Beranda / Rumah Tangga / Godaan Ranjang Sang CEO / Part 16—Bukan ke rumahmu~

Share

Part 16—Bukan ke rumahmu~

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-02 11:00:00

Di mobil Gwen terus merengut karena perintah sang ayah yang memintanya pulang bersama Nich. Padahal, malam ini Gwen ingin sekali menemani ayahnya di rumah sakit. Namun, Tuan Jimmy menolak dengan berbagai macam alasan yang menurut Gwen tidak masuk akal. ck!

'Sihir apa yang dipakai Nich, sampai Ayah jadi baik dengannya.' Gwen membatin sambil melirik Nich yang fokus pada kemudinya.

'Kau pulanglah, Gwen. Istirahatlah di rumah. Kau tidak perlu berjaga di sini. Nich sudah meminta suster untuk menjaga ayah di sini. Jadi, kau tidak perlu khawatir dan mencemaskan ayah.'

Gwen mengingat lagi perintah ayahnya saat di Rumah Sakit.

"Hfuuh …." hela Gwen melipat tangannya di depan perut, seraya menatap ke luar jendela.

Jalanan saat malam hari tidak begitu ramai ketika musim dingin seperti ini. Semua orang lebih memilih menghabiskan waktu di rumah, daripada berada di luar rumah. Menghadap

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 17—Tidak mau lagi~

    "Masuklah, Gwen. Di luar sangat dingin. Kau bisa membeku kalau terus berdiri di sana."Sudah ke tiga kalinya Nich membujuk perempuan bermantel tebal dengan raut wajah yang nampak masam. Gwen berdiri di depan pintu, dengan mulut merengut, sambil memicingkan sepasang mata bulatnya ke arah Nich."Tidak. Aku mau pulang ke rumah. Bukan ke hotelmu, Nich." Gwen berbalik, hendak pergi dari sana.Namun, pergerakannya dicegah oleh Nich yang reflek menahan sikunya. "Kau mau ke mana? Tetaplah di sini," tanya Nich sambil mendekat. "Kau tidak boleh ke mana-mana, Gwen. Kau sudah menjadi milikku sekarang. Jadi, kau tidak bisa pergi ke mana pun lagi tanpa izin dariku."Pernyataan Nich ditanggapi dengusan oleh Gwen. Perempuan itu menoleh, lantas menyahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 18—Membangunkan Macan~

    "Nich …."Gwen menyebut nama Nich dengan suaranya yang parau, nyaris terdengar mirip desahan, lantaran sentuhan melenakan dari pria itu. Hangat hingga membuat darahnya berdesir.Ini terlalu lembut dan Gwen seolah-olah tak ingin Nich buru-buru menghentikan aksinya. Telapak tangan Nich yang besar menangkup dada tak berpenutup milik Gwen. Bermain-main di puncaknya seraya mencumbu lekukan leher Gwen yang jenjang dan menguarkan aroma parfum favoritnya. Wangi, dan Nich enggan berpaling sedikit pun, sengaja meninggalkan jejak kepemilikannya di sana, nyaris si empunya memekik lantaran rasa geli bercampur nikmat."Eugh … Nich … He-n-ti-kaaaan … eugh …." Diantara beringasnya Nich mencumbu leher dan memainkan puncak dadanya, Gwen berusaha mati-matian agar tidak terlena dan terjebak dalam gairah yang sengaja disulut Nich.'Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku harus bisa mengenda

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 19—Mulai mengusik lagi~

    Setelah beberapa detik, Gwen lantas terkesiap. Dia tidak bodoh, dan bukannya tidak mengerti apa maksud perkataan Nich barusan.Membangunkan macan versi seorang Nich adalah hal paling menakutkan bagi Gwen. Kemudian, ingatan Gwen pun kembali berputar pada kejadian semalam. Saat Nich mencoba menyeretnya dalam kubang gairah persis pergumulan waktu malam itu. "Minggir, Nich!" Sekuat tenaga Gwen mendorong Nich dan usahanya pun berhasil. Gwen bangkit dari tidurnya, lalu beringsut mundur seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Manik birunya menyorot takut pada lelaki yang rupanya bertelanjang dada. "K-kau jangan mendekat, Nich!" Ketakutan Gwen membuat kening Nich mengerut, dia pun bangkit dan terduduk dengan kaki ditekuk. "Ada apa, Gwen? Kau kenapa? Tenanglah ..." bujuk Nich, berusaha untuk tidak menakut-nakuti Gwen. Dalam hitungan detik saja, sikap Gwen berubah 180derajat. Nich bisa melihat dengan jelas jika saat ini Gwen sangat ketakutan. Bola mata bulat itu bergerak gelisah d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 20—Rahasia Nich~

