa snack dari Hera.

"Emang enggak ada sehat-sehatnya tu orang." Ucap Vyan dengan heran.

"Pergi sana!" Usir Vani sambil mengunyah snacknya, lalu Vani duduk di kursi sebelah mamanya.

"Karena kalian sudah pulang, duduk disini sebentar mama mau bilang sesuatu tentang rapat tadi." Ucap Keara, dia sudah menyelesaikan pekerjaannya dan sekarang mereka duduk berkumpul bersama.

"Vyan kamu dapat peringat tertinggi lagi, tidak hanya di kelas tapi satu angkatanmu. Dan Vina..." Keara menoleh ke Vina, dan Vina terlihat bersantai sambil memakan snacknya.

"Kenapa kamu harus sama otaknya kayak mama sih," Gumam Keara dengan sedih.

"Jangan bilang Vina peringat bawah." Ucap Vyan sambil melirik Vina.

"Kelima dari bawah." Jawab Keara.

"Wah masih mending daripada di bawah sendiri kan," Jawab Vina dengan santai.

Keara, Vyan, dan Hera menghela nafas dengan heran.

"Tenang saja ma, ada Vyan aku pasti naik kelas kok." Jawab Vani sambil tersenyum kecil.

"Terus sampai nanti kelas 12 nyuruh aku kerjain tugasmu ha?" Omel Vyan dengan kesal.

"Kau bilang kau kakak jadi ya kakak harus bantu adik lah," Jawab Vani dengan santai.

Vyan menghela nafas dengan kesal, dia menyesal mengatakan hal itu ke Vina.

"Oh iya minggu depan kalian ada festival, kalian sudah dengar pengumumannya kan," Keara.

"Tidak boleh yat tidak ikut?" Tanya Vani dengan kesal.

"Tidak!" Jawab Vyan dengan kesal.

"Semua anak harus ikut, kau tahu betapa sibuknya aku menyiapkan penampilan band nanti." Ucap Vyan dengan kesal.

"Tidak ada yang menyuruhmu repot seperti itu, itu salahmu sendiri karena suka merepotkan diri sendiri." Jawab Vani.

"Daripada kau, pasif banget jadi anak. Ikut apa kek gitu biar tambah temen." Sahut Vyan dengan kesal.

"Mereka masih kayak gini ternyata," Gumam Hera dengan heran.

"Aku kadang pusing melihatnya," Jawab Keara.

"Semua yang aku lakukan ini untuk masa depanku, aku dapat banyak piagam dari dulu," Jawab Vyan. Memang kamar mereka berdua ini sangat berbeda, di kamar Vyan banya sekali piagam, dan sertifikat lomba yang Vyan ikuti, sedangkan kamar Vina lebih banyak buku novel.

"Diam adalah cara terbaik untuk hidup tenang. Itu mottoku." Ucap Vani sambil mengunyah.

Keara menoleh ke Vani, dan dia tersenyum kecil.

"Mirip banget sama...." Gumam Hera dengan heran, karena Vani sekarang sifatnya semakin mirip dengan papanya.

"Vyan, mungkin Vina punya jalan lain seperti mu....menurut mama tidak apa-apa kamu memilih jalan yang kamu sukai asalkan kamu tidak menyesal dan bisa bertanggung jawab atas pilihan sendiri ya putriku sayang." Ucap Keara sambil mengusap rambut Vani. Vani menoleh ke mamanya dengan terheran-heran tidak biasanya mamanya bersikap seperti ini.

"Mama benar sih, dengerin tuh!" Ucap Vyan dengan kesal ke Vina.

Vina hanya diam. Tapi sebenarnya dia senang mamanya mengerti tentang dirinya, hanya saja dia tidak mau menunjukkan rasa senangnya itu ke mereka semua.

Dan setelah itu mereka berdua masuk ke kamar masing-masing. Hera dan Keara masih mengobrol di meja makan sambil meminum teh hangat.

"Kau jangan terlalu cemas karena mereka camping, raut wajahmu tidak bisa bohong banget." Ucap Hera.

Keara mendengus kesal, "Vyan aku tidak cemas dengannya karena dia bisa jaga diri, tapi Vina...dia itu tidak terlalu peduli dengan dirinya sendiri, kalau Vyan sibuk sama bandnya terus gimana ya sama Vina." Ucap Keara dengan cemas.

