Share

Chapter 03

Author: Gywnee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keesokan harinya.

Vyan dan Vina sedang sarapan bersama, dan Keara masih sibuk membereskan dapurnya.

"Mama, ayo sarapan dulu!" Ajak Vina.

"Iya, mama nanti makan kok." Jawab Keara, Keara menoleh ke Vyan, dia tersenyum karena dia ingat semalam kalau Vyan yang memberikan selimut untuknya dan mencium tangannya. Dia teringat kejadian dulu yang dia lakukan dengan pria yang dicintainya itu. Tapi dia pura-pura tidak tahu karena dia yakin jika dia membahas ini putranya itu akan malu.

Setelah selesai sarapan mereka berdua siap-siap ke sekolah.

"Mama kita duluan ya," Pamit Vina sambil tersenyum, lalu dia memeluk Keara dan mencium mamanya.

"Iya sayang, kalian hati-hati ya." Jawab Keara sambil mengusap kepala mereka.

"Bye ma," Ucap Vyan sambil memeluk dan mencium mamanya, Keara menganggukkan dengan tersenyum.

Sekolah.

Vyan dan Vina berjalan bersama ke kelas.

"Pagi paman Wawan...." Sapa Vyan ke satpam itu.

"Pagi Vyan..." Jawab satpam itu dengan ramah.

"Heh Vyan kapan-kapan tanding voli lagi ya," Ucap kakak kelas cowok itu.

"Siap kak, nanti kalau luang aku kabarin ya." Jawab Vyan sambil tersenyum.

Lalu ada kakak kelas cewek yang lewat, "Vyan kemarin udah bantuin ngerjain PR makasih banget loh, untung saja kemarin aku datang latihan taewondo kalau tidak mungkin aku sudah kena hukum nanti." Ucap kakak kelas itu.

"Tenang saja kak, aku bisa bantuin lagi kok kalau memang kakak ingin." Jawab Vyan sambil tersenyum.

"Best kamu," Jawab kakak kelas itu sambil mengacungkan kedua jempolnya lalu dia pergi.

Vina menghela nafas, "Semua orang di dunia ini kau kenali kah," Tanyanya dengan heran.

"Daripada kau cuma Falen mulu," Jawab Vyan dengan kesal.

Vina memalingkan wajahnya dengan kesal.

"Hai Vina," Sapa cowok kelas sebelah, dia adalah Tio. Mereka berdua berhenti berjalan untuk membalas sapaan Tio, tapi Vina hanya diam dan tidak merespon apapun. Vyan menyenggol bahu Vina agar Vina membalas sapaan Tio.

"Iya." Jawab Vina dengan senyuman singkatnya itu. Vyan menggelengkan kepalanya dengan heran melihat sifat dingin saudara kembarnya itu.

Tio tersenyum senang mendengar jawaban dari Vina.

"Wih tumben banget udah berangkat pagi," Ucap Vyan sambil menepuk pelan pundak Tio.

"Iya soalnya aku..." Tio menoleh ke Vina, dia mau menyapa saudara kembar temannya itu. Dan Vyan pun paham dengan ucapan Tio.

"Kalau kalian mau ngobrol aku duluan ya," Ucap Vina dengan nada datarnya, dan saat Vina mau pergi Vyan menarik tasnya hingga Vina tertarik kebelakang.

"Apa sih!" Ucap Vina dengan kesal.

"Tunggu!" Jawab Vyan dengan kesal.

"Tio, jangan lupa nanti ada latihan taekwondo kau jangan bolos lagi." Ucap Vyan.

"Tenang saja, aku datang kok nanti." Jawab Tio sambil tersenyum.

"Kalau begitu aku duluan ya, duluan ya Vina." Pamit Tio sambil tersenyum.

Vina tersenyum kecil, lalu Tio pergi meninggalkan mereka.

"Kalau di sapa itu dijawab yang ramah dong," Ucap Vyan dengan kesal.

Vina menghempaskan tangan Vyan dari tasnya dengan kesal lalu dia pergi meninggalkan Vyan. Vyan menghela nafas dengan kesal.

"Sebenarnya sifat menyebalkannya itu turun dari siapa sih," Gumam Vyan dengan kesal.

