Part 18
"Murni hanya sedih, teringat almarhum ibu Mak... "Jawabku pelan, aku memang sedih jika teringat ibuku. Begitu banyak pengorbanan yang telah belaui lakukan untukku."Murni, meski ibu kamu sudah meninggal, kan ada emak disini yang menggantikan ibu kamu""Iya Tapi mertua tidak sama dengan ibu kandung" Batinku dalam hati."Oiya Mak, Murni cuci piring kotor dulu ya, "Emak hanya mengangguk.Aku segera menuju watafel untuk mencuci piring, emak duduk di kursi sambil sesekali melirik kearahku."Mak, Mak mau murni buatin teh? ""Boleh Murni, "Setelah mencuci piring bekas emak makan, aku membuat teh untu emak. Emak biasanya minum teh tidak terlalu manis, satu cangkir teh cukup satu sendok teh gula saja. Untuk menjaga gula darahnya agar tidak naik."Ini Mak teh nya.. ""Makasih Murni"***Sementara dirumah Jannah,Ramli nampak mondar mandir di ruang tamu.Part 19'Duh, bikin kesel aja nih si Yati. Masih saja disuruh jagain anaknya sama aku,udah aku bilang kemarin jangan titipin anaknya sama mamah gak denger nih anak.' batin Jannah kesal. Sementara Yati dan Ragil sibuk membereskan barang barang mereka, Jannah justru menggerutu pada Suaminya. "Mas.. Lihat si Yati udah dapat rumah kontrakan, kita kapan? Aku gak mau Mas Bang Umar datang kesini sambil marah marah lagi, kamu lihat sendiri kan Mas kemarin? ""Aku udah berusaha cari rumah janah, tapi kamu tau sendiri rumah kontrakan sekarang harganya mahal, susah sekali cari rumah yang murah, apalagi bayarnya perbulan""Kamu cari lagi Mas, waktu kita gak lama lagi.. ""Aduh jannah, aku pusing tau, ini semua gara gara kamu.. ""Udahlah Mas, jangan salahin aku terus, kamu juga salah, lebih baik kita cari rumah secepatnya"Jannah kebingungan memikirkan dimana dia akan tinggal. Waktu yang terisisa semakin sedikit. "Ja
Part 20Ziarah ke makam Bapak"Emak... Kan nangis lagi? " Ucap Ahmad tiba tiba melihat emak meneteskan air mata sambil melamum. "Ah.. Enggak emak gak nangis" Emak berusaha menutupi kesedihan hatinya. Murni dan Ahmad saling pandang, mereka menduga duga, emak menangis pasti karena teringat Jannah. "Emak, sudah emak jangan pikirkan Mna Jannah lagi, biarkan saja dia keluar dari rumah itu dan cari rumah kontrakan" "Enggak Mad, mamak gak kepikiran Jannah, mak hanya teringat masa kecil kalian dulu, bapak sering bawa pulang kue putu saat pulang kerja, kalian selalu berebutan kue itu, emak jadi sedih mengingat masa itu.. "Emak nampak menghapus bulir bening dari sudut matanya. "Maafkan Ahmad mak, jika tahu emak akan sedih melihat kue putu ini, Ahmad gak akan beli""Bukan, bukan salah kamu beli kue putu Mad, mak hanya teringat saja, iya mak rindu masa itu, masa kalian masih bocah, tawa kalian selalu membuat rumah jadi
Part 21Emak masuk rumah sakit"Emmaaaakkkk.... " Teriak murni mengagetkan Ahmad yang sedang khusyuk membaca Yasinan. Ahmad menoleh kearah emak, ia kaget bukan kepalang melihat emak yang sudah tergeletak di atas makam Bapak. "Emak.. Emak kenapa? Mak.. Bangun mak? " Ahmad segera membopong tubuh emak. Murni segera menelpon ambulans, "Emak.. emak kenapa? Apa yang terjadi mak? " Murni menangis sambil memeluk tubuh emak. "Mah, nafas emak masih terasa, kayaknya emak pingsan " Seru Ahmad setelah memeriksa nafas emak. "Benarkah Mas? Syukurlah. Semoga emak baik baik saja ya Mas"Beberapa menit kemudian Ambulan yang ditelpon segera datang. Dua orang perawat laki laki segera turun dari ambulans. "Tolong ibu saya Mas, beliau tiba tiba pingsan" Ujar Ahmad yang sedang menggendong emak. "Baik Pak, saya turunkan brankar dulu, mohon tunggu sebentar"Dua orang perawat menurunkan brankar dari mobi