    London."Nich tidak menjawab telepon sejak kemarin. Apa sebenarnya yang dia kerjakan di sana? Sampai-sampai tidak sempat menjawab telepon dari ibunya." Seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seperti wanita-wanita kalangan kelas atas menghempaskan bokongnya pada sofa berwarna krem. Sejak menuruni anak tangga rautnya nampak begitu gusar juga cemas, sambil menatap layar ponselnya yang menggelap. Sementara pria paruh baya berpenampilan sederhana di sampingnya hanya menghela, melipat kertas koran yang baru saja dibacanya, lalu menaruhnya ke meja, beserta kaca mata bacanya. "Mungkin dia sibuk." Komentar singkatnya membuat sang isteri di sampingnya hanya melirik sinis. "Sesibuk apa pun dia, paling tidak sempatkan waktu menghubungi ibunya. Apa dia lupa jika tiga hari lagi pesta pertunangannya?" Perempuan yang masih memiliki hubungan darah dengan Nich itu melempar begitu saja ponselnya ke meja dengan perasaan jengkel setengah hidup. Raut masam tak kunjung menghilang dari wajahnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 21—Harus segera pergi~

    Di mobil, Nich yang biasanya agresif tiba-tiba berubah menjadi pendiam. Namun, lelaki itu tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada perempuan yang beberapa saat lalu resmi menjadi istrinya. Bukan resmi dalam artian yang sebenarnya. Pernikahan Nich dan Gwen hanya sebatas di catatan sipil dan sebatas kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Dean yang sedang fokus menyetir sampai dibuat terheran-heran. Padahal, sebelum ini Nich terlihat ceria dan yang paling antusias. Tetapi, tak lama baginya untuk memahami Nich yang kemungkinan tengah bergelung dengan pikirannya. Sebelumnya, Dean juga telah mengingatkan Nich. Namun, Nich tetap kukuh pada keputusannya dan memintanya untuk segera mengurus semuanya. Dan, dalam waktu yang singkat, Dean mempersiapkan surat kontrak pernikahan antara Nich dan Gwen.Pagi tadi sebelum berangkat, Gwen dan Nich telah menandatangani surat kontrak tersebut terlebih dahulu. Persis seperti keinginan dan syarat yang diajukan Gwen atas kesepakatan yang Nich tawar

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 22—Kepergian~

    "Ayah tidak mau ini semua sia-sia. Ayah harus segera pergi menyusul ibumu, Gwen. Ibumu sudah menunggu ayah," ujar Tuan Jimmy yang seketika membuat jantung Gwen terasa diremas."A-apa maksud Ayah bicara seperti itu?" tanya Gwen dengan suaranya yang serak, dia dapat melihat manik sang ayah yang berkaca-kaca. Apakah ayahnya berniat meninggalkan dirinya, pikir Gwen.Jemari Tuan Jimmy yang bebas mengusap jejak basah di pipi Gwen. "Sudah saatnya kau memikirkan dirimu sendiri, Gwen. Baktimu pada ayah sudah selesai. Sekarang, giliran Nich yang mendapatkan itu semua. Dia suamimu, maka kau harus menghormatinya sebagaimana mestinya," ujarnya berpesan, kendati dia tahu jika pernikahan putrinya hanya berlandaskan sebuah kontrak kerja sama. Akan tetapi, Tuan Jimmy tidak akan mengungkitnya sekarang. Gwen harus hidup berbahagia dengan pria yang sangat dicintainya itu, pikir Tuan Jimmy. Nich yang berdiri di sisi ranjang tak bisa berkomentar banyak. Namun, dia tentu sadar sepenuhnya, jika setelah in