Dan saat Vyan masuk ke dalam kelas, dia menghela nafas melihat keadaan kelas gaduh hanya karena tugas. Vyan duduk di bangkunya dengan tenang.

"Gila apa kenapa enggak bilang sih kalau ada tugas???" Tanya Falen dengan kesal, Falen adalah teman dekat Vina.

"Aku saja dikerjain sama Vyan." Ucap Vina.

"Enak banget sih punya saudara pinter," Ucap Falen dengan kesal.

Aldo menghela nafas mendengar keberisikan mereka di pagi hari yang cerah ini, "Oey kalian ini tidak bisa diam apa?" Tanya Aldo dengan kesal.

"Heh kalau mau enggak berisik ya di hutan sana!" Omel Falen dengan kesal.

"Kenapa semua cewek selalu cerewet seperti mama," Gumam Aldo dengan heran, lalu dia lanjut membaca bukunya.

"Cepet nih nyontek," Ucap Vina sambil memberikan buku tugasnya ke Falen.

"Vina love uuuu..." Ucap Falen dengan senang.

"Ihh paan sih cepetan keburu dateng gurunya." Jawab Vina.

Falen mengangguk tersenyum dan dia segera menyalin jawaban Vina.

"Selamat pagi anak-anak..." Sapa Pak Ricky, dia adalah guru matematika mereka. Dan semua anak langsung duduk di bangku masing-masing.

"Duh kurang 1 lagi," Gumam Falen dengan kesal.

"Hari ini tugas di kumpulkan dan saya akan memberikan soal untuk materi ulangan harian minggu depan, dilarang melihat buku ataupun melihat punya teman, mengerti???" Tanya pak Ricky.

"Mampus..mampus... terus gimana nasibku..." Gumam Falen dengan panik.

Vina menghela nafas, dia sangat membenci situasi seperti ini.

"Ah serah deh nilai jelek yang penting bisa naik kelas." Gumamnya dengan pasrah.

"Duh soal ini aja enggak paham terus pakai cara apa aku jawab nanti," Ucap Falen dengan heran.

"Pakai otak lah," Sahut Vyan.

"Paan sih nyaut aja," Omel Falen dengan kesal.

"Heummm...aku sedikit paham, tidak apa-apa sih yang penting nilaiku tidak seperti mereka berdua." Ucap Aldo sambil menoleh ke Vina dan Falen.

Disaat semua anak heboh karena panik, disisi lain Vyan merasa tenang dan Aldo melanjutkan membacanya.

"Mereka ini panik kenapa sih," Gumam Vyan dengan heran.

Keara datang ke sekolah anak-anaknya untuk menghadiri rapat tentang nilai anak-anak mereka. Dan seperti biasa, Keara menjadi pusat perhatian orang-orang karena dia yang paling muda dan paling cantik diantara mereka semua termasuk para guru-guru itu. Dan tentunya banyak orang tua yang bergosip buruk dengan Keara, tapi Keara tidak peduli dia hanya fokus mendengar rapatnya. Setelah rapat berlangsung lama, akhirnya para orang tua murid bubar, Keara keluar dari ruangan dan tiba-tiba ada seseorang yang menyapanya.

"Keara," Sapa pria itu.

Keara menoleh ke pria itu dengan mengerutkan keningnya, karena dia tidak kenal dengan pria yang berada didepannya itu.

"Siapa ya?" Tanya Keara sambil tersenyum kecil.

"Ini aku Eric, kita satu SMP dulu kau lupa kah?" Tanya Eric pria yang memakai jas itu.

Wajah Keara seketika berubah menjadi masam, karena sebenarnya dia menghindari semua teman sekolahnya kecuali Hera dan Ivan. Dia takut saja jika mereka menghinanya karena Keara yakin satu sekolahan tahu jika dia keluar sekolah karena hamil dulu.

"Sudah lama banget Keara akhirnya kita ketemu ya," Ucap Eric.

Keara tersenyum kecil.

"Kenapa kau disini?" Tanya Keara dengan heran.

"Aku jadi direktur di sekolah ini, apa anak-anak mu sekolah disini?" Tanya Eric sambil tersenyum.

"Iya mereka disini," Jawab Keara sambil tersenyum.