Part 22Mba Jannah datang kerumah sakit"Apa dok? Stroke? " Ujar Ahmad kaget sekali. "Menurut Diagnosa saya iya pak. Tapi, kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar dapat memastikan apa benar ibu anda mengalami stroke atau bukan, dan kami harus cek lab untuk mengetahui penyakit apa yang diderita ibu anda, sekrang ibu anda harus dimasukkan ke ruang ICU, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut ""Tolong dok, tolong bantu ibu saya dok""Nanti ibu bapak akan ditangani oleh dokter spesialis saraf dan beberapa dokter spelisis lain yang akan menangani ibu anda, saya hanya dokter umum yang bertugas di UGD. Mungkin besok ibu anda akan melakukan Cek Lab pak, setelah mendapat hasil dari cek Lab, dokter spesialis akan melakukan penanganan lebih lanjut untuk ibu anda.""Baik, Terima kasih dok"Emak belum juga sadar, selang infus sudah dipasang di tangan kirinya. Emak segera dimasukkan keruang ICU.Besok, emak
Part 23Jannah Minta MaafJannah berjalan memasuki ruang ICU dimana emak dirawat. Pintu kaca ruang ICU ditolak perlahan, ketika jannah membuka pintu, terlihat jelas emak sedang tidur diatas ranjang kecil dengan lengan yang sudah terpasang infus. Jannah mendekat, ada keraguan didalam hatinya, tapi segera ia tepis. Melihat kondisi ibunya yang terbaring lemah dan belum sadar membuat nurani Jannah terketuk. "Mak.. Ini Jannah sudah datang mak.... " Suara Jannah terdengar lirih, hampir tak bisa didengar oleh orang lain. "Mak... Maafin Jannah Mak, Jannah khilaf mak, Jannah sedang emosi hari itu mak, maafin jannah Mak. Jannah menyesal udah ngusiri emak... Maafin Jannah Mak... " Jannah terlihat tulus meminta maaf pada emak, mungkin ia sudah sadar bahwa perbuatannya selama ini salah. "Mak... Maafin Jannah ya Mak, Jannah udah buat emak sedih, Jannah udah buat emak nangis, Jannah janji gak akan mengulangi kesalahan jannah Mak, tolon
Part 24Jannah diserang Abang dan kakaknyaJannah sendiri tak menyadari ada tetesan bening yang keluar dari sudut mata Emak, ia sedang larut dalam tangis penyesalan nya. Jannah masih menangis sesenggukan, sudah cukup lama ia berada diruang ICU, perawat yang berjaga menghampiri nya. "Buk.. Maaf waktu kunjungan sudah selesai, ibu bisa menunggu diluar" Ujar perawat yang berjaga. "Baik mba, saya akan keluar"Jannah segera bangkit dari duduknya, disalami tangan emak sebelum ia keluar ruangan itu. "Mak.. Jannah pulang ya mak, mak cepat sembuh, Jannah pingin masak gulai daun singkong untuk emak.. "Tes... Lagi, buliran bening kembali keluar dari sudut mata emak, jannah tak menyadari hal itu, ia segera berlalu meninggalkan emak diruang ICU. Ceklek.. Pintu kaca ruangan ICU dibuka oleh Jannah, ketika ia berdiri di depan pintu, ia kaget melihat abang dan kakaknya sudah berada didepan ruang I