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 23—Jujur~

    Inginnya, semua yang terjadi hari ini hanyalah mimpi. Inginnya, kesedihan yang menelangsakan diri hanyalah ilusi. Namun sayangnya, semua duka yang menyelimuti, adalah sebuah kenyataan yang tak bisa dihindari. Gwen kini sendiri. Gwen hanya bisa menangisi kepergian sang ayah, merelakan satu-satunya orang terkasih yang paling dia sayangi. Beberapa saat yang lalu, dia baru saja kembali dari proses memakamkan ayahnya dengan ditemani Nich dan Dean tentunya. "Kenapa secepat ini Ayah pergi?" Gwen bergumam lirih, sembari menatap ke luar jendela mobil. Wajah cantiknya sembab, jejak tangisan masih belum sepenuhnya hilang dari sana. Jemari Nich terulur, meraih jemari sang isteri untuk dia genggam. "Kau harus tabah, Gwen. Ayahmu sudah berbahagia di surga. Ingat, masih ada aku. Sekarang aku yang berada di sisimu." Nich mengecup jemari lentik Gwen berulang-ulang. Duka yang melanda Gwen turut menyesakkan dadanya. Mulai sekarang Gwen adalah tanggung jawabnya. Janjinya kepada Tuan Jimmy tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 24—Tak ada pilihan.

    "Gwen?" Nich menegang, ketika perempuan yang tengah dia bicarakan bersama Dean tiba-tiba muncul dari balik punggung. Tatapan Gwen menyipit pada Nich yang memucat, kemudian beralih pada Dean yang terbatuk-batuk, padahal lelaki itu tidak sedang sakit. "Kesalahpahaman? Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Gwen yang nampaknya masih penasaran, dia pun betah berdiri di sisi kursi yang Nich duduki dengan pakaian sederhana. Nich meneliti penampilan Gwen yang terbilang biasa saja ketika sedang berada di rumah, hanya celana jeans panjang dan kaos yang sangat pas membungkus tubuhnya yang langsing. Lalu, sepasang sandal rumah yang harganya tentu sangat murah bila dibandingkan dengan harga sepatu yang Nich pakai. Namun, semua itu tak sedikit pun mengurangi kadar kecantikan Gwen, pikir Nich yang lantas menggeleng samar, guna membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sempat mengontaminasi otaknya. Saat ini bukan hal itu yang paling penting, karena ada hal yang harus Nich jelaskan pada isterin

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26

Bab terbaru

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Ending~

    Kamar tempat menginap Nich dan Gwen sudah tak berbentuk lagi. Di lantai ada beberapa helai kain yang berserak asal serta kelopak mawar merah, setelah semalaman kedua insan yang baru saja mereguk manisnya madu malam pengantin untuk yang ke sekian kali. Nich tidak membiarkan Gwen beristirahat barang sejenak hingga subuh menjelang, terus mengajak istrinya itu berpetualang menikmati panasnya gelora asmara yang kembali memercik. Cinta di hati Gwen kembali bersemi setelah melewati banyak rintangan dan ujian. Tak pernah menyangka bila dia akan kembali jatuh ke dalam pelukan pria ini lagi. Nicholas Kennedy. Satu nama yang selalu tersemat di hatinya dari dulu hingga detik ini. Gwen merasa bila takdirnya memang hidup bersama seorang Nich, karena sejak awal dia mengenal cinta, hanya nama itu yang terpatri di ingatannya. Sebuah kecupan singkat Gwen berikan di bibir Nich yang masih terlelap di sisinya. Senyumnya terukir ketika memandang wajah menawan yang tak pernah berubah itu. Masih sama. Bah

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 65—Pelayanan Queen Flo.

    "Sekarang kedua mempelai dipersilakan untuk saling berciuman." Pastor berkepala plontos itu memberikan izin kepada pasangan pengantin yang baru saja meresmikan pernikahannya. Kesempatan tersebut tentu tak disia-siakan oleh Nich yang hari ini merasa sangat bahagia karena telah mewujudkan keinginannya. Menikahi perempuan yang sangat dia cintai di hadapan semua orang terdekat. Satu lengannya terulur ke pinggang, dan tangannya yang lain memegang tengkuk sang istri yang siang ini terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin warna putih. "Kau siap, Honey?" bisiknya dengan kerlingan jahil.Gwen tersipu, lalu mengangguk malu-malu. Rona bahagia terpancar dari sepasang manik biru itu, meski pandangannya tertutup kabut kesedihan. Ini memang pernikahan impiannya, tetapi kebahagiaan yang dirasa tidak lengkap tanpa kehadiran sosok ayah tercinta. Walaupun sebagian tamu adalah keluarga. Namun, hati Gwen menginginkan sang ayah yang menjadi saksi di hari spesial ini."Aku mencintaimu, Gwen."