"Begitu ya, Keara bagaimana kalau kita ngobrol di cafe sebelah?" Tanya Eric.

"Maaf ya Eric aku harus pergi kerja, mungkin lain kali saja ya." Jawab Keara.

"Tida apa-apa kok, kalau boleh tahu kau kerja dimana?" Tanya Erick dengan heran.

"Aku punya kedai mie Via, kau bisa mampir kalau mau," Jawab Keara sambil tersenyum.

"Baiklah lain kali aku mampir ya," Jawab Eric sambil tersenyum.

Keara menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu dia pamit untuk pergi ke Eric. Dan saat dia berjalan untuk keluar dari gedung sekolahan, Keara tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang sampai dia hampir jatuh tapi untung saja orang itu dengan sigap menarik tangan Keara.

"Maaf ya, saya tidak sengaja." Ucap Keara lalu dia menoleh ke pria yang menabraknya itu tapi dia merasa heran dengan pria itu karena dia memalingkan wajahnya.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Keara dengan heran, pria itu melepaskan tangannya dari tangan Keara. Lalu dia pergi begitu saja.

"Aneh banget ya dia, apa ada sesuatu di wajahku sampai membuatnya syok begitu tidak mau melihatku." Gumam Keara sambil memegang kedua pipinya lalu dia segera pergi keluar.

Pria itu menoleh ke Keara dengan tatapan sedihnya.

"Keara...." Lirihnya.

Related chapters

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 04

    "Vyan kau dengar tidak daritadi orang-orang bahkan kakak kelas membicarkan mamamu, mereka memuji mama mu sangat cantik, tapi ya emang cantik beneran sih." Ucap Aldo sambil memakan snacknya.Vyan tersenyum kecil, "Aku harus lebih menjaga mama.""Kau ini dasar." Gumam Aldo."Halo pak Gavin..." Sapa Vyan ke guru olahraganya itu. Dan guru itu hanya diam melihat mereka."Kenapa makan sambil jalan begitu?" Tanya Gavin guru olahraga itu."Hehehe tadi enggak sabar mau makan pak," Jawab Aldo sambil tersenyum."Gimana pak Gavin ngajar disini, bapak baru seminggu kan disini?" Tanya Vyan dengan penasaran."Kau ini ya sama guru aja kayak sama temen," Gumam Aldo dengan heran."Eummm....banyak anak yang bapak hukum, jangan sampai kalian berdua bapak hukum juga ya." Ucap Gavin."Tenang saja pak, kita mah disiplin banget." Jawab Vyan dengan penuh percaya diri. Aldo menganggukkan kepalanya dengan setuju.Ga

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 06

    Sekolah!Gavin sedang mengajar kelas Vyan. Dia menyuruh anak-anak itu untuk melakukan pemanasan."Pemanasan 20 jam pun enggak apa-apa, asal bisa liatin pak Gavin terus." Gumam Falen dengan senang. Vani menghela nafas dengan kesal, bisa-bisa teman dekatnya ini masih memikirkan hal seperti itu padahal dirinya sudah ingin menyelam ke kolam renang rasanya.Gavin memperhatikan setiap anak disini, dan yang paling menarik perhatiannya tentu saja kedua anaknya itu. Dia memperhatikan Vyan yang banyak bicara dengan Aldo sedangkan Vina hanya diam."Oke berhenti." Ucap Gavin.Mereka semua langsung berhenti dan mereka terlihat ngos-ngosan."Kenapa setiap pemanasan seperti ini nafasku jadi pendek..." Ucap Falen dengan kesal."Lebih baik tidak usah olahraga kan ya biar tidak memperpendek umur." Jawab Vani dengan kesal. Falen mengangguk dengan setuju."Komplotan aneh itu heran aku," Gumam Vyan."Materi hari i