"Keara, meskipun dia cuek gitu tapi Vina tahu kok mana yang baik untuk dia mana yang enggak...dia itu kelihatan banget kalau dia ingin di mengerti dan di percayai oleh kalian berdua." Jawab Hera.

"Iya kau benar, selama ini aku hanya memarahinya karena dia susah banget belajar, sampai Vyan pun ikut memarahinya. Aku tidak mau aja anak cewekku berakhir seperti ku." Jawab Keara dengan sedih.

"Apa maksudmu, kau kenapa emangnya? udah deh Keara percaya saja dengannya." Jawab Hera dengan kesal.

Keara tersenyum kecil. Dia tetap cemas dengan putri kecilnya itu. Keara selalu meminta Vyan untuk menjaga adiknya dari cowok-cowok, dan Vyan pun tanpa disuruh mamanya akan selalu jaga Vina meskipun mereka sering berantem dan tidak akur tapi Vyan diam-diam memperhatikan adiknya terus karena dia sangat menyayanginya.

Keesokan harinya.

"Kenapa pagi-pagi kesini, aku tidak menerima tamu." Ucap Gavin sambil ngegym.

Leon menghela nafas, "Aku kesini hanya ingin bilang saja kalau bos mafia sudah ditemukan, ternyata dia bersembunyi di Turki dan beberapa polisi sedang ke sana. Tinggal anak buahnya yang bandel itu yang belum di tangkap." Jawab Leon.

Gavin hanya diam, dan dia masih fokus gym.

"Setelah semua selesai apa kau mau kembali ke istrimu?" Tanya Leon dengan heran.

Gavin hanya diam, itu yang sedang dia pikirkan sebenarnya. Dia tidak tahu bagaimana cara untuk muncul di depan istrinya itu. Dia merasa bersalah karena membuat hidupnya hancur.

"Aku tidak tahu. Banyak hal yang harus aku pikirkan." Jawab Gavin.

"Apalagi?? kau tidak kasihan melihat istrimu banting tulang sendirian?" Tanya Leon dengan heran.

Gavin menghela nafas dengan kesal.

"Apa kau kesini juga untuk itu? apa pentingnya bagimu?" Tanya Gavin dengan heran.

"Aku hanya ingin kau hidup normal saja tidak perlu bersembunyi seperti ini Axel, kau harus kembali ke rumahmu!" Ucap Leon.

Gavin hanya diam lalu dia menundukkan kepalanya.

"Kembali ke rumah?" Gumamnya dengan sedih.

Bab terkait

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 02

    Supermarket.Vyan mendorong troli belanjanya sedangkan Keara yang memilih sayur-sayurannya dan Vina hanya diam ikut mamanya saja."Mama aku enggak mau sayur, itu coklat aja enak." Ucap Vina."Kamu harus makan dengan seimbang dong," Jawab Keara lalu dia mengambil beberapa buah-buahan juga.Vina mendengus dengan kesal. Lalu Keara melihat wanita-wanita seumurannya yang sedang belanja bersama, mereka terlihat habis pulang kerja, dan mereka terlihat asik membicarakan pekerjaan. Keara merasa sedih setiap kali melihat orang seperti mereka, dia merasa minder dengan mereka tapi dia tetap berusaha biasa saja agar anak-anaknya tidak tahu tentang itu. Tapi tetap saja Vyan tahu, dia leboh peka daripada Vina."Mama, mama mau ke rumah paman Ivan sendirian saja? kita bisa pulang sendiri kok lagian enggak terlalu jauh juga dari rumah." Ucap Vyan."Ya jangan, ini sudah malam loh." Jawab Keara."Enggak apa-apa, kan aku cowok aku bisa

  • Guru dingin itu Ayahku   chapter 01

    Kisah Si Kembar..... "Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian. Seorang pria tampan yang berusia 32 tahun itu hanya diam mendengar perintah baru dari atasannya itu. "Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya. "Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal. Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon. "Apa?? kenapa kau bisa tahu tentang mereka berdua?" Tanya Axel dengan heran. "Tentu saja, kau sendiri tidak tahu kan bagaimana kabar Keara sekarang kan," Ucap Leon. Axel hanya diam, dia