Part 25Emak menderita Stroke Hari ini, pukul tujuh pagi, Emak dibawa ke ruang laboratorium oleh dua orang perawat. Anak anaknya sudah menunggu dengan cemas. "Semoga Emak baik baik saja Ya Allah.. " Ucap Saidah berdoa. "Kita Serahkan saja Sama Allah Mba, apa yang terjadi itulah yang terbaik.. "Jawab Ahmad berserah diri dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Detik-detik menegangkan itu seolah begitu lama berlalu, mereka sudah harap harap cemas akan hasil kesehatan emak. Pukul sepuluh, emak keluar ruang lab, dibantu oleh dua orang perawat, kondisi emak masih belum sadar juga. Kini emak sudah dimasukkan ke ruang rawat inap, dokter memanggil salah seorang dari anak emak untuk diberikan penjelasan tentang kondisi emak. "Wali dari Ibu Syamsiah, saya ingin bicara.. " Ucap dokter Indra, dokter spesialis saraf yang menangani emak. "Saya dok.. " Ucap Umar, lalu mengikuti dokter ke ruangannya. "Silak
Part 26Emak bisa membuka mata dan mengganggukSudah dua hari emak dirawat dirumah sakit, anak anak menjaga silih berganti. Pagi ini, Saidah yang bertugas menjaga emak. Ketika Saidah sedang mengelap emak dengan kain basah, tiba tiba Saidah melihat tangan emak bergerak. "Mak.. Emak gerakin tangan? " Tanya Saidah tak percaya. Ia segera memanggil perawat untuk melihat kondisi emak. Perawat yang bertugas segera memanggil dokter Indra, selaku dokter spesialis saraf yang menangani emak. "Bagaimana kondisi Ibu saya dok? Saya melihat tangan ibu saya bergerak gerak tadi. " Saidah harap cemas, ia merasa senang ada perubahan pada kondisi ibunya. "Alhamdulillah, ada perkembangan buk, kondisi Ibu anda jauh lebih baik dari kemarin, saya sarankan sering sering ajak bicara Ibu anda, dan sering sering berikan afirmasi positif pada beliau, seperti memberi semangat, mengajak tertawa, menghibur, dan sering baca Alquran dideka
Part 32Akhirnya emak bisa beristirahat dengan tenang, tak ada lagi rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. Semua emak Luka sudah sirna seiring terpisahnya jiwa dari raganya yang Fana. Selamat jalan emak, semoga engkau tenang di alam sana. Semoga semua amal ibadahmu diterima disisi Yang Maha Kuasa. ***Rumah Saidah kini sudah ramai oleh para pelayat, Saidah sendiri masih shock dan menangis dikamarnya. "Sudahlah Saidah, jangan begini terus, iniang sudah takdir, tak ada yang perlu disesali, seribu kali kau sesalipun tak akan membuat emak Bangkit lagi" Ucap Bang Umar membujuk adiknya. "Ini semua salahku Bang, kalau saja aku tak meninggalkan emak sendiri... ""Sudah sudah.. Jangan berkata apa apa lagi, sekarang ambil air wudhu, kita akan melakukan shalat jenazah untuk Emak"Bang umar bangkit seraya menggandeng tangan adik perempuannya itu, dituntun nya Saidah kekamar mandi. "Aku tunggu diluar Saida
Part 31Nek Syam MeninggalDengan tangan bergetar Saidah mengambil gawai disaku celananya lalu menghubungi Bang Umar. "Bang... Emak masuk rumah sakit" Ucap Saidah ketika tersambung dengan Bang Umar melalui telepon. "Enak kenapa Dah? " Tanya Bang umar Penasaran. "Enak jatuh dari kursi roda Bang.. Huhuhu" Jawab Saidah sambil terisak. "Apa? Enak Jatuh dari kursi roda? Kok Bisa Dah? " Umat mulai panik. "Nanti aku cerita kan Bang kronologisnya, aku lagi diruang UGD sekarang, tolong hubungi yang lain ya Bang, aku masih shock dan lemas, tolong ya Bang.. ""Baiklah, aku akan menghubungi adik adik, kamu sabar ya dah, nanti aku kesitu"" Iya Bang. "Saidah memutuskan sambungan telepon dengan Bang umar, ia kembali menangis tatkala teringat kejadian tadi. Ia merasa sangat bersalah karena membiarkan emak sendiri dirumah, sedangkan ia lebih memilih menjaga warungnya. "Emak.. Maafin Saidah mak.. Har