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 07

    Dan liftnya terbuka, Keara mau keluar tapi dia bertabrakan dengan seorang pria bertubuh besar sampai Keara terpental ke belakang dan dengan cepat Axel menahan tubuh Keara. Keara menoleh ke belakang dan Axel langsung mendorong Keara agar berdiri tegak setelah itu Axel keluar begitu saja."Mau bilang makasih padahal," Gumam Keara dengan heran."Duh maaf ya mbakk..." Ucap pria itu."Tidak apa-apa pak," Jawab Keara sambil tersenyum. Lalu Keara segera keluar dan menemui putrinya.Axel bernafas lega karena Keara tidak melihat wajahnya tadi. Dan dia merasa kesal dengan pria yang menabrak wanitanya tadi. Dan Axel diam-diam pergi ke ruangan Vani untuk melihat mereka.Sampai di dalam ruangan Vani, Keara terkejut melihat ruangannya yang bagus."Ini kenapa ...." Gumam Keara dengan heran."Mama tenang saja ini sudah ditanggung sekolahan." Jawab Vani."Kamu ini kenapa kok sampai bisa pingsan? pasti asam lambung

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 08

    Keesokan harinya.Sekolah.Axel sengaja berjalan melewati kelas Vyan, dia ingin melihat Vina masuk atau tidak dan ternyata Vina masih belum masuk hari ini. Axel terlihat cemas, dia ingin menengok putrinya itu tapi dia takut jika dia curiga padanya.Vyan menoleh ke arah jendela luar, dia melihat Axel dengan wajahnya yang sedih, dan Axel pergi begitu saja. Vyan juga merasa heran kenapa bisa Axel sebaik itu ke saudaranya.Axel kembali ke meja kerjanya, dan saat dia masuk ke ruang guru dia terkejut mendapat banyak coklat dan surat dari anak-anak cewek kelas 12."Wah pak Gavin populer banget ya, sampai ada yang kasih cokelat sebanyak ini." Canda Dion sambil tersenyum.Axel tersenyum kecil, padahal dia tidak suka jika mereka melakukan ini tapi mau bagaimana lagi ia harus menerimanya agar tidak menyakiti perasaan mereka semua. Axel masih heran kenapa bisa kejadian seperti ini terulang lagi setiap dia di sekolahan.

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 09

    "Aku...aku ma-""Mama!" Panggil Vyan, mereka menoleh ke Vyan, dan Axel merasa kesal karena belum bisa tahu apa jawaban dari Keara."Pak Eric lho kok bisa sama mama disini?" Tanya Vyan dengan heran."Iya ini teman sekolah mama dulu," Jawab Keara sambil tersenyum.Vyan sontak terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka teman mamanya adalah direktur di sekolah ini."Vyan kita sering ngobrol kan, maaf ya tidak bilang padamu." Ucap Eric sambil tersenyum."Kalian sering ngobrol?" Tanya Keara dengan heran."Iya Keara, aku rasa dia lebih sosial butterfly daripada dirimu." Jawab Eric.Keara tersenyum kecil menoleh ke Vyan."Enggak kok pak, ma kita sering ngobrol saat aku memenangkan lomba gitu," Jelas Vyan."Putramu ini benar-benar hebat, dia pandai dalam segala hal pantas saja ya banyak cewek-cewek naksir sama dia." Ucap Eric sambil tersenyum kecil."Bapak bikin malu aja." Jawab Vyan denga

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 10

    Karena hujan deras, Ivan dan Vyan berhenti main basket. Mereka masuk ke dalam rumah Ivan dan mereka makan mie rebus bersama."Wah enak banget, udah hujan makan mie lagi uuhhhh..." Ucap Ivan dengan heboh.Vyan menganggukkan kepalanya dengan setuju, "Apalagi ditambahin banyak sayuran wihhhhh tambah mantap." Jawab Vyan.Ivan menggelengkan kepalanya karena dia tidak suka sayuran."Kau ini ya suka banget sama sayuran," Ucap Ivan dengan heran."Paman aneh, paman marahi Vani biar makan sayur sama buah tapi paman sendiri tidak suka, gimana sih," Ucap Vyan dengan heran.Ivan terkekeh, "Beda itu, Vani kan masih kecil jadi harus banyak makan sayur sama buah." Jawab Ivan."Yang harusnya itu banyak makan ya paman lah, paman kan udah tua jaga kesehatan paman." Omel Vyan dengan kesal."Iya..iya kenapa jadi aku yang diomeli," Gumam Ivan dengan heran."Paman," Panggil Vyan."Hm?" Tanya Ivan."Apa