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 03

    Keesokan harinya.Vyan dan Vina sedang sarapan bersama, dan Keara masih sibuk membereskan dapurnya."Mama, ayo sarapan dulu!" Ajak Vina."Iya, mama nanti makan kok." Jawab Keara, Keara menoleh ke Vyan, dia tersenyum karena dia ingat semalam kalau Vyan yang memberikan selimut untuknya dan mencium tangannya. Dia teringat kejadian dulu yang dia lakukan dengan pria yang dicintainya itu. Tapi dia pura-pura tidak tahu karena dia yakin jika dia membahas ini putranya itu akan malu.Setelah selesai sarapan mereka berdua siap-siap ke sekolah."Mama kita duluan ya," Pamit Vina sambil tersenyum, lalu dia memeluk Keara dan mencium mamanya."Iya sayang, kalian hati-hati ya." Jawab Keara sambil mengusap kepala mereka."Bye ma," Ucap Vyan sambil memeluk dan mencium mamanya, Keara menganggukkan dengan tersenyum.Sekolah.Vyan dan Vina berjalan bersama ke kelas."Pagi paman Wawan...." Sapa Vyan ke

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 04

    "Vyan kau dengar tidak daritadi orang-orang bahkan kakak kelas membicarkan mamamu, mereka memuji mama mu sangat cantik, tapi ya emang cantik beneran sih." Ucap Aldo sambil memakan snacknya.Vyan tersenyum kecil, "Aku harus lebih menjaga mama.""Kau ini dasar." Gumam Aldo."Halo pak Gavin..." Sapa Vyan ke guru olahraganya itu. Dan guru itu hanya diam melihat mereka."Kenapa makan sambil jalan begitu?" Tanya Gavin guru olahraga itu."Hehehe tadi enggak sabar mau makan pak," Jawab Aldo sambil tersenyum."Gimana pak Gavin ngajar disini, bapak baru seminggu kan disini?" Tanya Vyan dengan penasaran."Kau ini ya sama guru aja kayak sama temen," Gumam Aldo dengan heran."Eummm....banyak anak yang bapak hukum, jangan sampai kalian berdua bapak hukum juga ya." Ucap Gavin."Tenang saja pak, kita mah disiplin banget." Jawab Vyan dengan penuh percaya diri. Aldo menganggukkan kepalanya dengan setuju.Ga

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 06

    Sekolah!Gavin sedang mengajar kelas Vyan. Dia menyuruh anak-anak itu untuk melakukan pemanasan."Pemanasan 20 jam pun enggak apa-apa, asal bisa liatin pak Gavin terus." Gumam Falen dengan senang. Vani menghela nafas dengan kesal, bisa-bisa teman dekatnya ini masih memikirkan hal seperti itu padahal dirinya sudah ingin menyelam ke kolam renang rasanya.Gavin memperhatikan setiap anak disini, dan yang paling menarik perhatiannya tentu saja kedua anaknya itu. Dia memperhatikan Vyan yang banyak bicara dengan Aldo sedangkan Vina hanya diam."Oke berhenti." Ucap Gavin.Mereka semua langsung berhenti dan mereka terlihat ngos-ngosan."Kenapa setiap pemanasan seperti ini nafasku jadi pendek..." Ucap Falen dengan kesal."Lebih baik tidak usah olahraga kan ya biar tidak memperpendek umur." Jawab Vani dengan kesal. Falen mengangguk dengan setuju."Komplotan aneh itu heran aku," Gumam Vyan."Materi hari i

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 07

    Dan liftnya terbuka, Keara mau keluar tapi dia bertabrakan dengan seorang pria bertubuh besar sampai Keara terpental ke belakang dan dengan cepat Axel menahan tubuh Keara. Keara menoleh ke belakang dan Axel langsung mendorong Keara agar berdiri tegak setelah itu Axel keluar begitu saja."Mau bilang makasih padahal," Gumam Keara dengan heran."Duh maaf ya mbakk..." Ucap pria itu."Tidak apa-apa pak," Jawab Keara sambil tersenyum. Lalu Keara segera keluar dan menemui putrinya.Axel bernafas lega karena Keara tidak melihat wajahnya tadi. Dan dia merasa kesal dengan pria yang menabrak wanitanya tadi. Dan Axel diam-diam pergi ke ruangan Vani untuk melihat mereka.Sampai di dalam ruangan Vani, Keara terkejut melihat ruangannya yang bagus."Ini kenapa ...." Gumam Keara dengan heran."Mama tenang saja ini sudah ditanggung sekolahan." Jawab Vani."Kamu ini kenapa kok sampai bisa pingsan? pasti asam lambung