Part 30Emak jatuh dari kursi rodaSebulan telah berlalu setelah pembagian warisan hasil penjualan rumah almarhum Bapak. Emak masih dirumah Saidah, kondisinya semakin membaik, emak sudah mulai bisa bicara meski terbata bata, tapi masih bisa dimengerti. Saidah membuka usaha warung dari hasil warisan itu. Sementara Ahmad membuka usaha bengkel. Umar membeli lahan sawit, dan Samsul menabung untuk investasi dimasa depan. Sementara jannah, ia menebus tanah warisan yang diberikan Bapak yang digadai saat hajatan si Yati. Selebihnya ia membuka usaha nasi uduk didepan rumah kontrakan nya. Ramli kini tak lagi bekerja, ia hanya membantu usaha nasi uduk jannah. Kehidupan anak anak Mak Syam sudah lebih membaik, terlebih jannah. Ia merasa bersyukur atas adanya warisan itu, ia bisa membuka usaha dan menebus tanahnya kembali. Ia menyesal sempat mengaidakan tanah untuk menggelar pesta hajatan Yati, anak bungsunya itu. Susah payah ia menca
Part 29Jannah mendapatkan warisanSenyum terpancar diwajah keduanya. Akhirnya rumah peninggalan almarhum Bapak kini laku terjual, Umar dan Ahmad nampak senang. Doa mereka akhirnya terkabul juga. Beberapa hari setelahnya, Bang Umar meminta semua adik adiknya datang kerumah Saidah untuk menghadiri rapat keluarga. Pada malam yang telah ditentukan, Semua anak Mak Syam datang, pun Jannah turut hadir pada malam itu. Jannah datang sendiri tanpa didampibgi Ramli, Suaminya. "Assalamu'alaikum.. " Jannah mengucap salam ketika tiba di rumah Saidah. "Waalaikumsalam.. " Jawab yang ada diruang tamu kompak. Jannah nampak canggung berada ditengah saudaranya, ia masih ingat betul beberapa waktu yang lalu saat abang dan kakaknya menyerangnya habis habisan dirumah sakit. Itu semua imbas dari perbuatan nya karena mengusir emak waktu itu, meski Jannah sudah minta maaf pada emak, namun saudaranya seperti belum bi
Part 28Rumah Warisan akhirnya terjualEmak dibawa pulang kerumah Saidah, Umar yang memiliki rejeki lebih diantara saudaranya, ia menyumbangkan sebuah kursi roda untuk ibunya. Sementara saudara yang lain menyumbang uang untuk membantu pengobatan emak selama dirumah Saidah. "Alhamdulillah akhirnya emak bisa pulang juga""Iya Murni, semoga emak bisa sembuh""Amin."Ahmad dan Murni beserta anak emak yang lain kecuali Jannah mengantarkan emak pulang dari rumah sakit kerumah Saidah. Jannah masih sibuk dengan rumah barunya. Sementara Umar dan Samsul serang membahas rumah peninggalan Bapak. "Bang, gimana rumah ada yang berminat? " Tanya samsul pada Bang Umar di ruang tamu rumah Saidah. "Ada sih yang tanya Sul, tapi murah sekali dia minta""Berapa emangnya Bang? ""Dia minta 400 Sul, sedangkan kita sudah sepakat menjualnya 500 kan? ""Kalau memang ada yang minta kasih saja B