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 11

    Hari ini Axel tidak masuk ngajar, karena dia merasa tidak enak badan gara-gara kehujanan kemarin. Tapi Axel memanfaatkan momen cutinya ini untuk melihat wanita yang dia cintai itu. Setelah Axel pulang dari kantor polisi dia pergi ke rumah Keara. Dia melihat Vani yang berangkat sekolah diantarkan oleh Hera, dan beberapa menit kemudian Keara keluar.Axel mengikuti Keara yang pergi itu, Keara menaiki taksi karena kedainya cukup jauh dari rumahnya.Dan akhirnya dia sampai, setelah itu Keara segera membuka kedainya dan membersihkan kedainya itu.Axel sebenarnya kasihan tapi juga bangga karena Keara.Axel sebenarnya merasa sangat pusing tapi dia menahannya karena dia tidak ingin meninggalkan momen langka ini baginya.Beberapa menit kemudian, beberapa orang datang ke kedai itu, dan Axel memakai topi, masker, dan jaketnya karena dia juga ingin masuk ke dalam kedai itu. Setelah itu dia keluar dari mobil dan masuk ke dalam."Sela

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 12

    Axel menggendong Keara ke dalam mobilnya, dan Keara masih belum sadarkan diri. Axel terus memperhatikan wajah Keara dari dekat, dia memperhatikan detail wajah wanita di sampingnya itu, duduk berada di samping Keara adalah hal dia rindukan juga selama ini, dia senang bisa melihat Keara sedekat ini tapi disisi lain banyak rasa yang dia rasakan sekarang ini, perasaan Axel campur aduk melihat Keara, dan tentu rasa bersalah itu tidak bisa lepas darinya.Sekarang Axel bingung harus membawa Keara kemana, dia bisa ketahuan jika membawa Keara ke rumahnya, karena anak-anaknya pasti curiga dengannya. Dia juga tidak tega jika harus menidurkan Keara di teras kedai itu.Axel juga takut jika membawa Keara ke rumah dan Dion mendatanginya dia takut jika anak-anak itu terancam juga, dan pada akhirnya Axel akan membawa Keara ke rumahnya sendiri.Malam harinya.Axel sudah mengirimkan pesan ke Vyan lewat Hp Keara jika Keara telat pulang karena akan ke rumah

Latest chapter

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 121

    "Terimakasih sudah membimbing putraku. Dia tidak menyusahkan kan?" tanya Axel. Felix berdecih tersenyum, "Gila kau ya..kau kemana aja sih??" omelnya dengan kesal. "Banyak hal terjadi, itu nanti saja. Kalian kesini mencari papa kan..dia sudah kabur dengan Sharena dan semua anak buahnya aku sekap di dalam kamar..." jelas Axel. Vyan tidak peduli lagi dengan kakeknya itu, matanya masih terfokus ke pria yang sangat ia rindukan itu, dan air mata Vyan tidak bisa ditahan lagi untuk keluar. "Vyan, nanti akan papa jelaskan untuk saat ini kita fokus ke kakek." jelas Axel. Vyan mengepalkan tangannya dengan kesal, dia mau memukul papanya tapi Axel menahan tangannya itu. "Papa...kenapa papa selalu seperti ini?? papa selalu menghilang saat kita berdua butuh bahkan mama juga ikut menghilang...apa papa tahu Vina sangat terpuruk karena kalian meninggal..dia bahkan jarang keluar kamar dia selalu menangis setiap m

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 120

    "Kau gila?" tanya Vyan dengan heran."Aku ingin menikah denganmu." jawab Hana.Semua orang sontak melihat mereka dengan terkejut, Vyan juga sangat syok mendengarnya, dia mungkin terbiasa di tembak cewek tapi untuk di lamar ini sangat perdana baginya.Vyan berdecih tersenyum melihat Hana dan dia mengakui keberanian Hana itu."Pergilah ke kelas! jam mu sudah mulai." ucap Vyan."Ditolak kah..." gumam Hana sambil menundukkan kepalanya dengan sedih.Vyan menatap Hana dengan senyuman tipis di bibirnya, lalu Vyan mengusap rambut Hana."Terimakasih..tapi untuk menikah saat ini sangat tidak mungkin...bukankah kita seharusnya berada di tahap pendekatan dulu?" tanya Vyan sambil tersenyum.Hana mendongak ke Vyan dengan terkejut, "A.a.apa maksudnya?" tanya Hana dengan heran."Hana...aku sudah tentangmu dari Aldo beberapa kali...hanya kau saja yang direstui oleh Aldo itu katanya. Sesekali aku sering melihatmu, kau su