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 08

    Keesokan harinya.Sekolah.Axel sengaja berjalan melewati kelas Vyan, dia ingin melihat Vina masuk atau tidak dan ternyata Vina masih belum masuk hari ini. Axel terlihat cemas, dia ingin menengok putrinya itu tapi dia takut jika dia curiga padanya.Vyan menoleh ke arah jendela luar, dia melihat Axel dengan wajahnya yang sedih, dan Axel pergi begitu saja. Vyan juga merasa heran kenapa bisa Axel sebaik itu ke saudaranya.Axel kembali ke meja kerjanya, dan saat dia masuk ke ruang guru dia terkejut mendapat banyak coklat dan surat dari anak-anak cewek kelas 12."Wah pak Gavin populer banget ya, sampai ada yang kasih cokelat sebanyak ini." Canda Dion sambil tersenyum.Axel tersenyum kecil, padahal dia tidak suka jika mereka melakukan ini tapi mau bagaimana lagi ia harus menerimanya agar tidak menyakiti perasaan mereka semua. Axel masih heran kenapa bisa kejadian seperti ini terulang lagi setiap dia di sekolahan.

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 09

    "Aku...aku ma-""Mama!" Panggil Vyan, mereka menoleh ke Vyan, dan Axel merasa kesal karena belum bisa tahu apa jawaban dari Keara."Pak Eric lho kok bisa sama mama disini?" Tanya Vyan dengan heran."Iya ini teman sekolah mama dulu," Jawab Keara sambil tersenyum.Vyan sontak terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka teman mamanya adalah direktur di sekolah ini."Vyan kita sering ngobrol kan, maaf ya tidak bilang padamu." Ucap Eric sambil tersenyum."Kalian sering ngobrol?" Tanya Keara dengan heran."Iya Keara, aku rasa dia lebih sosial butterfly daripada dirimu." Jawab Eric.Keara tersenyum kecil menoleh ke Vyan."Enggak kok pak, ma kita sering ngobrol saat aku memenangkan lomba gitu," Jelas Vyan."Putramu ini benar-benar hebat, dia pandai dalam segala hal pantas saja ya banyak cewek-cewek naksir sama dia." Ucap Eric sambil tersenyum kecil."Bapak bikin malu aja." Jawab Vyan denga

Bab terbaru

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 121

    "Terimakasih sudah membimbing putraku. Dia tidak menyusahkan kan?" tanya Axel. Felix berdecih tersenyum, "Gila kau ya..kau kemana aja sih??" omelnya dengan kesal. "Banyak hal terjadi, itu nanti saja. Kalian kesini mencari papa kan..dia sudah kabur dengan Sharena dan semua anak buahnya aku sekap di dalam kamar..." jelas Axel. Vyan tidak peduli lagi dengan kakeknya itu, matanya masih terfokus ke pria yang sangat ia rindukan itu, dan air mata Vyan tidak bisa ditahan lagi untuk keluar. "Vyan, nanti akan papa jelaskan untuk saat ini kita fokus ke kakek." jelas Axel. Vyan mengepalkan tangannya dengan kesal, dia mau memukul papanya tapi Axel menahan tangannya itu. "Papa...kenapa papa selalu seperti ini?? papa selalu menghilang saat kita berdua butuh bahkan mama juga ikut menghilang...apa papa tahu Vina sangat terpuruk karena kalian meninggal..dia bahkan jarang keluar kamar dia selalu menangis setiap m

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 120

    "Kau gila?" tanya Vyan dengan heran."Aku ingin menikah denganmu." jawab Hana.Semua orang sontak melihat mereka dengan terkejut, Vyan juga sangat syok mendengarnya, dia mungkin terbiasa di tembak cewek tapi untuk di lamar ini sangat perdana baginya.Vyan berdecih tersenyum melihat Hana dan dia mengakui keberanian Hana itu."Pergilah ke kelas! jam mu sudah mulai." ucap Vyan."Ditolak kah..." gumam Hana sambil menundukkan kepalanya dengan sedih.Vyan menatap Hana dengan senyuman tipis di bibirnya, lalu Vyan mengusap rambut Hana."Terimakasih..tapi untuk menikah saat ini sangat tidak mungkin...bukankah kita seharusnya berada di tahap pendekatan dulu?" tanya Vyan sambil tersenyum.Hana mendongak ke Vyan dengan terkejut, "A.a.apa maksudnya?" tanya Hana dengan heran."Hana...aku sudah tentangmu dari Aldo beberapa kali...hanya kau saja yang direstui oleh Aldo itu katanya. Sesekali aku sering melihatmu, kau su