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 64—Mencintai Pria Bodoh.

    Satu bulan yang dinanti akhirnya pun tiba. Hasil tes DNA yang keluar pada hari ini tentu akan menentukan nasib pernikahan Gwen selanjutnya. Apakah akan bertahan atau berakhir seperti keputusannya semula. Gwen ingat sekali dengan perkataan Nich tempo hari yang akan meresmikan pernikahan mereka di sebuah gereja bila anak Valerie dinyatakan bukanlah darah dagingnya.Pernikahan impian yang selama ini dia inginkan akan diwujudkan oleh Nich. Akan tetapi, Gwen sudah tidak menginginkan hal tersebut. Tidak karena sosok yang menjadi saksi pernikahannya sudah tidak berada di sisi. Semuanya hanya sia-sia."Honey," panggil Nich yang baru saja masuk ke kamarnya. Aura di wajahnya nampak berbeda.Gwen meletakkan buku bacaan yang sedang dibaca pada meja nakas, lalu menatap Nich yang berjalan ke arahnya dengan membawa sebuah amplop warna putih berukuran sedang. Pikiran Gwen langsung mengarah pada hasil tes DNA."Honey." Tiba-tiba saja Nich mengangkat tubuh Gwen ke gendongan, lalu memutar-mutarnya bebe

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 63—Tes DNA.

    Acara spesial yang dikatakan Nich, rupanya hal yang tidak pernah diduga Gwen sebelumnya. Bertemu dengan banyak orang, kemudian diperkenalkan sebagai istri, sungguh tidak pernah ada dalam angan Gwen. Pesta meriah ini sebenarnya acara rutinan yang dilaksanakan di perusahaan Nich. Ada banyak sekali orang-orang berpengaruh yang terlibat dalam kerjasama besar tersebut. Gwen cukup terkesan dengan kejutan dari suaminya itu. Merasa begitu dianggap meski kondisi rumah tangganya sedang berantakan.Di ballroom mewah dengan penataan yang sangat luar biasa Gwen tidak pernah merasa sendiri karena Nich terus berada di sampingnya tanpa melepas genggaman tangannya. Suasana pesta yang dihadiri berkisar ratusan orang itu begitu meriah dengan lantunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi di atas panggung. Musik mengalun dengan lirih tetapi terdengar sangat merdu mendukung suasana malam ini.Kekesalan yang sempat menyesakki hati perlahan berganti dengan rasa bahagia. Ya, bolehkah Gwen merasakan bahagia sebe

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 62—Acara spesial.

    'Jika ingin pergi setidaknya tunggu sampai anak itu lahir. Nanti setelah aku tahu hasilnya kau bebas mengambil keputusan. Ingin tetap pergi atau ingin bertahan di sisiku.'Gwen merasa sesak tiap kali mengingat perkataan Nich yang sangat-sangat egois menurutnya. Tidak membiarkan Gwen pergi begitu saja dan justru semakin tidak masuk akal. Selama hampir dua bulan ini dia berada di dalam apartment dengan satu maid dan dua pengawal pribadi untuk berjaga-jaga.Tidak sekali pun Nich membiarkan Gwen keluar dari sana. Segala kebutuhannya dipenuhi oleh Nich. Namun tidak dengan permintaannya yang ingin kembali ke rumah lamanya yakni di Birmingham. Padahal, Gwen sudah muak dengan segala macam peraturan baru dari Nich.Tinggal di dalam sini sama saja dengan tinggal di dalam sangkar emas. Tidak bisa bergerak bebas semaunya. Kalau bisa, Gwen tidak menginginkan semua ini. Bertahan di sisi Nich dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, itu sama saja dengan mati pelan-pelan.Semakin hari, Nich semakin po