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 119

    "Papa..." lirih Vina dengan terkejut.Pria yang duduk di kursi itu berdiri dan menatap Vina dengan raut wajahnya yang senang."Vina?"Vina meneteskan air matanya mendengar nama dia disebut oleh pria itu.Pria itu berjalan pelan-pelan menuju ke Vina, dan pria itu mengusap wajah Vina dengan sedih."Ini benar Vina?" tanya pria itu.Vina menganggukkan kepalanya dan dia memeluk pria itu dengan erat."Papa...." lirihnya dengan senang.Barack menghela nafas melihat mereka, dia sudah terlambat ingin menghentikan Vina."Paman, maaf..." ucap Barack ke Axel itu.Axel tersenyum lalu dia melepaskan pelukannya dari Vina."Papa bagaimana papa bisa selamat? mama? mama bagaimana?" tanya Vina dengan cemas."Mama mu sedang dalam pemulihan, aku lebih cepat pulih dari obat itu karena ada penangkal racun ditubuhku. Tenang saja Keara sebentar lagi akan bangun." jawab Axel."Ini semua apa ma

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 118

    Vyan berdiri jauh dari rumah kakeknya sampai malam hari, dia berjanji kepada Felix jika dia tidak akan menghancurkan rencananya, Vyan penasaran saja dengan kehidupan kakeknya di belakang dirinya itu.Jam 11 malam, Andre baru pulang dan dia turun dari mobil dengan Sharena. Vyan berdecak tersenyum, dia tidak terkejut lagi karena Sharena mengkhianatinya. Sharena memberitahu padanya jika kakeknya ada sangkut pautnya dengan semua ini tapi Vyan masih tidak mengerti dengan hal itu tapi ternyata Sharena sekarang dengan kakeknya itu."Wanita apa dia." gumam Vyan dengan kesal.Vyan memasang earphone yang menyambungkan alat sadapnya. Vyan kini mendengarkan semua pembicaraan mereka, tapi yang dia dengar hanyalah desahan Sharena."Cih!" gumam Vyan dengan kesal, lalu dia melepas earphonenya. Setelah beberapa menit dia memasangnya lagi."Aku capek jika terus mejadi pemuas nafsu saja." ucap Sharena."Aku tidak bisa menikahimu." jawab Andre.

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 117

    "Vyan..." lirih Hana dengan terkejut."Kenapa disini? menyedihkan sekali!" ucap Vyan dengan nada ketusnya itu.Hana mengusap air matanya, dan dia segera berdiri dan berhadapan dengan Vyan."Ka.kamu bagaimana bisa tahu kalau....-""Aku kesini mau basketan!" sahut Vyan karena dia tidak mau Hana geer dengannya.Hana mengangguk dengan mengerti, dan Vyan memperhatikan pipi Hana yang memar itu tanpa dia tanya pun dia sudah yakin jika Hana pasti ditampar oleh Selena."Pergilah!" usir Vyan karena dia juga harus pergi dan memastikan jika Hana pergi dari tempat ini."I.iya." jawab Hana dengan pelan dia segera berjalan keluar karena tidak mau mengganggu Vyan, belum juga selangkah berjalan Vyan mendengar suara Selena dan beberapa anak yang berjalan ke arah ruangan ini, dan tanpa sadar Vyan langsung menggandeng tangan Hana lalu mengajaknya bersembunyi.Hana terkejut saat Vyan mendekapnya di balik troli berisi bola itu, Vyan