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 119

    "Papa..." lirih Vina dengan terkejut.Pria yang duduk di kursi itu berdiri dan menatap Vina dengan raut wajahnya yang senang."Vina?"Vina meneteskan air matanya mendengar nama dia disebut oleh pria itu.Pria itu berjalan pelan-pelan menuju ke Vina, dan pria itu mengusap wajah Vina dengan sedih."Ini benar Vina?" tanya pria itu.Vina menganggukkan kepalanya dan dia memeluk pria itu dengan erat."Papa...." lirihnya dengan senang.Barack menghela nafas melihat mereka, dia sudah terlambat ingin menghentikan Vina."Paman, maaf..." ucap Barack ke Axel itu.Axel tersenyum lalu dia melepaskan pelukannya dari Vina."Papa bagaimana papa bisa selamat? mama? mama bagaimana?" tanya Vina dengan cemas."Mama mu sedang dalam pemulihan, aku lebih cepat pulih dari obat itu karena ada penangkal racun ditubuhku. Tenang saja Keara sebentar lagi akan bangun." jawab Axel."Ini semua apa ma

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 118

    Vyan berdiri jauh dari rumah kakeknya sampai malam hari, dia berjanji kepada Felix jika dia tidak akan menghancurkan rencananya, Vyan penasaran saja dengan kehidupan kakeknya di belakang dirinya itu.Jam 11 malam, Andre baru pulang dan dia turun dari mobil dengan Sharena. Vyan berdecak tersenyum, dia tidak terkejut lagi karena Sharena mengkhianatinya. Sharena memberitahu padanya jika kakeknya ada sangkut pautnya dengan semua ini tapi Vyan masih tidak mengerti dengan hal itu tapi ternyata Sharena sekarang dengan kakeknya itu."Wanita apa dia." gumam Vyan dengan kesal.Vyan memasang earphone yang menyambungkan alat sadapnya. Vyan kini mendengarkan semua pembicaraan mereka, tapi yang dia dengar hanyalah desahan Sharena."Cih!" gumam Vyan dengan kesal, lalu dia melepas earphonenya. Setelah beberapa menit dia memasangnya lagi."Aku capek jika terus mejadi pemuas nafsu saja." ucap Sharena."Aku tidak bisa menikahimu." jawab Andre.

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 117

    "Vyan..." lirih Hana dengan terkejut."Kenapa disini? menyedihkan sekali!" ucap Vyan dengan nada ketusnya itu.Hana mengusap air matanya, dan dia segera berdiri dan berhadapan dengan Vyan."Ka.kamu bagaimana bisa tahu kalau....-""Aku kesini mau basketan!" sahut Vyan karena dia tidak mau Hana geer dengannya.Hana mengangguk dengan mengerti, dan Vyan memperhatikan pipi Hana yang memar itu tanpa dia tanya pun dia sudah yakin jika Hana pasti ditampar oleh Selena."Pergilah!" usir Vyan karena dia juga harus pergi dan memastikan jika Hana pergi dari tempat ini."I.iya." jawab Hana dengan pelan dia segera berjalan keluar karena tidak mau mengganggu Vyan, belum juga selangkah berjalan Vyan mendengar suara Selena dan beberapa anak yang berjalan ke arah ruangan ini, dan tanpa sadar Vyan langsung menggandeng tangan Hana lalu mengajaknya bersembunyi.Hana terkejut saat Vyan mendekapnya di balik troli berisi bola itu, Vyan