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 61—Sindiran Diana~

    "Apa! Valerie hamil anaknya Kak Nich? Kau serius, Gwen?" Pekikan Olivia menggema di kamar rawat Gwen setelah dia mendengar kabar kehamilan Valerie. Gadis itu nampak terkejut sekaligus tidak percaya, sampai-sampai bola matanya tidak berkedip dengan mulut ternganga."Aku serius, Oliv. Untuk apa aku mengarang cerita sementara aku sudah melihat buktinya. Perut Valerie nampak membuncit. Perkiraanku kehamilannya sekitar tiga atau empat bulan." Gwen menghela napas panjang, pandangannya perlahan turun ke perutnya yang kini rata.Sesak bukan main jika mengingat apa yang dialaminya. Kehamilannya tidak cukup kuat untuk mendengar berita menyakitkan yang meluluhlantakkan semua mimpi-mimpinya dalam sekejap. Gwen sangat merasa kehilangan calon anak laki-lakinya."... Aku pun berharap jika kehamilan itu tidak benar adanya." Gwen bergumam mengelus perut ratanya di balik baju pasien yang dia kenakan. Setitik cairan bening turun tanpa permisi membasahi punggung tangannya. "Aku sudah gagal lagi. Aku gaga

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 60—Fakta Mengejutkan~

    Suara pantofel menggema di lorong yang terlihat sepi itu, seorang pria dengan raut marah nampak tergesa seolah-olah sudah tidak sabar ingin segera menemui seseorang yang menjadi penyebab dirinya menjadi demikian. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menjejali isi kepalanya saat ini, sekaligus kebenaran yang harus dia saksikan menggunakan mata kepalanya sendiri. 'Valerie mengaku jika dia sedang mengandung anakmu. Hasil dari perbuatanmu malam itu.' Sekali lagi, Nich terngiang dengan sekelumit pernyataan yang terlontar dari mulut Gwen. Sebuah kabar yang telah berakibat fatal bagi hubungannya. Hubungan yang dia harap akan berjalan untuk selamanya hingga mereka menua. Namun, akibat kabar murahan itu kini hubungannya terancam berantakan dan berakhir.'Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan melepas Gwen meski apa pun yang terjadi. Dia milikku dan akan selamanya seperti itu.' Batin Nich tak pernah berhenti menyeru demikian. Melepaskan Gwen itu sama saja dengan menghancurkan mimpinya sel

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 59—Pisah~

    Sudah hampir satu jam Nich berada di kamar rawat sang istri, duduk di samping ranjang pasien dengan menahan segala perasaan yang tak keruan. Informasi yang dia dengar dari mulut Mark, nyatanya membuat Nich terus berpikir dan merutuki diri.. Selama ini dia tidak pernah sekalipun memikirkan perihal yang bisa saja terjadi pada Gwen ketika pertama kali mereka melakukan hubungan seks waktu itu. Nich sungguh menyesali perbuatannya yang telah pergi begitu saja dari kehidupan Gwen tanpa memikirkan perasaannya. Ambisinya yang ingin menjadi orang sukses telah membuat dia lupa tentang kewajiban dan tanggung jawab yang seharusnya dia pikul. 'Bodoh!' Sementara di hadapannya, Gwen belum mau menatapnya sama sekali semenjak Nich menginjakkan kaki di ruangan serba putih itu. Gwen seolah-olah sudah memutuskan mogok bicara pada pria yang telah berkali-kali menorehkan luka hingga membuatnya kehilangan seorang putera yang dia nanti kehadirannya.Gwen sangat marah, dan belum siap menatap wajah Nich, kar

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 58—Yang Terlewatkan~

    Sudah diduga sebelumnya jika memang ada seseorang yang berusaha mencelakakan Gwen. Bila dilihat dari gambar yang ditampilkan pada layar laptop, Valerie seperti mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan hingga berhasil membuat Gwen syok bukan main. Dari hasil rekaman cctv itu menunjukkan jika Valerie nampak menyeringai puas saat menyaksikan Gwen yang sudah kepayahan menahan sakit. Entah apa yang dikatakan oleh perempuan licik itu pada Gwen, yang jelas Nich begitu yakin jika hal tersebut pasti berkaitan tentang kejadian sialan itu. Kentara sekali dari reaksi Gwen yang setengah membungkuk sambil memegang perut. 'Itu rasanya pasti sangat sakit.' Batin Nich merasa sangat geram sampai-sampai dia mencengkeram ponsel di tangan. Hatinya seperti ditusuk-tusuk ujung pisau, ngilu bukan main membayangkan bagaimana Gwen mati-matian menahan kram pada perutnya. "Perempuan itu benar-benar sialan! Apa dia buta? Apa dia tidak melihat Gwen sudah kesakitan seperti itu? Apa sebenarnya yang dia inginkan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status