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 116

    Felix berjalan menyusul Vyan dengan raut wajah tenangnya itu."Ini..ini apa maksudnya..." lirih Vyan dengan terkejut, di ruangan itu ada banyak sekali tumpukan uang, dan di rak itu ada beberapa emas batang."Ini milik siapa?" tanya Vyan dengan heran."Menurutmu...kau tidak bisa memikirkan sampai sini?" tanya Felix dengan kesal.Vyan hanya diam, karena dia benar-benar tidak mengerti kaitannya dengan semua ini."Tenangkan dirimu dan berpikirlah!" ucap Felix.Vyan hanya diam karena dia masih kebingungan dengan semua ini..Sedangkan itu, Sharena keluar dari apartemennya untuk pergi ke suatu tempat. Dia pergi sendirian tanpa mengajak asprinya.Dan ada seseorang yang mengikutinya dari tadi, tapi Sharena tidak tahu itu.Sharena sampai di rumah seseorang, dia masuk ke dalam dan orang yang mengikutinya itu hanya berdiri didepan rumah ini."Kenapa disini." gumamnya dengan heran..

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 114

    Keesokan harinya!Ivan datang ke rumah mereka untuk membawakan sarapan yang ia beli, bahkan mereka berdua belum ada yang bangun. Ivan bisa bebas keluar masuk karena dia punya kunci cadangan rumah mereka ini. Ivan masuk ke kamar Vina dan dia masih tertidur lelap, Ivan mendekat ke gadis itu dan memperhatikannya dengan penuh rasa iba. Dia tidak menyangka jika kejadian buruk selalu menimpa gadis yang ia anggap sebagai putrinya sendiri itu.Axel...kedua kalinya kau melewatkan masa tumbuh mereka, masa remaja mereka sudah usai dan dipenuhi tangis tentu saja masih terjadi sampai detik ini, dan mereka sudah berumur 20 tahun, mereka bukan anak-anak lagi...harusnya kau yang disini untuk melihat mereka.- batin Ivan.Ivan mengusap air matanya, lalu dia mengusap rambut Vina dengan lembut."Paman?" tanya Vina dengan setengah sadar."Ah maaf..tapi memang paman sengaja mau membangunkanmu..ayo bangun sudah pagi.." ucap Ivan sambil tersenyum."Itu

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 113

    Vyan sedang berlatih boxing sendirian di rumah, dia merebahkan tubuhnya di lantai karena penat dan lelah."Nih!" ucap Aldo sambil membawakan minuman yang ia buat, Aldo memang sedang main dirumah Vyan."Kau buat makan malam apa?" tanya Vyan, karena Aldo bilang jika dia akan memasak untuk mereka berdua itu, Aldo benar-benar sudah dianggap seperti keluarga sendiri dirumah ini bahkan Vina pun sudah tidak heran lagi jika Aldo melakukan apapun dirumah ini."Vina bilang mau dibuatin sup..aku sudah memasak ayo makan bareng!" ajak Aldo.Vyan tersenyum, "Dia tidak pernah request padaku...bisa-bisanya dia request denganmu." ucap Vyan dengan heran."Karena masakanmu tidak enak." canda Aldo lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan segera memanggil Vina untuk makan malam bersama.Vyan tersenyum kecil.Setelah Vyan mandi dia segera bergabung dengan mereka berdua di meja makan. Vyan melihat Vina yang makan dengan lahab, dia senang mel

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 115

    Keesokan harinya!Vyan dan Felix berada di depan rumah Andre, mereka melihat Andre yang pergi keluar dengan asprinya itu."Aku akan mengambil dokumen warisan itu, paman cukup disini saja. Jika mereka tahu paman ikut nanti mereka akan bilang kakek." ucap Vyan.Felix hanya mengangguk lalu Vyan segera masuk ke dalam rumah kakeknya itu. Vyan pura-pura bertamu dan mencari kakeknya, dia bersikap biasa saja disana agar tidak ada yang mencurigainya.Dan Vyan masuk ke dalam ruangan kakeknya untuk mencari dokumen yang ia incar itu, disaat dia sibuk menggeledah, Vyan menemukan foto Andre dengan seorang remaja, Vyan tidak yakin itu papanya karena wajahnya sangat berbeda, dan dia juga tidak yakin jika ini adalah adik papanya yaitu Dito. Wajah anak yang berfoto itu tidak mirip dengan kakeknya itu."Siapa ini..." gumam Vyan dengan heran. Vyan memfoto foto itu dari hpnya karena dia masih penasaran dengan remaja di samping kakeknya itu, Vyan menaruh foto

DMCA.com Protection Status