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 116

    Felix berjalan menyusul Vyan dengan raut wajah tenangnya itu."Ini..ini apa maksudnya..." lirih Vyan dengan terkejut, di ruangan itu ada banyak sekali tumpukan uang, dan di rak itu ada beberapa emas batang."Ini milik siapa?" tanya Vyan dengan heran."Menurutmu...kau tidak bisa memikirkan sampai sini?" tanya Felix dengan kesal.Vyan hanya diam, karena dia benar-benar tidak mengerti kaitannya dengan semua ini."Tenangkan dirimu dan berpikirlah!" ucap Felix.Vyan hanya diam karena dia masih kebingungan dengan semua ini..Sedangkan itu, Sharena keluar dari apartemennya untuk pergi ke suatu tempat. Dia pergi sendirian tanpa mengajak asprinya.Dan ada seseorang yang mengikutinya dari tadi, tapi Sharena tidak tahu itu.Sharena sampai di rumah seseorang, dia masuk ke dalam dan orang yang mengikutinya itu hanya berdiri didepan rumah ini."Kenapa disini." gumamnya dengan heran..

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 114

    Keesokan harinya!Ivan datang ke rumah mereka untuk membawakan sarapan yang ia beli, bahkan mereka berdua belum ada yang bangun. Ivan bisa bebas keluar masuk karena dia punya kunci cadangan rumah mereka ini. Ivan masuk ke kamar Vina dan dia masih tertidur lelap, Ivan mendekat ke gadis itu dan memperhatikannya dengan penuh rasa iba. Dia tidak menyangka jika kejadian buruk selalu menimpa gadis yang ia anggap sebagai putrinya sendiri itu.Axel...kedua kalinya kau melewatkan masa tumbuh mereka, masa remaja mereka sudah usai dan dipenuhi tangis tentu saja masih terjadi sampai detik ini, dan mereka sudah berumur 20 tahun, mereka bukan anak-anak lagi...harusnya kau yang disini untuk melihat mereka.- batin Ivan.Ivan mengusap air matanya, lalu dia mengusap rambut Vina dengan lembut."Paman?" tanya Vina dengan setengah sadar."Ah maaf..tapi memang paman sengaja mau membangunkanmu..ayo bangun sudah pagi.." ucap Ivan sambil tersenyum."Itu

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 113

    Vyan sedang berlatih boxing sendirian di rumah, dia merebahkan tubuhnya di lantai karena penat dan lelah."Nih!" ucap Aldo sambil membawakan minuman yang ia buat, Aldo memang sedang main dirumah Vyan."Kau buat makan malam apa?" tanya Vyan, karena Aldo bilang jika dia akan memasak untuk mereka berdua itu, Aldo benar-benar sudah dianggap seperti keluarga sendiri dirumah ini bahkan Vina pun sudah tidak heran lagi jika Aldo melakukan apapun dirumah ini."Vina bilang mau dibuatin sup..aku sudah memasak ayo makan bareng!" ajak Aldo.Vyan tersenyum, "Dia tidak pernah request padaku...bisa-bisanya dia request denganmu." ucap Vyan dengan heran."Karena masakanmu tidak enak." canda Aldo lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan segera memanggil Vina untuk makan malam bersama.Vyan tersenyum kecil.Setelah Vyan mandi dia segera bergabung dengan mereka berdua di meja makan. Vyan melihat Vina yang makan dengan lahab, dia senang mel

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 115

    Keesokan harinya!Vyan dan Felix berada di depan rumah Andre, mereka melihat Andre yang pergi keluar dengan asprinya itu."Aku akan mengambil dokumen warisan itu, paman cukup disini saja. Jika mereka tahu paman ikut nanti mereka akan bilang kakek." ucap Vyan.Felix hanya mengangguk lalu Vyan segera masuk ke dalam rumah kakeknya itu. Vyan pura-pura bertamu dan mencari kakeknya, dia bersikap biasa saja disana agar tidak ada yang mencurigainya.Dan Vyan masuk ke dalam ruangan kakeknya untuk mencari dokumen yang ia incar itu, disaat dia sibuk menggeledah, Vyan menemukan foto Andre dengan seorang remaja, Vyan tidak yakin itu papanya karena wajahnya sangat berbeda, dan dia juga tidak yakin jika ini adalah adik papanya yaitu Dito. Wajah anak yang berfoto itu tidak mirip dengan kakeknya itu."Siapa ini..." gumam Vyan dengan heran. Vyan memfoto foto itu dari hpnya karena dia masih penasaran dengan remaja di samping kakeknya itu, Vyan menaruh foto

DMCA.com Protection Status