Part 27Emak pulang kerumah SaidahSaidah menghubungi Ahmad dan abangnya memberitahukan kondisi emak. Saidah mengambil gawai dalam tas, dan menghubungi Ahmad. "Hallo.. Asalamualaikum.. ""Waalaikumsalam, iya kak gimana kondisi emak? " Tanya Ahmad melalui sambungan telepon. "Ahmad, cepat kesini.. Emak sudah sadar.. Emak sudah bisa buka mata Mad.. " Ucap Saidah sambil tersenyum. "Apa mba, emak sudah sadar? Alhamdulillah ya Allah... " Uajr Ahmad bersyukur atas kondisi emak yang sudah membaik. "Iya Mas, susah dulu ua, mba mau telepon abang dulu, mau kasih tahu kalau emak sudah sadar.. " "Iya.. Mba.. Iya, aku nanti kesana sama Murni."Ahmad begitu senang mendengar emak sudah sadar, ia tak henti berdoa dan bermunajah pada Allah agar emak bisa sembuh. Ahmad segera memberi tahu Murni kalau emak sudah sadar. "Ma.. Emak sudah sadar.. ""Apa? Yang benar Mas? ""Iya m
Part 26Emak bisa membuka mata dan mengganggukSudah dua hari emak dirawat dirumah sakit, anak anak menjaga silih berganti. Pagi ini, Saidah yang bertugas menjaga emak. Ketika Saidah sedang mengelap emak dengan kain basah, tiba tiba Saidah melihat tangan emak bergerak. "Mak.. Emak gerakin tangan? " Tanya Saidah tak percaya. Ia segera memanggil perawat untuk melihat kondisi emak. Perawat yang bertugas segera memanggil dokter Indra, selaku dokter spesialis saraf yang menangani emak. "Bagaimana kondisi Ibu saya dok? Saya melihat tangan ibu saya bergerak gerak tadi. " Saidah harap cemas, ia merasa senang ada perubahan pada kondisi ibunya. "Alhamdulillah, ada perkembangan buk, kondisi Ibu anda jauh lebih baik dari kemarin, saya sarankan sering sering ajak bicara Ibu anda, dan sering sering berikan afirmasi positif pada beliau, seperti memberi semangat, mengajak tertawa, menghibur, dan sering baca Alquran dideka
Part 25Emak menderita Stroke Hari ini, pukul tujuh pagi, Emak dibawa ke ruang laboratorium oleh dua orang perawat. Anak anaknya sudah menunggu dengan cemas. "Semoga Emak baik baik saja Ya Allah.. " Ucap Saidah berdoa. "Kita Serahkan saja Sama Allah Mba, apa yang terjadi itulah yang terbaik.. "Jawab Ahmad berserah diri dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Detik-detik menegangkan itu seolah begitu lama berlalu, mereka sudah harap harap cemas akan hasil kesehatan emak. Pukul sepuluh, emak keluar ruang lab, dibantu oleh dua orang perawat, kondisi emak masih belum sadar juga. Kini emak sudah dimasukkan ke ruang rawat inap, dokter memanggil salah seorang dari anak emak untuk diberikan penjelasan tentang kondisi emak. "Wali dari Ibu Syamsiah, saya ingin bicara.. " Ucap dokter Indra, dokter spesialis saraf yang menangani emak. "Saya dok.. " Ucap Umar, lalu mengikuti dokter ke ruangannya. "Silak
Part 24Jannah diserang Abang dan kakaknyaJannah sendiri tak menyadari ada tetesan bening yang keluar dari sudut mata Emak, ia sedang larut dalam tangis penyesalan nya. Jannah masih menangis sesenggukan, sudah cukup lama ia berada diruang ICU, perawat yang berjaga menghampiri nya. "Buk.. Maaf waktu kunjungan sudah selesai, ibu bisa menunggu diluar" Ujar perawat yang berjaga. "Baik mba, saya akan keluar"Jannah segera bangkit dari duduknya, disalami tangan emak sebelum ia keluar ruangan itu. "Mak.. Jannah pulang ya mak, mak cepat sembuh, Jannah pingin masak gulai daun singkong untuk emak.. "Tes... Lagi, buliran bening kembali keluar dari sudut mata emak, jannah tak menyadari hal itu, ia segera berlalu meninggalkan emak diruang ICU. Ceklek.. Pintu kaca ruangan ICU dibuka oleh Jannah, ketika ia berdiri di depan pintu, ia kaget melihat abang dan kakaknya sudah berada didepan ruang I